Anda di halaman 1dari 16

EVAPOTRANSPIRASI

A. Evaporasi

Evaporasi atau yang sering disebut penguapan adalah proses di mana air di lautan,
rawa, sungai, dan tempat lain menguap karena panas matahari. Dalam hal ini, air diubah
menjadi uap air atau gas, sehingga bisa naik ke atmosfer. Evaporasi dipengaruhi oleh faktor
suhu air, suhu udara, kelembapan tanah, kecepatan angin, tekanan udara, dan sinar
matahari.

Penguapan air laut memulai adanya daur hidrologi. Uap yang dihasilkan dibawa
oleh udara yang bergerak. Dalam kondisi yang memungkinkan, uap tersebut terkondensasi
membentuk awan, yang pada akhirnya akan membentuk presipitasi. Presipitasi yang jatuh
ke bumi menyebar dengan arah yang berbeda-beda dalam beberapa cara.

B. Transpirasi

Transpirasi adalah hilangnya uap air dari permukaan tumbuhan. Proses ini serupa
dengan evaporasi, hanya saja proses penguapan ini terjadi pada jaringan makhluk hidup,
seperti tumbuh-tumbuhan.

Proses transpirasi terjadi pada bagian tumbuhan yang berada di atas permukaan
tanah. Air yang berada di dalam tumbuhan menguap melalui bagian-bagian yang
berhubungan dengan udara luar seperti pori-pori daun atau stomata, lubang kutikula dan
lentisel atau celah batang berkat proses fisiologi tumbuhan tersebut.

1.1 Evapotranspirasi

Air di bumi mengalami siklus hidrologi yang terus menerus. Ada dua jenis siklus
hidrologi yaitu siklus panjang dan siklus pendek. Siklus hidrologi pendek jatuh ke laut,
danau dan sungai dalam bentuk curah hujan, kemudian kembali ke laut. Pada saat yang
sama, siklus hidrologi panjang yang masuk ke dalam tanah berupa hujan mengalami
proses infiltrasi. Air bawah tanah akan terus mengalir ke laut pada waktu yang berbeda.
Pada saat yang bersamaan akan terjadi proses penguapan di permukaan laut.

Evapotranspirasi (ET) adalah perpaduan dua istilah yakni evaporasi dan


transpirasi. Kebutuhan air dapat diketahui berdasarkan kebutuhan air dari suatu
tanaman. Apabila kebutuhan air suatu tanaman diketahui, kebutuhan air yang lebih besar

1
dapat dihitung (Hansen dkk., 1986). Evaporasi yaitu penguapan di atas permukaan
tanah, sedangkan transpirasi yaitu penguapan melalui permukaan dari air yang semula
diserap oleh tanaman. Atau dengan kata lain, evapotranspirasi adalah banyaknya air
yang menguap dari lahan dan tanaman dalam suatu petakan karena panas matahari
(Asdak, 1995).

Proses kehilangan air akibat evapotranspirasi merupakan bagian penting dari


hidrologi karena dapat mengurangi jumlah air yang tersimpan di badan air, tanah dan
tumbuhan. Untuk sumber daya air, data ini digunakan untuk menghitung neraca air,
lebih khusus lagi untuk mengetahui kebutuhan air untuk tanaman (pertanian) selama
masa pertumbuhan atau produksi. Oleh karena itu, data evapotranspirasi diperlukan
untuk irigasi atau penyediaan air, perencanaan irigasi atau tujuan penghematan air.

Besarnya faktor meteorologi yang mempengaruhi besarnya evapotranspirasi


adalah sebagai berikut :

1. Kelembapan Relatif (Relative Humidity)

Parameter iklim ini berperan penting karena udara dapat menyerap air sesuai
dengan kondisinya (termasuk suhu dan tekanan atmosfer).

2. Suhu (Temperature)

Suhu merupakan komponen tak terpisah dari RH dan Radiasi. Suhu ini dapat berupa
suhu badan air, tanah, dan tanaman ataupun juga suhu atmosfir.

3. Radiasi Matahari

Komponen sumber energi dalam memanaskan badan-badan air, tanah dan tanaman.
Radiasi potensial sangat ditentukan oleh posisi geografis lokasi.

