Dosen pengampu
Disusun oleh :
GOLONGAN C
JURUSAN KESEHATAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
2. Rumusan Masalah
1. Apa iu penyakit AFP (Acute Flaccid Paralysis)?
2. Bagaimana prevalensi dan surveilans pada penyakit AFP (Acute Flaccid Paralicys) di
Jawa Tmur?
3. Bagaimana solusi dan penanggulangan penyakit AFP (Acute Flaccid Paralysis)?
4. Manfaat Penulisan
Dapat menambah waawsan dan pengetahuan mengenai AFP, dimana dapat
mengakibatkan kelumpuhan pada anak yang berusia kurang dari 15 tahun. Dan dapat
memberikan informasi yang lengkap mengenai dampak dari AFP sehingga dapat
dihindari dan dikendalikan.
5. Metode Penelitian
Dalam pembuatan laporan ilmiah ini, kami menggunakan bahan pustaka sebagai
metode penelitian
BAB II
PEMBAHASAN
1. Identifikasi
Acute Flaccid Paralysis (AFP) atau biasa dikenal dengan Lumpuh Layuh
merupakan kelumpuhan yang sifatnya lemas, terjadi mendadak dalam 1-14 hari dan
bukan disebabkan ruda paksa/ trauma yang dialami oleh anak usia < 15 tahun. AFP dapat
ditularkan dari feses penderita yang mengkontaminasi makanan dan minuman yang
dikonsumsi calon penderita.Flaccid paralysis terjadi pada kurang dari 1% dari infeksi
poliovirus dan lebih dari 90% infeksi tanpa gejala atau dengan demam tidak spesifik.
Meningitis aseptik muncul pada sekitar 1% dari infeksi
Gejala klinis minor berupa demam, sakit kepala, mual dan muntah. Apabila
penyakit berlanjut ke gejala mayor, timbul nyeri otot berat, kaku kuduk dan punggung,
serta dapat terjadi flaccid paralysis. Kelumpuhan yang terjadi secara akut adalah
perkembangan kelumpuhan yang berlangsung cepat (rapid progressive) antara 1-14 hari
sejak terjadinya gejala awal (rasa nyeri, kesemutan, rasa tebal/kebas) sampai kelumpuhan
maksimal. Sedangkan kelumpuhan flaccid adalah kelumpuhan yang bersifat lunglai,
lemas atau layuh bukan kaku, atau terjadi penurunan tonus otot. Penyakit yang dapat
menyebabkan AFP:
a. Polio Myelitis Anterior Akut
Polio Myelitis Anterior Akut adalah suatu penyakit yang menyebabkan
kerusakan pada sel motorik pada jaringan syaraf di tulang punggung dan batang otak.
Penyakit lebih banyak disebabkan oleh virus polio tetapi bisa juga disebabkan virus
lain.
Penyakit yang termasuk polio myelitis anterior akut diantaranya Virus Polio,
Virus Non Polio, VAPP. Virus non polio adalah virus yang bukan termasuk kategori
polio tetapi menderita kelumpuhan seperti polio. Virus tersebut ialah Echovirus-3 di
Inggris. VAPP merupakan mutasi dari virus polio serotype-3 yang telah dilemahkan
dengan OPV (Oral Polio Vaccine) dapat terjadi pada genome virs selama proses
replikasi pada usus kecil penerima vaksin.
c. Myelitis Transvers
Pola kelumpuhan simetris dan statis.Gejala khas penyakit ini adalah
gangguan sensoris sesuai tingkat kerusakan, gangguan proses berkemih dan defekasi,
sering sakit yang berhubungan dengan pinggang.
a. Sebaran kasus AFP non polio menurut kelompok umur di Jawa Timur tahun 2016-
2019 adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Sebaran Kasus AFP Non Polio Berdasarkan Kelompok Umur di Jawa Timur Tahun 2016-2019.
Sumber: AFP Laporan Surveilans Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016-2019.
Gambar 2. Angka AFP Non Polio di Jawa Timur Tahun 2014-2019. Sumber: Laporan Pengawasan AFP di
Jawa Timur. Dinas Kesehatan Provinsi, 2014-2019
Target angka AFP non polio pada penduduk usia <15 tahun adalah ≥ 2/100.000.
Angka AFP non-polio pada tahun 2014 hingga 2019 cenderung berfluktuasi.
Gambar 3. Persentase Kecukupan Spesimen Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019. Sumber: Pengawasan
AFP. Laporan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019.
Target hasil pemeriksaan spesimen yang diterima dari laboratorium dalam waktu
≤ 14 hari adalah ≥ 80%. Tahun 2014 hingga 2017 persentase spesimen memadai
melewati target ≥80%. Namun pada tahun 2018 dan 2019 persentase spesimen memadai
berada di bawah target yaitu persentase <80%.
d. Sebaran angka AFP non polio berdasarkan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur
tahun 2019:
Gambar 4. Peta Sebaran Angka AFP Non Polio Berdasarkan Kinerja Surveilans AFP di Jawa Timur pada tahun
2019. Sumber: Laporan Surveilans AFP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2019.
Gambar 5. Peta Sebaran Persentase Kecukupan Spesimen Berdasarkan Kinerja Surveilans AFP di Jawa Timur
tahun 2019. Sumber: Laporan Surveilans AFP Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2019
Gambar 5 menunjukkan persentase spesimen cukup baik ≥80% pada peta di atas
yang ditandai dengan zona hijau. Sebanyak 15 kabupaten/kota berkategori baik
persentase spesimen memadai. Sebanyak 23 kabupaten/kota masih kekurangan spesimen.
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123434-S-5383-Validitas%20Penapisan-HA.pdf
https://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/13515/12409