ANALISA
DATA TEKNIS LAPANGAN
dimana :
NFR = kebutuhan air di sawah (mm/hari)
ETc = penggunaan air konsumtif (mm/hari)
P = kehilangan air akibat perkolasi (mm/hari)
Re = curah hujan efektif (mm/hari)
WLR = penggantian lapisan air (mm/hari)
......... (3.2)
ETc = Kc x ETo
dimana :
Kc = koefisien tanaman (tabel 4-9)
ETo = evapotranspirasi potensial (mm/hari)
Ada banyak cara untuk mengukur besarnya nilai evapotranspirasi potensial ini,
diantaranya sebagai berikut :
a. Water budget metode, yaitu pada dasarnya cara ini serupa dengan water
balance/neraca air atau keseimbangan air dari beberapa parameter antara lain:
hujan, run-off (limpasan) dan kondisi storage (penyimpanan air).
Cara ini jarang dipakai oleh karena tidak teliti (kesalahan cukup besar dan
hanya memberi informasi untuk nilai rata-rata tahunan.
b. Dengan alat lysimeter, alat ini bisa secara langsung mendapatkan data
(besarnya) evapotranspirasi yaitu dengan melakukan pengukuran
(pengamatan dengan menggunakan alat yang disebut lysimeter).
c. Dengan rumus empiris, nilai evapotranspirasi bisa diperoleh dengan
menggunakan rumus empiris berdasarkan data klimatologi (temperatur udara,
penyinaran matahari, kelembaban relatif dan kecepatan angin).
Beberapa metode yang mudah didalam penggunaannya adalah sebagai
berikut :
a. Metode Radiasi
b. Metode Thorntwhaite
c. Metode Blaney & Criddle
d. Metode Penman Modifikasi
a. Metode Radiasi
Rumus :
......... (3.3)
ETo C . W . R s
h ......... (3.4)
ETo C . W 0,25 0,5 . R a
n
dimana :
ETo = evapotranspirasi (mm/hari)
C = faktor koreksi yang tergantung dari nilai kelembaban relatif (RH)
dengan kecepatan angin (v) gambar 2
Tabel 9 : W = faktor bobot tergantung dari nilai temperatur udara dan
ketinggian tempat
n/N = faktor lamanya penyinaran matahari
Tabel 11 : N = maksimum lamanya penyinaran matahari rata-rata harian
untuk bulan-bulan tertentu yang tergantung dari letak
lintang
Tabel 10 : ekstrateresterial radial tergantung dari letak lintang.
b. Metode Thorntwhaite
Rumus :
a
10 T
ETo 1,6 ......... (3.5)
I
dimana :
ETo = perkiraan besarnya evapotranspirasi (cm/bulan)
1 bulan = 30 hari
1 hari = 24 jam
I = Indeks penyinaran matahari tahunan atau musiman
1, 514
T
i = = indeks penyinaran matahari bulanan (lihat tabel 6l)
5
n
I = i 1
Berikut ini adalah contoh perhitungan dari metode Thornwaite pada bulan Januari
Diketahui data-data :
Suhu bulanan rata-rata : 26,46 oC
Maka :
1, 514
T
1. i = atau dari tabel 6l
5
1, 514
26,46
=
5
= 12.269
n
2. I =
i 1
= 146.366
3. a = 0,000000675 I3 – 0,0000771 I2 + 0,01792I + 0,49239
= 0,000000675 . (146.366)3 – 0,0000771 (146.366)2
+ 0,01792 . (146.366) + 0,49239
= 3,580
10 T a
4. ETo = 1,6
I
3,58
10 x 26,46
= 1,6
146,366
= 13,327
5. f. koreksi = tabel 6m
= 1,042
6. ET = 1,042 x 13,887 cm/hari
= 13,887 cm/bulan
= 138,87 mm/bulan
Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.5
dimana :
ETo = evapotranspirasi (mm/hari)
C = faktor koreksi yang tergantung dari besaran kelembaban relatif (RH)
kecepatan angin, penyinaran matahari (sun shine) (n/N)
kecepatan angin (u)
t = temperatur udara bulanan rata-rata (oC)
P = presentase penyinaran matahari harian dari penyinaran matahari
tahunan (tabel 6n).
