Anda di halaman 1dari 46

AFP CASE

DEFINITION
(Definisi kasus AFP)

Disampaikan pada saat:


Pertemuan petugas Puskesmas
PROPORSI SUMBER PENEMUAN KASUS AFP
DI JAWA TENGAH 1997-2012
120

100

80

CBS
60 HBS

40

20

0
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Definisi AFP:
Semua anak <15 th dg
kelumpuhan(Paralysis/paresis)
yg sifatnya layuh (Flaccid)
terjadi secara mendadak
(Acut), bukan disebabkan oleh
ruda paksa
Kenapa Surveilans AFP
Usia < 15 Th
 Data surveilans , insiden polio tertinggi usia <3 th
(50 - 75 %)
 Namun masih dapat terjadi sampai usia dewasa
 Risiko Polio tertinggi pada anak, secara
operasional dilaksanakan sampai usia <15 tahun
 Dilaksanakan sampai usia dewasa ? Tidak
efesien
 Bagaimana menjaring usia dewasa ? Surveilans
suspect polio.
Penting :
Acut :
Perkembangan kelumpuhan yg berlangsung
cepat, 1-14 hr sejak terjadinya gejala awal
Flaccid:
Kelumpuhan sifatnya lunglai, lemas, layuh,
bukan kaku & terjadi penurunan tonus otot
Ragu ttg sifat lumpuh: acut/flaccid  AFP
Ruda paksa/kecelakaan !!!
Acute Flaccid Paralysis
Sehat
5 Lemas, layuh

4 Paresis

0 Plegi/Paralysis
14 hr 14 hr
Akut Wkt ambil spesimen adekuat

2 Bln
-Tanpa gejala awal
-Nyeri
-Kesemutan, kebas
-Dll Spesimen MASIH dapat diambil sampai 2 bulan
kelumpuhan
DERAJAT KELUMPUHAN

1. Hanya dapat menggerakkan jari


sedikit
2. Tidak dapat mengangkat kaki dari
tempat tidur, hanya menggeser saja
! 3. Masih dapat mengangkat tungkai
4. Kekuatan otot berkurang
5. Tidak ada kelumpuhan.
Petunjuk ke arah AFP
Paralysis:
Terjadi tiba2

Tungkai lemas Kelemahan

Acute Flaccid
Paralysis
Tdk bisa gerakkan
Tdk bisa bangun
kaki, tangan
Tdk bisa jalan
Penyakit dengan AFP
Transverse
myelitis
AFP
Traumatic caused by other
neuritis enteroviruses
Acute Flaccid
(including Coxsackie's virus,
echovirus, etc.)

Paralysis

Guillain-Barré Poliovirus
syndrome other
(toxins, metabolic,
snake bite, drug-induced,
etc.)
PENTING !!!
AFP: Bukan NAMA penyakit
(Bukan Diagnosa suatu penyakit)

Tapi: Sekumpulan gejala


ACUTE+FLACCID+PARALYSIS

Dari: - Gejala Penyakit Utama (GBS,Myelitis


Transversa,Poliomielitis)
- Gejala Penyakit Penyerta/Coincidence
- Gejala/tanda komplikasi suatu penyakit
pada fase flaccid
- Gejala dari suatu akibat pengobatan
Jawaban
3 x Yes

Ke
Definisi Kasus polio pasti:
 Kasus AFP yg pd hsl
pemeriksaan tinja di lab
ditemukan VPL (virus polio liar)
atau cVDVP (Circ Vaccin Derived Polio
Virus)

 Hot case dg salah satu


spesimen kontak positif VPL
Definisi
Kasus Polio Kompatibel:
Kasus AFP yg tak cukup bukti
secara lab/virologis unt
diklasifikasikan sbg kasus non
Polio; karena: Spec tak adekuat &
Kunj Ulang : Sebelum Kunj Ulang:
Kelumpuhan (+) Kasus meninggal/hilang

