PERTEMUAN KEDUA
Selasa, 10 Juli 2018
Hujan ditandai dengan kuantitas air yang jatuh, berupa kedalaman hujan
P [mm] atau P[m3/km2] dan durasi t[menit, atau jam].
i = ΔP / Δt
Dapat menggunakan alat ukur hujan manual dan otomatis. Tujuannya untuk
mengukur banyaknya dan intensitas hujan yang turun pada permukaan datar.
Alat ukur manual dengan menakar dengan gelas ukur dari jumlah air hujan yang
tertampung dalam kaleng pengumpul. Lama hujan dan distribusi intensitas hujn pada
alat ukur manual tidak bisa dicatat. Hasil curah hujan hari ini berasal dari data hari
kemarin, ketelitiannya 1/10 mm
Sementara alat hujan otomatis untuk pengamatan yang kontinu. Ada dua jenis alat
ukur otomatis: jenis sifon dan penampung bergerak (tilting bucket)
Data hujan disajikan dalam bentuk: hujan harian, bulanan, tahunan, hari hujan
(jumlah hari hujan dalam satu bulan), hujan harian maksimum dalam satu tahun, dan
tanggal dan bulan kejadian hujan harian maksimum.
Alat ukur hujan manual Alat ukur hujan jenis
dg gelas ukur lain
Tipping Bucket
Tilting Bucket
Hujan Terpusat
Hytograph
Merupakan grafik hubungan ketinggian hujan terhadap waktu. Biasanya berupa
diagram batang, tapi bisa juga dalam bentuk diagram garis.
Diagram ini adalah hasil pencatatan hujan pada sebuah stasiun pencatat hujan.
Dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah:
t = waktu (jam)
6 7 8 9 1 1 1
1 0 1 2
5
d = depth (mm)
1
0
06.30 0 0 0
30 6.5 0.217
07.00 6.5 30 6.5
30 7.0 0.233
07.30 13.5 60 13.5
5 1.5 0.3
07.35 15.0 65 15.0
10 5.0 0.5
07.45 10.0 75 20.0
15 2.3 0.153
08.00 7.7 90 22.3
20
40
15 30
(mm/jam)
i = Δd/Δt
10
Σ Δd
20
5
10
30 60 90 150 0 30 60 90 120
Σ Δt
Σ Δt
1 Metode Aritmatik
Jika hujan diukur pada berbagai stasiun dalam suatu DAS menunjukkan sedikit
variasi, hujan rata-rata sepanjang daerah tangkapan dapat dihitung dengan
menggunakan rata-rata aritmatika dari nilai-nilai stasiun yang ada. Jadi, jika P 1, P2,
…, PN adalah nilai-nilai hujan pada periode tertentu pada N stasiun didalam suatu
DAS, maka nilai hujan rata-rata P sepanjang DAS dengan metode aritmatika adalah
sbb:
P5
Stasiun hujan
P1 (mm)
P1 20
P2
P2 40
P3 10
P4 50
P3
Σ Pi 120
P4
Metode ini memberikan perkiraan yang baik untuk daerah datar dan alat-alat ukur
ditempatkan terdistribusi merata. Dalam penerapan, metode ini jarang digunakan.
2 Metode Thiessen
Metode ini memberikan bobot tertentu untuk setiap stasiun hujan untuk mengimbangi
tidak meratanya distribusi alat ukur dengan faktor pembobot (weighting factor).
Dalam arti bahwa setiap stasiun hujan dianggap mewakili hujan untuk suatu daerah
dengan luasan tertentu, dimana luasan merupakan faktor pembobot untuk hujan di
stasiun terkait.
Jika P1, P2, …, PN adalah nilai-nilai hujan yang dicatat oleh stasiun 1, 2, …, N pada
periode tertentu dan A1, A2, …, AN adalah luas poligon Thiessen, maka nilai hujan
rata-rata P sepanjang DAS dengan metode Thiessen adalah sbb:
A1 P1 A2 P2 AN PN N
A
P Pi i
A1 A2 AN i 1 A
Metode Thiessen memberikan hasil yang lebih baik dibanding metode aritmatik.
P5
A5
A1 Stasiun hujan Luas P i Ai
P1 A2 (mm) (km2)
P1 20 2.5 50
P2
P2 40 3.0 120
P3 10 2.2 22
P3 P4 50 1.7 85
P4
P5 30 0.7 21
A3
A4 Σ Ai = 10.1 ΣPiAi = 298
Pengertian isohyet adalah sebuah garis yang menghubungkan besaran hujan yang
sama. Dalam metode isohyet, Daerah Aliran Sungai digambarkan terhadap skala dan
stasiun pengukuran ditandai. Stasiun tetangga diluar DAS juga dipertimbangkan.
Garis isohyet selanjutnya digambarkan berdasarkan hujan sentral sebagai pedoman
dengan melakukan interpolasi diantara titik2 yang ada.
Luas antara dua garis isohyet berdekatan ditentukan (bisa dengan planimeter, atau
grid bantu). Jika garis isohyet keluar dari DAS, batas DAS digunakan sebagai garis
pembatas. Jika P1, P2, …, PN adalah nilai garis isohyet dan jika a 1, a2, …, aN-1
merupakan luas antar garis isohyet, maka hujan rata-rata seluruh DAS dengan luas A
diberikan sbb:
P P P P P P
a1 1 2 a2 2 3 a N 1 N 1 N
2 2 2
P
A
20
30
Isohyet Luas Hujan rata2 ai (Pi +Pi+1)
P5 (mm) (km2) (km2) 2
40
0.808 5 4.04
10
1.818 15 27.27
50
P1 20
a4
10 P2 2.222 25 55.55
30
a2 a3 2.323 35 81.305
a5
a1
40
P3
1.717 45 77.265
P4
a6
50
1.212 55 66.66
10
Σ ai = 10.1 ΣPi+1/2 ai = 312.09
20
30
40
50
2. Data berikut berasal dari alat ukur pencatat otomatis kurva massa hujan
1 (0,40) 132
2 (50,0) 136
3 (140,30) 93
4 (140,80) 81
5 (90,140) 85
6 (0,80) 124
7 (40,50) 156
8 (90,30) 128
9 (90,90) 102
10 (40,80) 128