Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

HIDROLOGI

ANALISIS NERACA AIR DENGAN METODE THORTHWAITE


MATHER DI DAS ---------------

Dosen Pengampu : Yaskinul Anwar, M.Sc.

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
I. Analisis Neraca Air dengan Metode Thorthwaite Mather di DAS
II. Perhitungan Neraca Air DAS
A. Pengumpulan dan Perhitungan data
a. Perhitungan hujan wilayah
Tabel 01.Rerata Curah Hujan di DAS

No Month Rainfall (mm)


1 January 506
2 February 437
3 March 502
4 April 245
5 May 123
6 June 93
7 July 42
8 August 67
9 September 106
10 October 288
11 November 454
12 December 559
Jumlah 3422
Rerata 285

b. Perhitungan median elevasi


Median elevasi dipakai sebagai parameter ketinggian rata-rata
DAS dan berfungsi juga untuk menerapkan suhu rerata DAS. Cara
menghitung median elevasi :
1) Mengitung luas areal antara 2 garis kontur.
2) Menghitung persentase (%) luas untuk tiap kelas ketinggian.
3) Menghitung luas komulatif di atas bawah (bawah 1 : 100%, baris 2 :
100%, dst).
4) Menggambar kurva hipsometrik, hubungan antara luas kumulatif
(sumbu x) dan elevasi (sumbu y).
5) Menghitung median elevasi dengan cara menarik garis vertikal dari
posisi 50 % kumulatif sampai memotong kurva hipsometrik. Titik
tersebut merupakan nilai dari median elevasi DAS.
Dengan cara diatas maka dapat diperoleh median elevasi sebagai berikut :
Tabel 02. Median Elevasi DAS Tirtomoyo
Luas
No Ketinggian Luas Kumulatif
1
5
2
7
3
4
6
8
9
10
11
12
13

Dari perhitungan luas pada tabel diatas maka dapat digambarkan kurva
hipsometri median elevasi DAS Tirtomoyo sebagai berikut :

Gambar 01. Kurva Hipsometri Median Elevasi DAS (HANYA CONTOH)


Dari tabel dan gambar diatas maka dapat diketahui bahwa nilai median
elevasi DAS Tirtomoyo adalah 500 meter.

c. Perhitungan suhu udara


Perhitungan suhu udara pada DAS Tirtomoyo ini menggunakan
persamaan Mohr, karena data suhu di DAS Tirtomoyo tidak tersedia.
Adapun formula persamaan Mohr adalah sebagai berikut :

Formula Mohr
ΔT = 0.006 (Z1 – Z2)
Keterangan :
ΔT = Selisih Temperatur
Z1 = ketinggian stasiun klimatologis terdekat (m)
Z2 = ketinggian wilayah yang diperhitungkan (m)

Perhitungan suhu di DAS Tirtomoyo dapat dilihat pada tabel


berikut ini :
Tabel 03. Perhitungan Suhu di DAS Tirtomoyo
Ketinggian
Median Temperatur
Tempat di
No Bulan Temperatur Elevasi ΔT di DAS
dekat
DAS …………..
Stasiun
1 Januari 0 25.4
2 Februari 0 25.4
3 Maret 25.5
4 April 25.8
5 Mei 25.2
6 Juni 25.1
7 Juli 24.9
8 Agustus 25
9 September 25.4
10 Oktober 26
11 November 25.5
12 Desember 25.3
Jumlah 304.5
Dengan demikian suhu yang digunakan untuk menghitung
evapotraspitasi adalah menggunakan suhu yang sudah dihitung
menggunakan persamaan Mohr.

d. Evapotranspirasi potensial (EP)


Pengukuran evapotransipirasi (EP) secara langsung di lapangan
diukur dengan menggunakan lysimeter . Data dari lysimeter ini merupakan
nilai sebenarnya evapotranspirasi lapangan. Karena lysimeter dipasang
dengan peralatan dan instalasi khusus serta bersifat permanen maka
penggunaannya kurang praktis dan memerlukan biaya. Untuk itu maka
para ahli berusaha menduga EP tersebut dengan persamaan empiris
dengan menggunakan data-data iklim. Adapun persamaan untuk
menghitung evapotranpitasi potensial adalah :

EP = f . Epx

EPx = 16 (10 T/I)α

α = {(0.675 x 10 -6 x I3 ) – (0.77 x 10 -4 I2 ) + (0.01792 x I) + 0.49239}

I =Σi ,

i = ( T/5 ) 1.514

Keterangan :

EP = evapotranspirasi potensial bulanan (mm/bulan)


