Anda di halaman 1dari 32

MODEL

HIDROLOGI

Pengertian Model
Model adalah abstraksi atau
penyederhaaan dari dunia nyata,
yang mampu menggambarkan
struktur dan interaksi elemen serta
perilaku keseluruhannya sesuai
dengan sudut pandang dan tujuan
yang diinginkan (Purnomo, 2005)
A model is a simplification of reality
Alexey Voinov (2008)

Odum (1971) menggolongkan model menjadi tiga bentuk

model miniatur,
model analog, dan
Model simbolik atau matematik

Model ilmiah harus


dinyatakan secara ringkas,
tepat, obyektif, universal
dan luwes

Pendekatan simulasi (pemodelan / modeling)


hidrologi bertujuan untuk menggambarkan sistem
hidrologi yang nyata secara matematis
1. Menetapkan ciri-ciri lebih lanjut dan mengerti
sistem yang ada
2. Untuk mengevaluasi respon sistem terhadap
berbagai masukan presipitasi
3. Membantu merancang dan mengoptimalkan
fungsi-fungsi cara bekerjanya dan perawatan
struktur sumberdaya air
4. Mengevaluasi respon sistem untuk perubahanperubahan dalam faktor-faktor DAS (yaitu daya
infiltrasi tanah, jalur aliran air), dan
5. Mengevaluasi respon sistem terhadap perubahanperubahan dalam faktor-faktor manusia (yaitu tata
guna lahan).

Model
hujan-aliran

Untuk
mengetahui
besarnya
debit
minimum yang mengalir pada suatu
sungai tertentu dapat diketahui dengan
menggunakan alat ukur pencatat muka
air dan dengan beberapa formula maka
akan diketahui hubungan antara tinggi
muka air dan besarnya debit yang
mengalir pada sungai tersebut, alat
pencatat tersebut biasa dinamakan AWLR
(Automatic Water Level Record). Alat ini
sudah banyak dipasang di beberapa
sungai besar di Indonesia.

Akan tetapi pada beberapa sungai, tidak


didapatkan alat tersebut. Maka untuk
mengetahui
besaran
debit
yang
mengalir
maka
bisa
dilakukan
perhitungan
secara
empiris.
Di
indonesia metode yang sering dilakukan
adalah metode dari
1. DR. FJ Mock (1973)
2. Metode
NRECA
(National
Rural
Electric Cooperative Association)
3. Metode Tanki (Tank model).

Metode DR FJ Mock paling sering digunakan


terutama di daerah dengan intensitas tinggi
sampai sedang seperti daerah Sumatera,
Kalimantan, Jawa dan Bali.
Metode NRECA banyak dilakukan di daerah
dengan curah hujan rendah seperti di
daerah Nusa Tenggara.
Sedangkan
metode
Tanki
jarang
digunakan karena dibutuhkan data yang
sangat
komplek/detail
terutama
mengenai jenis tanah dan vegetasinya

MODEL HUJAN
ALIRAN NRECA

Model NRECA
Model NRECA (National Rural Electric
Cooperative Association) diperkenalkan
oleh Norman H. Crawford pada tahun 1985.
Model ini merupakan model konsepsi yang
bersifat
deterministik.
Disebut
model
konsepsi karena basisnya didasari oleh
teori. Untuk menginterpretasikan fenomena
proses fisiknya digunakan persamaan dan
rumus semi empiris.

Metode ini dianjurkan dalam


menghitung
debit
andalan
untuk curah hujan yang relative
kecil dan juga sesuai untuk
daerah cekungan yang setelah
hujan berhenti masih ada aliran
air sungai selama beberapa
hari.

Dalam model NRECA terdapat dua tampungan yaitu


tampungan kelengasan (moisture storage) dan
tampungan air tanah (groundwater storage).
Tampungan kelengasan ditentukan oleh hujan dan
evapotranspirasi aktual. Tampungan air tanah
ditentukan oleh kelebihan kelengasan (excess
moisture).

