BAB III
KRITERIA PERENCANAAN
3.1
keandalan tertentu pada waktu yang lama. Karena di lokasi-lokasi studi tidak
terdapat stasiun duga/pengukur debit air, maka untuk memperkirakan besarnya
debit andalan dihitung/didekati dengan menggunakan metode simulasi hujan
menjadi aliran (Rainfall - runoff model).
Pada studi ini untuk memperkirakan debit sumber air dipakai simulasi
metode NRECA.Untuk perhitungan NRECA pada daerah studi dibutuhkan
input data sebagai berikut :
Curah hujan bulanan selama 10 tahun, dari Stasiun Ciracas (Untuk analisa
sumber air Cibadak,) dengan periode pencatatan dari tahun 1997 sampai
dengan tahun 2007.
Evapotranspirasi dihitung dengan data temperatur, kelembaban relatif,
kecepatan angin dan lama penyinaran matahari dari Stasiun Klimatologi
Purwakarta.
Nilai evapotranspirasi dihitung dengan menggunakan rumus Pennman.
Nilai tampungan kelengasan awal, nilainya didapat dengan trial and error.
Tampungan air tanah awal, nilainya didapat dengan coba-coba (trial and
error).
24
= c x Eto*
(3.1)
Eto*
(3.2)
25
Rs
Ra
Rn1
f(T)
f(ed)
f(n/N)
= fungsi kecerahan
f(u)
= ea . RH
RH
2.
Berdasar nilai (t) cari nilai (ea), (W), (1W) dan f(t) dengan tabel
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
26
3.1.3
hitungan dibuatlah kolom-perkolom dari kolom (1) hingga (18) seperti dibawah
ini :
1)
2)
3)
4)
5)
Wo
No min al
Nominal = 100+0,2 Ra
Ra
6)
7)
(3.3)
AET
AET =
PET koefisien.reduksi
PET
27
Koef. Reduksi
0 50 m /km
0,9
51 - 100 m/km
0,8
0,6
0,4
9)
10)
11)
Kelebihan kelengasan
= rasio kelebihan kelengasan x neraca air
= kolom (10) x kolom (11)
28
29
awal bulan Januari lagi dengan mengambil nilai tampungan kelengasan awal
(Januari) = tampungan kelengasan bulan Desember.
30
Dalam studi ini dihitung besarnya debit andalan dengan tingkat keandalan
90 % (dengan debit air rendah), dimana dalam menentukan probabilitas tersebut
dihitung dengan metode Basic Year, dengan rumus :
Pr = m / (n+1) * 100 %
(3.4)
dimana :
Pr = probabilitas (%)
3.2
= jumlah data
Dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan air daerah layanan air baku dan
ketersedian air baku sumber mata air.
31
(3.5)
dengan :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun ke-n (jiwa)
P0 = jumlah penduduk pada tahun yang ditinjau (jiwa)
r
2. Metode Aritmatik
Dalam metode ini, pertumbuhan rata-rata penduduk berkisar pada
persentase r (angka pertambahan penduduk per-tahun) yang konstan setiap
tahun. Metode ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Pn = Po(1 + rn)
dengan :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun ke-n (jiwa)
P0 = jumlah penduduk pada tahun yang ditinjau (jiwa)
r
(3.6)
32
3. Metede Eksponensial
Perkiraan jumlah penduduk berdasarkan metode Eksponensial dapat
didekati dengan persamaan berikut :
Pn = P0.e
r.n
(3.7)
dengan :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun ke-n (jiwa)
P0 = jumlah penduduk pada tahun yang ditinjau (jiwa)
r
Berdasarkan
inventarisasi
data
yang
didapatkan
dari
Kabupaten
tersebut
bisa
disesuaikan
dengan
kondisi
perencanaan.
daerah
33
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
SPABP
Keterangan
- Skala komunal
- Asumsi kebutuhan 30 - 60 liter/orang/hari
- Waktu pengambilan 8-12 jam/hari
- Direncanakan Melayani 40 KK
Sumur Gali (SGL)
- Skala komunal
- Asumsi kebutuhah 30 - 60 Uter/orang/hari
- Direncanakan Melayani 1 - 5 KK
Penampung Air Hujan (PAH) - Skala komunal
- Asumsi kebutuhan 30 - 60 Uter/orang/hari
- Direncanakan Melayani 5 - 10 KK
Sistem Instalasi Pengolahan
- Skala komunal
Air Sederhana (SIPAS)
- Waktu Operasional 6 - 8 jam
- Kapasitas Optimun 0,25 l/detik
- Asumsi kebutuhan 30 - 60 Uter/orang/hari
- Direncanakan Melayani 20 - 30 KK
Hidran Umum (HU) dan
- Skala komunal
Kran Umum (KU)
- Asumsi kebutuhan 30 - 60 Uter/orang/hari
- Direncanakan Melayani 20 - 30 KK
Saringan Rumah Tangga
- Skala rumah tangga
(SARDT)
- Asumsi kebutuhan 30 - 60 Uter/orang/hari
34
7.
8.
9.
