02/PKM-SKI/
/2018
Revisi Ke 00
Berlaku tgl 2018
TAHUN 2023
Karmo, S.Kep
NIP. 19660606 199102 1 002
A. Pendahuluan
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda
yaitu beban masalah penyakit menular dan penyakit degeneratif. Pemberantasan
penyakit menular sangat sulit karena penyebabnya tidak mengenal batas wilayah
administrasi. Imunisasi merupakan salah satu tindakan pencegahan penyebrangan
penyakit ke wilayah lain yang terbukti sangat cost effective. Penyakit menular yang
bisa dicegah dengan imunisasi adalah Penyakit Difteri, Pertusis, Tetanus,
Tuberkulosis, Campak, Hepatitis B, Meningitis, Rubella dan penyakit lain yang tidak
termasuk dalam Program Imunisasi Seperti Tifoid, Influenza, Pneumokokus,
Rotavirus, Mumps, Japanese Encephaltis, Varicela, Human Papiloma Virus,
Hepatitis A.
Untuk peningkatan kualitas pelayanan Imuniasi maka perlu adanya petugas
yang terampil dan cold chain serta vaksin yang berkualitas.
B. Latar Belakang
Berdasarkan sifat penyelenggranya, imunisasi dikelompokkan menjadi
imunisasi wajib dan imunisasi pilihan.
Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk
seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang
bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu, imunisasi
wajib terdiri atas :
1. Imunisasi Rutin
2. Imunisasi Tambahan
3. Imunisasi Khusus
Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang
sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari
penyakit menular tertentu.
WHO tahun 2010 menyebutkan 1,5 juta anak meninggal karena penyakit yang
dapat di cegah denganimunisasi dan hampir 17% kematian pada anak <5 tahun
dapat di cegah dengan imunisasi. Pneumonia merupakan penyakit penyebab
kematian nomor 2 di Indonesia, 1/3 etiologi penumonia di sebabkan karena HIB.
Meningitis merupakan radang selaput otak dan HIB merupakan penyebab utama
meningitis pada bayi usia < 1 tahun. Pada tahun 2010 maka pemberian imunisasi
HIB di kombinasikan dengan DPT-HB menjadi DPT-HB-Hib untuk mengurangi
jumlah suntikan pada bayi dan perlunya integrasi ke dalam program imunisasi
nasional untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Prinsip pemberian imunisasi DPT-HB-Hib yaitu di berikan pada anak usia 18
bulan – 36 bulan dan bayi berusia <1 tahun harus mendapat 1X Hepatitis B, 1X
Imunisasi BCG, 3X imunisasi Campak, maka dari itu perlu kualitas yang bak dan
terjaga mata rantainya.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tercapainya ketersediaan vaksin yang cukup untuk wilayah dan merata.
2. Tujuan Khusus
a. Vaksin terjaga kualitasnya
b. Memenuhi kebutuhan vaksin HB-O, BCG, DPT-HB-Hib, Campak, Polio & TT
untuk wilayah kerja UPT Puskesmas Sukaindah.
D. Sasaran
Program Imunisasi Puskesmas Sukaindah mengambil vaksin imunisasi dasar ke
Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.
E. Kegiatan
1. Merencanakan kebutuhan vaksin
2. Meminta vaksin imunisasi dasar ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi
Mengetahui, Bekasi,
Kepala Puskesmas Sukaindah Penanggung Jawab Kegiatan
Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat
A. Pendahuluan
Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan
cara memasukkan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau
bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut setelah di modifikasi. Ada lima jenis jenis
imunisasi yang diberikan secara gratis diposyandu, yang terdiri dari imunisasi
Hepatitis B, BCG, Polio (IPV dan OPV), DPTHB-Hib, serta Campak / MR. Semua jenis
vaksin ini harus di berikan secara lengkap sebelum anak berusia satu tahun diikuti
dengan imunisasi lanjutan pada batita.
Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit infeksi berbahaya,
maka mereka memiliki kesempatan beraktifitas, bermain, belajar tanpa terganggu
masalah kesehatan. Namun demikian, sampai saat ini masih terdapat masalah-
masalah dalam pemberian imunisasi, antara lain pemahaman orang tua yang masih
kurang pada sebagian masyarakat, mitos salah tentang imunisasi, sampai jadwal
imunisasi yang terlambat. Hal ini yang menjadi tantangan bagi petugas kesehatan
untuk mencari solusi yang terbaik demi kesehatan masa depan generasi yang
akan datang.
B. Latar Belakang
Imunisasi telah mencegah 2-3 juta kematian anak di dunia setiap tahunnya.
Namun demikian masih terdapat 22,6 juta anak di dunia tidak terjangkau imunisasi
rutin. Berdasarkan data yang dilansir oleh Kementerian Kesehatan RI, cakupan
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) masih mencapai angka 86,8 % pada April 2015.
