Anda di halaman 1dari 26

REKAYASA HIDROLOGI

TOPIK 2
HUJAN DAN PARAMTER IKLIM

Pertemuan Ke 2 Dan 3
By : Nofrizal
Civil Engineering ITP
2022
3. HUJAN DAN PARAMETER IKLIM

3.1 Pengertian dan Proses Kejadian Hujan


3.2 Klasifikasi Hujan
3.3 Pengukuran Curah Hujan dan Perhitungan Hujan
Wilayah
3.4 Latihan dan Penugasan
3.5 Daftar Pustaka
3.1 Pengertian dan Proses
Kejadian Hujan
• Presipitasi atau Hujan adalah peristiwa
jatuhnya air/es dari atmosfer ke
permukaan bumi dan atau laut dalam
bentuk yang berbeda. Hujan di daerah
tropis (termasuk Indonesia) umumnya
dalam bentuk air dan sesekali dalam
bentuk es pada suatu kejadian ekstrim,
sedangkan di daerah subtropis dan kutub
hutan dapat berupa air atau salju/es.
3.3 Pengukuran Curah Hujan dan
Perhitungan Hujan Wilayah
Alat Penakar Hujan :
• Ada Dua tipe penakar: terekam dan tak terekam.
Alat penakar hujan terekam otomatis menyajikan
data akumulasi curah hujan pada waktu tertentu
sampai pada data per menit atau lebih detail.

• Perekam data hujan otomatis biasanya


dilengkapi dengan telemetri melalui sistem
transmisi real-time dan kelengkapan khusus
untuk manajemen sumber daya air.
Type Alat Penakar Hujan

Ada tiga tipe perekam data hujan: weighing type,


float and siphontype, dan tipping-bucket type.
Gambar 3.1 adalah ilustrasi penakar hujan
weighing type. Alat penakat tak terekam terdiri
dari penadah / wadah silinder sederhana dan
sebuah batang pengkalibrasi yang
merupakan bagian penakaran.

Gambar 3.1 Alat penakar hujan type weighing


Curah Hujan Efektif (Re )
 Curah Hujan Efektif adalah : Hujan yang diharapkan
terjadi selama satu musim berlangsung disebut curah
hujan efektif.
(Pasandaran dan Taylor, 1984).   

 Besarnya curah hujan efektif diperoleh dari pengolahan


data curah hujan harian hasil pengamatan pada stasiun
curah hujan yang ada di daerah irigasi/daerah sekitarnya
dimana sebelum menentukan curah hujan efektif terlebih
dahulu ditentukan nilai curah hujan andalan yakni curah
hujan rata-rata setengah bulanan (mm/15 hari) dengan
kemungkinan terpenuhi 80% dan kemungkinan tak
terpenuhi 20% dengan menggunakan rumus analisis
(Chow, 1994):
Rumus Curah HUjan Efektif

N
R80  1
5
Re  0.7 xR80
Lanjutan :
Dimana :
R80 = Curah hujan andalan tengah bulan (mm/hari)
Re = Curah hujan efektif (mm/hari)
n = Jumlah tahun pengamatan curah hujan.
• Curah hujan efektif dapat juga dihitung dengan rumus:
Re = Rtot (125 – 0,2 Rtot)/125, → Untuk : Rtot < 250
mm
• Re = 125 + 0,1 Rtot, → Untuk : Rtot > 250 mm
Dimana : Rtot adalah jumlah curah hujan bulanan
(mm/hari)
Curah Hujan Wilayah
• Curah hujan wilayah adalah : Besarnya
curah hujan yang jatuh didalam suatu Das
atau sub Das yang akan mengalir pada
suatu sunagi,yang akan menimbulkan
debit aliran pada sungai tersebut.
• Hampir semua analisis hidrologi
membutuhkan data distribusi hujan.
Biasanya curah hujan rata-ratayang
mewakili suatu DAS atau Sub-DAS dapat
ditentukan dengan beberapa cara.
Frekuensi Curah Hujan Wilayah
Metoda Analisis Curah Hujan
Wilayah :

1. Metoda Aritmatik
2. Metoda Poligon Thiessen
3. Metoda Isohyet
Cara Aritmatik :
• Cara ini memberikan hasil yang dapat dipercaya jika
pos-pos penakarnya ditempatkan secara merata di areal
tersebut, dan hasil penakaran masing-masing pos
penakar tidak menyimpang jauh dari nilai rata-rata
seluruh pos di seluruh areal. (Sumber: Soemarto, 1987)
• R = l/n ( R1 + R2 + ... + Rn )
di mana :
R = curah hujan rata-rata daerah (mm)
n = jumlah titik-titik (pos-pos) pengamatan
R1, R2, ..., Rn = curah hujan di tiap titik pengamatan
Penempatan Sta Hujan Dalam DAS
2. Cara Poligon Thiessen
• Cara ini berdasarkan rata-rata timbang.
Masing-masing penakar mempunyai
daerah pengaruh yang dibentuk dengan
menggambarkan garis-garis sumbu
tegaklurus terhadap garis penghubung di
antara dua buah pos penakar. Hal yang
perlu diperhatikan dalam cara poligon
thiessen ini adalah stasiun pengamatan
minimal tiga stasiun dan penambahan
stasiun akan merubah seluruh jaringan.
Daerah Pengaruh Tangkapan
Hujan
Curah Hujan Rencana Dapat Dicari
Dengan Pers.Berikut :

 A1R1  A2 R2  ....  An Rn
R
A1  A2  ...  An
Lanjutan :
Dimana :
R = Curah hujan maksimum rata-rata
(mm)
R1, R2, ,Rn = Curah hujan pada
stasiun 1,2, ,n (mm)
A1, A2, ...,An =Luas daerah pada poligon
1,2,......,n (km2)
3. Cara Isohyet
• Dengan cara ini, kita harus menggambar
dulu kontur tinggi hujan yang sama
(isohyet). Ini adalah cara yang paling teliti
untuk mendapatkan hujan real rata-rata,
tetapi memerlukan jaringan pos penakar
yang relatif lebih padat yang
memungkinkan untuk membuat isohyet.
Pada waktu menggambar isohyet
sebaiknya juga memperhatikan pengaruh
bukit atau gunung terhadap distribusi
hujan (hujan orografik).
Bentuk Kontur Dan Penempatan
STA Hujan
Curah Hujan Dapat Dicari Dgn
Formula Berikut :

R1  R2 R2  R3 Rn  Rn1
A1  A2  .........  An
R 2 2 2
A1  A2  .......  An
Lanjutan :
di mana :
• R = Curah hujan rata-rata (mm)
• R1, R2, , Rn = Curah hujan stasiun 1, 2,
, n (mm)
• A1, A2, ..... , An = Luas bagian yang
dibatasi oleh isohyet-isohyet (Km2)
Soal :
• Selama tahun tertentu sebuah watershet mempunyai
luas 2500 km2 menerima presipitasi sebesar 1300 mm,
tingkat aliran rata - rata diukur disebuah sungai yang
berasal dari watershet tertentu adalah 30 m3/dt.
• Diminta :

1. Berapa limpasan yang mengalir kesungai untuk tahun


tersebut ( dalam mm )
2. Berapa nilai koefisien limpasan
3. Perkiraan tinggi kehilangan air akibat gabungan
pengaruh evaporasi,transpirasi dan infiltrasi ke air tanah
dalam mm dan m3
Langkah 2 Perhitungan :
1. Menghitung Tinggi limpasan ( R ) :
P=Q/A
Dimana :
Q = Tingginya pengukuran debit ( m3/dt )
A = Luas watershed ( Km2 ) > M 2
2. Koef Limpasa ( C ) :
C=R/P
R = mm ( Curah hujan )
P = mm ( Limpasan )
C = Tanpa satuan
3. Perkiraan Kehilangan Air ( ET + G ) :
ET + G = P - R - ∆S.
Tugas !
Buatkan daerah pengaruh untuk 3 STA
Hujan Pada DAS diata,dikumpul sebelum
kuliah minggu depan
Gambar DAS Berkontur
Perhitungan Curah Hujan rencana dgn metoda poligon thiseen

Data Hujan Tahunan (mm)


No Tahun Rh Rencana
batu busuk gunung nago simpang alai
51.3 21.3 0 (mm)
1 2012 77.0 32.1 120 63.8
2 2011 79.0 94.1 90 83.4
3 2010 198.0 60.0 67 157.5
4 2009 185.0 89.0 64 156.8
5 2008 148.0 100.0 183 133.9
6 2007 137.0 100.0 98 126.1
7 2006 67.0 250.0 89 120.7
8 2005 108.0 82.0 105 100.4
9 2004 104.0 91.0 117 100.2
10 2003 143.0 68.0 78 121.0

Anda mungkin juga menyukai