Anda di halaman 1dari 2

2

VOL.1 JANUARI 2014

Daftar berita
Pelaporan Diare AFP

EWARS
Puskesmas Margadana Kaligangsa Tegal Barat Debong Lor Tegal Selatan Bandung Tegal Timur Slerok kelengkapan (%) 100 100 100 100 100 100 100 100 Ketepatan (%) 60 100 60 100 100 100 100 100 Target (%)

BULETIN

Temuan AFP di Kota Tegal


Indonesia masuk ke dalam wilayah SEARO, sudah beberapa tahun belum N E W S L E pernah ditemukan polio. Kasus yang hangat terjadi tahun 2013 adalah ditemukannya KLB/ wabah polio di Suriah sebanyak 10 kasus, hal ini menimbulkan kewaspadaan tinggi terhadap penyebaran virus polio ini terlebih lagi di negara berkembang seperti Indonesia dengan tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan masih rendah. Polio hanya dapat dicegah dengan imunisasi polio, belum ditemukan obatnya. Awal tahun
1.SINDROME GUILLAIN BARRE (SGB) 2. MYELITIS TRANSVERSA 3. POLIOMYELITIS 4. POLYNEUROPATHY 5. MYELOPATHY 6. DERMATOMYOSITIS 7. HIPOKALEMI 8. ERBS PARALYSIS 9. POOD DROP PARALYSIS 10. STROKE PADA ANAK 11. TODDS PARALYSIS 12. DUCHENE MUSCULAR DYSTROPHYS 13. PRIODIC PARALYSIS HIPOKALEMI 14. SPINAL MUSCULAR ATROPHY
T

Ketepatan & Kelengkapan Ewars


No Kelengkapan Ketepatan 100 100 100 100 100 100 100 100 85 85 85 85 85 85 85 85 1 2 3 4 5 6 7 8

Campak Typoid ILI Kasus

2014, Kota Tegal sudah menemukan 1 kasus AFP di wilayah Puskesmas bandung tepatnya T E R D A T E di kelurahan Tunon. Target penemuan AFP tahun 2014 sama dengan tahun 2013 kemarin yaitu 2/100.000 (usia <15 tahun) penduduk. Penemuan kasus AFP tahun 2013 sebanyak 7 kasus, dan melampaui target pencapaian. Hasil pemeriksaan specimen semua kasus AFP di tahun 2013 adalah negative AFP. Perlu diingat kembali AFP bukan diagnose penyakit akan tetapi kumpulan gejala lumpuh layuh yang ditengarai mengarah pada kasus polio liar. Untuk mengingatkan kita, di bawah ini beberapa diagnosa yang termasuk dalam kasus AFP yaitu :

TOPIK :
Kelngkapan & Ketepatan Tingginya kasus diare Temuan AFP

1 2 2 3 4 5 6

Campak Klinis

Kelengkapan Laporan EWARS Puskesmas bulan Januari 2014 adalah 100%, dimana semua Puskesmas melaporkan kasus yang terjadi sesuai sistem EWARS. Ketepatan masing-masing puskesmas berbeda-beda, ketepatan terendah 60% yakni puskesmas Tegal Barat dan Puskesmas Margadana.Ketepatan dan Kelengkapan laporan sangat penting karena

Typoid

Diare
DIARE AKUT MASIH MENJADI PENYAKIT YANG SUBUR DI KOTA TEGAL. TERCATAT ADA 425 KASUS PADA KURUN WAKTU MINGGU 1-5 TAHUN 2014. PENYAKIT DIARE MENDOMINASI JUMLAH PENYAKIT TIAP MINGGUNYA. PUSKESMAS DENGAN KASUS TERBANYAK ADALAH PUSKESMAS SLEROK DENGAN 106 PENDERITA

ILI

Kasus yang muncul

menentukan penanganan kasus potensial wabah agar tidak terlambat dan terlebih dahulu terdeteksi sebelum terjadi ledakan kasus. Ketepatan dan Kelengkapan laporan W2 menjadi indikator keakuratan data yang dilaporkan oleh sumbersumber pelapor, yaitu puskesmas. Kelengkapan dan ketepatan laporan yang diharapkan adalah 100 %, yang artinya setiap puskesmas dan rumah sakit selalu mengirimkan laporan W2 setiap hari Senin via sms. Namun demikian karena sulitnya mencapai angka tersebut maka ditargetkan untuk kelengkapan mencapai 100 % dan ketepatan laporannya minimal 85 %.

