Anda di halaman 1dari 22

Evaporasi Dan Evapotranspirasi

Pertemuan ke 6
Penguapan
Penguapan adalah proses berubahnya bentuk zat cair (air) menjadi gas (uap air) dan masuk
ke atmosfer. Dalam hidrologi, penguapan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
evaporasi dan transpirasi.
Evaporasi (diberi notasi E0) adalah penguapan yang terjadi dari permukaan air (laut, danau,
sungai), permukaan tanah (genangan di atas tanah dan penguapan dari permukaan air tanah
yang dekat dengan permukaan tanah), dan permukaan tanaman (intersepsi). Apabila
permukaan air tanah cukup dalam, evaporasi dari air tanah adalah kecil dan dapat diabaikan.
Intersepsi adalah penguapan yang berasal dari air hujan yang berada pada permukaan daun,
ranting dan batang tanaman. Sebagian air hujan yang jatuh akan tertahan oleh tanaman dan
menempel pada daun dan cabang, yang kemudian akan menguap.
Evaporasi merupakan proses fisis yang merubah bentuk larutan atau cairan menjadi bentuk
gas atau uap.
Transpirasi (Et) adalah penguapan melalui tanaman, dimana air tanah terserap oleh akar
tanaman yang kemudian dialirkan melalui batang sampai ke permukaan daun dan menguap
menuju atmosfer. Di lapangan, sulit membedakan antara penguapan dari badan air, tanah
dan tanaman. Oleh karena itu, biasanya evaporasi dan transpirasi dicakup menjadi satu yang
disebut evapotranspirasi.
Penguapan
Evapotranspirasi adalah penguapan yang terjadi di permukaan tanah, yang meliputi
permukaan tanah dan tanaman yang tumbuh di permukaan tersebut. Laju evaporasi,
transpirasi dan evapotranspirasi dinyatakan dengan volume air yang hilang oleh proses
tersebut tiap satuan luas dalam satu satuan waktu, yang biasanya diberikan dalam mm/hari
atau mm/bulan. Laju evapotranspirasi tergantung pada ketersediaan air dan kemampuan
atmosfer mengevapotranspirasikan air dari permukaan. Apabila ketersediaan air (lengas
tanah) tak terbatas maka evapotranspirasi yang terjadi disebut evapotranspirasi potensial
(ETP). Pada umumnya ketersediaan air di permukaan tidak tak terbatas, sehingga
evapotranspirasi terjadi dengan laju lebih kecil dari evapotranspirasi potensial.
Evapotranspirasi sebenarnya terjadi di suatu daerah disebut evapotranspirasi nyata.
Penguapan
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya evaporasi, secara global dapat dijelaskan bahwa
laju evaporasi yang ada di permukaan bumi banyak ditentukan oleh beberapa faktor, yang
pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat komponen diantaranya :
1) temperatur udara
2) kelembaban udara
3) kecepatan angin
4) radiasi matahari
Untuk memperkirakan besarnya penguapan diperlukan data tersebut. Beberapa instansi
seperti BMKG, Dinas Pengairan dan Dinas Pertanian secara rutin melakukan pengukuran data
klimatologi.
Penguapan
Kondisi meteorologi setiap saat selalu berubah-ubah disebabkan oleh pengaruh kondisi
permukaan dan kondisi lingkungan, sehingga untuk mendapatkan data yang teliti diperlukan
pengamatan meteorologi yang kontinyu.
Evaporasi dan evapotranspirasi sangat penting sebagai faktor kehilangan air dalam
perencanaan pengembangan sumber-sumber air. Sehingga untuk mengukur besarnya
evaporasi atau evapotanspirasi perlu dipilih metode apa yang cocok berdasarkan data
meteorologi yang tersedia. Adapun data meteorologi yang dibutuhkan untuk metode yang
berbeda-beda pada perhitungan evaporasi dan evapotranspirasi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Penguapan
Tabel Data Meteorologi untuk Perhitungan Evaporasi dan Evapotranspirasi :
No. Metode Temperatur Humidity Kec. angin Sunshine Radiasi Evaporasi Hujan
1 Pan Evaporasi - - - - - v -
2 Penman v v v v v - -
3 Thornth Waite v - - - - - -
4 Blaney Cridle v - - - - - -
5 Turc Langbein v v - - - - v
Wund
6 Hargreaves v v v v - - -
7 Christiansen v v v v - - -
Metode Pan Evaporasi
1. Metode Pan Evaporasi
Evaporasi dapat diukur dengan alat seperti Atmometer Piche, Atmometer Living Stone dan
Pan Evaporasi. Tetapi dalam sub-sub ini hanya dibahas pengukuran evaporasi dengan alat pan
evaporasi U.S.A standard (the class A evaporation pan) yang berbentuk lingkaran dengan
diameter 121 cm dan dalamnya 25,50 cm, seperti gambar berikut :
Metode Pan Evaporasi
Pan evaporasi ini biasanya ditempatkan pada stasiun Klimatologi dan dicatat setiap hari
berkisar pukul 07.00 pagi, alat ini diletakkan di atas rangka kayu setinggi 15 cm dari
permukaan tanah agar turbulensi angin yang berpengaruh terhadap rata-rata penguapan
dapat dikurangi. Adapun jenis Pan evaporasi ini mempunyai koefisien (C) 0,60 dan 0,80.
Untuk memasukkan masa air dibuat jenis pan yang lain yaitu “Floating Pan” alatnya sama
dengan Class A pan evaporasi, tetapi dipasang di waduk, danau atau tempat genangan air
yang lain, untuk koefisien (C) alat ini besarnya 0,80.
Dari hasil pengamatan di lapangan biasanya angka penguapan pada Pan evaporasi lebih besar
dari penguapan sebenarnya, sehingga angka yang didapat dari pengukuran harus dikalikan
koefisien yang disesuaikan dengan kondisi iklim setempat.
Metode Pan Evaporasi
Perbedaan ini disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1) Pada pan evaporasi tidak ada gelombang karena turbulensi udara di atas iar panci lebih
kecil dari dari danau atau waduk.
2) Terjadinya pertukaran panas antara Pan evaporasi dengan tanah, air dan udara di
sekitarnya.
3) Kemampuan menyimpan panas berbeda antara Pan evaporasi dan danau.
4) Ada tambahan radiasi matahari pada sistem Pan evaporasi.
5) Pengaruh panas, kelembaban, angin akan berbeda antara permukaan kecil dan
permukaan besar.
Metode Pan Evaporasi
Sehingga untuk meminimalisir faktor-faktor tersebut di atas dapat dilakukan dengan
mengukur temperatur air pada Pan evaporasi dan temperatur air danau dengan jalan sebagai
berikut :
E pan evaporasi = C (es pan evaporasi - ea) (1 + 0,25 U) ................................................. 6.1
E danau = C (es danau - ea) (1 + 0,25 U) ................................................. 6.2
dimana :
E pan evaporasi = evaporasi dari Pan evaporasi (mm)
E danau = evaporasi dari danau (mm)
C = Konstanta
es Pan evaporasi = tekanan uap jenuh pada temperatur air dalam pan (mmHg)
es danau = tekanan uap air jenuh pada temperatur air danau (mmHg)
ea = tekanan uap air jenuh pada temperatur udara (mmHg)
U = kecepatan angin (km/jam)
Metode Pan Evaporasi
Dengan menggunakan alat yang dianggap sama maka konstanta C dapat diabaikan sehingga
persamaannya menjadi sebagai berikut :

Biasanya kecepatan angin yang tercatat pada stasiun klimatologi yang dipasang di tepi danau
hampir sama dengan kecepatan angin di danau, maka persamaannya menjadi :
Metode Penman Modifikasi
Food and Agriculture Organizing of The United Nations (FAO), pada buku Pedoman untuk
memprediksi Kebutuhan Air Untuk Tanaman (Guidelines for Predicting Crop Water
Requirements) tahun 1977, telah sedikit memodifikasi Penman untuk perhitungan penetapan
nilai evapotranspirasi (Eto), termasuk revisi bagian fungsi kecepatan angin. Metode ini
membutuhkan data rata-rata iklim harian, kondisi cuaca sepanjang siang dan malam hari
yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap evapotranspirasi.
Prosedur untuk perhitungan evapotranspirasi di sini kelihatan agak komplikasi, dikarenakan
rumus persamaannya berisi komponen yang dibutuhkan untuk devirasi data pengukuran
yang berhubungan dengan iklim. Namun demikian apabila tidak ada data pengukuran, dapat
dilakukan langkah perhitungan dengan menggunakan variabel-variabel yang ada. Sebagai
contoh apabila suatu tempat tersedia pengukuran langsung net radiation (Rn), variabelnya
dapat dipenuhi dari data pengukuran radiasi matahari, lama penyinaran matahari atau
observasi awan, bersamaan dengan pengukuran humidity dan temperatur udara.
Metode Penman Modifikasi
Teknik perhitungan dan tabel-tabel biasanya juga disediakan untuk memfasilitasi perhitungan
apabila diperlukan. Format untuk perhitungan evapotranspirasi juga dapat diberikan sebagai
berikut :
ETo = c [W.Rn + (1-W).f(U).(es - ea)]
radiasi aerodinamis
dimana :
ETo = Evapotranspirasi (mm/hari)
W = Temperatur yang berhubungan dengan faktor penimbang
Rn = net radiasi equivalen evaporasi (mm/hari)
f(U) = fungsi kecepatan angin
(es-ea) = saturation defisit (mbar)
c = faktor pendekatan untuk kompensasi efek kondisi cuaca siang dan malam hari
Metode Penman Modifikasi
Fungsi kecepatan angin pada evapotranspirasi telah diterapkan untuk berbagai perbedaan
iklim yang dirumuskan sebagai berikut :

dimana :
f(U) = fungsi kecepatan angin
U = kecepatan angin pada ketinggian 2 m, selama 24 jam (km/jam)
Efek temperatur udara pada radiasi gelombang panjang, dapat ditetapkan persamaan sebagai
berikut :
f(T) = ε . Ʈ . Ts4
dimana :
ε = grey body emissivity permukaan
Ʈ = konstanta Stefan Boltzman, 1,174.10-7
Ts4 = temperatur udara (0C)
Metode Penman Modifikasi
Nilai pengaruh temperatur udara pada radiasi gelombang panjang, dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel. Pengaruh Temperatur Udara (f(T) Pada Radiasi Gelombang Panjang (Rnl)
T0C 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36
f(T) = Ʈ . Tk4 11,7 12,0 12,4 12,7 13,1 13,5 13,8 14,2 14,6 15,0 15,4 15,9 16,3 16,7 17,2 17,7 18,1

Untuk efek tekanan udara pada radiasi gelombang panjang, dapat ditetapkan
persamaan sebagai berikut :
f(ea) = 0,34 - 0,044
dimana :
ea = tekanan udara (mbar)
Untuk efek pada radiasi gelombang panjang, juga dapat ditetapkan persamaan
sebagai berikut :
Metode Penman Modifikasi
Untuk efek pada radiasi gelombang panjang, juga dapat ditetapkan persamaan
sebagai berikut :

Adapun nilai faktor penimbang (W) yang berhubungan dengan temperatur udara
dapat dilihat pada tabel III-2 lampiran.
Metode Penman Modifikasi
Metode Penman Modifikasi
Metode Penman Modifikasi
Metode Penman Modifikasi
Metode Penman Modifikasi
Metode Penman Modifikasi

Anda mungkin juga menyukai