4. Angin

Angin merupakan faktor yang menyebabkan air yang menguap menyebar ke


atmosfer, sehingga proses penguapan dapat berlanjut sebelum kandungan uap di
udara jenuh.

Konsep dasar kebutuhan air tanaman :

ET = k . ETo

2
Dengan :

ET = kebutuhan air tanaman (evapotranspirasi potensial), (mm/hr)

k = koef. Tanaman dipengaruhi jenis, varietas, umur

ETo = evaporasi potensial (mm/hr) dipengaruhi iklim Harga


tanaman palawija berdasarkan FAO (Ref. FAO, 1977)

Tabel 1.1
s
Ketetapan Nilai Koefisien Tanaman

Sumber : FAO Guideline for Crop Water Requirements (Ref. FAO, 1977)

1.2 Evaporasi Potensial (ETo)

Jika ada cukup air di dalam tanah, evaporasi tersebut disebut evaporasi
potensial. Dengan mempertimbangkan banyak faktor yang mempengaruhi proses
evapotranspirasi, maka tidak mungkin memperkirakan jumlah nilai
evapotranspirasi secara akurat. Namun evapotranspirasi merupakan dasar untuk
menentukan kebutuhan air dalam rencana irigasi. Oleh karena itu, ada banyak jenis
metode untuk menentukan evapotranspirasi, salah satunya dengan perhitungan
menggunakan rumus.

Beberapa rumus yang bisa dipakai untuk menentukan besarnya nilai


evaporasi potensial (ETo) adalah metode Blaney – Criddle, metode Radiasi, metode
Penman, dan lain - lain. Metode Penman mendapat rekomendasi dari FAO (Food
and Agricultural Organization).

3
1.2.1 Metode Blaney-Criddle

Metode ini menghasilkan penguapan potensial untuk setiap tanaman berdasarkan


suhu, jam siang hari dan koefisien tanaman empiris. Rumus ini cocok untuk area yang
luas dengan iklim kering. Saat menggunakan rumus ini, diperlukan suhu udara,
kelembapan, kecepatan angin, dan kecerahan sinar matahari. Data tersebut merupakan
data cuaca biasa.

Rumus :

o ETo = C . ETo*

o ETo = P(0,457 . t + 8,13)

Keterangan :

• P = presentase rata-rata jam siang malam tergantung letak lintang (tabel


penentuan nilai P disajikan pada bagian proses perhitungan evaporasi
potensial)

• t = suhu udara (℃)

• c = angka koreksi (berdasarkan keadaan iklim)

Langkah-langkah pengerjaan dalam metode ini dapat digunakan prosedur perhitungan


berikut:

a. Mencari Letak Lintang Daerah yang ditinjau dan mencari nilai P pada tabel
1.2 hubungan P dan letak lintang (LL)
b. Mencari data suhu bulanan (t)
c. Menghitung ETo*
d. Sesuai dengan bulan yang ditinjau mencari angka koreksi (c) pada tabel 1.3
angka koreksi menurut Blaney – Criddle
e. Menghitung Eto

4
1.2.2 Metode Radiasi

Untuk metode ini, data-data yang dibutuhkan adalah data letak lintang (LL), suhu
(t), kecerahan matahari (n/N).

Rumus :

o ETo = C . ETo*

o ETo*= w . Rs

Keterangan :

• w = faktor pengaruh suhu dan elevasi ketinggian daerah (tabel penentuan


nilai w disajikan pada bagian proses perhitungan evaporasi potensial)

• Rs = radiasi gelombang pendek yang diterima bumi (mm/hari)

= (0,25 + 0,54 . n/N) R𝛾

• n/N = kecerahan matahri (%)

• R𝛾 = radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfer (tabel


penentuan nilai R𝛾 disajikan pada bagian proses perhitungan evaporasi
potensial)

• c = angka koreksi (tabel penentuan nilai c disajikan pada bagian proses


perhitungan evaporasi potensial

Langkah-langkah pengerjaan dalam metode ini dapat digunakan prosedur perhitungan


berikut:

a. Mencari suhu rata – rata bulanan (t)


b. Berdasarkan t mencari nilai w pada tabel 1.6
c. Mencari letak lintang (LL)
d. Berdasarkan LL mencari nilai Rγ pada tabel 1.5
e. Mencari data kecerahan matahari (n/N)
f. Menghitung Rs
g. Menghitung ETo*
h. Mencari Angka koreksi (c) pada tabel 1.7
i. Menghitung Eto

5
1.2.3 Metode Penman

Untuk metode ini, data yang diperlukan adalah suhu rerata bulanan, kelembapan
relatif bulanan rerata, kecerahan matahari bulanan, kecepatan angin bulanan rerata, letak
lintang daerah, angka koreksi.

Rumus :

o ETo* = w . (0,75 . Rs – Rn1) + (1 – w) . f(u) . (ɛγ - ɛd)

o ETO = c . ETo*

Keterangan :

• Eto = Evaporasi Potensial (mm/hari)

• C = Angka koreksi (tabel penentuan nilai c disajikan pada bagian


proses perhitungan

• ETo* = Evaporasi Potensial sebelum dikoreksi (mm/hari)

• w = Faktor pengaruh suhu dan elevasi ketinggian daerah (tabel


penentuan nilai w disajikan pada bagian proses perhitungan evaporasi
potensial)

• Rs = Radiasi gelombang pendek yang diterima bumi (mm/hari)

= (0,25 + 0,54 . n/N) . Rγ

• Rγ = radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar atmosfer


(tabel penentuan nilai Rγ disajikan pada bagian proses perhitungan
evaporasi potensial)

• Rn1 = Radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari)

= f(t) . f(ɛd) . f(n/N), dengan :

f(t) = Fungsi suhu

f(ɛd) : Fungsi tekanan uap = 0,34 – 0,044 (ɛd)0,5

f(n/N) : Fungsi kecerahan matahari = 0,1 + 0,9 . n/N

6
• f(u) = Fungsi kecepatan angin pada ketinggian 2,00 m

= 0,27 . (1 + 0,864 . u)

• (ɛγ - ɛd) = Perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap yang
sebenarnya

• ɛd : Tekanan uap sebenarnya = ɛγ . RH

• RH = Kelembapan relatif (%)

• c = angka koreksi (tabel penentuan nilai c disajikan pada bagian


proses perhitungan evaporasi potensial)

Langkah-langkah pengerjaan dalam metode ini dapat digunakan prosedur perhitungan


berikut:

a. Cari suhu rata – rata bulanan (t)


b. Berdasarkan t cari nilai ɛγ, w, dan f(t) pada tabel PN.1
c. Cari RH
d. Cari ɛd
e. Berdasarkan LL cari nilai Rγ pada tabel PN.2
f. Cari data kecerahan matahari (n/N)
g. Hitung Rs
h. Cari f(n/N)
i. Cari data kecepatan angin (u)
j. Cari f(u)
k. Cari Rn1
l. Hitung ETo*
m. Cari Angka koreksi (c) pada tabel PN.3
n. Hitung Eto

1.3 Perhitungan Evaporasi Potensial

Tabel Data Perhitungan Evaporasi Potensial


Suhu Rata-Rata Bulanan RH n U2
No urut Letak Lintang
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des % jam/hari m/dt
8 7 LU 25.7 26.6 25.4 25.6 25.7 25.8 25.9 26.0 26.1 26.2 26.3 27.3 60.1 10 2

7
1.3.1 Perhitungan Evaporasi Potensial menggunakan Metode Blaney-Criddle

Tabel 1.2

Hubungan P dan Letak Lintang (LL)

Lintang Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
5 Utara 0.27 0.27 0.27 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.27 0.27 0.27
2.5 Utara 0.27 0.27 0.27 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.27 0.27 0.27
0 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27
2.5 Selatan 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28
5 Selatan 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28
7.5 Selatan 0.29 0.28 0.28 0.28 0.27 0.27 0.27 0.27 0.28 0.28 0.28 0.29
7 Utara 0.26 0.27 0.27 0.28 0.28 0.29 0.29 0.28 0.28 0.27 0.26 0.26

Sumber : Limantara, 2010

Tabel 1.3
Angka Koreksi ( c ) menurut Blaney Criddle

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
(C) 0.80 0.80 0.75 0.70 0.70 0.70 0.70 0.75 0.80 0.80 0.80 0.80

Sumber : Limantara, 2010

Tabel 1.4

Perhitungan Metode Blaney-Criddle

o ETo* ETo
No. Bulan T ( C) P C
(mm/hr) (mm/hr)

1 Jan 25.7 0.26 0.8 5.167 4.134


2 Feb 26.6 0.27 0.8 5.477 4.382
3 Mar 25.4 0.27 0.75 5.329 3.997
4 Apr 25.6 0.28 0.7 5.552 3.887
5 Mei 25.7 0.28 0.7 5.565 3.895
6 Juni 25.8 0.29 0.7 5.777 4.044
7 Juli 25.9 0.29 0.7 5.790 4.053
8 Agst 26 0.28 0.75 5.603 4.203
9 Sept 26.1 0.28 0.8 5.616 4.493
10 Okt 26.2 0.27 0.8 5.428 4.342
11 Nov 26.3 0.26 0.8 5.239 4.191
12 Des 27.3 0.26 0.8 5.358 4.286

8
Contoh Perhitungan Metode Blaney – Criddle :

➢ (Bulan Januari)

Diketahui :

• LL = 70 LU

• P = 0,26 (dari Tabel 1.2)

• T = 25,70 C

• C = 0,80 (dari Tabel 1.3)

Jawab :

ETo* = P . (0,457 t + 8,13)

= 0,27 . (0,457 . (25,7) + 8,13)

= 5,167 mm/hari

Eto = C . ETo*

= 0,80 . 5,167

= 4,134 mm/hari

1.3.2 Perhitungan Evaporasi Potensial menggunakan Metode Radiasi

Tabel 1.5

Harga Rg untuk Indonesia

LS LU
Bulan 0
8 6 4 2 2 4 6 7
Jan 16.1 15.8 15.5 15.3 15 15.3 15.5 15.8 13.7
Feb 16.1 16 15.8 15.7 15.5 15.7 15.8 16 14.6
Mar 15.1 15.6 15.6 15.7 15.7 15.7 15.6 15.6 15.3
Apr 14.1 14.7 14.9 15.1 15.3 15.1 14.9 14.7 15.5
Mei 13.1 13.4 13.8 14.1 14.4 14.1 13.8 13.4 15.2
Juni 12.4 12.8 13.2 13.9 13.9 13.9 13.2 12.8 14.8
Juli 12.7 13.1 13.4 14.1 14.1 14.1 13.4 13.1 15
Agst 13.7 14 14.3 14.8 14.8 14.8 14.3 14 15.3
Sept 14.9 15 15.1 15.3 15.3 15.3 15.1 15 15.3
Okt 15.8 15.7 15.6 15.4 15.4 15.4 15.6 15.7 14.8
Nov 16 15.8 15.5 15.1 15.1 15.1 15.5 15.8 14
Des 16 15.7 15.4 14.8 14.8 14.8 15.4 15.7 13.4

9
Tabel 1.6

Hubungan T dan w

Suhu Suhu Suhu


w w w
(T°) (T°) (T°)
24 0.735 27 0.765 30 0.795
24.2 0.737 27.2 0.767 30.2 0.797
24.4 0.739 27.4 0.769 30.4 0.799
24.6 0.741 27.6 0.771 30.6 0.801
24.8 0.743 27.8 0.773 30.8 0.803
25 0.745 28 0.775 31 0.805
25.2 0.747 28.2 0.777 31.2 0.807
25.4 0.749 28.4 0.779 31.4 0.809
25.6 0.751 28.6 0.781 31.6 0.811
25.8 0.753 28.8 0.783 31.8 0.813
26 0.755 29 0.785 32 0.815
26.2 0.757 29.2 0.787 32.2 0.817
26.4 0.759 29.4 0.789 32.4 0.819
26.6 0.761 29.6 0.791 32.6 0.821
26.8 0.763 29.8 0.793 32.8 0.823

Sumber : Lilimantara, 2010:26

Tabel 1.7

Angka Koreksi c Menurut Metode Radiasi

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
(C) 0.80 0.80 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.80 0.80 0.80 0.80 0.80

Sumber : Lilimantara, 2010:26

Tabel 1.8

Perhitungan Metode Radiasi

10
% Rg Rs ETo*
No. Bulan T (oC) w C ETo
(mm/hr) (mm/hr) (mm/hr)
1 Jan 25.7 0.833 0.752 13.7 9.590 7.212 0.8 5.769
2 Feb 26.6 0.833 0.761 14.6 10.220 7.777 0.8 6.222
3 Mar 25.4 0.833 0.749 15.3 10.710 8.022 0.75 6.016
4 Apr 25.6 0.833 0.751 15.5 10.850 8.148 0.75 6.111
5 Mei 25.7 0.833 0.752 15.2 10.640 8.001 0.75 6.001
6 Juni 25.8 0.833 0.753 14.8 10.360 7.801 0.75 5.851
7 Juli 25.9 0.833 0.754 15 10.500 7.917 0.75 5.938
8 Agst 26 0.833 0.755 15.3 10.710 8.086 0.8 6.469
9 Sept 26.1 0.833 0.756 15.3 10.710 8.097 0.8 6.477
10 Okt 26.2 0.833 0.757 14.8 10.360 7.843 0.8 6.274
11 Nov 26.3 0.833 0.758 14 9.800 7.428 0.8 5.943
12 Des 27.3 0.833 0.768 13.4 9.380 7.204 0.8 5.763

Contoh Perhitungan Metode Radiasi :

( Bulan Januari ), Diketahui :

• t = 25,70 C

• w = 0,752 (dari Tabel 1.6)

• LL = 80 LU

• Rγ = 13,7 mm/hari (dari Tabel 1.5)

• c = 0,80 (dari Tabel 1.7)

• (n/N) = 10/12 = 0,833

• Rs = (0,25 + 0,54 . (n/N)) . Rγ

= (0,25 + 0,54 . 0,833) . 13,7

= 9,590 mm/hari

• ETo* = w . Rs

= 0,752 . 9.590

= 7,212 mm/hari

• ETo = c . ETo*

11
= 0,80 . 7,212

= 5,769 mm/hari

1.3.3 Perhitungan Evaporasi Potensial menggunakan Metode Penman

Tabel 1.10

Hubungan t dengan 𝜀𝛾, w, f(t)

Suhu 𝜀𝛾 Suhu 𝜀𝛾 Suhu 𝜀𝛾


w f (t) w f (t) w f (t)
(°C) mbar (°C) mbar (°C) mbar
24 29.85 0.735 15.4 27 35.66 0.765 16.1 30 42.31 0.795 16.7
24.2 30.21 0.737 15.45 27.2 36.9 0.767 16.14 30.2 42.76 0.797 16.74
24.4 30.57 0.739 15.5 27.4 36.5 0.769 16.18 30.4 43.21 0.799 16.78
24.6 30.94 0.741 15.55 27.6 36.94 0.771 16.22 30.6 43.66 0.801 16.82
24.8 31.31 0.743 15.6 27.8 37.37 0.773 16.26 30.8 44.11 0.803 16.86
25 31.69 0.745 15.65 28 37.81 0.775 16.3 31 44.56 0.805 16.9
25.2 32.06 0.747 15.7 28.2 38.25 0.777 16.34 31.2 44.98 0.807 16.94
25.4 32.45 0.749 15.75 28.4 38.7 0.779 16.38 31.4 45.4 0.809 16.98
25.6 32.83 0.751 15.8 28.6 39.14 0.781 16.42 31.6 45.82 0.811 17.02
25.8 33.22 0.753 15.85 28.8 39.61 0.783 16.46 31.8 46.24 0.813 17.06
26 33.62 0.755 15.9 29 40.06 0.785 16.5 32 46.66 0.815 17.1
26.2 34.02 0.757 15.94 29.2 40.51 0.787 16.54 32.2 47.08 0.817 17.14
26.4 34.42 0.759 15.98 29.4 40.96 0.789 16.58 32.4 47.5 0.819 17.18
26.6 34.83 0.761 16.02 29.6 41.41 0.791 16.62 32.6 47.92 0.821 17.22
26.8 35.25 0.763 16.06 29.8 41.86 0.793 16.66 32.8 48.34 0.823 17.26

Sumber : Lilimantara, 2010:31

Tabel 1.11

Angka Koreksi (c) Menurut Rumus Penman

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des
(C) 1.10 1.10 1.10 0.90 0.90 0.90 0.90 1.00 1.10 1.10 1.10 1.10
Sumber : Lilimantara, 2010:31

Tabel 1.12

Perhitungan Metode Pennman

12
𝜀𝛾 RH 𝜀 Rs U Rn1 ETo* ETo
No. Bulan T (oC) w f (t) 𝜀 Rg % ) f (U) C
mbar % mbar mm/hr m/dt mm/hr mm/hr mm/hr
1 Jan 25.7 33.03 0.752 15.83 60.1 19.85 0.144 13.7 0.833 9.590 0.85 2 0.737 1.937 1.1 6.359 6.995
2 Feb 26.6 34.83 0.761 16.02 60.1 20.93 0.139 14.6 0.833 10.220 0.85 2 0.737 1.889 1.1 6.842 7.527
3 Mar 25.4 32.45 0.749 15.75 60.1 19.50 0.146 15.3 0.833 10.710 0.85 2 0.737 1.950 1.1 6.949 7.644
4 Apr 25.6 32.83 0.751 15.80 60.1 19.73 0.145 15.5 0.833 10.850 0.85 2 0.737 1.941 0.9 7.056 6.350
5 Mei 25.7 33.03 0.752 15.83 60.1 19.85 0.144 15.2 0.833 10.640 0.85 2 0.737 1.937 0.9 6.952 6.256
6 Juni 25.8 33.22 0.753 15.85 60.1 19.97 0.143 14.8 0.833 10.360 0.85 2 0.737 1.932 0.9 6.808 6.127
7 Juli 25.9 33.42 0.754 15.88 60.1 20.09 0.143 15 0.833 10.500 0.85 2 0.737 1.927 0.9 6.901 6.211
8 Agst 26 33.62 0.755 15.90 60.1 20.21 0.142 15.3 0.833 10.710 0.85 2 0.737 1.922 1 7.034 7.034
9 Sept 26.1 33.82 0.756 15.92 60.1 20.33 0.142 15.3 0.833 10.710 0.85 2 0.737 1.917 1.1 7.049 7.754
10 Okt 26.2 34.02 0.757 15.94 60.1 20.45 0.141 14.8 0.833 10.360 0.85 2 0.737 1.911 1.1 6.865 7.551
11 Nov 26.3 34.22 0.758 15.96 60.1 20.57 0.140 14 0.833 9.800 0.85 2 0.737 1.905 1.1 6.561 7.217
12 Des 27.3 36.70 0.768 16.16 60.1 22.06 0.133 13.4 0.833 9.380 0.85 2 0.737 1.832 1.1 6.498 7.148

Contoh Perhitungan Metode Pennman :

(Bulan Januari), Diketahui :

• T = 25,7℃

• 𝜀𝛾 = 33,03

• W = 0,752

• f(t) = 15,83

• RH = 60,1

• 𝜀 = (𝜀𝛾 . RH)/100

= (33,03 . 60,1)/100

= 19,85 mbar

• f(𝜀 ) = 0,34 – 0,044 √𝜀

= 0,34 – 0,044 √19,85

= 0,144

• LL = 8°LU

• R𝛾 = 13,7 mm/hr (dari hasil Tabel 1.5)

• n/N = 0,833

• Rs = (0,25 + 0,54 . n/N). R𝛾

= (0,25 + 0,54 . 0,833) . 13,7

= 9,590 mm/hr
13
• f(n/N) = 0,1 + 0,9 . n/N

= 0,1 + 0,9 . 0,833

= 0,85

• u = 2 m/dt

• f(u) = 0,27.(1+0,864.u)

= 0,27.(1+0,864 . 2)

= 0,737

• Rn1 = f(t) . f(𝜀d). f(n/N)

= 1,937 mm/hr

• ETo* = w . (0,75 Rs-Rn1) + (1-w) f(u) (𝜀𝛾 − 𝜀 )

=6,359 mm/hr

• c = 1,10

• ETO = ETO* . c

= 6,359 . 1,10

= 6,995 mm

14
1.4 Perbandingan Hasil Perhitungan Evaporasi Potensial

Berikut merupakan hasil perbandingan antara nilai evaporasi potensial dengan


menggunakan metode Blaney – Criddle, metode Radiasi, dan metode Penman.
Tabel 1.13
Perbandingan Angka C metode Blaney Criddle, Radiasi, dan Penman
Angka C menurut Metode
No Bulan
Blaney Criddle Radiasi Penman
1 Jan 0.80 0.80 1.10
2 Feb 0.80 0.80 1.10
3 Mar 0.75 0.75 1.10
4 Apr 0.70 0.75 0.90
5 Mei 0.70 0.75 0.90
6 Juni 0.70 0.75 0.90
7 Juli 0.70 0.75 0.90
8 Agst 0.75 0.80 1.00
9 Sept 0.80 0.80 1.10
10 Okt 0.80 0.80 1.10
11 Nov 0.80 0.80 1.10
12 Des 0.80 0.80 1.10

15
Tabel 1.14
Perbandingan perhitungan metode Blaney-Criddle, Radiasi, Penman

ETo ETo*
No. Bulan Blaney Blaney
Radiasi Penman Radiasi Penman
Criddle Criddle
1 Jan 4.134 5.769 6.995 5.167 7.212 6.359
2 Feb 4.382 6.222 7.527 5.477 7.777 6.842
3 Mar 3.997 6.016 7.644 5.329 8.022 6.949
4 Apr 3.887 6.111 6.350 5.552 8.148 7.056
5 Mei 3.895 6.001 6.256 5.565 8.001 6.952
6 Juni 4.044 5.851 6.127 5.777 7.801 6.808
7 Juli 4.053 5.938 6.211 5.790 7.917 6.901
8 Agst 4.203 6.469 7.034 5.603 8.086 7.034
9 Sept 4.493 6.477 7.754 5.616 8.097 7.049
10 Okt 4.342 6.274 7.551 5.428 7.843 6.865
11 Nov 4.191 5.943 7.217 5.239 7.428 6.561
12 Des 4.286 5.763 7.148 5.358 7.204 6.498

1.5 Kesimpulan

Dari tabel perbandingan hasil perhitungan evapotranspirasi potensial menggunakan


Metode Blaney Criddle, Metode Radiasi, Metode Pennman dapat disimpulkan bahwa hasil
evaporasi potensial menggunakan rumus Blaney Criddle merupakan yang terkecil,
Sedangkan hasil evaporasi terbesar didapatkan menggunakan rumus Pennman. Dalam
perhitungan evaporasi potensial sebelum dikoreksi (ETO*) faktor-faktor yang digunakan
masing-masing metode berbeda, hal ini menyebabkan keberagaman hasil ETO*. Angka
koreksi (C) yang dimiliki tiap metode berbeda tergantung pada iklim yang berbeda tiap
bulannya.

Penman merupakan metode dengan variabel terbanyak dibandingkan dengan


metode yang lain, sehingga secara statistik Penman lebih akurat dan mendekati data di
lapangan. Tetapi dalam prakteknya, hal ini tidak berpengaruh keakuratan hingga
keakuratan evaporasi potensial merupakan evapotranspirasi suatu tanaman. Karena
setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda.

Evapotranspirasi dipengaruhi dengan harga evaporasi potensial dan koefisien


tanaman. Nilai evapotranspirasi dari perhitungan metode Blaney-Criddle, Radiasi,
Penman berbeda karena harga evaporasi potensial secara koefisien tanaman berbeda tiap
bulannya.

16

Anda mungkin juga menyukai