POLIO KOMPATIBEL hanya bisa ditetapkan oleh


KELOMPOK KERJA AHLI Surveilans AFP Nasional
Monthly AFP Cases by Onset of Paralysis,
Indonesia 2000-2005
600
Non Polio AFP Rate = 1 adalah
Mengapa Non Polio AFP rate minimum kelumpuhan yang
500
menjadi 2 ?? ditemukan pada 100.000 anak
dibawah 15 th setiap tahunnya
400

300 Non Polio AFP Rate = 2 artinya


minimum target operational
200 penemuan kasus AFP dibawah
umur 15 th.
100

0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

2000 27 36 45 45 82 50 49 66 61 64 49 28
2001 41 35 34 59 54 66 60 57 68 66 73 47
2002 53 53 75 82 113 83 85 85 69 73 46 31
2003 69 51 79 60 56 73 67 63 60 64 61 46
2004 52 47 59 57 80 81 82 73 68 67 58 59
2005 67 54 90 121 483 380 190 169 140 52 2

Data as of 17 November 2005


 Apa definisi: Kasus AFP
Kasus Polio Pasti
Kasus Polio Kompatibel
 Jelaskan apa yg dimaksud dengan Acut,
Flaccid paralysis, bukan karena ruda paksa
dlm kasus AFP
 Polio kompatibel menunjukan sistem
Surveilans AFP lemah, Jelaskan?
PENEMUAN KASUS
(HBS-CBS)
Pendahuluan
• Kasus AFP dapat ditemukan melalui 2
pendekatan:
• S.Aktif RS (HBS)
• S.AFP di masyarakat (CBS)
• HBS-CBS dikategorikan dlm strategi penemuan
kasus
• Penemuan kasus HARUS sedini mungkin
• Menjadi Indikator utama dalam performance
Surveilans AFP
• Minimal non AFP rate 2 / 100.000 anak < 15
th.
Surveilans Aktif RS (SARS)
 Salah satu prioritas kegiatan penemuan di
RS dg asumsi kasus kelumpuhan akan
dibawa berobat ke RS.
 Merupakan Hospital Based Surveillance
(HBS)  system yg mengamati populasi
anak <15 th yg dirawat dan berobat ke RS
krn mengalami kelumpuhan yg sifatnya
flaccid & acut. (tak boleh lolos)
SARS (lanjutan)
 Lokasi Pengamatan
 Semua RS yg merawat anak <15 th, baik RS
swasta, Pemerintah, ABRI

 Lokasi Penemuan kasus di RS


 Bangsal Anak dan Syaraf
 Poliklinik Anak dan Syaraf
 Unit Fisiotherapi
 Unit Rehab Medik
 Unit Gawat darurat
 Bangsal/Poliklinik Peny.Dalam (jika umur <15
th ada disana)
SARS (lanjutan)

• Frekuensi :
- Untuk petugas RS setiap hari
- Untuk petugas Dinas Kesehatan
setiap minggu

• Pelaksana : - Petugas Kabupaten


- Contact person RS
 jk terdapat keterbatasan tenaga dan
lokasi
Persiapan Pelaksanaan
Identifikasi RS yg potensial menemukan kasus AFP
Lakukan pendekatan & penjelasan ttg: Prog.Erapo,
peranan RS dlm Erapo, bantuan serta kerjasama yg
diharapkan dari RS
Bersama dg pihak RS mengidentifikasi unit perawatan
di RS bersangkutan yg merawat/mengobati AFP
Bersama RS menentukan Contact person dan
Koordinator contact person, kesepakatan ttg cara &
prosedur pengumpulan data mulai dari unit yg
dilibatkan, siapa orang yg bertangjwb, adanya
koordinator, alur laporannya. Kesepakatan diagnosa yg
diamati, dll  sebaiknya dituangkan
Persiapan Pelaksanaan (lanjutan)

