Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

SURVAILANS KEJADIAN IKUTAN PASKA IMUNISASI (KIPI)


UPTD PUSKESMAS TARAM TAHUN 2023

I. Pendahuluan
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau Adverse Events Following Immunization,
menurut Depkes RI (2014), kejadian medis yang terjadi setelah pemberian imunisasi
dapat berupa reaksi vaksin, reaksi suntikan, kesalahan prosedur, ataupun koinsidens
sampai ditentukan adanya hubungan kausal.
Sedangkan pengertian KIPI serius, merupakan setiap kejadian medis yang tidak
diinginkan yang terjadi setelah pemberian imunisasi, yang menyebabkan rawat inap,
kecacatan yang menetap, mengancam kehidupan atau kematian. Sementara klasifikasi
KIPI berdasarkan berat-ringan kasus KIPI antara lain sebagai berikut:
1. KIPI ringan (non serius), antara lain terjadi demam, bengkak di lokasi suntikan,
merah di lokasi suntikan muntah
2. KIPI serius, antara lain tidak mau menetek/minum, kejang, pucat/biru, sesak nafas,
muntah berlebihan, demam tinggi (> 39) lebih 1 hr, menangis terus-menerus >3 jam,
kesadaran menurun, anafilaktik, dan abses

II. Latar Belakang


Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan turut
serta memantau terselenggaranya proses pembangunan di wilayah kerjanya agar
berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hasil yang
diharapkan dalam menjalankan fungsi ini antara lain adalah terselenggaranya
pembangunan di luar bidang kesehatan yang mendukung terciptanya lingkungan dan
perilaku sehat.
Untuk menanggulangi dan meminimalisasi kejadian maupun dampak KIPI
penting dilakukan pemantauan KIPI. Terdapat dua metode pemantauan KIPI, baik secara
aksif maupun passive. Active post marketing surveillance (PMS aktif) pada vaksin
program, dilakukan dengan cara pengisian quesioner sejumlah pemantauan yang
ditentukan. Sementara secara passive surveillance adverse event following immunization
(AEFI=KIPI), dilakuan dengan menunggu laporan dari lapangan.

III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendeteksi dini, merespon dengan cepat dan tepat, mengurangi dampak
negatif imunisasi terhadap kesehatan individu dan terhadap program imunisasi. Hal
ini merupakan indikator kualitas program.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat memberikan tanggapan segera jika ada pelaporan KIPI sehingga program
imunisasi harus mempunyai Perencanaan rinci dan terarah
b. Agar ada pemantauan terhadap pelaporan KIPI karena kesalahan prosedur.
c. Agar seluruh petugas baik yang berada dilapangan dapat memahami KIPI yang
jelas dan instruksi yang rinci perihal jalur pelaporan
IV. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
1. Menemukan kasus, melacak kasus, menganalisis kejadian, menindaklanjuti kasus,
melaporkan dan mengevaluasi kasus. Mencatat, merekapitulasi jumlah kasus dan
melaporkan kasus KIPI secara berjenjang
2. Memperkirakan angka kejadian KIPI (rasio KIPI) pada suatu populasi.
3. Mengidentifikasi peningkatan rasio KIPI yang tidak wajar pada batch vaksin atau
merek vaksin tertentu.
4. Mengidentifikasi kesalahan prosedur program imunisasi sebagai bahan untuk
rekomendasi perbaikan program.
5. Menyediakan data berbasis bukti sebagai acuan untuk memberi respons yang cepat
dan tepat terhadap perhatian orang tua/masyarakat tentang keamanan imunisasi, di
tengah kepedulian (masyarakat dan profesional) tentang adanya risiko imunisasi.

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Program Imunisasi (PI) mempunyai perencanaan rinci dan terarah sehingga dapat
memberikan tanggapan segera pada laporan KIPI
2. Setiap KIPI serius dianalisis oleh tim yang terdiri dari para ahli epidemiologi dan
profesi di Indonesia oleh Komite Nasional
3. Pengkajian dan Penangulangan KIPI/Komnas PP-KIPI) dan temuan tersebut
disebarluaskan melalui jalur Program Imunisasi dan media massa
4. PI segera memberikan tanggapan secara cepat dan akurat kepada media massa,
perihal KIPI yang terjadi
5. Pelaporan KIPI karena kesalahan prosedur misalnya abses, BCG-itis, harus dipantau
demi perbaikan cara penyuntikan yang benar di kemudian hari
6. PI melengkapi petugas lapangan dengan formulir pelaporan kasus, definisi KIPI yang
jelas, dan instruksi yang rinci perihal jalur pelaporan
7. PI perlu mengkaji laporan KIPI dari pengalaman dunia internasional sehingga dapat
memperkirakan besar masalah KIPI yang dihadapi.

VI. Sasaran
Bayi, balita, bumil dan anak sekolah
VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Bila ada kasus KIPI
VIII. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan
Terpantaunya serta tercatatnya kasus KIPI yang terjadi
IX. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
Dilakukan bila ada kasus KIPI dan pelaporan setiap bulan pada kasus KIPI non serius.
X. Penutup
Demikianlah kerangka acuan kegiatan survailans kejadian pasca imunisasi di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Taram. Kerangka acuan ini dibuat sebagai acuan dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut.

Taram, Januari 2023


Mengetahui, Pelaksana Kegiatan
Kepala UPTD Puskesmas Taram Koordinator Imunisasi

Hj. Tri Mujiati, S.ST Dessi, STr. Keb


NIP. 196604211990032005 NIP. 197412182006042005

Anda mungkin juga menyukai