Koefisien pengaliran adalah suatu variabel yang dibesarkan pada kondisi daerah pengaliran
dan karakteristik hujan yang jatuh di daerah aliran tersebut.
Dari keadaan tersebut di atas maka harga koefisien pengaliran untuk tiap-tiap daerah
pengaliran tidak akan pernah sama.
jumlah limpasan
C=
jumlah curah hujan brutto
Koefisien pengaliran untuk daerah pengaliran yang ditinjau didapat dari hasil analisa run off
(limpasan) dan curah hujan. Dan dari hubungan ini dibuat grafik hubungan antara koefisien
pengaliran dan tinggi curah hujan (mm). Karena pada daerah aliran yang dotinjau tidak ada
data limpasan, maka yang dipakai sebagai data limpasan adalah data debit sungai , sebab base
flownya kecil sekali, sehingga dapat diabaikan.
Grafik hubungan antara tinggi curah hujan dan koefisien pengaliran dapat dilihat pada gambar
1-1. Dari grafik ini didapat besarnya koefisien pengaliran berdasarkan tinggi curah hujan untuk
berbagai periode ulang tertentu yang telah dihitung dengan cara analitis E.J. Gumbel. Dan
hasilnya dapat dilihat pada tabel 1-6
Gambar 1-1. Grafik hubungan Curah Hujan dan Koefisien Pengaliran
Rn = C . R
dimana:
Rn = hujan netto (mm)
C = koefisien pengaliran
R = curah hujan nyata (brutto) (mm)
Dari perumusan tersebut, curah hujan netto untuk berbagai periode ulang tertentu
dapat ditentukan dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 3-6
2/3
Rt = R0 ( 5 )
T
dimana:
Rt = rata-rata curah hujan dari awal sampai dengan jam ke T
R0 = R24 : 5
T = waktu hujan dari awal sampai jam ke T
R24 = hujan harian efektif (mm/jam) = hujan netto yang menyebabkan
limpasan
5 = asumsi hujan terpusat selama 5 jam perhari
Maka:
2/3
R 5
Rt 1 = 24 0,585 xR 24
5 1
2/3
R 24 5
Rt 2 = 0,368 xR 24
5 2
2/3
R 5
Rt 3 = 24 0,281xR 24
5 3
2/3
R 24 5
Rt 4 = 0,232 xR 24
5 4
2/3
R24 5
Rt 5 = 0,200 xR 24
5 5
maka diperoleh :
RT1 = 1 x R1 = 0.58 R24
RT2 = (2 x R2) - (1 x R1) = 0.16 R24
RT3 = (3 x R3) - (2 x R2) = 0.1 R24
RT4 = (4 x R4) - (3 x R3) = 0.08 R24
RT5 = (5 x R5) - (4 x R5) = 0.08 R24
atau lebih mudahnya disusun dalam tabel berikut ini:
Dari tabel 1-8 tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa untuk R24 = Rnetto = 100 %, didapat
suatu ratio (%) yang hasilnya dapat digambarkan pola distribusi hujan pada daerah aliran
sungai yang ditinjau dan terlihat pada gambar 1-2
0.5
1 RT1
0.4 2 RT2
3 RT3
0.3 4 RT4
5 RT5
0.2
0.1
0
1
Setelah pola distribusi hujan jam-jaman yang terjadi diketahui, maka distribusi hujan jam-
jaman untuk berbagai periode ulang tertentu dapat ditentukan dan hasil perhitungannya
dapat ditabelkan seperti pada tabel 1-9.
Tabel 1-9 Hasil Distribusi Hujan
Waktu Ratio Hujan Jam-jaman (mm)
10 20 50 100 200 500 1000
(jam) (%) th th th th th th th
11.7 18.3 22.0
1 58 6.43 7.44 6 2 7 25.76 29.30
2 16 1.77 2.05 3.25 5.06 6.09 7.11 8.08
3 10 1.11 1.28 2.03 3.16 3.80 4.44 5.05
4 8 0.89 1.03 1.62 2.53 3.04 3.55 4.04
5 8 0.89 1.03 1.62 2.53 3.04 3.55 4.04
11.0 12.8 31.5 38.0
Hujan Efektif (mm) 8 2 20.3 9 5 44.41 50.52
Koefisien Pengaliran 0.12 0.13 0.19 0.28 0.32 0.35 0.38
98.6 106. #### #### 126.9
Probabilitas Hujan 92.4 3 8 # # 0 #####
Untuk menganalisa banjir rencana, terlebih dahulu harus dibuat hidrograf banjir pada sungai
yang bersangkutan.
Untuk membuat hidrograf banjir pada sungai yang tidak ada atau sedikit / jarang sekali
dilakukan observasi hidrograf banjirnya, seperti kali Ngrancah, maka dibuat perhitungan
hidrograf sintetis, yang dikenal dengan cara perhitungan unit hidrograf.
2 Tenggang waktu dari titik berat hujan sampai di titik berat hidrograf (time lag)
3 Tenggang waktu hidrograf (time base)
4 Luas daerah pengaliran
5 Panjang alur sungai utama terpanjang (length of the longest channel)
6 Panjang alur sungai dari titik outlet sampai ke titik di sungai yang terdekat dengan titik
berat daerah pengaliran
Dalam analisa unit hidrograf ini akan diuraikan tiga macam metode perhitungan:
1 Unit hidrograf dihitung dengan metode Snyder Alexsayev
2 Unit hidrograf dihitung dengan Triangular Hidrograf Analisis
3 Unit hidrograf dihitung dengan metode Nakayasu
1 mm
jam
tr
tp
Qp
Q
m3/det
Tp
t jam
tb
te = tp = 6 = 1.09 jam
5,5 5,5
ternyata te > tr maka :
t'p = tp + 0.25 ( tr - te )
t'p = 6 + 0.25 ( 1 - 1.09 )
t'p = 5.978 jam
Tp = t'p + 0.5
= 5.978 + 0.5
= 6.478 jam
untuk A = 50 km2
Qp = qp * A (qp = m3 / dt / km2 )
= 0.049 * 50
= 2.468 m3 / dt
( ˗a ( 1 - x)2 )
y = 10 x
Selanjutnya hasil perhitungan disusun dalam satu tabel dan dapat dilihat pada tabel 1-10.
2.5
1.5
0.5
0
0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 12.0 14.0 16.0 18.0 20.0