Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

PEMERIKSAAN PASIEN KUSTA

PROGRAM P2 KUSTA

UPT PUSKESMAS MENTIKAN

KOTA MOJOKERTO
PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MENTIKAN
Jalan Prapanca 55 Telp. (0321) 321057
MOJOKERTO

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PEMERIKSAAN PENDERITA KUSTA
PROGRAM PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR (KUSTA)
UPTD PUSKESMAS MENTIKAN

A. PENDAHULUAN
Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam
merupakan permasalahan yang sangat kompleks dan merupakan
permasalahan kemanusiaan seutuhnya. Masalah yang dihadapi pada
penderita bukan hanya dari medis saja tetapi juga adanya masalah
psikososial sebagai akibat penyakitnya. Dalam keadaan ini warga
masyarakat berupaya menghindari penderita. Sebagai akibat dari
masalah-masalah tersebut akan mempunyai efek atau pengaruh
terhadap kehidupan bangsa dan negara, karena masalah-masalah
tersebut dapat mengakibatkan penderita kusta menjadi tuna sosial, tuna
wisma, tuna karya dan ada kemungkinan mengarah untuk melakukan
kejahatan atau gangguan di lingkungan masyarakat.
Program pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk
mencegah terjadinya penyakit, menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut sehingga
memungkinkan tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Penyakit kusta adalah salah satu penyakit menular yang masih
merupakan masalah nasional kesehatan masyarakat, dimana beberapa
daerah di Indonesia prevalens rate masih tinggi dan permasalahan yang
ditimbulkan sangat komplek. Masalah yang dimaksud bukan saja dari
segi medis tetapi meluas sampai masalah sosial ekonomi, budaya,
keamanan dan ketahanan sosial.
Sesuai dengan visi, misi dan tata nilai puskesmas Mentikan, program P2
Kusta berperan dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat, guna
mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, maju, sejahtera dan bermoral.
Penurunan angka kesakitan juga merupakan salah satu bentuk pelayanan
kesehatan yang bermutu. Peran serta masyarakat dalam kegiatan P2 Kusta
juga mendukung dalam keberhasilan program P2 Kusta dalam mewujudkan
tercapainya visi puskesmas Mentikan.
Dalam memberikan pelayan program P2 Kusta juga mengacu pada tata
nilai puskesmas Mentikan. Responsif terhadap setiap keluhan pasien,
terhadap segala bentuk laporan masyarakat yang berhubungan dengan
pelayanan dan pengobatan P2 Kusta. Adil dalam setiap memberikan
pelayanan, tanpa membedakan. Mantap dalam menentukan tindakan guna
memberikan pelayanan yang prima. Aman dengan menjaga privasi (rahasia)
pasien terutama yang berhubungan dengan pemebrian pelayanan perkesmas,
serta harmoni dalam setiap membina hubungan dengan pasien dan
masyarakat guna mewujudkan tercapainya keberhasilan progran P2 Kusta.

B. LATAR BELAKANG
Pada umumnya penyakit kusta terdapat di negara yang sedang
berkembang, dan sebagian besar penderitanya adalah dari golongan
ekonomi lemah. Hal ini sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara
tersebut dalam memberikan pelayanan yang memadai di bidang
kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat.
Di Indonesia, pengobatan dari perawatan penderita kusta secara
terintegrasi dengan unit pelayanan kesehatan (Puskesmas). Adapun
sistem pengobatan yang dilakukan sampai awal pelita III yakni tahun
1992, pengobatan dengan kombinasi (MDT) mulai digunakan di
Indonesia.
Pemeriksaan pada penderita kusta merupakan langkah awal
sebelum melakukan pengobatan penyakit kusta. Pemeriksaan dilakukan
mulai dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki. Ini dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya bercak ataupun saraf yang terganggu. Privasi
atau kerahasian pasien sangat dijaga untuk memberikan rasa nyaman
pada pasien selama pemeriksaan dan pengobatan kusta yang memang
memerlukan waktu yang sangat panjang. Pada saat pemeriksaan pasien
boleh didampingi oleh pihak keluarga apabila pasien terbuka pada
keluarga tentang penyakit yang diderita. Karena tidak sedikit pasien yang
menolak penyakitnya diketahui oleh keluarganya, lebih – lebih oleh
tetangga sekitar ataupun masyarakat. Stigma di masyarakat tentang
penyakit kusta yang menyebabkan para penderita kusta sangat tertutup
tentang penyakitnya. Oleh karena itu selama proses pemeriksaan
berlangsung seringkali pasien minta untuk dilakukan diruangan yang
tidak mudah dilihat oleh pasien yang lain.
Dengan pemeriksaan ini, diharapkan penegakkan diagnosa kusta
menjadi lebih pasti. Dan proses pengobatan juga bisa segera diberikan.
Karena semakin cepat memulai pengobatan resiko kecacatan yang
ditimbulkan dapat dihindari.