15.EFEK SAMPING SITOSTATIKA (SEPERTI VINCRISTIN) 16.ENSEFALITIS ATAU ENSEFALOPATI 17.MENINGITIS 18.MIASTENIA GRAVIS UMUM 19.METABOLIC MYOPATHIES 20.HEREDITER MOTRO & SENSORY NEUROPATHY 21.CHIKUNGUNYA DGN KELE-MAHAN/ KELUMPUHAN/LAYUH 22.DIARE BERAT DGN KELE-MAHAN/ KELUMPUHAN/LAYUH

Pengambilan sampel tinja kasus AFP selalu dilakukan sebagai langkah kewaspadaan dini terhadap polio, sampel tersebut dikirim ke Laboratorium Bio Farma Bandung untuk diperiksa apakah mengandung virus polio strain

1,2,3 ataupun virus polio liar. Surveilans seoptimal mungkin untuk mendeteksi dini terhadap ancaman kasus polio dengan mengambil sampel penderita penyakit yang diikuti keadaan lumpuh layuh.
Surveilan s.org

Typoid

3 bahkan disertai dengan diare. Penularan terjadi melalui kontaminasi makanan-minuman oleh tinja atau urine penderita atau carrier. Pada minggu ke 4 dan 5 tahun 2014 di wilayah Puskesmas Tegal barat terjadi kenaikan kasus yang signifikan yaitu sebanyak 28 dan 25 kasus. Pada sistem EWARS muncul alert dan sudah masuk pada kategori KLB suspek Typoid. Hal ini memerlukan penanganan khusus untuk memantau perkembangan penyakit ini. Algoritma / SOP penanganan kasus Typoid adalah pelaksanaan PE, pelaporan W1 ke Dinkes, lakukan rujukan pemeriksaan penunjang/lab, pengobatan, dan lakukan respon KLB berupa surveilans intensif dan penyuluhan.

Campak
Jumlah kasus campak klinis se panjang angka tahun 2013 sebanyak 132 kasus, Namun tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yaitu 145 kasus. kasus terbanyak terdapat pada wilayah Puskesmas Tegal Selatan yaitu sebanyak sebanyak 46 kasus campak klinis. Jumlah sampel darah penderita campak hasil 2014 klinis 12 yang kasus diambil dengan negative tahun mampu sebanyak campak.

konfirmasi

laboratorium

2014 sebanyak 5 kasus k are na anggaran.

Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati.

Surveilans yang baik, cepat dan tepat tentunya akan mencegah timbulnya wabah yang lebih luas lagi

asus Suspek Demam Thypoid juga tiap minggu pasti muncul walaupun kecenderungan tidak mengalami kenaikan yang drastis namun masih menjadi masalah kesehatan yang perlu ditangani secara tuntas. Penyakit Thypoid adalah penyakit yang sudah umum terjadi di masyarakat, kepastian diagnosa ditentukan oleh hasil pemeriksaan laboratorium, apakah hasil pemeriksaan Widalnya positif mengandung bakteri Salmonela atau tidak, jumlah titernya seberapa besar. ada kasus awal penderita Typoid, akan mengalami tanda/gejala seperti demam yang berlangsung lama >7 hari, sakit kepala yang berat, badan lemah, tidak nafsu makan, lidah kotor, gangguan kesadaran, mual-muntah

atau menegakan diagnosa campak. Kriteria KLB untuk kasus campak adalah jumlah penderita lebih dari 4 orang di satu wilayah RW, adanya hubungan campak epidemiologi penyakit hasil lab penyebaran serta

k e te rbatasan Diharapkan biaya dan

pembebanan pengambilan Laboratorium Yogyakarta BOK. eliminasi untuk ke pe nc apaian Dalam Campak

pengiriman serum sampai Kesehatan dari rangka program dunia, berasal

menunjukan positif campak minimal 2 dari 5 spesimen kasus -5 c ampak 2014 kasus yang sudah campak 4 kasus. kembali darah klinis diperiksa. Pada minggu ke 1 tahun ditemukan Perlu

WHO merekomendasikan memeriksakan Kasus sering dalam semua kasus Campak klinis Laboratorium. yang alertnya Campak klinis merupakan penyakit muncul

laboratorium puskesmas

Diharapkan

klinis sebanyak diingat

mengoptimalkan pengambilan

pengambilan sampel penderita timbul campak rash.

diperlukan dalam mendeteksi ataupun memantau perkembangan pandemi Influenza. ILI di Kota Tegal banyak

sampel Campak klinis untuk diperiksa Kesehatan menjaring di Laboratorium guna Campak yogyakarta kasus

aplikasi EWARS.

Trend penyakit ini cenderung naik turun per minggunya, hal ini dimungkinkan karena perubahan iklim yang terjadi di belahan dunia yang tidak menentu, perubahan naik tersebut turunnya yang

ILI

maksimal 28 hari setelah Ta rget pengambilan sampel tahun

ditemukan di wilayah Puskesmas Margadana. Kasus ILI yang terjadi mungkin juga sangat berhubungan dengan banyaknya peternakan unggas di sebagian wilayah puskesmas. Dugaan sementara berdasar pada definisi ILI sendiri yang mengarah pada kasus Flu burung dimana penderita bersentuhan dengan unggas yang mati ataupun banyak unggas yang mati mendadak. Jumlah kasus bulan Januari dari Minggu ke 1 5 tahun 2014 sebanyak 6 kasus di wilayah Puskesmas Margadana.

Gambaran kasus Minggu ke 1-5

membawa dampak angka kejadian

penyakit

disebabkan oleh virus seperti ILI, flu burung, DBD, Campak dsb. Tujuan dari pengembangan surveilans ILI adalah mendapatkan gambaran epidemiologis terutama trend kasus ILI (Influenza klinis) sehingga dapat diketahui

S u rv eil a ns.o rg

baseline - data ILI itu sendiri. Hal ini

Anda mungkin juga menyukai