Anda di halaman 1dari 7

TUGAS EPIDEMIOLOGI KESEHATAN - B

Dosen Pembimbing :
AT Diana Nerawati, SKM,M.Kes
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.

M. Zubaidi Mukhlisin
(P27833113053)
Nindia Puteri
(P27833113090)
Feryati Sudarsono
(P27833113050)
Nilam Sari
(P27833113071)
Marifatun Nimah
(P27833113080)
Kelas B Kelompok B
SUB II / Semester 4

Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
Jurusan Kesehatan Lingkungan DIII Kesehatan Lingkungan
Tahun 2015

ETIOLOGI PENYAKIT AFP (Acute Flaccid Paralysis)

Acute flaccid paralysis (AFP) atau lumpuh layu adalah sebuah


manifestasi klinik yang bersifat lemah atau paralysis dan mengurangi
ketahanan otot yang di sebabkan oleh berbagai macam penyebab yang
sering di gunakan untuk menggambarkan serangan tiba-tiba ,seperti yang
di temui pada polio.
a. Penyebab
Acute flaccid paralysis (AFP) atau penyakit lumpuh layu akut
disebabkan oleh berbagai penyebab.virus polio merupakan salah
satu penyebab AFP,Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mengatakan bahwa kelumpuhan disebabkan oleh lebih dari 100
macam penyebab.Untuk Indonesia sampai saat ini dilaporkan bahwa
kelumpuhan disebabkan oleh 23 macam penyakit.Sebanyak 60-70%
kelumpuhan
(GBS).Selain

disebabkan
itu

oleh

Guillain

Barre

oleh

penyakit

disebabkan

Synrome
Mielitis

Transversa,penyakit polio mielitis dan lainya dengan gejalah khas


yang berbeda. Untuk membuktikan apakah kelumpuhan disebabkan
oleh

polio

atau

bukan,

harus

dibuktikan

oleh

pemeriksaan

laboratorium yang sudah terakreditasi WHO yaitu di Laboratorium


Biofarma, BBLK Surabaya, dan Laboratorium Puslit penyakit Jakarta.
b. Penularan
Secara umum penularan penyakit acute flaccid paralysis (AFP)
atau penyakit lumpuh layu akut tergantung dari penyebab dari
penyakit kelumpuhan tersebut. Penyakit AFP yang disebabkan oleh
virus polio liar akan cepat menular pada kondisi yang sangat
rentan.Masa inkubasi polio biasanya 7-14 hari dengan rentang 3- 35
hari. Manusia merupakan satu-satunya reservoir dan merupakan
sumber penularan .virus ditularkan antar manusia melalui rute oro
fekal.penularan melalui sekret faring dapat terjadi bila keadaan
higiene sanitasinya baik sehingga tidak memungkinkan terjadinya
penularan oro fekal. Makanan dan bahan lain yang tercemar dapat
menularkan

virus,walaupun

jarang

serangga belum bisa dibuktikan.

terjadi.penularan

melalui

Pada akhir masa inkubasi dan awal gejala ,penderita AFP karena
virus Polio liar sangat paten untuk menularkan penyakit. Setelah
terpajan dari penderita,virus polio dapat ditemukan pada sekret
tenggorokan 36 jam kemudian dan masih bisa ditemukan sampai
satu minggu,serta pada tinja dalam waktu 72 jam sampai 3-6
minggu atau lebih. kelumpuhan
Virus plio dapat menyerang semua golongan usia dengan tingkat
kelumpuhan yang bervariasi.Kelumphan yang terjadi hanya sekitar
1 % saja. Dari semua kelumpuhan,90% akan sembuh dengan
sendirinya dan sekitar 10% akan mengalami menetap. Angka
kelumpuhan pada bayi lebih kecil dari pada orang dewasa.
c. Gejala dan Tanda
Penyakit AFP yang disebabkan oleh virus polio liar,Gejala awal
biasanya terjadi selama 1- 4 hari,yang kemudian menghilang.Gejala
lain yang bisa muncul adalah nyeri tenggorokan,rasa tidak enak
diperut,demam ringan lemas dan nyeri kepala ringan.Gejalah ringan
yang mengarah pada kecurigaan serangan virus polio adalah
adanya demam dan kelumpuhan akut.kaki biasanya lemas tanpa
gangguan saraf perasa. Kelumpuhan biasanya terjadi pada tungkai
bawah,asimetris dan dapat menetap selamanya yang bisa disertai
gejalah nyeri kepala dan muntah.Biasanya terdapat kekakuan pada
leher dan punggung dalam waktu 24 jam.
Kelumpuhan sifatnya mendadak dan layuh
dihubungkan

Lumpuh

Layu

,sehingga

Akut(AFP,acute

sering

flaccide

paralysis),biasanya menyerang satu tungkai,lemas sampai tidak


ada gerakan .Otot bisa mengecil,refleks fisiologis dan refleks
patologis negatif.AFP oleh penyakit mielitis transversa yaitu suatu
peradangan sumsum tulang belakang. Kelumphan layu biasanya
menyerang kedua tungkai,bersifat akut, dan lemas .Refleks fisiologis
dan refleks patologis negatif,biasa disertai dengan gangguan buang
air besar dan buang air kecil.diagnosis banding lainya adalah
GBS,dimana terjadi demam disertai gejalah khas kelumpuhan yang
berangsur dari ujung jari naik keatas dengan batas tegas,bila sudah

sampai pergelangan membentuk


tangan/kaki
kedua

(Glofe

seperti

Phenomenon).Kelumpuhan

tungkai,refleks

patologis

gambaran

positif.Bila

fisiologis

menyerang

negatif,sedangkan

kelumpuhan

menyerang

sarung
refleks

otot

saluran

pernapasan,maka penderita dapat mengalami sesak napas sampai


meninggal.
d. pengobatan
Pengobatan pada penderita AFP tidak spesifik.Pengobatan ditujukan
untuk

meredakan

meningkatkan

gejalah

stamina

dan

pengobatan

penderita.perlu

suportif

diberikan

untuk

pelayanan

fisioterapi untuk meminimalkan kelumpuhan dan menjaga agar


tidak terjadi atrofi otot. Perawatan Otropedi tersedia bagi mereka
yang mengalami kelumpuhan menetap.Pengendalian penyakit yang
paling efektif adalah pencegahan melalui vaksinasi dan Surveilans
AFP.

e. Pencegahan dan pemberantasan


Penyakit AFP yang disebabkan oleh virus polio liar,Oleh World
Health Assemly (WHA) pada tahun 1988 menetapkan dunia bebas
polio pada tahun 2005,dengan tahapan : 1)Tahun 2000 diharapkan
tidak ada transmisi virus polio liar lagi, 2) tahun 2004 diharapkan
South East Asian Region Organization (SEARO) terbentuk.SEARO
adalah suatu sistem pembagian wilayah WHO yang meliputi wilayah
regional asia tenggara.Apabila resolusi ini berjalan sesuai rencana
maka

WHO

beserta

negara-negara

diseluruh

dunia

akan

menghentikan imunisasi polio pada tahun 2010 seperti halnya


keberhasilan umat manusia membasmi virus cacar.
Imunisasi merupakan Faktor terpenting untuk
polio.Terdapat

dua

jenis

vaksin

polio

yang

memberantas
terdapat

di

Indonesia,yaitu OPV (oral polio vaccine) dan IPV (injection polio


vaccine). OPV berfungsi untuk merangsang pembentukan antibodi
humoral yang akan

STUDY KASUS PENYAKIT ACUTE FLACCID PARALYSIS


Bedasarkan Jurnal Tentang
( SURVEILANS ACUTE FLACCID PARALYSIS WILAYAH KERJA DINAS
KESEHATAN PROVINSI SULAWESI)
Berdasarkan hasil penemuan kasus yang di lakukan sesuai data
laporan dinas kesehatan propinsi dan profil kesehatan kabupaten /kota sePropinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2011,di mana penemuan kasus yang di
laporkan dari tahun 2006 sampai dengan tahun

2011 sebanyak 106

kasus
Analisis data penyakit acute flaccid paralysis (AFP) atau Penyakit
lumpuh layu akut diwilayah kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara yaitu berdasarkan karakteristik Orang, tempat,waktu,faktor
kerentanan,dan target cakupan Sesuai kriteria kinerja surveilans pada
laporan tahunan. Analisis dilakukan dengan melihat jumlah kasus
Pertahun,jumlah kasus menurut jenis kelamin,jumlah kasus Menurut
waktu (Tahunan ),dan jumlah kasus menurut tempat Kejadian (12
Kabupaten/Kota).
IDENTIFIKASI PENYAKIT AFP (Acute Flaccid Paralysis)
a. Kasus AFP bedasarkan (Orang)
Distribusi

kasus

AFP

berdasarkan

jumlah

kasus

yang

ditemukan dan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan


dalam setiap tahun.Dimana kasus yang ditemukan dari tahun 2006

sampai dengan 2011 total rata-rata masih diatas target meskipun


pada tahun 2010 kasus yang ditemukan sejumlah 8 kasus dari
target 14 kasus.
Dimana terlihat jumlah kasus AFP tertinggi adalah rata-rata
pada jenis kelamin perempuan pada tahun 2006 sampai dengan
2011.ini disebabkan karena faktor kekebalan wanita lebih rendah
dari pada laki-laki.
b. Kasus AFP bedasarkan (Tempat)
Distribusi kasus AFP (AFP rate non Polio) tahun 2011 menurut
tempat kejadian yaitu kabupaten /kota di wilayah kerja Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.dimana terlihat bahwa kasus
tertinggi pada kabupaten konawe utara yaitu 10,8 sedang kasus
terendah terdapat pada kabupaten Bombana yaitu 2,1.Namun AFP
rate rata-rata mencapai target yang telah di tetapkan.
c. Kasus AFP bedasarkan (Waktu)
Dimana terlihat bahwa jumlah kasus tertinggi yaitu tahun 2006
dengan jumlah kasus 22 orang dari target 14 sedangkan kasus
terendah yaitu pada tahun 2010 dengan jumlah kasus 8 orang dari
target 15.Namun secara keseluruhan rata-rata penemuan kasus
masih diatas target.Dari interpretasi data penemuan kasus sejak
tahun 2006 sampai dengan 2011 menggambarkan tren yang naik
turun dan penemuan kasus yang lebih dini dan selain itu semua
kasus AFP yang ditemukan adalah kasus yang terdiagnosa

kasus

AFP non polio (bukan penyebab dari virus polio liar) karena menurut
gejalah

tidak

menunjukan

gejalah

poliomyelitis

dan

hasil

pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan virus polio liar.

7 (tujuh) Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010 adalah :

Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal pada suatu daerah

Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam


jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya

Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya

Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun
sebelumnya

Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan
per bulan pada tahun sebelumnya

Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun
waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama

Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama

Dari data study kasus di atas dapat di katakan sebagai kejadian luar biasa
karena pada tahun 2011 terdapat kenaikan jumlah kasus lebih dari 2x
lipat. Yaitu pada tahun2010 terdapat 8 kasus, dan pada tahun 2011
terdapat 21 kasus.

Anda mungkin juga menyukai