EPx = evapotranspirasi potensial bulanan yang belum disesuaikan
(mm/ bulan)
T = suhu udara rata-rata bulanan (0C)
f = faktor koreksi lama penyinaran matahari bulanan berdasarkan
letak lintang. Letak lintang DAS Tirtomoyo adalah 8 0 LS sehingga
dalam koreksi faktor lama penyinaran menggunakan nilai koreksi
seperti pada tabel di bawah ini.
i = indeks panas bulanan
I = indeks panas tahunan
Dari persamaan diatas maka dapat dihitung evapotranspirasi
potensial bulanan di DAS Tirtomoyo sebagai berikut :
Tabel 04. Perhitungan Evapotranspirasi Potensial Bulanan
di DAS Tirtomoyo
EP
No Bulan T i α EPx f terkoreksi
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember
Jumlah

e. Water Holding Capacity (WHC) /STo


Water holding capacity adalah banyaknya air yang tersedia bagi
tanaman yaitu selisih antara kapasitas lapang dan titik layu permanen.
Persamaan untuk menghitung WHC adalah sebagai berikut:

WHC = Available water (Tekstur Tanah) x Zona akar x Luas Area

Sebelum dilakukan perhitungan, perlu di lakukan overlay antara


penggunaan lahan dan tanah sehingga dapat di peroleh data luasan
perpenggunaan lahan dan jenis tanah seperti pada tabel dibawah ini.
Adapun nilai Water Holding Capacity (WHC) / STo dari DAS Tirtomoyo
yang di peroleh melalaui pendekatan kedalaman akar dan tekstur tanah
adapun adalah sebagai berikut :
Tabel 05. Perhitungan WHC/ STo DAS Tirtomoyo

Zona Available
Overlay Land Use dan Luas
No Tekstur Tanah Luas Akar water WHC
Jenis Tanah %
(m) mm/m
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Total

Keterangan :

f. Perhitungan kandungan air tanah dalam zona perakaran (St)


Perhitungan kandungan air tanah dalam zona perakaran
menggunakan pendekatan nilai WHC / STo dengan akumulasi potensial
kehilangan air untuk penguapan (APWL), adapun formula untuk
menghitung ST ini adalah :

St = Sto . e {(-APWL)/Sto}

Keterangan :
St = kandungan air tanah dalam zona perakaran (mm)
Sto = kandungan air tanah dalam zona perakaran pada keadaan
kapasitas lapangan (mm)
APWL = jumlah kumulatif dari defisit curah hujan (mm)

Berdasarkan rumus diatas maka dapat diperoleh nilai St seperti


pada tabel berikut ini :
Tabel 06. Perhitungan St di DAS Tirtomoyo
No Bulan APWL e Sto St
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember

B. Perhitungan Neraca Air


Metode Thornthwaite Mather dapat digunakan untuk mengetahui kondisi
air secara kuantitas pada tiap bulannya dalam satu tahun, demikian juga runoff
bulanannya. Perhitungan menggunakan metode Thornthwaite Mather
mempertimbangkan suhu udara, indeks panas bulanan, Water Holding Capacity
dan faktor koreksi lama penyinaran matahari berdasarkan kondisi lintang.
Sebelum menghitung Evapotranspitasi Aktual (AE) dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
if P≥PE then AE=PE and if P<PE then AE= P + ΔSt

Setelah semua hasil perhitungan diperoleh maka dapat dihitung neraca airnya
dengan menggunakan pendekatan nilai deficit dan surplus tiap bulan, adapun
persamaannya adalah sebagai berikut :
(D) = PE – AE

(S) = (P-PE) – ΔSt

Adapun perhitungan neraca air di DAS _________ secara lengkap dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 07. Perhitungan Neraca Air DAS _________
WHC/STo = 122
EP Σ(P- Σ(P-
Bulan P terkoreksi P-EP EP)posf PE)neg APWL St ΔSt AE Surplus Defisit
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah

C. Perhitungan Run Off


Run off (RO) merupakan aliran permukaan atau limpasan. Thornthwaite
dan Mather (1957) membagi RO menjadi dua bagian :
a. 50% dari Surplus bulan sekarang (Sn).
b. 50% dari Surplus bulan sebelumnya (ROn -1).
Nilai 50% adalah koefisien run off studi di Amerika. Nilai ini dapat
berubah sesuai kondisi setempat. Sehingga dapat di formulasikan sebagai berikut :

SN
(Rn) = ( + ROn−1)
2
2
Keterangan :
Rn = Run off bulan yang dicari
SN = Surplus bulan sekarang
ROn – 1 = Surplus bulan sebelumnya

Adapun perhitungan nilai run off di DAS Tirtomoyo dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:

Tabel 08. Perhitungan Run Off di DAS Tirtomoyo


No Bulan Surplus Defisit SN/2 ROn-1 Run off
(mm)
1 Januari
2 Februari
3 Maret
4 April
5 Mei
6 Juni
7 Juli
8 Agustus
9 September
10 Oktober
11 November
12 Desember

III. Pembahasan

IV. Daftar Pustaka


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai