Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT


ACUTE FLACCID PARALYSIS (AFP)

A. Pendahuluan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat
kesehatan Masyarakat dijelaskan bahwa Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang Menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya
Kesehatan Perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
preventif dan promotif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
Salah satu Upaya Kesehatan Masyarakat yang ada di puskesmas adalah
Surveilans Kesehatan yang mana didalamnya terdapat kegiatan Penyelidikan
Epidemiologi. Upaya Penyelidikan Epidemiologi merupakan suatu kegiatan
penyelidikan atau survei untuk mengetahui gambaran terhadap masalah kesehatan
atau penyakit secara menyeluruh.
B. Latar Belakang

Acute Flaccid Paralysis (AFP) adalah kelumpuhan atau paralisis secara vocal
yang onsetnya akut tanpa penyebab lain yang nyata seperti trauma. Yang ditandai
dengan Flaccid dan mengenai anak kelompok < 15 Tahun termasuk didalamnya
sindrom Guillain-Barre. AFP disebabkan oleh beberapa agen termasuk Enterovirus,
Echovirus, atau Adenovirus. Acute Flaccyd Paralysis (AFP) merupakan gejala awal
dari penyakit Polio. Penyelidikan Epidemiologi kasus lumpuh layuh akut (AFP)
merupakan salah satu strategi dari eradikasi polio, yaitu: melakukan pelacakan
kasus AFP dengan tujuan untuk mendeteksi kemungkinan keberadaan virus polio
liar di suatu wilayah, sehingga dapat dilakukan mapping up atau upaya khusus untuk
memutus transmisi virus polio liar agar tidak menyebar ke wilayah yang lebih luas.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan/ program, Puskesmas
Katapang mengacu pada visi, misi dan tata nilai yang telah disepakati secara
bersama. Adapun visi, misi, dan tata nilainya yaitu:
1. Misi
Mewujudkan masyarakat Kabupaten Bandung yang Bangkit, Edukatif,
Dinamis, Agamis dan Sejahtera
2. Visi
1) Memberikan Pelayanan Kesehatan dasar yang merata dan
berkualitas kepada masyarakat
2) Memberdayakan keluarga untuk hidup sehat mandiri
3) Menyelenggarakan lingkungan tempat tinggal dan tempat
beraktifitas yang sehat
4) Menyelenggarakan upaya pencegahan penyakit menular dan
penyakit tidak menular
5) Menyelenggarakan manajemen Puskesmas Katapang yang
bermutu dan berkesinambungan
3. Tata Nilai
Santun, Empati, Hargai, Aman, Taat, Inovasi (SEHATI)
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi daerah risiko tinggi yaitu daerah dimana transmisi virus polio
liar masih terjadi, kemungkinan besar terjadi atau kemungkinan besar akan
terjadi.
2. Tujuan Khusus
1. Menemukan semua kasus AFP yang ada disuatu wilayah;
2. Mengumpulkan dua specimen semua kasus AFP selambat-lambatnya 14
hari setelah kelumpuhan dan dengan tenggang waktu pengumpulan
specimen satu dan dua adalah 24 jam;
3. Sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit AFP agar tidak
menjadi wabah penyakit.
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Kegiatan Pokok
Melakukan pelacakan kasus AFP di wilayah kerja Puskesmas Katapang
sebagai upaya sistem kewaspadaan dini KLB penyakit.
2. Rincian Kegiatan
1) Melakukan survei atau kunjungan rumah penderita AFP
2) Melakukan wawancara menggunakan form PE AFP
3) Melakukan penjelasan terkait pengambilan specimen AFP
4) Melakukan Pengambilan Specimen I dan II
5) Melakukan pencatatan hasil Penyelidikan Epidemiologi
E. Cara Melaksanakan Kegiatan
Pelaksanaan penyelidikan epidemiologi dilakukan melalui beberapa langkah,
yaitu:
1. Pelaporan kasus suspect AFP dari Dinas Kesehatan kemudian
ditindaklanjuti oleh Surveilans Puskesmas.
2. Koordinasi dengan Bidan Desa, Kader, atau pemangku jabatan di tingkat
desa.
3. Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi penyakit AFP
4. Pengambilan Specimen I dan II dengan rentang 24 jam.
5. Pelaporan hasil PE dan Pengiriman Specimen ke Dinas Kesehatan
F. Sasaran
Penderita kasus AFP dan atau keluarga penderita. Target penemuan kasus
AFP minimal satu kasus dalam setahun.
G. Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan Penyelidikan Epidemiologi AFP sifanya insidental. Artinya
pelaksanaan ini dilakukan setelah ada laporan / ditemukan suspect kasus
AFP.
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan

Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan.

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pelaksanaan PE AFP di evaluasi dan dicatat hasilnya. Hasil dari PE
dilaporkan ke dinas sekaligus mengirimkan sampel specimen untuk dilakukan
analisis lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai