Anda di halaman 1dari 9

Model NRECA

Ketersediaan air dapat dihitung dengan menggunakan Model NRECA yang dikembangkan oleh
Crawford. NRECA digunakan untuk memperkirakan debit bulanan dari hujan bulanan. Konsep
model NRECA memerlukan input utama data hujan dan evapotranspirasi aktual yang diilustrasikan
pada gambar 2.1.

Hujan Evapotranspirasi

Tampungan Kelebihan Kelengasan Limpasan Langsung


Kelengasan

PSUB Perkolasi

Tampungan
Air Tanah
Limpasan Air Tanah
GWF
Debit Total
Gambar 1 Diagram Model Hujan Limpasan NRECA

Debit aliran permukaan dapat diketahui dari pengukuran langsung pada suatu aliran permukaan,
namun dari hasil pengamatan di lapangan ternyata kondisi aliran sungai tidak memungkinkan untuk
diukur secara langsung, sehingga perlu dilakukan simulasi untuk mengetahui besarnya debit aliran.
Dalam simulasi ini diperlukan data curah hujan, evapotranspirasi dan karakteristik daerah pengaliran
yang akan diperkirakan debit alirannya.

Aliran permukaan maupun di bawah permukaan merupakan hasil dari siklus hidrologi. Hujan yang
turun di permukaann bumi akan segera diikuti dengan proses terjadinya aliran permukaan dan
sebagian dari hujan tersebut ada yang meresap ke dalam tanah. Aliran yang meresap akan bergerak
sebagai subsurface flow dan akan masuk ke aliran-aliran utama seperti sungaidan memberikan aliran
kontinu. Pada aliran yang tak tercatat besaran alirannya, catatan curah hujan dan penguapan dapat
dijadikan sebagai dasar perhitungan aliran yang terjadi.
Metoda perhitungan yang dilakukan dalam model limpasan NRECA ini menggunakan data hujan
bulanan dan evapotranspirasi untuk menghitung debit bulanan yang terjadi. Persamaan dasar
keseimbangan air yang digunakan: :

RO = P – AE + S
Dimana :
P = presipitasi
AE = penguapan aktual
S = perubahan tampungan
RO = aliran permukaan

Beberapa parameter karakteristik daerah tangkapan yang digunakan dalam model limpasan ini
diuraikan sebagai berikut :

o NOMINAL (Index soil moisture storage capacity pada daerah tangkapan)


o PSUB (Persentase runoff yang mengalir pada jalur subsurface)
o GWF (Persentase air yang masuk menjadi aliran air tanah)

Karakteristik-karakteristik terrsebut dapat diperkirakan dengan cara sebagaimana berikut :


o NOMINAL
100 + C*(hujan tahunan rata-rata), dimana :
C = 0.2 , untuk daerah dengan hujan sepanjang tahun
C < 0.2 , untuk daerah dengan hujan musiman.
Hujan NOMINAL dapat dikurangi hingga 25 % untuk daerah dengan tetumbuhan terbatas dan
penutup tanah yang tipis.
o PSUB
PSUB = 0.5, untuk daerah tangkapan hujan yang normal/biasa
0.5 <PSUB 0.9 , untuk daerah dengan akuifer permeabel yang besar
0.3PSUB<0.5 , untuk daerah dengan akuifer terbatas dan lapisan tanah yang tipis.
o GWF
GWF = 0.5, untuk daerah tangkapan hujan yang normal/biasa,
0.5<GWF0.8, untuk daerah yang memiliki aliran menerus yang kecil,
0.2GWF<0.5, untuk daerah yang memiliki aliran menerus yang dapat diandalkan.