10
11
12
Intake
Bak Pengumpul
Saringan Pasir Lambat
- Direncanakan Melayani 1 KK
- Skala komunal
- Asumsi kebutuhan 30 - 60 Uter/orang/hari
- Direncanakan Melayani 1 - 5 KK
- Skala Individual
- Asumsi kebutuhan 30 - 60 Uter/orang/hari
- Direncanakan Melayani 1 KK
- Cakupan pelayanan 60 -100 % jumlah penduduk
- Jarak minimum penempatan 200 meter
- Pelayanan 30 - 60 l/jiwa/hari
- Faktor kehilangan air 20 % dari total kebutuhan
- Faktor hari maksimum 1,1
- Faktor jam puncak 1,2
- Periode disain 5-10 tahun
- Kecepatan aliran (v) = 0,3 - 2 m/dt
- Waktu detensi =5-15 menit
- Surface loading/kecepatan filtrasi = 0,1 - 0,3
m3/m2.jam
- Tinggi air =0,7-1 meter
- Tinggi media =0,7-1 meter
- Efective Size (ES) = 0,15 - 0,35 mm
= P.q
Qmd = Q.fmd
(3.8)
(3.9)
35
2) Hitung kebutuhan total air bersih (Qt), dengan faktor kehilangan air 20 %
dengan persamaan :
Qt
= Qmd x (100/80)
(3.10)
3.3
(3.11)
(3.12)
Catatan:
Qhari maks
Qjam puncak = kebutuhan air maksimum pada saat tertentu dalam satu
hari (liter/detik).
Untuk mengetahui kebutuhan hari maksimum dan kebutuhan jam puncak
adalah dengan mengalikan faktor hari maksimum dan nilai faktor jam puncak
dengan kebutuhan air rata-rata perhari. Nilai faktor hari maksimum adalah 1,05
36
1,15. Sedangkan faktor jam puncak umumnya adalah 1,0 3,0 (Fair et al., 1966;
Al-Layla et al., 1977).
3.4
beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :
1. Bangunan Penangkap Air (Bronkaptering) untuk mata air,
Permukaan bangunan bagian atas dibuat lebih rendah dari pelimpah
air yang mengalir dari mata air,
Sekitar lokasi mata air dibuat pagar untuk keamanan dan kelestaraian
mata air terhadap binatang/hewan dan pengotoran mata air,
Bangunan bronkaptering di buat dengan konstruksi pasangan batu dan
bak pengumpul/penampung dibuat dengan pasangan beton yang
dilengkapi pipa over flow, pipa outlet, pipa drain, pipa udara
(ventilasi) dan alat pengukur dabit (Thomson / Chipolleti),
Konstruksi bangunan bak pengumpul/penampung distribusi adalah
konstruksi beton yang berpedoman pada persyaratan yang ditentukan
dalam SNIT-15-1991-03
3.5
37
1. Fungsi Bangunan
Bangunan bronkaptering berfungsi menyadap aliran baik yang berasal
dari permukaan maupun dari lapisan bawah tanah.Aliran permukaan dihambat
dengan semacam bendung, dan aliran dari lapisan bawah tanah dengan
menggali dasar parit dan meletakkan ujung pipa yang dilubangi (perforated)
sebagai saringan di dalamnya.
Dinding pasangan batu yang berfungsi sebagai bendung dilengkapi dengan alur
pelimpas yang memungkinkan air melimpas bila permukaannya terlampau tinggi.Air
outlet dari bangunan bronkaptering kemudian dialirkan melalui pipa ke bak
pengumpul.
Bak pengumpul tersebut berfungsi untuk menjaga debit ketersediaan air atau
sebagai cadangan air saat musim kemarau tiba (jika debit mata air berkurang).Dari
bak pengumpul kemudian dialirkan ke bak penampung distribusi menuju ke
kampung-kampung yang dilayani.
Pagar di sekeliling bangunan dapat dibuat jika diperlukan untuk melindungi
terjadinya pengotoran oleh manusia atau binatang kedalam mata air.
2. Bagian Bagian Bangunan
Setelah mempelajari kondisi lokasi studi, maka konsep bangunan penangkap mata
air terdiri dari tiga bagian, yaitu :
1. Bangunan Bronkaptering.
2. Bangunan Bak Pengumpul/ Penampung.
3. Bangunan Bak Penampung Distribusi dilengkapi Kran Umum.
38
Bronkaptering
Pelimpah
penguras
Valve jaringan
Bak pengumpul
Valve penguras
Menuju ke
jaringan
39
40
41
3.6
Tinjauan Struktur
Tinjauan struktur dilaksanakan berkaitan dengan bangunan pendukung
pengambilan dari sumber mata air.Struktur harus didesain dengan mutu baik dan
biaya efisien serta mampu beroprasi dalam sistem penyediaan air bersih.
(3.13)
Pembebanan Sementara :
W = 0,75 (1,2 DL + 1,6 LL + WL)
(3.14)
(3.15)
42
Dimana :
Beban Mati (DL = Dead Load) adalah berat dari semua bagian
struktur yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari struktur.
Beban Angin (WL = Wind Load) adalah semua beban yang bekerja
pada bangunan yang di sebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.
2. Perhitungan Tulangan
Plat Atas
As
= .b .d (mm2)
Mu
bd^2
(3.16)
(3.17)
dimana :
As
43
3.7
hidrolis yang mengalir di dalam jaringan pipa.Jaringan itu sendiri terdiri dari Pipa,
Node (titik koneksi pipa), pompa, katub dan tangki air atau reservoir. (Lewis A.
Rossman, 2000:1)
Analisa sistem jaringan air baku dengan software Epanet 2.0 ini
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat tekanan dan debit yang terjadi pada
jaringan yang ada (ekisting), dengan tujuan untuk optimalisasi jaringan.
Analisa sistem jaringan dimulai dengan penggambaran peta jaringan air
bersih eksisting dan jaringan air baku yang direncanakan. Dari penggambaran
tersebut kemudian jaringan sarana air baku diterjemahkan dalam sebuah skematik
perpipaan (permodelan) yang kemudian dianalisa dengan Epanet 2.0. Setelah
model jaringan dibuat kemudian dimasukan input-input properti jaringannya,
sehingga jaringan dapat dijalankan dengan program Epanet 2.0.
Editor
window.
Penjelasan