dimana :
Ea = 0,35 (ea-ed)(k + 0,01 U2)
Ta4 : Black body radiation pada temperatur udara rata-rata dalam mm H2O per hari.
ea : Tekanan uap jenuh pada temperatur udara rata-rata dalam mm H2O per hari.
ed : Tekanan uap aktual dalam mmHg = h x ea.
h : Relative humidity dalam %
ea : Evaporasi dinyatakan dalam mm H2O per hari
Ra : Solar radiation dinyatakan dalam mm H2O per hari
r : reflection coefficient of surface
(1-r) : Penyerapan radiasi
k : Coeffisien roughness of evaporating surface
n/d : Ratio of actual to possible hours of bright sunshine dinyatakan dalam %.
U2 : Kecepatan angin pada ketinggian 2 m. di atas muka tanah dinyatakan dalam
mil/hari
BULAN Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Eto (mm/bln) 127.45 104.66 94.76 76.06 77.39 61.73 76.00 109.93 107.25 104.16 92.10 94.38
Kelengasan
S
Tanah
INF Infiltrasi
INT
Aliran Bawah Tanah
RECH Aliran ke
Air Tanah Qsim
Total Debit Simulasi
Tampungan GW BASE
Air Tanah Aliran Dasar
Gambar 4.2 Skema perhitungan debit aliran dari data hujan dan evaporasi
Jika di sungai tersebut tidak terdapat pos pengamatan debit, data hujan dan besarnya
evaporasi aktual dapat digunakan untuk membangkitkan/menghitung debit aliran yang menerus
dengan periode tertentu. Parameter kunci dalam perhitungan proses hidrologi adalah besarnya
infiltrasi (air yang masuk kedalam profil tanah), besarnya aliran permukaan, dan aliran dibawah
permukaan tanah yang masuk kedalam sungai.
Metode perhitungan ini menggunakan data bulanan dari hujan dan evaporasi potensial untuk
menghitung besarnya debit aliran tiap periode waktu tertentu. Hasil perhitungan debit ini
digunakan sebagai lengkung durasi debit untuk lokasi tersebut.
Perhitungan ini didasarkan pada neraca air yang ada di daerah tangkapan sungai.
Persamaannya adalah :
Hujan – Evapotranspirasi Aktual + Perubahan Tampungan Air = Debit
Persamaan neraca air ini diaplikasikan di DAS untuk seluruh interval waktu, dimana hujan,
evaporasi aktual dan debit adalah jumlah volume air yang masuk dan keluar dari DAS untuk
selang waktu tersebut. Perubahan tampungan air adalah perubahan kelengasan tanah dan
kandungan air tanah dalam selang waktu tersebut, dihitung sebagai kandungan pada kondisi
awal dikurangi kondisi terakhir. Air ditahan ditampungan dalam tanah didalam akuifer air tanah,.
Semua air yang masuk dan keluar dari DAS dianggap masuk kedalam debit aliran.
Dalam perhitungan debit bulanan digunakan tiga koefisien yang menggambarkan karakteristik
DAS, yaitu :
SNOM = indek kapasitas kelengasan tanah dalam DAS (NOMINAL)
KRECH = Persentase debit yang masuk kedalam tampungan air tanah
KBASE = Persentase besarnya debit dari air tanah yang menjadi aliran
Karakteristik DAS ini dapat diperkirakan dengan acuan sebagai berikut.
SNOM = 100 + C * (rata-rata hujan tahunan)
C = 0,2 untuk daerah dengan hujan musiman. Nilai SNOM dapat dikurangi
sampai 25% untuk DAS dengan vegetasi terbatas dan lapisan tanah yang
dangkal. SNOM dalam milimeter.
KRECH = 0.5 untuk kondisi DAS pada umumnya, meningkat sampai 0,9 untuk DAS
dengan akuifer permeable tinggi, dan turun hingga 0,3 untuk DAS dengan
lapisan tanah yang dangkal dengan aquifer terbatas.
KBASE = 0.5 untuk kondisi DAS pada umumnya, meningkat sampai 0.8 untuk DAS yang
mempunyai debit andalan kecil, dan menurun sampai 0,2 untuk DAS yang
mempunyai debit andalan cukup baik.
Aliran bawah tanah yang terinfiltarsi dan mengalir ke elevasi lebih rendah dan sebagian lagi
merupakan meresap kedalam tampungan air tanah yang kemudian bagian dengan prediksi
90% mengalir sebagai baseflow.
Grafik hasil simulasi debit secara runtut waktu bulanan dari tahun 2000 sampai 2012 dapat
dilihat pada Gambar 4.3. – Gambar 4.4, Dari grafik tersebut terlihat hubungan antara besarnya
hujan dengan debit aliran yang merupakan andalan untuk wilayah masing - masing.
Gambar 4.3 Grafik hasil perhitungan model NRECA Lokasi Marle
Gambar 4.4 Grafik hasil perhitungan model NRECA DAS S. Marle
Ketersediaan air sungai Tiviet