Pemilihan parameter karakteristik NOMINAL, PSUB dan GWF dilakukan dengan coba-coba
sehingga koefisien korelasi antara debit aktual dan model mendekati satu. Langkah Perhitungan
mencakup 18 tahap yang dinyatakan dengan contoh pada tabel berikut. Perhitungan dapat dilakukan
kolom per kolom dari kolom (1) hingga (18) berikut ini :
KOLOM KETERANGAN
1 Nama bulan Januari sampai Desember
2 Presipitasi (hujan) bulanan rata-rata (mm)
3 Evapotranspirasi potensial (PET) (mm)
4 Penyimpanan kadar kelembaban tanah (moisture storage) (mm).
Harga kelembaban tanaha ditetapkan dengan coba-coba dan sebagai
kondisi awal dan digunakan untuk perhitungan selanjutnya.
Moisture Storage (i) = Moisture Storage (i-1)+Delta Storage (i-1)
5 Rasio penyimpanan (Storage Ratio)
Moisture Storage (i)
Storage Ratio (i) =
NOMINAL
6 Rasio Presipitasi(Rb)/Evapotranspirasi potensial = kolom (2)/kolom
(3)
7 Rasio AET/PET
AET = Evopotranspirasi aktual. Rasio ini didapat dengan bantuan
grafik 1, tergantung dari nilai Rb/PET
8  AET(i) 
AET(i) =    PET (i) . Harga ini didapatkan dari perkalian kolom
 PET(i) 
(3) dan (7)
9 Neraca air (water balance) = Rb – AET (kolom (2) – kolom (8)
10 Rasio kelebihan kelembaban tanah (excess moisture ratio).
1. Bila neraca air pada kolom (9) positif, maka harga kelebihan
kelembaban tanah didapatkan dengan bantuan graafik 2. Jika harga
kesetimbangan air negatif, maka harga rasio ini sama dengan nol
11 Kelebihan kelembaban tanah (excess moiture) didapatkan dengan
mengalikan harga kolom (10) dengan (9)
Excess Moiisture(i) = Excess Moisture Ratio (i) x Water Balance (i)
12 Perubahan tampungan = kolom (9) – kolom (11)
Delta Storage (i) = Water Balance (i) – Excess Moisture(i)
13 Pengisian air tanah (recharge to groundwater). Harga pengisian air
tanah didapaatkan dengan mengalikan PSUB dengan kolom 11.
Recharge to Ground Water(i) = PSUB x Excess moisture (i)
14 Tampungan awal air tanah (begin storage GW). Harga tampungan
awal air tanah ditetapkan sebagai kondisi awal dan digunakan pada
perhitungan selanjutnya.
15 Tampungan akhir air tanah (end storage Ground Water). Harga
tampungan akhir air tanah didapatkan dari penjumlahan antara
kolom (13) dan kolom (14).
End Storage GW (i) = Recharge to GW (i) + Begin Storage GW(i)
16 Aliran air tanah (GW flow). Harga ini didapatkan dari perkalian
antara GWF dengan kolom (15)
17 Direct Flow. Harga direct flow didapatkan dari pengurangan antara
kolom (11) dengan kolom (13)
18 Debit Total. = kolom (16) + kolom (17)
19 Debit pengamatan (observed discharge). Harga debit pengamatan
digunakan untuk proses kalibrasi model.
Tabel Langkah perhitungan metode NRECA
Model Mock

Secara umum metoda mock merupakan metoda perhitungan ketersediaan air dengan memperhatikan
keseimbangan air (water balance) dengan beberapa syarat batas yang harus dipenuhi. Syarat batas
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Water Balance
Dalam siklus hidrologi, penjelasan mengenai hubungan antara aliran ke dalam (inflow) dan aliran
keluar (outflow) di suatu daerah untuk suatu perioda tertentu disebut neraca air atau keseimbangan
air (water balance). Hubungan-hubungan ini lebih jelas ditunjukan sebagai berikut:

Presipitasi

Evaporasi

Air Permukaan
Limpasan

Air keluar
Perkolasi
Presipitasi
Uap Air Curah Hujan
Perkolasi

Kelembaban Tanah
dan
Air Tanah

Evaporasi

Presipitasi

Gambar 2 Water Balance

Bentuk umum persamaan Water Balance adalah:


P = Ea + GS + TRO.................................................................................(3.1)
dimana :
P = presipitasi
Ea = evapotranspirasi
GS = perubahan groundwater storage
TRO = total run off

Volume air total yang ada di bumi adalah tetap, hanya sirkulasi dan distribusinya yang
bervariasi. Water balance merupakan siklus tertutup yang terjadi selama satu tahun, dimana
tidak terjadi perubahan groundwater storage atau GS = 0. Artinya awal penentuan
groundwater storage adalah berdasarkan bulan terakhir dalam tinjauan 1 tahun. Sehingga
persamaan water balance untuk perioda satu tahun adalah:
P = Ea + TRO…………………………………………………………… (3.2)

Beberapa hal yang dijadikan acuan dalam prediksi debit dengan Metoda Mock sehubungan
dengan water balance adalah:
• Dalam satu tahun (tahun normal), perubahan groundwater storage (GS) harus sama
dengan nol.
• Jumlah total evapotranspirasi dan total run off selama satu tahun harus sama dengan total
presipitasi yang terjadi dalam tahun itu.
Dengan tetap memperhatikan kondisi-kondisi batas water balance di atas, maka prediksi
debit dengan metoda Mock akan akurat.