Mengidentifikasi sumber data pada unit2 tsb


Menyediakan bahan2 informasi (buku
pedoman, poster, buletin, dll)
Membuat daftar nomor telp penting yg dapat
dihubungi (dokter, contact person dll)
Melakukan pelatihan/on the job training
Melakukan sosialisasi surveilans AFP di RS
(manfaatkan pertemuan yg ada di RS)
Pelaksanaan Surveilans Aktif
Oleh Petugas Surveilans Kabupaten
Setiap minggu mengunjungi RS (tidak
menunggu) yg potensial menemukan ks AFP
(PD3I; campak & TN) dan mengunjungi semua
bagian yg merawat anak usia <15 th
Berdiskusi dg perawat/surv RS/kontak person
maupun DSA/DSS menanyakan apk ada ks AFP
(campak & TN) yg datang berobat.
Melakukan pemeriksaan register (bersama
contact person/koordinator) unt memastikan
bhw tak ada kasus yg lolos pd mg tsb  beri
paraf reg yg telah di cek
Pelaksanaan Surveilans Aktif
Oleh Petugas Surv. Kab (Lanjutan)

Mencatat data kasus kedalam form ulir FP-PD,


apabila tak ada kasus AFP (Campak Difteri &
TN) maka ditulis “nihil” atau “O”
Berdiskusi dg DSA/DSS atau dokter
penanggung jawab ruangan dan contact person
ttg hsl penemuan saat itu.
Membuat absensi pelaksanaan surveilans aktif
RS dlm bentuk kelengkapan dan ketepatan
laporan
Setiap bulan mengkompilasi data kasus AFP,
Campak dan TN yg ditemukan di RS dlam format
laporan integrasi.
Pelaksanaan Surveilans Aktif
Oleh Perawat/Kontak Person RS
Dilakukan setiap hari
Memantau kasus AFP (termasuk Campak Difteri
dan TN) yang datang berobat di ruangan mereka
masing –masing
Konsultasikan kepada DSA/DSS atau dokter
penanggung jawab ruangan ttg ada tidaknya kasus
AFP (Campak, Difteri & TN) pd hari tsb
Apabila ada kasus AFP(Campak Difteri dan TN),
segera dalam waktu 1 x 24 jam melaporkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten melalui telepon
(melalui med rek sbg kontak person atau perawat
ruangan langsung ke Dinas Kesehatan)
Surveilans AFP di masyarakat
(SAM)
 Merupakan Community Based Surveilance
(CBS)  System mengamati populasi anak2
usia <15 th di masyarakat yg menderita AFP
(Campak & TN).
 Penemuan kasus AFP (Campak & TN) yang
melibatkan peran serta masyarakat yang
dikoordinir oleh PUSKESMAS
 Semua kasus AFP yang berada didalam
wilayah kerja puskesmas menjadi tanggung
jawab puskesmas (menemukan - pelacakan)
SAM (Lanjutan)
PERAN DINAS KESEHATAN DALAM SAM

 Menjelaskan strategi CBS dan peran


puskesmas dlm Surv.AFP
 Mengkoordinasikan pelaksanaan
surv.AFP dg pusk di wil.nya
 Menyiapkan bahan2 unt penyebarluasan
informasi ttg surv.AFP
 Melatih puskesmas ttg pelaksanaan
surv.AFP di puskesmas termasuk
mengidentifikasi kasus AFP
SAM (Lanjutan)
PERAN PUSKESMAS DALAM SAM
 Mengkoordinasikan kerja sama dg unit potensi
menemukan kasus AFP, Campak & TN: posyandu,
kader PKK, klinik swasta, pesantren, sekolah,
pengobatan tradisional, dll
 Menemukan kasus & menyebarluaskan informasi ttg:
Pengertian AFP, Surveilans AFP & Peran serta masy
dlm AFP
 Melacak setiap laporan/kelumpuhan unt memastikan
 Melaporkan setiap kasus AFP, Campak, TN dlm wkt
24 jam setelah ditemukan ke DinKes Kab/kota
 Membantu Tim pelacak yg melakukan pelacakan di lap
 Mengamankan tinja sebelum dikirim ke Kab/prop
 Setiap mg melaporkan laporan dg PWS-KLB (W2)
TUGAS / PERAN
“SO”
DALAM
SARS & SAM
Tugas SO dalam SARS
o Membantu kab. dalam advokasi dan sosialisasi ke RS
(Direktur,DSA,DSS,Dokter)
o Melatih Kabupaten dan kontak person RS utk pelaksa
naan SARS
o Fasilitasi kab. Dlm menetapkan sistim SARS secara
specifik di msg2 RS (kontak person?/ koordinator?)
o Membantu RS & Kab. menyelesaikan permasalahan
SARS (cth: cross notification)
o Melakukan evaluasi pelaksanaan SARS, melalui
ev.FPPD, zero report
o Melakukan HRR secara rutin atau setiap melakukan
kunjungan ass teknis ke kabupaten
o Memanfaatkan pertemuan2 intern RS (Komite Medik,
petemuan rutin kepala bangsal, dll) untuk sosialisasi
AFP
o Mempunyai tanggung jawab langsung dlm pelaksanaan
SARS di minimal satu RS propinsi
Peran SO dalam SAM
Bersama tim AFP kabupaten melakukan
evaluasi kegiatan S-AFP di tk. Puskesmas
Memberikan bimbingan teknis kepada
petugas puskesmas tentang :
Sosialisasi (cara, pesan, sasaran)
Pelacakan kasus & pengambilan/pengamanan
spesimen
Penyediaan pesan sederhana utk bahan sosmob.
Memanfaatkan pertemuan2 rutin yg ada di
Kab/Kota
SKEMA PENEMUAN KASUS
Skema Penemuan Kasus AFP melalui HBS dan CBS

Surveilans AFP RS (HBS) Surveilans AFP Masy.


Surveilans Aktif di RS Surveilans
(CBS) AFP di Masyarakat

Kontak pers Dinkes


Kab/Kota

Puskesma
s
Poli
Syaraf

Bgsal - Nakes (Bidan, dr, perawat)


Anak - Kader PKK
(Prwt/D - Guru
- Toko Masyarakat
SA)
Poli - Masyarakat/Pustu
Anak

AFP
HOSPITAL RECORD
REVIEW (HRR)
PENDAHULUAN (HRR)
 Tujuan: untuk mengevaluasi kegiatan S.AFP di
RS atau mengukur berapa sensitifnya HBS
 Cara: melakukan review catatan medik/register
di seluruh unit RS yg menerima anak <15 th. (a.l
bangsal anak, syaraf, poli anak & syaraf, peny
dalam, URM & UGD).
 Cari kasus yang didiagnosa sebagai
 Guilain Barre Syndroma
 Myelitis Transversa
 Dll. terlampir di Petunjuk Teknis Surv AFP
(lampiran 13 dan 14)
LANGKAH MELAKUKAN HRR
 Lihat buku Register di Med Rek begitu juga yg
ada disetiap bangsal atau poli secara teliti 
cek semua umur <15 th dengan diagnosa yg
digolongkan pada AFP atau diagnosa yg mungkin
bisa dikatagorikan AFP
 Cari status penderita
 Konsultasikan dengan DSA/DSS RS untuk
memastikan AFP atau bukan
 Catat dalam formulir hasil HRR
HOSPITAL RECORD REVIEW ACTIVITIES
PROVINCE : ………………….(January-August 2005)

NUMBER OF CASES
N % non
NAME OF DISTRICT NAME OF HOSPITAL Investiga REMARK
O Reported report
ted
ed
HBS & CBS
1. Sebutkan indikator penemuan kasus AFP?
2. Apa strategi untuk penemuan kasus?
3. Bagaimana pelaksanaan surveilans aktif
RS?
4. Apa yg saudara akan lakukan unt mening
katkan surveilans AFP di masyarakat?
5. Blangko2 apa saja yang digunakan dalam
surveilans aktif RS dan surveilans AFP di
masyarakat?

Anda mungkin juga menyukai