C. TUJUAN
Tujuan Umum
Mengobati penderita kusta sejak dini
Tujuan Khusus
1. Mencegah terjadinya kecacatan pada penderita kusta dan
mencegah bertambahnya cacat pada penderita kusta yang telah
cacat.
2. Meningkatkan kepercayaan diri penderita kusta di tengah
masyarakat.

D. KEGIATAN POKO DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Sebelum memulai pemeriksaan, biasanya didahului dengan
memberikan penyuluhan tentang penyakit kusta. Mulai dari
penyebab, tanda dan gejala, pengobatan serta efek samping dari
penyakit kusta.
2. Merencanakan jadwal pemeriksaan dengan pasien (membuat
kontrak jadwal pemeriksaan)
3. Pemeriksaan dilakukan diruangan yang cukup pencahayaan dan
aman dari pandangan pasien yang lain (privasi).
4. Pemeriksaan dilakukan dari ujung rambut sampai dengan ujung
kaki. Usahan pasien memakai celana pendek. Lebih baik pasien
didampingi pihak keluarga, atau jika tidak selama petugas dan
penderita berlainan jenis, minta agar ada orang kesehatan
mendampingi selama pemeriksaan.
5. Petugas mencari bercak putih atau merah yang mati rasa
(hipoanastesi) dengan bantuan alat berupa kapas ataupun ujung
ballpoint.
6. Melakukan pemeriksaan fungsi syaraf
7. Mencatat setiap hasil pemeriksaan di buku register pasien dengan
cara charting.
8. Untuk memastikan klasifikasi penyakit dilakukan pemeriksaan BTA.
9. Spesimen BTA diambil di daerah cuping telinga kanan dan kiri.
10. Setelah hasil BTA diketahui dan dipastikan (+) maka pasien mulai
menjalani terapi MDT.
11. Sebelum memulai minum obat MDT, menjelaskan pada penderita
tentang tata cara pengobatan dan efek samping obat MDT.

E. CARA PELAKSANAAN
Peran Pihak Terkait
No Kegiatan Cara Pelaksanaan
Linsek Linprog
1 Menegakkan 1. Menyusun rencana  KIA, GIZI,
diagnosa kusta kegiatan Kesling, P2,
2. Menyiapkan sarana dan Lansia, dll
prasarana Bekerjasama
3. Melakukan kegiatan dalam
4. Membuat laporan penemuan
kegiatan penderita.

2 Pemeriksaan 1. Menyusun rencana  KIA, GIZI,


fungsi syaraf kegiatan Kesling, P2,
2. Menyiapkan sarana dan Lansia, dll
prasarana Bekerjasama
3. Melakukan kegiatan dalam
4. Membuat laporan penemuan
kegiatan penderita.

3 Pemeriksaan 1. Menyusun rencana  KIA, GIZI,


pasien kusta kegiatan Kesling, P2,
(POD) 2. Menyiapkan sarana Lansia, dll

dan prasarana Bekerjasama


dalam
3. Melakukan kegiatan
penemuan
4. Membuat laporan
penderita.
kegiatan
F. SASARAN
1. Kasus kusta baru yang dilakukan PFS secara rutin lebih dari 95 %
2. RFT penderita baru lebih dari 90 %
3. Penderita baru pasca pengobatan dengan score kecacatannya
tidak bertambah atau tetap lebih dari 97 %
4. Proporsi kasus defaulter kusta kurang dari 5 %

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Bulan
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Menegakkan diagnosa kusta √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pemeriksaan fungsi syaraf √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pemeriksaan pasien kusta


√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
(POD)

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan dapat dilakukan setelah melakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan SOP yang telah dibuat.
Hasil pemeriksaan ditulis di buku rekam medis penderita setelah selesai
dilakukan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan ditulis juga dalam bentuk
charting.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan kegiatan pemeriksaan kusta dilakukan setelah selesai
melakukan pemeriksaan. Dicatat di dalam buku rekam medik penderita.
Pelaporan dilakukan setiap bulan kepada penanggung jawab program
P2 Kusta di dinas kesehatan kota. Tetapi pelaporan juga dilakukan jika
kita menemukan penderita baru beserta hasil pemeriksaannya.
Evaluasi kegiatan pemeriksaan dilakukan selesai melakukan
pemeriksaan kepada penderita. Dievaluasi apakah prosedur yang
dilakukan sudah sesuai dengan SOP. Atau kalau memang perlu ada
revis pada SOP.
Mojokerto, Desember 20..

Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Mentikan Penanggung jawab program

Kota Mojokerto P2 KUSTA

dr. Lily Nurlaily Ninuk Darwati, S.Kep. Ns

NIP. 19780611 200903 2 003 NIP. 19811022 200501 2 009

Anda mungkin juga menyukai