Evapotranspirasi
Dalam Metoda Mock, data-data meteorologi yang dipakai adalah data bulanan rata-rata untuk
menghitung debit bulanan rata-rata dan data harian rata-rata untuk menghitung debit harian rata-rata.
Evapotranspirasi merupakan faktor penting dalam memprediksi debit dari data curah hujan dan
klimatologi dengan Metoda Mock, karena evapotranspirasi ini memberikan nilai yang besar untuk
terjadinya debit dari suatu daerah pengaliran sungai.
Evapotranspirasi aktual dipengaruhi oleh proporsi permukaan luar yang tidak tertutupi tumbuhan
hijau (exposed surface) pada musim kemarau. Besarnya exposed surface (m) untuk tiap daerah
berbeda-beda. F.J. Mock mengklasifikasikan menjadi tiga daerah dengan masing-masing nilai
exposed surface, yaitu:

m Daerah
0 hutan primer, sekunder
10 – 40 % untuk daerah tererosi
30 – 50 % untuk daerah ladang pertanian
Selain exposed surface evapotranspirasi aktual juga dipengaruhi oleh jumlah hari hujan (n) dalam
bulan yang bersangkutan.
Menurut Mock rasio antara selisih evapotranspirasi potensial dan evapotranspirasi aktual dengan
evapotranspirasi potensial dipengaruhi oleh exposed surface (m) dan jumlah hari hujan (n), seperti
ditunjukan dalam formulasi sebagai berikut:
E  m 
=  (18 − n ) ...............................................................................(3.15)
E P  20 
sehingga
m
E = E P  (18 − n ) ......................................................................... (3.16)
 20 
Dari formulasi diatas dapat dianalisis bahwa evapotranspirasi potensial akan sama dengan
evapotranspirasi aktual (atau E = 0) jika:
Evapotranspirasi terjadi pada hutan primer atau hutan sekunder. Dimana daerah ini memiliki harga
exposed surface (m) sama dengan nol. Banyaknya hari hujan dalam bulan yang diamati pada daerah
itu sama dengan 18 hari.
Jadi evapotranspirasi aktual adalah evapotranspirasi potensial yang memperhitungkan faktor exposed
surface dan jumlah hari hujan dalam bulan yang bersangkutan. Sehingga evapotranspirasi aktual
adalah evapotranspirasi yang sebenarnya terjadi atau actual evapotranspiration, dihitung sebagai
berikut:
Eactual = EP − E .......................................................................................(3.17)

Water Surplus
Dalam Metoda Mock, water surplus merupakan bagian yang penting untuk memprediksi debit
sungai karena water surplus ini berpengaruh langsung pada infiltrasi atau perkolasi dan total run off
yang merupakan komponen debit. Water surplus didefinisikan sebagai air hujan (presipitasi) yang
telah mengalami evapotranspirasi dan mengisi tampungan tanah (soil storage, disingkat SS).
Persamaan water surplus (disingkat WS) adalah sebagai berikut:
WS = (P – Ea) + SS (3.18)
Water surplus merupakan air limpasan permukaan ditambah dengan air yang mengalami infiltrasi.
Tampungan kelembaban tanah (soil moisture storage) terdiri dari
• kapasitas kelembaban tanah (soil moisture capacity)
• zona infiltrasi
• limpasan permukaan tanah
• tampungan tanah (soil storage)

Dalam metoda Mock tampungan kelembaban tanah dihitung sebagai berikut:


SMS = ISMS + (P – Ea)…………………………………...(3.19)
dimana:
SMS merupakan soil moisture storage
ISMS merupakan initial soil moisture storage ysng mana merupakan soil moisture capacity
(SMC) bulan sebelumnya
P – Ea merupakan presipitasi yang telah mengalami evapotranspirasi

Asumsi yang dipakai oleh Dr. F.J. Mock adalah air akan memenuhi SMC terlebih dahulu sebelum
water surplus tersedia untuk infiltrasi dan perkolasi yang lebih dalam atau melimpas langsung (direct
run off). Ada dua keadaan untuk menentukan SMC, yaitu:
1. SMC = 200 mm/bulan, jika P – Ea  0.
Artinya soil moisture storage (tampungan tanah lembab) sudah mencapai kapasitas
maksimumnya atau terlampaui sehingga air tidak disimpan dalam tanah lembab. Ini berarti
soil storage (SS) sama dengan nol dan besarnya water surplus sama dengan P - Ea.
2. SMC = SMC bulan sebelumnya + (P – Ea), jika P – Ea < 0.
Artinya tampungan tanah lembab (soil moisture storage) belum mencapai kapasitas
maksimum, sehingga ada air yang disimpan dalam tanah lembab. Besarnya air yang
disimpan ini adalah P – Ea. Karena air berusaha untuk mengisi kapasitas maksimumnya,
maka untuk keadaan ini tidak ada water surplus (WS = 0).
Selanjutnya WS ini akan mengalami infiltrasi dan melimpas di permukaan (run off). Besarnya
infiltrasi ini tergantung pada koefisien infiltrasi.

