Anda di halaman 1dari 8

KULIAH IRBANG KE - 3

ANALISA KETERSEDIAAN AIR


3.1

UMUM

Maksud dari kuliah ini adalah untuk mengkaji kondisi hidrologi suatu Wilayah Sungai yang
yang berada dalam sauatu wilayah studi khususnya menyangkut ketersediaan airnya.
Sedangkan tujuannya ini adalah untuk memberikan data masukkan mengenai potensi
pemanfaatan Daerah Aliran Sungai.
3.2

KETERSEDIAAN DATA

Analisis ketersediaan air dalam kasus ini digunakan analisa model hujan-limpasan untuk
suatu Sungai. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya data debit pengamatan di lokasi
tersebut.
Data hujan yang tersedia seperti pada tabel, untuk itu sebelum digunakan dalam analisis
simulasi hujan-limpasan perlu dilakukan analisis data hujan.

3.2.1. Analisa Data Hujan


a. Pengisian data hujan
Sehubungan data hujan yang tersedia tersebut tidak lengkap, maka perlu dilakukan
pengisian data hujan terlebih dahulu. Proses pengisian data kosong bertujuan untuk
mendapatkan data hujan dalam runtut waktu yang sama dan penuh dalam hal ini
dari tahun 1989 sampai dengan 2000 yang selanjutnya akan digunakan untuk
membuat hujan rata kawasan pada runtut waktu yang sama pula. Pengisian
dilakukan dengan menggunakan metoda Aljabar seperti dinyatakan dalam
persamaan sederhana berikut ini.

Rx = Nx/Na * Ra
dimana :
Rx = Hujan Station X (hasil pengisian)
Na = Curah hujan tahunan jangka panjang pada Pos A
Nx = Curah hujan tahunan jangka panjang pada Pos X
Ra = Curah hujan pada Pos A (pada bulan dan tahun yang sama dengan Rx)
b. Hujan Wilayah
Mengingat lokasi pos hujan yang terletak di luar dari lokasi situ (karena luasan situ
yang sangat kecil) dan tidak memungkinkan dilakukan penarikan poligon Thiessen,
maka analisa hujan wilayah dalam studi ini dilakukan dengan cara rata-rata aljabar.
Hasil analisis hujan wilayah untuk setiap situ/sungai untuk data hujan bulanan ratarata seperti disajikan pada tabel berikut :

HELMI HAKI

3-1

KULIAH IRBANG KE - 3

Tabel 3.2 Curah Hujan Wilayah Kota Palembang


Bulan
Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agu

Sep

Okt

Nov

Des

RATARATA

1989

138

319

118

78

190

14

29

145

78

63

104

252

127

1990

511

277

53

51

105

38

112

60

20

52

120

286

140

1991

275

340

167

104

57

29

122

96

100

1992

328

206

150

233

255

52

25

76

82

86

162

388

170

1993

305

246

97

264

61

74

45

53

54

124

134

196

138

1994

257

292

263

102

47

41

26

154

48

103

1995

310

306

155

137

84

72

67

76

74

129

161

131

1996

172

244

202

173

166

80

19

57

44

135

153

231

140

1997

384

194

99

189

155

31

114

64

103

1998

174

140

302

296

232

213

94

149

113

177

93

132

176

1999

324

278

87

76

181

147

58

69

49

129

144

154

141

2000

282

252

68

74

136

38

51

92

73

118

Tahun

3.2.2. Analisa Ketersediaan Air


a. Data yang digunakan
Analisis ketersediaan air dimaksudkan mengetahui besarnya debit yang mampu
disediakan Situ/ Sungai dan bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan atau yang
biasa disebut sebagai debit andal.
Ada beberapa metode analisa ketersediaan air yang biasa digunakan di Indonesia,
salah satunya adalah metode NRECA. Metode ini pula yang akan digunakan dalam
studi ini, karena kesesuaian ketersediaan data yang ada yakni yang hanya berupa
hujan bulanan. Masukan lain yang diperlukan dalam analisa ketersediaan air selain
data hujan adalah besarnya evapotranspirasi.

b. Analisis Evaporasi
Analisis data klimatologi dilakukan guna perhitungan analisis ketersediaan air.
Analisis data klimatologi terdiri dari analisis curah hujan, temperatur udara,
kelembaban relatif, kecepatan angin, penyinaran matahari, dan penguapan. Di
dalam daerah studi ini tidak terdapat stasiun pengamatan debit sungai sama sekali.
Berdasarkan data klimatologi rata-rata dari ketiga stasiun tersebut selanjutnya
dilakukan perhitungan Evapotranspirasi
Perhitungan evapotranspirasi dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus
empiris, yang ditetapkan berdasarkan data-data iklim (klimatologi) yang terdiri dari
kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin dan penyinaran matahari.

HELMI HAKI

3-2

KULIAH IRBANG KE - 3

Adapun beberapa metoda perhitungan evapotranspirasi yang ada terdiri dari :

Metoda Thornth Waite

Metoda Blaney Criddle

Metoda Penmann Modifikasi

Dalam pelaksanaan perhitungan evapotranspirasi untuk situ-situ di lokasi studi,


ditetapkan memakai metoda Penmann Modifikasi sebagai pendekatan untuk
mencari harga evapotranspirasi, karena dalam metoda tersebut digunakan
parameter-parameter data klimatologi yang lebih lengkap, bila dibandingkan dengan
kedua metoda yang lainnya.
Metode ini lebih dapat dipercaya karena dalam perhitungannya selain membutuhkan
data-data iklim yang benar-benar terjadi disuatu tempat (disebut sebagai data
terukur), juga memasukkan faktor-faktor energi. Berikut data-data terukur untuk
perhitungan evaporasi potensial metode Penman modifikasi, yaitu :

t, temperatur/suhu bulanan rerata (C)

RH, kelembaban relatif bulanan rerata (%)

n/N, kecerahan matahari bulanan rerata (%)

U, kecepatan angin bulanan rerata (m/det)

LL, letak lintang daerah yang ditinjau

C, angka koreksi Penman

Persamaan-persamaan empiris dalam perhitungan evaporasi potensial metode


Penman modifikasi ini adalah sebagai berikut :
ET0

[ ( W Rn) + (1 W ) f ( u) ( ea ed) ]

dimana,
ET0

Evaporasi potensial (mm/hari)

Suatu faktor penyesuaian dari kondisi siang dan malam atau disebut juga
angka koreksi.
Tabel 3.3

Nilai Angka Koefisien Bulanan (C), Untuk Rumus Penman

Bulan

Bulan

Januari

1,1

Juli

0,9

Pebruari

1,1

Agustus

1,0

Maret

1,0

September

1,1

April

0,9

Oktober

1,1

Mei

0,9

Nopember

1,1

Juni

0,9

Desember

1,1

Sumber : Suharjono, 1989 : 49

HELMI HAKI

Faktor yang tergantung pada temperatur rata-rata (suhu) dan ketinggian


tempat (elevasi). Lihat Tabel.
3-3

KULIAH IRBANG KE - 3

Tabel 3.4
Suhu
(t)
C

Hubungan Suhu (t) dengan Nilai ea (mbar), w, (1 w), dan f(t)


ea

w
elevasi
250

(1 w)
elevasi
0

(1 w)
elevasi
250

f(t)

mbar

w
elevasi
0

24,0
24,2
24,4
24,6
24,8

29,85
30,21
30,57
30,94
31,31

0,730
0,732
0,734
0,736
0,738

0,735
0,737
0,739
0,741
0,743

0,270
0,268
0,266
0,264
0,262

0,265
0,263
0,261
0,259
0,270

15,40
15,45
15,50
15,55
15,60

25,0
25,2
25,4
25,6
25,8

31,69
32,06
32,45
32,83
33,22

0,740
0,742
0,744
0,746
0,748

0,745
0,747
0,749
0,751
0,753

0,260
0,258
0,256
0,254
0,252

0,255
0,253
0,251
0,249
0,247

15,65
15,70
15,75
15,80
15,85

26,0
26,2
26,4
26,6
26,8

33,62
34,02
34,42
34,83
35,25

0,750
0,752
0,754
0,756
0,758

0,755
0,757
0,759
0,761
0,763

0,250
0,248
0,246
0,244
0,242

0,245
0,243
0,241
0,239
0,237

15,90
15,94
15,98
16,02
16,06

27,0
27,2
27,4
27,6
27,8

35,66
36,09
36,50
36,94
37,37

0,760
0,762
0,764
0,766
0,768

0,765
0,767
0,769
0,771
0,773

0,240
0,238
0,236
0,234
0,232

0,235
0,233
0,231
0,229
0,227

16,10
16,14
16,18
16,22
16,26

28,0
28,2
28,4
28,6
28,8
29,0

37,81
38,25
38,70
39,14
39,61
40,06

0,770
0,771
0,772
0,773
0,774
0,775

0,775
0,777
0,779
0,781
0,783
0,785

0,230
0,229
0,228
0,227
0,226
0,225

0,225
0,223
0,221
0,219
0,217
0,215

16,30
16,34
16,38
16,42
16,46
16,50

Sumber : Suhardjono, 1989: 43 dan J. Pruitt, 1984: 13

Rn

Rs

Jumlah radiasi netto (mm/hari)

0,75 . Rs Rn1

Jumlah radiasi gelombang pendek yang sampai kepermukaan bumi


(mm/hari)

0,25 + 0,54 Ra
N

Ra

Radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfir bumi


(angka angot), dalam (mm/hari). Lihat Tabel.

Rata-rata lamanya matahari sebenarnya (mm/hari)

lamanya cahaya matahari yang dimungkinkan secara maksimum


(mm/hari)

HELMI HAKI

3-4

KULIAH IRBANG KE - 3

Rn1

Radiasi gelombang panjang netto (mm/hari)

f(t) . f(ed) . f(n/N)

f(t)

fungsi suhu dari tabel hubungan antara suhu (t) dengan nilai f(t). Lihat
Tabel.

f(ed)

fungsi tekanan uap

(0,34 (0,044

f(n/N) =

=
f(u)

ed

))

fungsi kecerahan matahari

n
0,1 + 0,9
N

fungsi kecepatan angin rata-rata siang hari di ketinggian 2 meter


(m/detik)

0,27 . (1+0,864 . U)

kecepatan angin rerata (m/detik)

eaed =

defisit tekanan uap jenuh dengan tekanan uap sebenarnya pada suhu
udara rata-rata (mbar)

ed

ea RH

ea

tekanan uap sebenarnya. Lihat Tabel.

RH

Kelembaban relatif (%)

Tabel 3.5
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Minimum
Maksimum
Rerata

Besaran Nilai Angot (Ra) dalam Evaporasi Ekivalen dalam Hubungannya dengan
Letak Lintang (mm/hari) (untuk daerah Indonesia, antara 5LU sampai 10LS)
Lintang Utara (LU)
5
4
2
13,0
14,3
14,7
14,0
15,0
15,3
15,0
15,5
15,6
15,1
15,5
15,3
15,3
14,9
14,6
15,0
14,4
14,2
15,1
14,6
14,3
15,3
15,1
14,9
15,1
15,3
15,3
15,7
15,1
15,3
14,3
14,5
14,8
14,6
14,1
14,4

0
15,0
15,5
15,7
15,3
14,4
13,9
14,1
14,8
15,3
15,4
15,1
14,8

2
15,3
15,7
15,7
15,1
14,1
13,5
13,7
14,5
15,2
15,5
15,3
15,1

14,1
15,5
14,9

13,9
15,7
14,9

13,5
15,7
14,9

13,0
15,7
14,8

14,2
15,6
14,9

Lintang Selatan (LS)


4
6
8
15,5
15,8
16,1
15,8
16,0
16,1
15,6
15,6
15,5
14,9
14,7
14,4
13,8
13,4
13,1
13,2
12,8
12,4
13,4
13,1
12,7
14,3
14,0
13,7
15,1
15,0
14,9
15,6
15,7
15,8
15,5
15,8
16,0
15,4
15,7
16,0
13,2
15,8
14,8

12,8
16,0
14,8

12,4
16,1
14,7

10
16,1
16,0
15,3
14,0
12,6
12,6
11,8
12,2
13,3
14,6
15,6
16,0
11,8
16,1
14,2

Sumber : Suhardjono, 1989: 44

Tabel 3.13 menunjukkan hasil analisis evapotranspirasi dengan menggunakan


metode Penmann.

HELMI HAKI

3-5

KULIAH IRBANG KE - 3

Tabel 3.6
Besaran

Perhitungan Evapotranspirasi

Jan.

Feb.

Mar.

Apr.

Mei

Jun.

Jul.

Agt.

Sep.

Okt.

Nov.

Des.

26.28

26.23

26.69

27.03

27.57

26.89

26.43

26.63

27.16

27.44

27.17

26.77

Kecooo. Angin, U (knots)

0.22

0.23

0.22

0.21

0.16

0.16

0.16

0.18

0.20

0.20

0.23

0.26

Kec. Angin, U (km/hr)

8.69

8.75

8.67

7.93

6.12

6.20

6.25

7.02

7.68

7.56

8.86

9.93

f(U)=0.27(1+U/100)

0.29

0.29

0.29

0.29

0.29

0.29

0.29

0.29

0.29

0.29

0.29

0.30

Sunshine, n/N (%)

39.33

39.00

54.00

58.67

63.67

66.00

71.00

74.33

73.00

60.00

48.00

44.33

RH (%)

86.00

86.33

84.67

83.33

80.00

80.33

77.33

76.67

75.33

78.00

81.33

82.33

ea (mbar) (Tabel )

34.09

34.01

35.05

35.69

36.89

35.40

34.41

34.85

35.99

36.41

35.94

35.04

ed = ea x RH/100

29.32

29.36

29.68

29.74

29.51

28.44

26.61

26.71

27.12

28.40

29.23

28.85

ea - ed

4.77

4.65

5.37

5.95

7.38

6.96

7.80

8.13

8.88

8.01

6.71

6.19

W (Tabel )

0.76

0.76

0.76

0.77

0.77

0.76

0.76

0.76

0.77

0.77

0.77

0.76

1-W

0.24

0.24

0.24

0.23

0.23

0.24

0.24

0.24

0.23

0.23

0.23

0.24

Ra (Tabel )

15.83

15.92

15.50

14.58

13.37

12.76

12.97

13.88

14.99

15.71

15.82

15.82

Rs = (0.25 + 0.5 n/N) Ra

7.07

7.08

8.06

7.92

7.60

7.40

7.85

8.63

9.22

8.64

7.75

7.46

Rns = (1 - a) Rs ; a=0.25

5.30

5.31

6.05

5.94

5.70

5.55

5.89

6.47

6.91

6.48

5.81

5.60

f(T) (Tabel )

15.96

15.95

16.04

16.11

16.21

16.08

16.01

16.06

16.13

16.19

16.13

16.05

f(ed) = 0.34 - 0.044 Ved

0.10

0.10

0.10

0.10

0.10

0.11

0.11

0.11

0.11

0.11

0.10

0.10

f(n/N)= 0.1 + 0.9 n/N

0.45

0.45

0.59

0.63

0.67

0.69

0.74

0.77

0.76

0.64

0.53

0.50

Rn1 = f(T).f(ed).f(n/N)

0.74

0.73

0.94

1.01

1.10

1.18

1.34

1.39

1.35

1.09

0.88

0.83

Rn = Rns - Rn1

4.57

4.58

5.10

4.93

4.60

4.38

4.55

5.08

5.56

5.39

4.94

4.77

U (m/det)

0.10

0.10

0.10

0.09

0.07

0.07

0.07

0.08

0.09

0.09

0.10

0.11

U siang/ U malam

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

C (konstanta)

1.10

1.10

1.00

0.90

0.90

0.90

0.90

1.10

1.10

1.10

1.10

1.10

ET=C(W.Rn+(1-W)(ea-ed).f(U))

4.18

4.18

4.26

3.76

3.63

3.43

3.59

4.87

5.35

5.15

4.67

4.48

ET (mm/bulan)

129.53

117.09

132.15

112.85

112.39

102.99

111.40

151.06

160.55

159.63

140.09

138.81

Temperatur, t ( C )

HELMI HAKI

3-6

Peningkatan Sungai Bendung Kota Palembang

c. Analisis Ketersediaan air dengan Metode NRECA


Perhitungan debit bulanan yang akan digunakan adalah dengan metode NRECA
mencakup 19 tahap yaitu :
(Kolom 1)

Nama bulan.

(Kolom 2)

Data curah hujan rata-rata bulanan.

(Kolom 3)

Besarnya evapotranspirasi potensial (PET).

(Kolom 4)

Nilai tampungan kelengasan awal (W0). Nilai harus dicoba-coba,


dan percobaan pertama diambil 600 (mm/bulan)di bulan Januari.

(Kolom 5)

Tampungan kelengasan tanah = (kolom 4) / Nominal.

Nominal

100 + 0,2 Ra

Ra

hujan tahunan (mm).

(Kolom 6)

Rasio Rb / PET = (kolom 2) / (kolom 3).

(Kolom 7)

Rasio AET / PET.


Diperoleh dari grafik hubungan antara AET / PET dan nilai yang
tergantung dari (kolom 6) dan (kolom 5).

(Kolom 8)

AET = (kolom 7) x (kolom 3) x (koefisien reduksi).

(kolom 9)

Neraca air = (kolom 2) (kolom 8).

(Kolom 10)

Rasio kelebihan kelengasan, yang dapat diperoleh sebagai


berikut :
Jika (kolom 9) positif, maka rasio tersebut dapat diperoleh dari grafik
dengan memasukkan nilai (kolom 5).
Jika (kolom 9) negatif, rasio = 0.

(Kolom 11)

Kelebihan kelengasan = (kolom 10) x (kolom 9)

(Kolom 12)

Perubahan tampungan = (kolom 9) (kolom 11).

(kolom 13)

Tampungan air tanah = P1 x (kolom 11).

P1

= Parameter yang menggambarkan karakteristik tanah permukaan


(kedalaman 0 2).

P1

0,1 bila bersifat kedap air.

P1

0,5 bila bersifat lulus air.

(Kolom 14)

Tampungan air tanah awal yang harus dicoba-coba dengan nilai


awal = 2.

(Kolom 15)

Tampungan air tanah akhir = (kolom 13) + (kolom 14)

(Kolom 16)

Aliran air tanah = P2 x (kolom 15)

P2

Parameter seperti P1 tetapi untuk lapisan tanah dalam (kedalaman


2 10 m).

3-7

BAB III - 7

Peningkatan Sungai Bendung Kota Palembang

P2

0,9 bila bersifat kedap air.

P2

0,5 bila bersifat lulus air.

(Kolom 17)

Aliran langsung = (kolom 11) (kolom 13).

(Kolom 18)

Aliran total = (kolom 17) + (kolom 16).

(Kolom 19)

Aliran total = (kolom 18) x 10 x luas tadah hujan (ha)

Untuk perhitungan bulan berikutnya diperlukan nilai tampungan kelengasan (kolom


4) untuk bulan berikutnya dan tampungan air tanah (kolom 14) bulan berikutnya
yang dapat dihitung dengan rumus :

Tampungan kelengasan = (kolom 4) + (kolom 12), semuanya dari bulan


sebelumnya.
Tampungan air tanah = (kolom 15) (kolom 16), semuanya dari bulan
sebelumnya.
Sebagai patokan di akhir perhitungan, nilai tampungan kelengasan awal
(Januari) harus mendekati tampungan kelengasan bulan Desember. Jika
perbedaan antara keduanya cukup jauh (> 200 mm), perhitungan perlu
diulang mulai bulan Januari lagi dengan mengambil nilai tampungan
kelengasan awal (Januari) = tampungan kelengasan bulan Desember.

Hasil Analisis ketersediaan air metode NRECA untuk masing-masing situ disajikan
pada Tabel-tabel berikut :
Tabel 3.7 : Ketersediaan Air di Situ/ Sungai (l/dt)
Tahun
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Rata-rata
Maksimum
Minimum
Q80%

Bulan
Jan
24.48
399.58
159.39
290.41
136.35
191.27
361.27
102.09
88.22
44.85
291.97
141.64
185.96
399.58
24.48
62.20

Feb
229.15
553.08
309.50
503.20
255.97
349.13
381.40
221.17
101.12
70.88
410.39
512.32
324.78
553.08
70.88
101.12

Mar
84.31
102.91
55.58
174.04
46.07
340.32
170.35
55.15
19.31
172.80
76.33
87.93
115.42
340.32
19.31
30.01

Apr
22.77
38.28
62.36
49.38
194.81
116.80
50.10
86.78
81.23
257.81
28.39
52.22
86.74
257.81
22.77
32.35

Mei
7.93
13.34
14.47
180.99
36.94
33.42
93.64
69.04
15.41
137.19
86.09
14.80
58.60
180.99
7.93
13.79

Jun
2.95
4.96
5.38
12.85
4.79
4.33
14.20
13.21
2.00
69.84
6.22
1.92
11.89
69.84
1.92
2.38

Jul
1.03
1.73
1.87
12.85
4.79
4.33
14.20
13.21
2.00
69.84
6.22
1.92
11.17
69.84
1.03
1.79

Ags
0.37
0.62
0.67
4.63
1.72
1.56
5.11
3.40
0.72
25.14
2.24
0.69
3.91
25.14
0.37
0.64

Sep
0.14
0.23
0.25
1.72
0.64
0.58
1.90
1.26
0.27
36.33
0.83
0.26
3.70
36.33
0.14
0.24

Okt
0.05
0.08
0.09
0.60
0.22
0.20
0.66
0.44
0.09
7.96
9.95
0.09
1.70
9.95
0.05
0.08

Nov
2.60
0.03
11.81
24.44
2.04
2.64
60.78
9.02
0.03
2.96
17.52
0.03
11.16
60.78
0.03
0.03

3-8

Dec
56.21
85.25
6.33
262.59
16.30
0.47
146.73
93.63
8.65
15.12
83.45
0.01
64.56
262.59
0.01
7.26

BAB III - 8

Anda mungkin juga menyukai