Lebih dari 13% anak di Indonesia belum mendapatkan imunisasi secara lengkap
karena berbagai sebab, padahal imunisasi lengkap dapat melindungi anak dari
wabah, kecacatan dan kematian. Imunisasi dianggap sebagai upaya kesehatan
yang paling efektif.
Melihat data diatas maka dirasa perlu diadakan kegiatan sweeping imunisasi di
wilayah kerja UPT Puskesmas Sukaindah.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Semua bayi mendapatkan Imunisasi dasar lengkap dan semua balita
mendapatkan imunisasi tambahan dan Kelurahan mencapai UCI di wilayah
Puskesmas Sukaindah.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan sweeping / kunjungan rumah bagi bayi / sasaran yang tidak hadir
di Posyandu
b. Melakukan sweeping / kunjungan rumah bagi batita yang tidak hadir di
Posyandu
c. Memberi penyuluhan / pemahaman kepada keluarga atau orangtua tentang
manfaat Imunisasi.
D. Sasaran
Bayi dan balita yang tidak datang ke posyandu dan belum lengkap Imunisasinya.
E. Kegiatan
Sweeping atau kunjungan rumah yang disertai dengan penyuluhan
F. Metode
Imunisasi KIT dan Leaflet
G. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan sweeping Imunisasi yaitu dari bulan Januari s/d Desember.
Mengetahui, Bekasi,
Kepala Puskesmas Sukaindah Penanggung Jawab Kegiatan
Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat
A. Pendahuluan
Imunisasi telah diakui sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling
mendekati kesempurnaan dan sangat berdampak terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat. Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam
bidang kesehatan adalah upaya kesehatan untuk bayi yaitu imunisasi. Program
imunisasi di Indonesia kemudian diperbaharui dan dikembangkan semenjak tahun
1977 dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap 7 macam penyakit : BCG,
Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, Polio, Hepatitis B dan TT.
Di Indonesia program Imunisasi diatur oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indoneis. Pemerintah bertanggung jawab menetapkan sasaran jumlah penerima
imunisasi, kelompok umur serta tatacara memberikan vaksin pada sasaran.
Pelaksana program Imunisasi dilakukan oleh unit pelayanan kesehatan pemerintah
dan swasta Institusi swasta dapat memberikan pelayanan imunisasi sepanjang
memenuhi persyaratan perijinan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Turunnya angka kesakitan dan kecatatan bahkan kematian bayi akibat penyakit
yang dapat di cegah dengan imunisasi.
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100%
desa/kelurahan.
b. Tercapainya eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (Insiden di bawah 1
per 1000 kelahiran hidup dalam satu tahun).
c. ERAPO (Eradikasi Polio diharapkan untuk tidak ada lagi Virus polio di
Indonesia).
d. Tercapainya reduksi campak RECAM dimana angka kesakitan campak turun
sampai 95% di banding sebelum ada program Imunisasi.
e. Mutu pelayanan sesuai standar WHO
f. Pemeratan pelayanan sampai ke desa-desa
g. Tercapainya komite global
C. Sasaran
1. Imunisasi dasar lengkap pada bayi 0-11 bulan
2. Imunisasi tambahan Pentabio pada usia 18 bulan dan booster campak pada usia
24 bulan
D. Kegiatan
1. Melakukan pelayanan di 5 meja oleh kader
2. Melihat buku KIA / Status Imunisasi anak
3. Memberikan pelayanan imunisasi
4. Memberikan konseling
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan
6. Evaluasi
Mengetahui, Bekasi,
Kepala Puskesmas Sukaindah Penanggung Jawab Kegiatan
Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat
A. Pendahuluan
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda yaitu
beban masalah penyakit menular dan penyakit degeneratif. Pembrantasan penyakit menular
sangat sulit karena penyebabnya tidak mengenal batas wilayah administrasi. Imunisasi
merupakan salah satu tindakan pencegahan penyebrangan penyakit ke wilayah lain yang
terbukti sangat cost effective. Penyakit menular yang bisa dicegah dengan imunisasi adalah
penyakit difteri, pertusis, tetanus, tuberkulosis, Campak, hepatitis B, meningitis, rubella dan
penyakit lain yang tidak termasuk dalam program imunisasi seperti tifoid, influenza,
pneumokokus, rotavirus, mumps, japanese encephaltis, varicela, human papiloma virus,
hepatitis A.
Untuk peningkatan kualitas pelayanan Imuniasi maka perlu adanya petugas yang
terampil dan coldchain serta vaksin yang berkualitas.
B. Latar Belakang
Berdasarkan sifat penyelenggaranya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib
dan imunisasi pilihan.
Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah untuk
seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan
masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu, imunisasi wajib terdiri atas :
1. Imunisasi Rutin
2. Imunisasi Tambahan
3. Imunisasi Khusus
Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang dapat diberikan kepada seseorang sesuai
dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit menular
tertentu.
WHO tahun 2010 menyebutkan 1,5 juta anak meninggal karena penyakit yang dapat di
cegah denganimunisasi dan hampir 17% kematian pada anak <5 tahun dapat di cegah dengan
imunisasi. Pneumonia merupakan penyakit penyebab kematian nomor 2 di Indonesia, 1/3
etiologi penumonia di sebabkan karena HIB. Meningitis merupakan radang selaput otak dan
HIB merupakan penyebab utama meningitis pada bayi usia < 1 tahun. Pada tahun 2010 maka
pemberian imunisasi HIB di kombinasikan dengan DPT-HB menjadi DPT-HB-Hib untuk
mengurangi jumlah suntikan pada bayi dan perlunya integrasi ke dalam program imunisasi
nasional untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Prinsip pemberian imunisasi DPT-HB-Hib yaitu di berikan pada anak usia 18 bulan –
36 bulan dan bayi berusia <1 tahun harus mendapat 1X Hepatitis B, 1X Imunisasi BCG, 3X
imunisasi Campak, maka dari itu perlu kualitas yang bak dan terjaga mata rantainya.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tercapainya ketersediaan vaksin yang cukup untuk wilayah dan merata.
2. Tujuan Khusus
a. Vaksin terjaga kualitasnya
b. Memenuhi kebutuhan vaksin HB-O, BCG, DPT-HB-Hib, Campak, Polio & TT untuk
wilayah kerja UPT Puskesmas Sukaindah.
D. Sasaran
Program Imunisasi Puskesmas Sukaindah mengambil vaksin imunisasi dasar ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Bekasi.
E. Kegiatan
1. Merencanakan kebutuhan vaksin
2. Meminta vaksin imunisasi dasar ke Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi.
Mengetahui, Bekasi,
Kepala Puskesmas Sukaindah Penanggung Jawab Kegiatan
Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat
A. Pendahuluan
Sesuai Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 tentang
penyelenggaraan Imunisasi. Pengertian Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan
atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan.
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubub terhadap suatu penyakit dengan
memasukan sesuatu kedalm tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah
atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi terhadap suatu penyakit henya akan memberikan
kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain
diperlukan imunisasi penyakit lainnya.
Pandemi Covid-19 memberi tantangan besar dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia dan berdampak terhadap sistem kesehatan Indonesia yang terlihat dari
penurunan kinerja pada beberapa program kesehatan. Hal ini disebabkan prioritas pada
penanggulangan pandemi Covid-19 serta adanya kekhawatiran masyarakat dan petugas
terhadap penularan Covid-19.
Dibeberapa wilayah, situasi pandemi covid-19 bahkan berdampak pada penutupan
sementara dan/atau penundaan layanan kesehatan khususnya di Posyandu dan Puskesmas.
Pandemi Covid-19 juga memberi dampak besar bagi perekonomian.
B. Latar Belakang
Pemerintah telah menetapkan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
sebagai bencana non-alam. Sejak diumumkannya kasus konfirmasi pertama pada maret 2020,
dalam rentang waktu satu bulan, seluruh provinsi telah melaporkan kasus konfirmasi.
Penyebaran Covid-19 tidak hanya terjadi di daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dan kota padat
penduduk lainnya, namun telah menyebar hingga ke pedesaan di daerah terpencil.
Sementara itu tingkat kerentanan masyarakat semakin meningkat yang disebabkan
kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan seperti memakai
masker, mencuci tangan dan menjaga jarak minimal 1 -2 meter.
Tanpa Intervensi kesehatan masyarakat yang cepat dan tepat, diperkirakan sebanyak 2,5
juta kasus Covid-19 akan memerlukan perawatan di rumah sakit di Indonesia dengan angka
kematian yang diperkirakan mencapai 250.000 kematian. Oleh karena itu, perlu segera
dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan protokol kesehatan namun juga
diperlukan intervensi lain yang efektif untuk memutuskan mata rantai penulaan penyakit,
yaitu melalui upaya Vaksinasi.
Upaya tekah dilakukan oleh berbagai negara, termasuk Indonesia untuk
mengembangkan vaksin yang ideal untuk pencegahan Infeksi SARS-CoV-2 dengan berbagai
platform yaitu vaksin inaktivasi / inactivated virus vaccines, vaksin virus yang telah
dilemahkan (live attenuated), vaksin vektor virus, vaksin asam nukleat, vaksin seperti virus
(virus-like vaccine), dan vaksin subunit protein.
Vaksin Covid-19 bertujuan untuk mengurangi transmisi/penularan Covid-19,
merupakan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19, mencapai kekebalan kelompok di
masyarakat (herd immunity) dan melindungi masyarakat dari Covid-19 agar produktif secara
sosial dan ekonomi.
