Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

PENANGANAN KASUS AFP

I. PENDAHULUAN
Pada pertemuan tahuna nbulan Mei 1988, the World Health Assembly (WHA),
suatu badan tertinggi di organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO),
telah mengeluarkan resolusi untuk membasmi penyakit polio dari dunia ini.
Polio merupakan salah satu dari beberapa penyakit yang dapat dibasmi. Strategi
untuk membasmi polio didasarkan atas pemikiran bahwa virus polio akan mati bila ia
disingkirkan dari tubuh manusia dengan cara pemberian imunisasi. Strategi yang sama
telah digunakan untuk membasmi penyakit cacar (smallpox) pada tahun 1977. Cacar
adalah satu-satunya penyakit yang telah berhasil dibasmi.
Program eradikasi polio merupakan suatu upaya kerjasama global. WHO,
UNICEF (United Nations Children’s Fund) , Rotary Internasional, the US Centers for
Disease Control and Prevention (CDC), dan sejumlah organisasi pemerintah maupun non
pemerintah telah memberikan komitmennya yang kuat kepada program ini.
Sejalan dengan upaya global tersebut, untuk membebaskan Indonesia dari
penyakit polio, pemerintah melaksanakan program Eradikasi Polio (ERAPO) yang terdiri
dari pemberian imunisasi polio secara rutin, pemberian imunisasi tambahan (PIN, Sub PIN,
Mopping-up) pada anakbalita, surveilans AFP (Acute Flaccid Paralysis), dan pengamanan
virus polio di laboraturium (Laboratory Containtment).
Untuk meningkatkan sensitifitas penemuan kasus polio, maka pengamatan
dilakukan pada semua kelumpuhan yang terjadi secara akutdan sifatnya flaccid (layuh),
seperti sifat kelumpuhan pada polio mielitis. Penyakit–penyakit ini yang mempunyai sifa
tkelumpuhan seperti polio mielitis disebutkasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) dan
pengamatannya disebut sebagai Surveilans AFP (SAFP).
Surveilans AFP adalah pengamatan yang dilakukan terhadap semua kasus lumpuh
layuh akut (AFP) pada anak usia kurang dari 15 tahun yang merupakan kelompok yang
rentan terhadap penyakit polio.

II. LATAR BELAKANG

II. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mengidentifikasi daerah risiko tinggi, untuk mendapatkan informas tentang adanya
transmisi VPL, VDPV, dan daerah dengan kinerja surveilans AFP yang tidak
memenuhi standar/indicator dan memantau kemajuan program eradikasi polio.
Surveilans AFP memberikan informasi dan rekomendasi kepada para pengambil
keputusan dalam rangka keberhasilan program ERAPO.
B. Tujuan Khusus
Menemukan dan melacak semua kasus AFP yang ada di suatuwilayah sampai dengan
melakukan pengumpulan specimen tinja untuk dilakukan pemeriksaan di
Laboratorium Polio Nasional.

III. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 SurveilansKasus AFP 1. Melakukan koordinasi lintas program , Dokter,
pengelola program imunisasi, Promkes, Lintas
Sektor.
2. Tempat pelaksanaan Puskesmas, RSU dan
kelompok masyarakat
IV. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN

Kegiatan Pelaksana program Lintas Program Lintas Sektor


No Ket
Pokok Terkait Terkait
1. Surveilans 1. Menyusun 1. Dokter. 1. Kecamatan Sumber
kasus AFP Jadwal rencana Memberikan Membantu Pembiayaan
kegiatan. informasi pada dalam proses BOK /JKN
2. Menentukan petugas surveilans. penguatan
tempat dan 2. Bidan/Perawat imunisasi rutin
waktu (Pustu)/Polindes 2. Desa pemberian
pelaksanaan. informasi
3. Memberikan terkait kasus
penyuluhan. AFP yang
4. Menyiapkan terjadi di lokasi
form laporan
FP1
5. Membuat
laporan kegiatan

V. SASARAN
Penderita kasus AFP

VI. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Uraian BULAN
No
Kegiatan JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

Surveilans
1. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
AFP
VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA
Kegiatan ini dievaluasi oleh Penanggung Jawab Program dan dilaporkan kepada Kepala
Puskesmas setelah pelaporan selesai.

VIII. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


Dokumentasi yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah:
1. Jadwal kegiatan program
2. Format Pelaporan (C1)
3. Foto kegiatan pelacakan
4. Evaluasi hasil kegiatan

Anda mungkin juga menyukai