Disusun Oleh :
Kelompok : 5
Anggota Kelompok : Isni NurFauziah (240110160071)
Andreas Andre A.P. (240110160070)
Laili Latifah (240110160082)
Tio Febriananda (240110160084)
Yuniar Fauziah (240110160091)
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 1 November 2017
Jam : 15.30 – 17.30 WIB
Asistem Praktikum : 1. Imam Fauzan
2. Mukhammad Ilham
3. Siti Sarah
4. Sulfa Yuda
5. Tiara Putri Dwi D
6. Willi Munandar
Tabel 4.4. Curah Hujan Rata-rata Harian dengan Metode Log Pearson III
Rata2
Tahun maks Log X TR K log XT XT
1998 37 1,5702 2 0,033 1,5085 32,25
1999 20 1,3075 5 0,850 1,5902 38,92
2000 33 1,5137 10 1,258 1,6309 42,75
2001 38 1,5802 15 1,399 1,6450 44,16
2002 35 1,5388 20 1,539 1,6591 45,61
2003 27 1,4364 25 1,680 1,6731 47,11
2004 25 1,4027 30 1,733 1,6784 47,69
2005 24 1,3838 50 1,945 1,6996 50,07
2006 29 1,4681 75 2,062 1,7112 51,43
2007 36 1,5578 100 2,178 1,7229 52,83
2008 32 1,5068
2009 38 1,5743
2010 49 1,6884
2011 27 1,4339
2012 41 1,6155
Rata-
Rata 32,79 1,51
Stdev 7,4231 0,0999
skewnes
s 0,3 -0,2
skew 2 5 10 15 20 25 30 50 75 100
-0,2 0,033 0,850 1,258 1,399 1,539 1,680 1,733 1,945 2,062 2,178
Perhitungan
Periode ulang 2
X T 2 24 23 X T 2 24 23
I= ( )
24 t
2
I= ( )
24 t
2
31,73 24 31,73 24 x 60
¿
24
( 5 menitx(
1 jam
) )
3
¿
24 ( ) 180
3
X T 30 24 23 X T 30 24 23
I=
24 t ( ) 2
I=
24 t ( ) 2
53,68 24 x 60 53,68 24 x 60
¿
24 ( 5 ) 3
¿
24 ( 720 ) 3
Perhitungan
Periode ulang 15
X T 15 24 23 X T 15 24 23
I=
24 t( ) 2
I=
24 t ( ) 2
44,16 24 x 60 44,16 24 x 60
¿
24 ( ) 15
3
¿
24 ( )
60
3
X T 100 24 23 X T 100 24 23
I=
24 ( )
t
2
I=
24 ( )
t
2
52,83 24 x 60 52,83 24 x 60
¿
24 ( 15 ) 3
¿
24 ( 360 ) 3
Perhitungan
Periode ulang 5
X T 5 24 32 X T 5 24 32
I=
24 t ( ) 2
I=
24 t ( ) 2
39,03 24 x 60 39,03 24 x 60
¿
24 10 ( ) 3
¿
24 ( )
45
3
X T 50 24 23 X T 50 24 23
I=
24 t ( ) 2
I=
24 t ( ) 2
48,01 24 x 60 48,01 24 x 60
¿
24 20 ( ) 3
¿
24 ( )
120
3
4.3 Grafik
Metode Gumbel
120.00
periode ulang 2
100.00
Intensitas Hujan (mm/jam)
periode ulang 5
periode ulang 10
80.00
periode ulang 15
periode ulang 20
60.00
periode ulang 25
periode ulang 30
40.00
periode ulang 50
20.00 periode ulang 75
periode ulang 100
0.00
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Lama Hujan (menit)
periode ulang 5
periode ulang 10
80.00
periode ulang 15
periode ulang 20
60.00
periode ulang 25
40.00 periode ulang 30
periode ulang 50
20.00 periode ulang 75
periode ulang 100
0.00
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Lama Hujan (menit)
Metode Normal
100.00
90.00 periode ulang 2
Intensitas Hujan (mm/jam)
BAB V
PEMBAHASAN
Praktikum Hidrologi Teknik kali ini, mempelajari bagaimana cara membuat
Kurva Intensity – Duration - Frequency (IDF Curve)melalui analisis curah hukan
harian maksimum suatu wilayah. Faktor dan karakteristik yang dapat
mempengaruhi hujan yaitu di antaranya adalah intensitas, durasi, kedalaman, dan
frekuensi. Kuva IDF itu sendiri merupakan grafik yang memberikan hubungan
antara intensitas hujan di sumbu y dan durasi hujan di sumbu x. Kurva IDF dapat
digunakan dalam perencanaan drainase dan rancang bangun hidrologi perkotaan
karena mampu memperkirakan debit puncak di daerah tangkapan kecil, lalu juga
dapat digunakan untuk perhitungan perkiraan besarnya erosi dan banjir rencana
dengan metode rasional.
Dalam pembuatannya, kurva IDF memerlukan sebuah tabel yang
menunjukan data dari hasil intensitas hujan dengan menggunakan metode
Mononobe, penggunaan tabel mononobe ini digunakan karena perhitungan data
curah hujan merupakan data hujan harian. Tabel ini dibuat untuk kemudian
digunakan dalam perhitungan masing - masing rencana hasil analisis frekuensi
seperti metode Gumbel, metode Log Pearson III, dan metode Normal. Dalam
tabel ini, berisikan variabel durasi dan periode ulang. Sesuai dengan rumus yang
terdapat dari metode Mononobe, dihitung intensitas hujan dengan memasukkan
nilai variabel yang dibutuhkan ke dalam program Microsoft Office Excel untuk
memppermudah perhitungan. Pada peritungan ini, waktu telah ditentukan
sebelumnya dalam satuan menit, sehingga harus diubah ke dalam jam karena data
curah hujan yang digunakan pada metode Mononobe adalah data curah hujan
harian.
Berdasarkan hasil perhitungan, hasil intensitas hujan yang didapatkan dari
masing – masing metode memiliki perbedaan yang tidak terlalu jauh. Contohnya
saja pada perhitungan menggunakan metode Gumbel yang hasilnya lebih kecil
daripada hasil perhitungan metode Log Pearson III pada periode ulang 2 tahun,
begitu juga pada metode Normal yang hasil perhitungannya lebih besar dari kedua
metode sebelumnya. Durasi dan periode ulang yang ada juga mempengaruhi hasil
perhitungan sehingga menyebabkan perbedaan dari setiap metode. Dilihat dari
hasil perhitungan data ketiga metode tersebut, dapat dilihat setiap metode
memiliki sifat yang berbeda – beda sehingga hasil yang diperoleh pun berbeda –
beda. Dari kurva IDF yang sudah dibuat, menggambarkan kurva IDF yang
menunjukan bahwa hujan dengan intensitas yang tinggi terjadi pada durasi yang
pendek, sedangkan hujan dengan intensitas yang rendah terjadi pada durasi yang
panjang.Apabila dilihat dari periode ulangnya, intensitas hujan memiliki
perubahan nilai yang cepat terhadap bertambahnya lama durasi hujan, artinya
selisih antara intensitas hujan pada durasi 1 jam dan 24 jam memiliki nilai yang
jauh berbeda.
Kendala yang didapatkan pada praktikum kali ini adalah banyaknya data
yang harus diinput sehingga menghabiskan waktu yang cukup lama untuk
melakukan input data dan pembuatan kurva. Selain itu, kelalaian pada praktikan
yang tidak membawa charger merupakan faktor fatal yang memengaruhi
sehingga laptop yang dibawa kehabisan baterai dan tidak dapat digunakan. Juga,
pada saat praktikum banyak dari praktikan yang bersenda gurau sehingga tidak
fokus dalam melakukan perhitungan.
Abdreas Andre A.P.
240110160072
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan praktikum membuat kurva
IDF dengan menggunakan perhitungan analisis hujan desain melalui metode
gumbel, log pearson III dan Distribusi normal. Praktikan dapat membuat kurva
IDF dengan menggunakan perhitungan mononobe dari data yang didapat
menggunakan ketiga metode tadi. Dengan menggunakan data hujan pada periode
ulang dengan metode gumbel, didapatkan hasil intensitas hujan sebesar
57,73449mm untuk lama waktu 5 menit, lalu 72,70737mm pada periode ulang 5
tahun untuk lama waktu 5 menit, dan 113,662 mm pada periode ulang 100 tahun
untuk lama waktu 5 ment. Pada periode ulang 2 tahun, dengan lama waktu 120
menit, didapatkan hasil intensitas hujan sebesar 6,938962mm sedangkan untuk
lama waktu 720 menit sebesar 2,101488mm.
Pada data hasil perhitungan metode log Pearson III pun didapatkan hasil
yang tidak jauh berbeda dengan metode gumbel, yakni untuk lama waktu 5 menit,
intensitas hujan yang didapat adalah 58,68391mm untuk periode ulang 2 tahun,
lalu 70,78226mm untuk periode ulang 5 tahun, dan 90,9975 untuk periode ulang
50 tahun. Pada periode ulang 10 tahun, didapatkan besar intensitas hujan yatu
77,72796mm untuk lama waktu 5 menit, 30,84636mm untuk lama waktu 20 menit
dan 9,341927mm untuk lama waktu 120 menit.
Data terakhir yaitu hasil perhitungan distribusi normal, hasil intensitas hujan
yang didapat adalah 59,66698mm untuk periode ulang 2 tahun dengan lama waktu
5 menit, dan 79,351285mm untuk lama waktu 5 menit dengan periode ulang 15
tahun, lalu 89,1934 untuk lama waktu 5 menit dengan periode ulang 75 tahun.
Pada periode ulang 25 tahun dengan lama waktu 5 menit besar nilai intensitas
hujan adalah 82,6949mm, untuk lama waktu 60 menit sebesar 15,777, dan untuk
lama waktu 360 menit sebesar 4,77812. Dari hasil perhitungan, data yang didapat
menggunakan ketiga metode tidak menunjukan perbedaan nilai yang signifikan,
untuk gumbel, 57, log pearson II 58, dan normal 59.
Dari hasil tabel, dapat dilihat bahwa semakin kekanan maka intensitas hujan
semakin besar, namun semakin ke bawah maka intensitas hujan semakin kecil.
Artinya semakin lama periode ulangnya, maka intensitas hujan akan semakin
besar, namun semakin lama durasi waktu huja tersebut maka intensitas hujannya
akan semakin kecil. Misalnya jika terjadi hujan yang sangat lebat biasanya waktu
dari lamanya hujan tersebut tidak lama, namun bila hujan tersebut memiliki durasi
waktu yang sangat lama maka intensitas air hujan yang turunnya sedikit, namun
tidak semua kondisi seperti itu, misalnya jika terjadi badai intensitas hujan yang
turn dari langit sangat besar begitupun durasi waktu hujan tersebut sangat lama.
Namun kondisi ideal dari hujan adalah seperti yang didapatkan dari hasil
perhitungan yang dilakukan praktikan. Begitupun pada hasil grafik, dapat kita
baca semakin lama durasi waktu hujan, maka semakin kecil intensitasnya namun
semakin cepat durasi waktu hujan maka intensitas hujan sangat besar.
Laili Latifah
240110160082
BAB V
PEMBAHASAN
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini diadakan analisis terhadap Intesitas curah hujan harian
maksimum.Analisis ini diperlukan untuk membuat kurva IDF(Intensity-Duration-
Frequency) yang sangat penting dalamperhitungan debit banjirrencana dengan
metode rasional untuk perancangan bangunan rancangan hidrologi
Data curah hujan yang digunakan untuk Intensitas curah hujan ini adalah data
curah hujan selama 15 tahun yaitu dari tahun 1998 hingga tahun 2012 dari
perhitungan sebelumnya yaitu dengan metode Gumbel,Log Person III,dan
Distribusi Normal.
Ada dua metode yang digunakan untuk menghitung Intensitas curah
hujan,yaitu metode Talbot dan metode Mononobe.Metode Talbot digunakan
apabila di lapangan terdapat data hujan jam-jaman,sedangkan metode Mononobe
digunakan apabila data curah hujan yang digunakan adalah data hujan harian.
Pada praktikum kali ini,dihitung Intensitas curah hujan pada setiap periode
yaitu periode 2,5,10,15,20,25,30,50,75,dan 100.Oleh karena periode tersebut pada
perhitungan sebelumnya masih berupa menit,maka periode tersebut dibagi terlebih
dahulu dengan 60 agar berubah ke jam karena kita akan menghitung Intensitas
hujan per jam (mm/jam).
Setelah mendapatkan Intensitas pada curah hujan dari metode
Gumbel,Distribusi Normal,dan Log Person III menggunakan perhitungan
Intensitas metode Mononobe dengan periode tersebut,maka dibuatlah sebuah
kurva yang dinamakan IDF.Kurva IDF (Intensity Duration Frequency)
mengambarkan hubungan intensitas hujan dalam periode ulang 2 tahunan, 5
tahunan, 10 tahunan, 15 tahunan,20 tahunan, 25 tahunan ,30 tahunan,50
tahunan,75 tahunan,dan 100 tahunan dengan durasi terjadinya hujan. Gambar
kurva di hasil menggambarkan kurva IDF yang menunjukan bahwa hujan dengan
intensitas yang tinggi terjadi pada durasi yang pendek, sedangkan hujan dengan
intensitas yang rendah terjadi pada durasi yang panjang.Apabila dilihat dari
periode ulangnya, intensitas hujan memiliki perubahan nilai yang cepat terhadap
bertambahnya lama durasi hujan, artinya selisih antara intensitas hujan pada
durasi 1 jam dan 24 jam memiliki nilai yang jauh berbeda.
Selain metode Talbot dan Mononobe,untuk menentukan Intensitas curah hujan
dapat juga digunakan dengan metode Van Breen.Metode ini menghitung
Intensitas curah hujan yang terkonsentrasi selama 4 jam dengan jumlah curah
hujan sebesar 90% dari jumlah curah hujan selama 24 jam.Dapat juga digunakan
metode Haspers- Der Weduwen.Metode ini berasal dari kecenderungan curah
hujan harian yang dikelompokkan atas dasar anggapan bahwa curah hujan
memiliki distribusi yang simetris dengan durasi curah hujan lebih kecil dari 1 jam
dan durasi curah hujan lebih kecil dari 1 sampai 24 jam.
Terlepas dari banyaknya metode yang dapat digunakan untuk menghitung
Intensitas curah hujan.Metode Talbot adalah metode yang paling baik untuk
digunakan dalam DAS,hal tersebut karena metode ini menghitung Intensitas curah
hujan per jam dalam daerah aliran sungai yang menyebabkan keakuratan yang
lebih baik.
Yuniar Fauziyah
240110160091
BAB V
PEMBAHASAN
5.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini yaitu:
1. Praktikum sebaiknya lebih kondusif serta tidak saling bersenda gurau.
2. Praktikan sebaiknya sudah menguasai materi yang hendak di praktikumkan
agar pelaksanaan praktikum lebih efektif dan efisien.
3. Sebaiknya setiap praktikan membawa laptop masing-masing agar lebih
mengerti dalam jalannya perhitungan pada praktikum.
Andreas Andre A.P.
240110160045
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan padapraktikum kali iniyaitu:
1. Pembuatan kurva IDF berfungsi untuk menghitung banjir rencana
2. Kurva IDF dapat digunakan sebagai pedoman untuk perencanaan saluran
drainase
3. Intensitas hujan dapat dihitung dengan menggunakan metode mononobe
4. Semakin lama periode ulang, maka intensitas hujan semakin besar
5. Semakin lama durasi hujan, maka intensitas hujan semakin kecil
6.2 Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah :
1. Teliti saat melakukan perhitungan
2. Mengecek kembali rumus perhitungan agar tidak terjadi kesalahan data
3. Mengerjakan perhitungan dengan tenang dan teliti
4. Tidak terburu-buru saat melaksanakan praktikum
Laili Latifah
240110160082
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Kurva IDF dapat digunakan untuk menentukan banjir rencana dengan
mempergunakan metode rasional.
2. Intensitas hujan dapat dihitung dengan menggunakan metode mononobe
3. Semakin lama periode ulang, maka intensitas hujan semakin besar
4. Semakin lama durasi hujan, maka intensitas hujan semakin kecil
6.2 Saran
Saran padapraktikum kaliiniadalah:
1. Sebaiknya praktikan harus lebih memahami materi sebelum melaksanakan
praktikum.
2. Sebaiknya praktikan melakukan praktikum dengan kondisi yang kondusif.
3. Praktikum lebih menarik dan menyenangkan.
Tio Febriananda
240110160084
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu:
1. Perhitungan analisis Intensitas curah hujan bertujuan untuk mengetahui kurva
IDF yang fungsinya sangat penting dalamperhitungan debit banjirrencana
dengan metode rasional untuk perancangan bangunan rancangan hidrologi
2. Hujan dengan intensitas yang tinggi terjadi pada durasi yang pendek,
sedangkan hujan dengan intensitas yang rendah terjadi pada durasi yang
panjang.
3. Dilihat dari periode ulangnya, intensitas hujan memiliki perubahan nilai yang
cepat terhadap bertambahnya lama durasi hujan, artinya selisih antara
intensitas hujan pada durasi 1 jam dan 24 jam memiliki nilai yang jauh
berbeda.
4. Selain metode Mononobe terdapat metode lain yang dapat digunakan untuk
menghitung Intensitas curah hujan diantaranya Talbot,Van Breen,dan
Haspers- Der Weduwen.
5. Metode terbaik yang dapat digunakan untuk menghitung Intensitas curah
hujan suatu DAS adalah dengan metode Talbot,karena metode ini
menghitung Intensitas curah hujan per jam-jaman dalam suatu daerah aliran
sungai yang menyebabkan keakuratan yang lebih baik
6.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini yaitu:
1. Praktikum sebaiknya lebih kondusif dan dikemas lebih menarik.
2. Praktikan sebaiknya sudah menguasai materi yang hendak di
praktikumkan agar pelaksanaan praktikum lebih efektif dan efisien.
Yuniar Fauziyah
240110160091
BAB VI
PENUTUP