Kekebalan kelompok hanya dapat terbentuk apabila cakupan vaksinasi tinggi dan
merata di seluruh wilayah. Upaya pencegahan melalui pemberian program vaksinasi jika
dinilai dari sisi ekonomi, akan jauh lebih hemat biaya, apabila dibandingkan dengan upaya
pengobatan.
Pelayanan vaksinasi covid-19 dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan yaitu dengan menerapkan upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan
menjaga jarak aman 1 – 2 meter, sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelayanan Vaksinasi Pada
masa Pandemi Covid-19. Dinas kesehatan Provinsi, dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Puskesmas harus melakukan advokasi kepada pemangku kebijakan setempat, serta
berkoordinasi dengan lintas program, dan lintas sektor terkait, termasuk organisasi profesi,
organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, tokoh masyarakat dan seluruh komponen
masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan vaksinasi Covid-19.
Petugas kesehatan diharaokan dapat melakukan upaya komunikasi, Indoemasi dan
edukasi (KIE) kepada masyarakat serta memantau status vaksinasi setiap sasaran yang ada di
wilayah kerjanya untuk memastikan setiap sasaran mendapatkan vaksinasi Covid-19 lengkap
sesuai dengan yang dianjurkan.
C. Tujuan
Tersedianya Kerangka acuan bagi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 yang meliputi
perencanaan kebutuhan, sasaran, pendanaan, distribusi serta manajemen vaksin dan logis tik
lainnya, pelaksanaan pelayanan, kerjasama, pencatatan dan pelaporan, strategi komunikasi,
pemantauan dan penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi Covid-19, serta
monitoring dan evaluasi.
c. Pemetaan Ketenagaan
Rincian Kegiatan sebagai berikut :
Tenaga pelaksana (satu tim) pelaksana kegiatan pemberian Vaksinasi Covid-19 untuk
tiap sesi terdiri dari :
1) Petugas pendaftaran
2) Petugas skrining
3) Petugas pembeian vaksinasi covid-19 dibantu oleh petugas yang menyiakan vaksin
4) Petugas observasi
5) Petugas untuk melakukan pencatatan hasil vaksinasi covid-19
6) Petugas pengelolaan limbah medis
7) Petugas untuk mengatur alur kelancaran pelayanan vaksinasi covid-19
2. Pelaksanaan
a. Ketersediaan Vaksin dan Logistik
lainnya Rincian Kegiatan sebagai berikut
:
1) Penyimpanan vaksin serta logistik vaksinasi lainnya mengacu pada SOP yang
berlaku
2) Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan matahari
3) Pemantauan suhu sebaiknya dilakukan lebih sering, lebih dari 2 kali dalam sehari,
pastikan suhu 2-8⁰C
4) Catat hasil pemantauan suhu pada grafik pemantauan suhu
c. Standar Pelayanan
Rincian Kegiatan sebagai berikut :
1) Menggunakan ruangan / tempat yang cukup luas dengan sirkulasi udara yang baik
2) Memastikan ruangan pelayanan vaksinasi bersih
3) Tersedia fasilitas cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
4) Handsanitizer
5) Atur meja pelayanan antar petugas agar menjaga jarak 1-2 meter
6) Ruang tempat pelayanan vaksin hanya untuk melayani orang sehat
7) Sediakan tempat duduk bagi sasaran
d. Alur Pelayanan
Rincian Kegiatan sebagai berikut :
1) Meja 1 : Pendaftaran dan Verifikasi dara
2) Meja 2 : Skrining, Anamnesa dan pemeriksaan fisik, Edukasi Vaksin Covid-19
3) Meja 3 : Pemberian Vaksinasi
4) Meja 4 : Pencatatan, Observasi, Pemberian kartu vaksin dan Edukasi
E. Sasaran
Sasaran untuk Vaksinasi adalah 18 – 59 tahun
1. Sasaran Tahap 1
Tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang serta mahasiswa yang
sedang menjalankan pendidikan profesi kedokteran yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
2. Sasaran 2
Petugas pelayanan publik, TNI / Kepolisian Ngara Republik, Aparat hukum dan petugas
pelayanan publik lainnya yang meliputi petugas di bandara/pelabuhan/stasiun terminal,
perbankan, perusahaan listrik negara, dan prusahaan air minum, serta petugas lain yang
terlibat secara langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat
3. Sasaran 3
Masyarakat rentan dari aspek goespaisal, sosial dan ekonomi
4. Sasaran 4
Masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya dengan pendekatan kluster sesuai dengan
ketersediaan vaksin
F. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal Pelaksanaan vaksin covid setiap hari kerja.
Mengetahui, Bekasi,
Kepala Puskesmas Sukaindah Penanggung Jawab Kegiatan
Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat