Anda di halaman 1dari 7

L/O/G/O

Surveilans
ACUTE FLACCID
PARALYSIS (AFP)
Kelompok 5:
Lativa Fauzani N1A119154
Vincensia Niska Gulo N1A118170
Khaira Ummah Salsabila N1A119164
Ainun Afifah N1A119159
Dinda Elnifara N1A119178
Surveilans Epidemiologi
Acute flaccid paralysis (AFP) adalah sindrom klinis yang ditandai dengan
onset kelemahan yang cepat, termasuk (lebih jarang) kelemahan otot
pernapasan dan menelan, yang berlanjut ke tingkat keparahan maksimum
dalam beberapa hari hingga minggu.

Kasus AFP adalah semua anak berusia kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan yang
sifat flaccid (layuh), terjadi secara ankut (mendadak), bukan disebabkan oleh ruda
paksa. Yang dimaksud kelumpuhan terjadi secara akut adalah perkembangan
kelumpuhan yang berlangsung cepat (rapid progressive) antara 1 – 14 hari sejak terjadi
gejala awal (rasa nyeri, kesemutan, rasa tebal/kebas) sampai kelumpuhan maksimal.

Dalam tahun 2005 terjadi KLB polio yang berdampak pada meningkatnya
kepedulian masyarakat terhadap semua kelumpuhan yang terjadi, sehingga
penemuan kasus AFP non polio meningkat lebih 2/ meskipun spesimen adekuat
kurang 80 %. Penemuan kasus ini menunjukkan perkiraan minimal kasus AFP Non
polio di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut sejak tahun 2006 ditetapkan non polio
AFP rate 2/ anak usia kurang 15 tahun.
Visi Misi Survailans Acute Flaccid Paralysis (AFP)

VISI
Manajemen data kesehatan berfokus tentang pengendalian survailens
Acute Flaccid Paralysis (AFP)berdasarkan fakta yang cepat, tepat dan
akurat.

MISI
- Tersedianya data input yang dibutuhkan dalam kegiatan surveilans Acute Flaccid Paralysis
(AFP).
- Identifikasi strategi penanggulangan.
- Perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelayanan di puskesmas yang melakukan surveilans
Acute Flaccid Paralysis (AFP).
- Evaluasi Input Method dalam Pelaksanaan Acute Flaccid Paralysis (AFP) di Puskesmas.
- Ketersediaan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP).
- Ketersediaan Payung Hukum Surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP).
- Ketersediaan Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans, Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Epidemiologi Kesehatan
- Ketersediaan Perlengkapan Surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP)
- Terciptanya program pengendalian survailens Acute Flaccid Paralysis (AFP)
- Agar terkendalinya penyakit Acute Flaccid Paralysis (AFP)
- Mengetahui sebaran survailens penyakit Acute Flaccid Paralysis (AFP)
- Untuk memperloleh informasi tentang penyakit Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Kegiatan Surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP)

(1) Penemuan Kasus


(2) Pelacakan Kasus AFP
(3) Pengumpulan Spesimen Kasus AFP
(4) HOT CASE
(5) Upaya pemberantasan
Jenis Penyelenggaraan Surveilans Acute Flaccid
Paralysis (AFP)

A. Perencanaan Surveilans AFP


B. Pelaksanaan Surveilans AFP
C. Pelaporan
D. Indikator
Kesimpulan
Acute flaccid paralysis (AFP) adalah sindrom klinis yang ditandai dengan onset
kelemahan yang cepat, termasuk (lebih jarang) kelemahan otot pernapasan dan
menelan, yang berlanjut ke tingkat keparahan maksimum dalam beberapa hari hingga
minggu. Tugas surveilans dalam menangani AFP berupa menemukan semua kasus
AFP yang ada di suatu wilayah, melacak semua kasus AFP yang ditemukan di suatu
wilayah, mengumpulkan dua spesimen semua kasus AFP sesegera mungkin setelah
kelumpuhan, memeriksa spesimen tinja semua kasus AFP yang ditemukan di
Laboratorium Polio Nasional, dan memeriksa spesimen kontak terhadap Hot Case
untuk mengetahui adanya sirkulasi VPL.

Saran
Dalam tahun 2005 terjadi KLB polio yang berdampak pada meningkatnya kepedulian
masyarakat terhadap semua kelumpuhan yang terjadi, sehingga penemuan kasus AFP
non polio meningkat lebih 2/ meskipun spesimen adekuat kurang 80 %. Penemuan kasus
ini menunjukkan perkiraan minimal kasus AFP Non polio di Indonesia. Kegiatan
surveilans perlu ditingkatkan guna mengatasi AFP di Indonesia.
Sekian
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai