Anda di halaman 1dari 10

Koefisien Pengaliran

Koefisien pengaliran adalah suatu variabel yang dibesarkan pada kondisi daerah pengaliran
dan karakteristik hujan yang jatuh di daerah aliran tersebut.

Adapun kondisi dan karakteristik hujan tersebut adalah sebagai berikut:


1 Keadaan hujan
2 Luas dan bentuk daerah pengaliran
3 Kemiringan daerah pengaliran dan kemiringan dasar sungai
4 Daya infiltrasi dan perkolasi tanah
5 Kebasahan tanah
6 Suhu udaradan angin serta evaporasi
7 Tata guna lahan

Dari keadaan tersebut di atas maka harga koefisien pengaliran untuk tiap-tiap daerah
pengaliran tidak akan pernah sama.

Besarnya koefisien pengaliran C di definisikan :

jumlah limpasan
C=
jumlah curah hujan brutto

Koefisien pengaliran untuk daerah pengaliran yang ditinjau didapat dari hasil analisa run off
(limpasan) dan curah hujan. Dan dari hubungan ini dibuat grafik hubungan antara koefisien
pengaliran dan tinggi curah hujan (mm). Karena pada daerah aliran yang dotinjau tidak ada
data limpasan, maka yang dipakai sebagai data limpasan adalah data debit sungai , sebab base
flownya kecil sekali, sehingga dapat diabaikan.

Grafik hubungan antara tinggi curah hujan dan koefisien pengaliran dapat dilihat pada gambar
1-1. Dari grafik ini didapat besarnya koefisien pengaliran berdasarkan tinggi curah hujan untuk
berbagai periode ulang tertentu yang telah dihitung dengan cara analitis E.J. Gumbel. Dan
hasilnya dapat dilihat pada tabel 1-6
Gambar 1-1. Grafik hubungan Curah Hujan dan Koefisien Pengaliran

Tabel 1- 6 Hubungan Curah Hujan dan Koefisien Pengaliran


N Curah Hujan Koef. Pengaliran
o T (mm) ( C)
1 10 92.36 0.12
2 20 98.63 0.13
3 50 106.75 0.19
4 100 112.84 0.28
5 200 118.90 0.32
6 500 126.90 0.35
100
7 0 132.94 0.38
8 PMP 704.31 0.9
I.4. Hujan Netto
Hujan netto adalah bagian hujan tutal yang menghasilkan limpasan langsung (direct
run off). Limpasan langsung terdiri atas:

- Limpasan permukaan (surface run off)


- Interflow (air yang masuk ke dalam lapisan tipis dibawah permukaan tanah dengan
permeabilitas yang rendah dan keluar lagi di tempat yang lebih rendah dan berubah menjadi
limpasan permukaan)

Dengan menganggap bahwa proses transformasi hujan menjadi limpasan langsung


mengikuti proses linier dan tak berubah oleh waktu, maka hujan neto (Rn) dapat dinyatakan
sebagai berikut:

Rn = C . R

dimana:
Rn = hujan netto (mm)
C = koefisien pengaliran
R = curah hujan nyata (brutto) (mm)
Dari perumusan tersebut, curah hujan netto untuk berbagai periode ulang tertentu
dapat ditentukan dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 3-6

Tabel 1-7. Besar Curah Hujan Netto


N Koefisien Hujan
o Periode Curah Hujan Pengaliran Netto Rn
  Ulang T Rencana R (mm) C (mm)
1 10 92.36 0.12 11.08
2 20 98.63 0.13 12.82
3 50 106.75 0.19 20.28
4 100 112.84 0.28 31.59
5 200 118.90 0.32 38.05
6 500 126.90 0.35 44.41
7 1000 132.94 0.38 50.52
8 PMP 704.31 0.9 633.88
I.5. Perhitungan Distribusi Hujan Jam - Jaman
Karena tidak tersedianya data mengenai pola pembagian hujan yang diselidiki di stasiun
penakar hujan, maka dari data hujan yang diambil asumsi bahwa hujan harian yang terjadi
selama 5 (lima) jam setiap hari. Rata-rata hujan sampai jam ke T dihitung dengan perumusan:

2/3
Rt = R0 ( 5 )
        T    

dimana:
Rt = rata-rata curah hujan dari awal sampai dengan jam ke T
R0 = R24 : 5
T = waktu hujan dari awal sampai jam ke T
R24 = hujan harian efektif (mm/jam) = hujan netto yang menyebabkan
limpasan
5 = asumsi hujan terpusat selama 5 jam perhari

Maka:
2/3
R 5
Rt 1 = 24    0,585 xR 24
5 1
2/3
R 24 5
Rt 2 =    0,368 xR 24
5  2
2/3
R 5
Rt 3 = 24    0,281xR 24
5  3

2/3
R 24  5 
Rt 4 =    0,232 xR 24
5 4
2/3
R24  5 
Rt 5 =    0,200 xR 24
5 5

Untuk menghitung curah hujan padajam ke T:


RT = t Rt - ( t - 1 ) R(t-1)
dimana:
RT = besarnya curah hujan pada jam ke T
t = waktu hujan dari awal sampai jam ke T
Rt = rata-rata curah hujan dari awal sampai dengan jam ke T
R(t-1) = rata-rata curah hujan dari awal sampai dengan jam ke (T-1)

maka diperoleh :
RT1 = 1 x R1 = 0.58 R24
RT2 = (2 x R2) - (1 x R1) = 0.16 R24
RT3 = (3 x R3) - (2 x R2) = 0.1 R24
RT4 = (4 x R4) - (3 x R3) = 0.08 R24
RT5 = (5 x R5) - (4 x R5) = 0.08 R24
atau lebih mudahnya disusun dalam tabel berikut ini:

Tabel 1-8 Rata - Rata Pembagian Hujan sampai jam ke T


Jam ke T RT Besar (mm/jam)
1 RT1 0.58 R24
2 RT2 0.16 R24
3 RT3 0.1 R24
4 RT4 0.08 R24
5 RT5 0.08 R24

Dari tabel 1-8 tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa untuk R24 = Rnetto = 100 %, didapat
suatu ratio (%) yang hasilnya dapat digambarkan pola distribusi hujan pada daerah aliran
sungai yang ditinjau dan terlihat pada gambar 1-2

Pola Distribusi Hujan pada


DAS Kali Ngrancah
0.6

0.5
1 RT1
0.4 2 RT2
3 RT3
0.3 4 RT4
5 RT5
0.2

0.1

0
1

Gambar 1-2. Pola Distribusi Hujan

Setelah pola distribusi hujan jam-jaman yang terjadi diketahui, maka distribusi hujan jam-
jaman untuk berbagai periode ulang tertentu dapat ditentukan dan hasil perhitungannya
dapat ditabelkan seperti pada tabel 1-9.
Tabel 1-9 Hasil Distribusi Hujan
Waktu Ratio Hujan Jam-jaman (mm)
10 20 50 100 200 500 1000
(jam) (%) th th th th th th th
11.7 18.3 22.0
1 58 6.43 7.44 6 2 7 25.76 29.30
2 16 1.77 2.05 3.25 5.06 6.09 7.11 8.08
3 10 1.11 1.28 2.03 3.16 3.80 4.44 5.05
4 8 0.89 1.03 1.62 2.53 3.04 3.55 4.04
5 8 0.89 1.03 1.62 2.53 3.04 3.55 4.04
11.0 12.8 31.5 38.0
Hujan Efektif (mm) 8 2 20.3 9 5 44.41 50.52
Koefisien Pengaliran 0.12 0.13 0.19 0.28 0.32 0.35 0.38
98.6 106. #### #### 126.9
Probabilitas Hujan 92.4 3 8 # # 0 #####

I.6. Analisa Hidrograf Banjir

Untuk menganalisa banjir rencana, terlebih dahulu harus dibuat hidrograf banjir pada sungai
yang bersangkutan.

Untuk membuat hidrograf banjir pada sungai yang tidak ada atau sedikit / jarang sekali
dilakukan observasi hidrograf banjirnya, seperti kali Ngrancah, maka dibuat perhitungan
hidrograf sintetis, yang dikenal dengan cara perhitungan unit hidrograf.

Untuk keperluan ini diperlukan parameter atau karakteristik daerah pengaliran


Adapun kriteria tersebut adalah:
1 Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak hidrograf (time to peak magnitude)

2 Tenggang waktu dari titik berat hujan sampai di titik berat hidrograf (time lag)
3 Tenggang waktu hidrograf (time base)
4 Luas daerah pengaliran
5 Panjang alur sungai utama terpanjang (length of the longest channel)
6 Panjang alur sungai dari titik outlet sampai ke titik di sungai yang terdekat dengan titik
berat daerah pengaliran

7 Koefisien limpasan atau pengaliran (Run off coeffisien)

Dalam analisa unit hidrograf ini akan diuraikan tiga macam metode perhitungan:
1 Unit hidrograf dihitung dengan metode Snyder Alexsayev
2 Unit hidrograf dihitung dengan Triangular Hidrograf Analisis
3 Unit hidrograf dihitung dengan metode Nakayasu

I.6.1. Unit Hidrograf Methode Snyder Alexsayev.

Data-data yang diperlukan :


A = luas catchment area (A) = 50 km2 = 50 .106 m2
L = panjang sungai (L ) = 16.5 km = 16.50 .103
m
Lc = panjang sungai (L) = 5.2 km = 5.20 .103 m

Ct = koefisien waktu = 0.75‒ 3.00 diambil Ct = 2.0 (CD


Soemarto)
Cp = koefisien = 0.90 ‒ 1.40 diambil Cp = 1.15 (CD
Soemarto)
R = tinggi hujan satuan = 1 mm

Tr = satuan waktu hujan = 1 jam

1 mm

jam
tr
tp

Qp

Q
m3/det

Tp
t jam
tb

Gambar 1-3. Skets Unit Hidrograf Satuan Snyder Alexsayev


tp = 0,75 . Ct ( L . Lc ) 0,3
0,3
= 0.75 * 2.0 * ( 16.50 * 5.20 )
= 6 jam

te = tp = 6 = 1.09 jam
5,5 5,5
ternyata te > tr maka :

t'p = tp + 0.25 ( tr - te )
t'p = 6 + 0.25 ( 1 - 1.09 )
t'p = 5.978 jam

Tp = t'p + 0.5
= 5.978 + 0.5
= 6.478 jam

qp = 0.278 * Cp = 0.278 * 1.15


Tp 6.478
qp = 0.049 m / dt / km2
3

untuk A = 50 km2

Qp = qp * A (qp = m3 / dt / km2 )
= 0.049 * 50
= 2.468 m3 / dt

W = 1000 x h x A h = tinggi hujan = mm


= 1000 x 1 x 50 A = luas daerah aliran = km2
= 50000 m3 W = volume aliran = m3

λ = Qp x T p = 2.468 * 6.478 * 3600 = 1.15


W 50000

a = 1.32 λ2 + 0.15 λ + 0.045


2
= 1.32 ( 1.15 ) + 0.15 ( 1.15 ) + 0.045
= 1.966

( ˗a ( 1 - x)2 )
y = 10 x

dimana : x = t untuk berbagai t (jam)


Tp diperoleh berbagai variasi x
Q = y x Qp
dimana : Qp = debit puncak (m3 / dt)

Selanjutnya hasil perhitungan disusun dalam satu tabel dan dapat dilihat pada tabel 1-10.

Tabel 1-10. Perhitungan Unit Hidrograg Snyder Alexayev


t t ˗ 1.966 ( 1 - x)2
(jam x = T ( ) Q = y x Qp
) p y = 10 x
0.0 0.000 0.00000 0.0000
1.0 0.154 0.00000 0.0000
2.0 0.309 0.00090 0.0022
3.0 0.463 0.05980 0.1476
4.0 0.618 0.34220 0.8445
5.0 0.772 0.73700 1.8187
6.0 0.926 0.97380 2.4031
7.0 1.081 0.97310 2.4014
8.0 1.235 0.81670 2.0154
9.0 1.389 0.61010 1.5056
10.0 1.544 0.42010 1.0367
11.0 1.698 0.27270 0.6730
12.0 1.853 0.16930 0.4178
13.0 2.007 0.10150 0.2505
14.0 2.161 0.05930 0.1463
15.0 2.316 0.03390 0.0837
16.0 2.470 0.01900 0.0469
17.0 2.624 0.01050 0.0259
18.0 2.779 0.00580 0.0143
3

2.5

1.5

0.5

0
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 20.0

Gambar 1-4 , Unit Hidrograf Snyder Alexayev

Anda mungkin juga menyukai