Limpasan Total
Air hujan yang telah mengalami evapotranspirasi dan disimpan dalam tanah lembab selanjutnya akan
melimpas di permukaan (surface run off) dan mengalami infiltrasi dan perkolasi. Menurut Mock
besarnya infiltrasi adalah water surplus (WS) dikalikan dengan koefisien Infiltrasi (if), atau:
Infiltrasi (i) = WS x if ……………………………………………………. (3.20)
Koefisien infiltrasi ditentukan oleh kondisi porositas dan kemiringan daerah pengaliran. Lahan yang
bersifat poros umumnya memiliki koefisien yang cenderung besar. Namun jika kemiringan tanahnya
terjal dimana air tidak sempat mengalami infiltrasi dan perkolasi ke dalam tanah, maka koefisien
Infiltrasinya bernilai kecil.
Menurut Mock, besarnya groundwater storage (GS) dipengaruhi oleh:
1. Infiltrasi (i), semakin besar Infiltrasi maka groundwater storage semakin besar pula.
Begitupun sebaliknya.
2. Konstanta resesi aliran bulanan (K) adalah proporsi dari air tanah bulan lalu yang masih ada
bulan sekarang. Nilai K ini cenderung lebih besar pada bulan basah.
3. Groundwater storage bulan sebelumnya (GSom). Nilai ini diasumsikan sebagai konstanta
awal, dengan anggapan bahwa water balance merupakan siklus tertutup yang ditinjau selama
1 tahun. Dengan demikian maka nilai asumsi awal ini harus dibuat sama dengan nilai akhir
tahun.
Dari ketiga faktor diatas, Mock merumuskan sebagai berikut:
GS = { 0,5 x (1 + K) x i } + { K x GSom }.................................................(3.21)
Seperti telah dijelaskan, metoda Mock adalah metoda untuk memprediksi debit yang didasarkan pada
water balance. Oleh sebab itu, batasan-batasan water balance ini harus dipenuhi. Salah satunya
adalah bahwa perubahan groundwater storage (GS) selama 1 tahun adalah nol, atau
bulan ke−12


i =bulan ke−1
GS = 0 .

Perubahan groundwater storage (GS) adalah selisih antara groundwater storage bulan yang
ditinjau dengan groundwater storage bulan sebelumnya. Perubahan groundwater storage ini penting
bagi terbentuknya aliran dasar sungai (base flow, disingkat BF). Dalam hal ini base flow merupakan
selisih antara Infiltrasi dengan perubahan groundwater storage, dalam bentuk persamaan:
BF = i - GS………………………………………………………………..(3.22)
Jika pada suatu bulan GS bernilai negatif (terjadi karena GS bulan yang ditinjau lebih kecil dari
bulan sebelumnya), maka base flow akan lebih besar dari nilai Infiltrasinya. Seperti dijelaskan diatas,
karena water balance merupakan siklus tertutup dengan perioda 1 tahun maka perubahan
groundwater storage (GS) selama 1 tahun adalah nol. Dari persaman (3.22) di atas maka dalam 1
tahun jumlah base flow akan sama dengan jumlah Infiltrasi.
Selain base flow, komponen debit yang lain adalah direct run off (limpasan langsung) atau surface
run off (limpasan permukaan). Limpasan permukaan berasal dari water surplus yang telah
mengalami Infiltrasi. Jadi direct run off dihitung dengan persamaan:
DRO = WS - i…………………………………………………..(3.23)
Setelah base flow dan direct run off komponen pembentuk debit yang lain adalah storm run off, yaitu
limpasan langsung ke sungai yang terjadi selama hujan deras. Storm run off ini hanya beberapa
persen saja dari hujan. Storm run off hanya dimasukkan ke dalam total run off, bila presipitasi kurang
dari 200 mm. Menurut Mock storm run off dipengaruhi oleh percentage factor, disimbolkan dengan
PF. Percentage factor adalah persen hujan yang menjadi limpasan. Besarnya PF oleh Mock
disarankan 5 % - 10 %, namun tidak menutup kemungkinan untuk meningkat secara tidak beraturan
hingga mencapai 37,3 %. Nilai PF ini dipengaruhi oleh bulan basah dan bulan kering. Pada saat
bulan basah atau musim penghujan nilai PF ini relatif lebih besar. Jadi untuk tiap bulan nilai PF
berubah-ubah.
Dalam perhitungan debit ini, Mock menetapkan bahwa :
• Jika presipitasi (P)  200 mm/bulan (sesuai dengan asumsi bahwa maksimum soil
moisture capacity adalah 200 mm/bulan) maka nilai storm run off = 0.
• Jika P < 200 mm/bulan maka storm run off adalah jumlah curah hujan dalam satu bulan
yang bersangkutan dikalikan dengan percentage factor.
SRO = P x PF ……………………………………………..(3.24)

Dengan demikian maka total run off (TRO) yang merupakan komponen-komponen pembentuk debit
sungai (stream flow) adalah jumlah antara base flow, direct run off dan storm run off, atau:
TRO = BF + DRO + SRO…………………………………………..(3.25)

Anda mungkin juga menyukai