Berikut ini adalah contoh perhitungan dari metode Blaney and Criddle pada bulan
Januari :
Diketahui :
Suhu bulanan rata-rata : 26,46 oC
Kelembaban (RH) : 81 %
Maka :
1. P = tabel 6n
= 0,27
2. f = P x ( 0,46 t + 8 )
= 0,27 x ( 0,46 x 26,46 + 8 )
= 5,47
3. Estimate n/N = Figure 1
= Medium
4. ETo = Cxf
= 0,7 x 5,47
= 3,83 mm/hari
= 118,71 mm/bulan
Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.6
Rumus :
dimana :
ETo = evapotranspirasi potensial (mm/hari)
C = faktor koreksi, akibat keadaan iklim siang/malam (tabel 6k)
W = faktor bobot tergantung dari udara & ketinggian tempat (tabel 6c)
Rn = radiasi netto ekivalen dengan evaporasi (mm/hari)
Rn = Rns – Rn1
Rns = gelombang pendek radiasi matahari yang masuk
Rns = (1- ) Rs = faktor pantulan atau albedo = 0.25
Rs = (0.25 + 0.50 n/N) Ra
Ra = ekstra terresterial radiasi matahari
Rns = (1 – 0.25) (0.25 + 0.50 n/N) Ra
Rn1 = gelombang panjang radiasi netto
= f (T) x f (ed) x f (n/N)
N = maksimum lamanya penyinaran matahari (tabel 6f)
1–W = faktor bobot tergantung dari temperatur udara, ketinggian tempat
dan efek dari kecepatan angin dan kelembaban (tabel 6d)
f (U) = fungsi kecepatan angin (tabel 6b)
ea – ed = selisih tekanan uap jenuh pada temperatur rata-rata udara dengan
tekanan uap rata-rata aktual dari udara
ea = tekanan uap jenuh tergantung dari temperatur (tabel 6a)
ed = ea x kelembaban relatif /100
= (ea x RH/100)
f(T) = efek temperatur pada gelombang panjang radiasi (tabel 6h)
f(ed) = efek tekanan uap pada gelombang panjang radiasi (tabel 6i)
f(n/N) = efek penyinaran matahari pada gelombang panjang radiasi
(tabel 6j).
Berikut ini adalah contoh perhitungan dari metode Penman Modifikasi pada bulan
Januari :
Diketahui :
Temperatur rata-rata : 26,46 0C
Kelembaban relatif : 81 %
Penyinaran Matahari : 56,78 %
Kecepatan angin : 2,31 knots ( 1knots = 1,582 km/jam = 44,448 km/hari)
= 102,675 km/hari
Solusi :
1. ea, tabel 6a = 34,474 mbar
2. ed = ea x (RH rata-rata/100)
= 34,474 x (81/100)
= 27,924 mbar
3. ea – ed = 34,474 – 27,924
= 6,55 mbar
4. f(U), tabel 6b = 0,547 mbar
5. W, tabel 6c = 0,755
6. (1 – W), tabel 6d = 0,245
7. (ea – ed).f(U).(1–W) = 6,55 x 0,547 x 0,245
= 0,880 mm/hari
8. Ra, tabel 6e = 15,075
9. N, tabel 6f = 12,030
10. n = N x penyinaran matahari
= 12,030 x 56,78 %
= 6,831
11. n/N = 0,568
12. Rs = (0,25 + 0,5 x n/N) x Ra
= (0,25 + 0,5 x 0,568) x 15,075
= 8,049 mm/hari
13. Rns, tabel 6g = (1 – 0,25) x Rs
= (1 – 0,25) x 8,049
= 6,036 mm/hari
14. f(T), tabel 6h = 16,015
15. f(ed), tabel 6i = 0,143
16. f(n/N), tabel 6j = 0,611
17. Rn1 = f(T) . f(ed) . f(n/N)
= 16,015 x 0,143 x 0,611
= 1,395
18. Rn = Rns – Rn1
= 6,036 x 1,395
= 4,642 mm/hari
19. W x Rn = 0,755 x 4,642
= 3,503 mm/hari
20. [(WxRn) + ((ea-ed).(f(U)).(1-W))]
= 3,503 + 0,88
= 4,382
21. Usiang = 1,188 m/dt
22. Usiang/Umalam = diasumsikan = 1,00
23. C, tabel 6k = 1,045
24. ETo = C x [(WxRn) + (1 - w).f(U).(ea-ed)]
= 1,045 x 4,382
= 4,581 mm/hari
= 142,011 mm/bulan
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
Padi
Periode Varietas Palawija
Tengah Bulanan Biasa Unggul
M ek
LP = ......... (3.10)
(e k 1)
dimana :
LP = kebutuhan air irigasi di tingkat persawahan, mm/hari
M = kebutuhan air untuk mengganti /mengkompensari kehilangan air akibat
evaporasi dan perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan M = E o + P ,
mm/hari.
