Anda di halaman 1dari 3

PELAKSANAAN KIPI

No. Dokumen /IV/KAK/4/2017

No. Revisi 00
KAK Tanggal Terbit 13 April 2017

Halaman 1/3
PEMERINTAH KAB. TANAH
LAUT DINAS KESEHATAN H. Agus S, S. Kep. M. Kes
PKM ASAM-ASAM
NIP.19680817 198803 1 008
KEC. JORONG

KERANGKA ACUAN KERJA


PENATALAKSANAAN KIPI
PUSKESMAS ASAM-ASAM

I. PENDAHULUAN
Dalam menghadapi era globalisasi, imunisasi merupakan upaya
pencegahan primer guna mencapai masa depan anak yang lebih sehat.Namun
peningkatan pemberian imunisasi harus diikuti dengan peningkatan efektifitas dan
keamana vaksin yang diberikan. Dipihak lain peningkatan penggunaan vaksin
akan meningkatkan pula kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang tidak
diinginkan. (PEDOMAN TATALAKSANA MEDIK KIPI)

II. LATAR BELAKANG


Guna mengetahui apakah KIPI yang terjadi disebabkan oleh imunisasi,
maka diperlukan pelaporan pencatatan dari semua reaksi yang timbul setelah
pemberian imunisasi.Untuk mengetahui besarnya masalah KIPI diperlukan
pelaporan dan pencatatan KIPI secara berkala dan berkesinambungan serta
koordinasi antara pengambil keputusan dengan petugas pelaksana di lapangan,
guna menentukan sikap dalam mengatasi KIPI yang terjadi.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Memberikan pedoman tatalaksana kasus KIPI dalam rangka
memantapkan pelaksanaan program Imunisasi
2. Tujuan Khusus:
a. Dapat menemukan kasus KIPI melalui jalur pelaporan yang efektif dan efisien
b. Dapat mengetahui jenis KIPI dengan cepat dan tepat
c. Dapat menangani kasus KIPI secara komprehensif
d. Memberikan pengertian tentang KIPI dan menenteramkan lingkungan
masyarakat di daerah sasaran program
IV. KEGIATAN
Pencatatan dan pelaporan KIPI
 Setiap kasus KIPI atau yang dilaporkan sebagai KIPI harus dicatat, dilacak dan
ditanggapi.
 Setiap kasus KIPI sedapat mungkin diupayakan pengobatannya di fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah.
 Untuk setiap kasus KIPI, masyarakat berhak untuk mendapatkan penjelasan
resmi atas hasil penelitian yang dilakukan oleh pemerintah/penanggung jawab
program

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN:


a. Sebelum pelaksanaan imunisasi, petugas memberi penjelasan tentang vaksin
yang akan diberikan dan efek sampingnya kepada sasaran imunisasi
b. Apabila setelah pelayanan immunisasi ada pelaporan tentang KIPI, petugas
segera memeriksa dan membuktikan ke sasaran.
c. Untuk kasus KIPI dengan reaksi ringan, seperti reaksi lokal, demam, dan gejala
gejala sistemik yang dapat sembuh sendiri, tidak perlu dilaporkan.
d. Kasus kasus yang perlu dilaporkan adalah reaksi anafilaktik, syok, menangis
keras terus menerus lebih dari 3 jam, reaksi lokal yang berat, sepsis, abses di
tempat suntikan, kejang, ensephalopati, lumpuhlayu, neuritisbrachialis,
trombositopenia, limfadenitis, infeksi BCG menyeluruh, osteitis/osteomyelitis,
dan kematian
e. Kurun waktu pelaporan ke dinas kesehatan kabupaten adalah 24 jam dari saat
penemuan kasus.
f. Petugas merujuk pasien bila perlu
g. Mencatat jenis vaksin yang diberikan

VI. SASARAN
Bayi pasca imunisasi yang mengalami KIPI

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Setiap ada kasus terjadinya KIPI

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilakukan oleh penanggung jawab program setiap ada kasus KIPI
atau diduga KIPI.
Evaluasi dilakukan segera setelah ada laporan terjadinya kasus KIPI.
Evaluasi kegiatan ini akan dilakukan dalam bentuk umpan balik kepetugas
untuk memastikan apakah yang terjadi benar-benar kasus KIPI atau tidak.
IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pelaksana program membuat laporan paling lambat 24 jam dari saat
penemuan kasus dan disetorkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.

Anda mungkin juga menyukai