Data masukan yang


diperlukan dari model hujanlimpasan NRECA

a. Hujan rata-rata dari suatu DAS (P)


b. Evapotranspirasi potensial dari DAS
(PET)
Jika data yang ada adalah
evapotranspirasi standar (Eto) maka
PET = Cf x Eto dimana Cf adalah factor
tanaman.
c. Kapasitas tampungan kelengasan
(NOM)
Diperkirakan nilai NOM = 100 + 0,2 *
hujan rata-rata tahunan (mm), dimana

d. Persentase limpasan yang keluar dari


DAS di sub surface/infiltrasi (PSUB)
Nilai PSUB berkisar antara 0,3 0,9
e. Persentase limpasan tampungan air
tanah menuju ke sungai (GWF)
Nilai GWF berkisar antar 0,2 0,9
f. Nilai awal dari tampungan
kelengasan tanah (SMSTOR)
g. Nilai awal dari tampungan air tanah
(GWSTOR)

Langkah-langkah

perhitungan

pendugaan

debit dengan metode NRECA, secara singkat


dapat

diselesaikan

dengan

persamaan
Q = DFsebagai
+ GWF berikut :
DF = EM GWS
GWF = P2 x GWS
GWS = P1 x EM
S = WB EM
EM = EMR x WB
WB = Rb AET
AET = AET/PET x PET
Wi = Wo / N
N = 100 + 0.20 Ra

persamaan-

Dengan :
Q = Debit aliran rerata, m3/dt
DF = Aliran langsung (direct flow)
GWF = Aliran air tanah (ground water flow)
EM = Kelebihan kelengasan (excess moist)
GWS
= Tampungan air tanah (ground water
storage)
P1
= Parameter yang menggambarkan
karakteristik tanah permukaan (0 s/d 2 m)
P1 = 0,1 bila bersifat kedap air
P1 = 0,5 bila bersifat lulus air
P2
= Parameter yang menggambarkan
karakteristik lapisan tanah dalam (2 s/d 10
m)
P2 = 0,9 bila bersifat kedap air
P2 = 0,5 bila bersifat lulus air

WB = Keseimbangan air (water balance)


EMR = Rasio kelebihan kelengasan (excess moist
ratio)
Rb = Curah hujan bulanan, mm
AET

= Evapotranspirasi aktual, mm

PET = Evapotranspirasi potensial, mm


Wi = Tampungan kelengasan tanah
Wo = Tampungan kelengasan awal
N = Nominal
Ra = Curah hujan tahunan, mm

KETERANGAN :
1. Nama bulan Januari sampai Desember
2. Nilai hujan rata-rata bulanan (Rb)
3. Nilai penguapan peluh potensial (PET)
4. Nilai tampungan kelengasan awal (Wo). Nilai ini
harus dicoba, dan percobaan pertama diambil 500
(mm/bulan) di bulan januari.
5. Tampungan kelengasan tanah (soil moisture storage
Wi) dihitung
dengan rumus.

dengan
NOMINAL = 100 + 0,2Ra
Ra = hujan tahunan (mm)

6. Rasio Rb/PET = kolom (2) : kolom (3)


7. Rasio AET/PET
AET

penguapan

diperoleh dengan

peluh

aktual

yang

dapat

gambar, nilainya tergantung

dari rasio Rb/PET kolom (6) dan Wi kolom (5).

9. Neraca air = Rb-AET


= kolom (2) kolom (8)
10. Rasio kelebihan kelengasan (excees moisture) yang
dapat diperoleh
sebagai berikut.
Bila neraca air kolom (9) positif, maka rasio tersebut
dapat diperoleh

dari gambar dengan memasukkan nilai

kelengasan tanah (Wi) di

kolom 5. Bila Neraca air

negative, rasio = 0
11. Kelebihan Kelengasan = rasio kelebihan kelengasan
neraca air
= kolom (10) kolom (9)
12. Perubahan tampungan = neraca air kelebihan
kelengasan

13. Tampungan air tanah = P1 kelebihan kelengasan


= P1 kolom (11), dengan
P1 = parameter yang mengambarkan karakteristik
tanah permukaan kedalaman 0-2m, nilainya 0,1
0,5 tergantung
pada sifat lulus air lahan.
14. Tampungan air tanah awal yang harus dicoba
dengan nilai awal 200.
15. Tampungan air tanah akhir = tampungan air tanah +
tampungan air
tanah awal
= kolom (13) + kolom (14)
16. Aliran air tanah = P2 tampungan air tanah akhir

= P2 kolom (15), dengan


P2 = parameter seperti P1 tetapi untuk lapisan tanah
dengan

kedalaman 2-10 m, nilainya 0,5-0,9 tergantung

pada sifat lulus

air.

17. Larian langsung = kelebihan kelengasan tampungan


air tanah
= kolom (11) kolom (13)
18. Aliran total = larian langsung + aliran air tanah
= kolom (17) + kolom (16), dalam mm/bulan
19. Aliran total dalam m3/bulan = kolom (18) dalam mm
10 luas
tadah hujan (Ha)

Untuk bulan berikutnya dan tampungan air tanah kolom


(14)

bulan

berikutnya

yang

dapat

dihitung.

Untuk

perhitungan bulan berikutnya diperlukan nilai tampungan


kelengasan kolom (4) dengan menggunakan rumus berikut.
Tampungan kelengasan = tampungan bulan sebelumnya +
perubahan
= kolom (4) + kolom (12), bulan sebelumnya.
Tampungan air tanah = tampungan air tanah bulan
sebelumnya aliran air tanah
= kolom (15) kolom (16), bulan sebelumnya.

Sebagai

patokan

perhitungan,

kelengasan

awal

(Januari)

tampungan

kelengasan

bulan

nilai

tampungan

harus

mendekati

Desember.

Jika

perbedaan antar keduanya cukup jauh (>200 mm)


perhitungan perlu diulang mulai bulan Januari lagi
dengan mengambil nilai tampungan awal (Januari)
=

tampungan

kelengasan

bulan

Desember.

Perhitungan biasanya diselesaikan dalam dua kali


jalan.

Evaluasi Ketelitian Model


Ketelitian model tergantung pada tiga
faktor yaitu ketersediaan data masukan,
keefektifitasan pada penilaian parameter
dan kesalahan-kesalahan pada model itu
(Linsley, 1986 )

Pengujian

ketelitian

model

dapat

dilakukan jika dan hanya jika terdapat


data terukur yang digunakan sebagai
data masukan model yang kemudian
menghasilkan data simulasi
Model dapat dikatakan teliti jika terdapat
nilai korelasi yang tinggi antara data
hasil simulasi dan terukur

Parameter

yang

digunakan

untuk

evaluasi

ketelitian model adalah koefisien korelasi (R) dan


kesalahan volume (VE).
Koefisien

korelasi

(R)

adalah

harga

yang

menunjukkan besarnya keterikatan antara nilai


observasi dengan nilai simulasi.

Jika harga

koefisien korelasi 0.7 hingga 1 menunjukkan


adanya derajat asosiasi yang tinggi, sedangkan
koefisien korelasi lebih tinggi dari 0.4 hingga di
bawah 0.7 menunjukkan hubungan substansial,
koefisiennya antara 0.2 hingga 0.4 menunjukkan

Koefisien korelasi dirumuskan sebagai berikut


( Dt 2

R=

Dt

Dt

i
= ( Q obs Q )2

i=1

Q
D

Q obs

= i=1

( Q obs Q sim )2

i=1

dengan
Qisim

= debit simulasi periode ke i (m3/s)

Qiobs

= debit observasi ke i (m3/s)

= debit observasi rerata (m3/s)

= jumlah data

Kesalahan

volume

adalah

menunjukkan

perbedaan

simulasi

observasi

dan

nilai

yang

volume

hasil

selama

periode

simulasi. Jika nilai kesalahan volume sangat


kecil berarti jumlah volume nilai simulasi
dan observasi hampir sama. Sebaliknya jika
nilai kesalahan volume sangat besar maka
terjadi penyimpangan hasil simulasi dan
observasi.

Kesalahan volume dirumuskan sebagai


berikut :
N

Q obs Q

VE i 1

sim

i 1

Q obs

I 1

dengan
VE

= volume error

Qiobs

= debit pengamatan (m3/s)

Qisim

= debit simulasi (m3/s)

= jumlah data.

Kalibrasi Model
Dalam

proses

simulasi

selalu

terdapat

penyimpangan hasil dan hal ini tidak dapat


dihindari karena model merupakan suatu
proses pendekatan terhadap proses yang
sesungguhnya terjadi. Namun bukan berarti
penyimpangan hasil adalah suatu nilai yang
wajar apalagi jika terjadi penyimpangan
yang cukup besar.

Proses kalibrasi merupakan upaya untuk


memperkecil penyimpangan yang terjadi.
Kalibrasi

didefinisikan

penyesuaian

sebagai

parameter

berpengaruh

terhadap

model

kejadian

proses
yang
aliran.

Besar nilai parameter tidak dapat ditentukan


dengan

pasti,

sehingga

proses

kalibrasi

dikatakan berhasil jika nilai parameter telah


mencapai
ditentukan.

patokan

ketelitian

yang

Anda mungkin juga menyukai