Eo = evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 ETo selama penyiapan lahan
(mm/hari).
K = MT/S
T = jangka waktu penyiapan lahan (hari)
S = kebutuhan air, untuk penjenuhan ditambah dengan lapisan air 50
mm, yakni 200 + 50 =250 mm seperti yang sudah diterangkan di atas.
Secara terperinci tabel kebutuhan air untuk pengolahan lahan dapat dilihat seperti
pada tabel dibawah ini.
4. LP =
e 1
1 , 380
= 10,242 mm/hari
5. NFR = LP – Re
= 10,242 – 11,45
= -1,209 mm/hari
NFR
6. IR =
Eff
1,209
= = -1,860 mm/hari
0.650
IR
7. a = 8,64
1,860
= = -0,215 lt/dt/ha
8,64
ETc = ETo x Kc
dimana :
Kc = koefisien tanaman
c. Menentukan curah hujan bulanan (R) selama kurun waktu “n” tahun.
d. Menghitung curah hujan efektif (Re).
e. Menghitung kebutuhan air di sawah untuk padi (NFR), dengan rumus :
dimana :
P = perkolasi (mm/hari)
WLR = penggantian lapisan air (mm/hari)
Re = curah hujan efektif (mm/hari)
f. Menghitung kebutuhan air untuk padi (IR) dengan rumus :
NFR
IR = Eff = efisiensi air irgasi = 0.65
Eff
g. Menghitung kebutuhan air irigasi (a) dengan rumus :
IR
a
8,64 lt / dt / ha
contoh perhitugan kebutuhan air irigasi untuk masa penanaman padi I (alternatif I)
adalah sebagai berikut :
Diketahui data-data :
Bulan = November 2
ETo = 4,189 mm/hari
P = 3 mm/hari
T = 45 hari
WLR = 1,10 mm/hari
Re = 15,62 mm/hari
Eff = 0,65
Kc = 1,08
Maka :
1. ETc = ETo x Kc
= 4,189 x 1,08
= 4,524
NFR
3. IR =
Eff
6,993
= 0,650
= -10,758 mm/hari
IR
4. a = 8,64
10,758
= 8,64
= -1,245 lt/dt/ha
dimana :
Kc = koefisien tanaman
c. Menentukan curah hujan bulanan (R) selama kurun waktu “n” tahun.
d. Menghitung curah hujan efektif (Re).
e. Menghitung kebutuhan air di sawah untuk palawija (NFR), dengan rumus :
NFR = ETc – Re
dimana :
Re = curah hujan efektif (mm/hari)
f. Menghitung kebutuhan air untuk padi (IR) dengan rumus :
NFR
IR = Eff = efisiensi air irgasi = 0.65
Eff
g. Menghitung kebutuhan air irigasi (a) dengan rumus :
IR
a
8,64 lt / dt / ha
= -11,072 mm/hari
IR
4. a = 8,64
11,072
= = -1,281 lt/dt/ha
8,64
M = 0,2 x
tahun sehingga nomor tingkatan M debit dengan kemungkinan hal tidak terpenuhi
20 % dapat dihitung dengan :
dimana :
N = jumlah tahun
M = urutan ke
Q = (Dro + Bf) x
dimana :
Q = Debit andalan
Dro = Direct Run Off
= Ws – I I = 0,4 Ws
Bf = Base Flow
= I – Vn’ Vn’ = Vn – (Vn - 1) (Iterasi)
Ws = Water Surplus
= R – EL
EL = Limit Evapotranspirasi
= ETo – E E = ET x m/20 (18 – n)
m = Exposed Surface
n = Hari hujan bulanan
Perhitungannya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :
Q
A x 1000
DR
dimana :
A = luas daerah irigasi yang dapat diairi (Ha)
Q = debit andalan yang tersedia (m3/dt)
DR = kebutuhan air untuk irigasi (lt/dt/Ha)
Hasil perhitungan kebutuhan air untuk irigasi terhadap kemampuan luas lahan
yang bisa terairi oleh debit andalan berdasarkan kebutuhan air irigasi di saluran
adalah :
a. Saluran induk/intake = 1,5 lt/dt
b. Saluran sekunder = 0,9 x 1,5 = 1,35 lt/dt
c. Saluran tersier = 0,8 x 1,5 = 1,2 lt dt
3.3 Perencanaan Jaringan Irigasi