Anda di halaman 1dari 18

OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR (SDA) UNTUK MENJADI

SUMBER ENERGI BARU DAN TERBARUKAN (EBT)

Studi Kasus : PLTMH Mangelum, Kabupaten Boven Digoel Provinsi Papua

Oleh:

Bambang Sunarwan dan Riyadi Juhana

Abstrak

Sumber daya air merupakan potensi untuk untuk dijadikan energi baru dan terbarukan (EBT),
sebagai antisipasi kekurangan energy khususnya energy listrik. Begitupun yang dialami oleh
distrik-distrik yang ada di wilayah Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua, yang pada saat
sekarang ini masih kekurangan pasokan listrik untuk disalurkan ke kampung-kampung yang ada
di seluruh distrik di Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua. Salah satunya adalah kampong
Bayangop, Distrik Mangelum. Yang mempunyai potensi sumberdaya air yang dapat dijadikan
sumber energy listrik terutama sumber energy listrik dari pembangkit listrik tenaga mikrohidro
(PLTMH)

Kata Kunci : PLTMH, Penstocks, Elevasi, KW, KVA.

konservasi energi, diversifikasi energi dan


1. PENDAHULUAN lingkungan.

Energi merupakan pusat yang mempengaruhi Pemerintah juga telah mengeluarkan


kelanjutan kehidupan manusia yang peraturan mengenai penyediaan sumber
mempengaruhi ekonomi dan pembangunan energi skala kecil di daerah perdesaan atau
sosial. Energi tidak terbatas untuk dirinya daerah terpencil, yang dinamakan
akan tetapi lebih dimaksudkan untuk “Keputusan Menteri Energi dan Sumber
mencapai tujuan dari pembangunan manusia Daya Mineral No. 1122 K/30/MEM/2002, 12
berkelanjutan. Energi terbarukan adalah salah Juli 2002 tentang Pembangkit Skala Kecil
satu jenis dari sumber energi dan energi Tersebar“. Fokus dari peraturan ini adalah
tersebut bukan merupakan suatu hal yang untuk memberdayakan komunitas lokal, dan
ingin dicapai, tapi hanyalah sebuah sarana mendorong memberdayakan sumber daya
untuk mencapai tujuan dari pembangunan energi lokal (yaitu adalah energi terbarukan).
manusia berkelanjutan, dan harus dirancang
sewajarnya dan dimanfaatkan secara efektif. Dengan meningkatnya kebutuhan energi
Energi terbarukan harus menemukan tempat listrik di Distrik Manggelum Kabupaten
dalam kebijakan energi nasional yang Boven Digoel, Provinsi Papua yang
merupakan salah satu cara yang sesuai umumnya menggunakan pembangkit diesel,
dengan tujuan dari pengembangan manusia maka perlu kiranya direncanakan alternatif
berkelanjutan. pembangkit tenaga listrik yang dapat
memenuhi kebutuhan energi listrik sekaligus
Perhatian Pemerintah Republik Indonesia memberikan faktor keandalan dan kontinuitas
terhadap penyedian energi yang dapat pasokan. Pemadaman energi listrik yang
diperbaharui sudah dimulai sejak dekade dilakukan secara berkala dapat menimbulkan
yang lalu, terutama melalui kebijakan umum gangguan terhadap kelancaran kegiatan
di sektor energi yang dinamakan Kebijakan pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa
Umum Bidang Energi, 1982, dan direvisi energi listrik yang ada belum dapat dinikmati
tahun 1989. Saat ini sudah ditinjau lagi dalam oleh daerah secara maksimal.
Kebijakan Energi Nasional, 2003 - 2020,
yang difokuskan pada efisiensi energi,

Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Air (SDA)……….…. (Bambang Sunarwan & Riyadi Juhana) 1
Pembangunan pembangkit tenaga listrik yang umumnya dan Kabupaten Boven Digoel
baru merupakan salah satu alternatif dalam khususnya.
mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan 3) Sebagai bentuk proses
listrik. Pemilihan alternatif tersebut pemberdayaan masyarakat dari segi
memerlukan suatu perencanaan sosial, teknis dan ekonomi
pembangunan pembangkit tenaga listrik yang
meliputi beberapa aspek penting. Hal ini Adapun secara khusus tujuan pekerjaan ini
mengarah pada pemilihan jenis pembangkit adalah:
yang nanti akan direncanakan berikut
lokasinya. Pemilihan jenis pembangkit 1) Mendapatkan data dan informasi sumber
tergantung oleh faktor teknis dan non teknis potensi yang berkaitan
yang harus diteliti terlebih dahulu sehingga denganpemanfaatan energi terbarukan
dalam perencanaan sebuah pembangkit dalam bentuk potensi PLTMH di
tenaga listrik diperlukan studi kelayakan kecamatan dan desa yang diduga
untuk memberikan hasil yang optimal (biaya mempunyai potensi.
minimal dan produksi maksimal). 2) Mengadakan survey potensi di
desa/kecamatan yang diduga layak
PLTMH merupakan sebuah teknologi untukdi bangun sebuah pembangkit
alternatif yang tepat guna dan akomodatif listrik dan mengadakan study kelayakan
dari berbagai aspek yang berhubungan dan perencanaan teknis pembangunan
dengan penyediaan energi listrik yang PLTMH di lokasi yang mempunyai
didesain untuk mudah digunakan dari semua potensi tersebut.
lapisan masyarakat. Selanjutnya PLTMH 3) Menentukan kelayakan terhadap rencana
juga diharapkan sebagai sebuah proses pembangunan di desa/kecamatan yang
pemberdayaan masyarakat dari segi sosial, telah dilakukan survey dalam bentuk
teknologi dan ekonomi. laporan hasil survey study kelayakan.
4) bahan bakar pembangkit listrik) atau
Keberhasilan sebuah PLTMH dapat dilihat Pupuk sejak proses penanganan sampai
dari keberhasilan pembangunan dan menjadi produk.
pengoperasian. Keberhasilan ini ditentukan 5) Memilih teknologi proses pembuatan
oleh beberapa faktor baik faktor teknis dan bahan bakar nabati (BBN)/ biomass,
non teknis suatu daerah yang berpotensi bioetanol, biogas, biomassa , bahan
untuk dibangun PLTMH. Untuk itu bakar pembangkit listrik yang efisien
diperlukan sebuah studi kelayakan potensi dan efektif sesuai dengan kebutuhan.
sebagai acuan spesifik terhadap Desain Detail 6) Memperdayakan masyarakat Kabupaten
Engineering PLTMH. Boven Digoel untuk berpartisipasi untuk
Dalam rangka pengoptimalan pemanfaatan membangun daerah sendiri lepas dari
energi terbarukan khususnya pembangkit ketergantungan terhadap energi listrik
listrik di Kabupaten Boven Digoel, serta energi bahan bakar minyak (BBM).
Pemerintah daerah bekerjasama dengan 7) Meningkatkan indeks pembangunan
konsultan mengadakan kegiatan Penyusunan manusia (IPM) Kabupaten Boven Digoel
Feasibility Study Pembangkit Listrik Tenaga dengan pertumbuhan industri berbasis
Mikro Hidro di Distrik Manggelum, manufaktur dengan dukungan pasokan
Kabupaten Boven Digoel. energi listrik yang berkesinambungan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN 3. KARAKTERISTIK WILAYAH


KABUPATEN BOVEN DIGOEL
Maksud dan tujuan dari studi ini adalah
memberikan gambaran serta pandangan Secara umum, wilayah Propinsi Papua berada
perihal: pada di pulau Papua yang memiliki wilayah
pegunungan, memanjang, membelah wilayah
1) Mengoptimalkan penggunaan sumber bagian utara dan selatan, yang sangat
energi terbarukan secara tepat guna. terpengaruh oleh karakteristik fisik dasarnya.
2) Membantu mengatasi kekurangan energi Demikian pula dengan Distrik Mangelum -
listrik di desa-desa yang belum Kabupaten Boven Digoel sebagai bagian
terjangkau listrik di Propinsi Papua wilayahnya, dan secara kebetulan juga berada
pada wilayah pegunungan tersebut.
2 Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 22, Periode Januari – Juni 2013 (1-18)
terlalu jauh dari jaringan PLN terdekat yang
Secara geografis Kabupaten Boven Digoel ada oleh karenanya masyarakat Kampung
terletak pada (139O90’00” – 141O00’00”) Bayanggop menggunakan sistem kelistrikan
Bujur Timur dan pada (04O98’00” - swadaya yaitu berupa pembangkit portable
07O10’00”) Lintang Selatan. Kabupaten berupa genset.
Boven Digoel terletak di bagian selatan Pulau
Papua dengan ibukota di Tanah Merah, 4.2. Data Teknis
dengan luas wilayah Kabupaten + sebesar
27.108 km2.  Topografi

Secara administratif Kabupaten Boven Areal yang akan dipetakan yaitu pada
Digoel terdiri dari 15 distrik, dan 88 desa, genangan bendung, track penstock, rencana
keadaan topografi umumnya bervariasi dari saluran ppembawa, bak penenang, power
datar sampai bergelombang di bagian tengah house dan tail race dengan cakupan
dan selatan, sedangkan semakin ke utara pekerjaan, meliputi Pengukuran polygon
berbukit dan pegunungan. utama dan Pengukuran situasi detil.

Batas geografis Kabupaten Boven Digoel Persyaratan teknis pengukuran ini mengacu
adalah sebagai berikut: pada persyaratan Teknis PT-02 yang
1) Sebelah Utara berbatasan dengan diterbitkan pleh Direktorat Jenderal
Kabupaten Pegunungan Bintang Pengairan, seperti dijelaskan dibawah ini.
2) Sebelah timur berbatasan dengan Papua
New Guinea a. Pengukuran Poligon
3) Sebelah selatan berbatasan dengan - Polygon meliputi daerah yang akan
Kabupaten Merauke dan dipetakan dan merupakan polygon
4) Sebelah barat berbatasan dengan terbuka terikat satu titik.
Kabupaten Mappi dan Kabupaten Asmat - Polygon dibagi atas seksi-seksi dengan
panjang maksimum 100m
4. POTENSI PLTMH DISTRIK - Pengukuran polygon akan diikatkan ke
MANGELUM KABUPATEN BOVEN titik BM1 yang mempunyai data
DIGOEL koordinat. Dalam hal ini penentuan
koordinat titik awal akan dilakukan
Kampung Bayanggop merupakan sebuah dengan peralatan GPS ( Global
Kampung dengan tipologi Kampung pinggir Positioning System ).
hutan, dengan ketinggian +126 m.dpl serta - Pengukuran sudut polygon akan
memiliki betuk bentang alam datar dan dilakukan dengan 2 (dua) seri dengan
perberbukitan, secara singkat kondisi lokasi ketelitian sudut 5” (lima detik).
Kampung Bayanggop diuraikan sebagai Kesalahan penutup sudut maksimum
berikut : 10” N, dimana N adalah jumlah titik
 Sungai : Sungai Angop dengan polygon.
hulunya Sungai Awirit - Semua bench mark yang dipasang
 Air terjun : + 14 m maupun yang telah ada harus dilalui
 Distrik : Manggelum polygon
 Kabupaten : Boven Digoel
- Alat ukur sudut yang digunakan adalah
 Propinsi : Papua teodolit T2 Wild atau yang sejenis.
- Pengukuran jarak dilakukan dengan
Berdasar peta topografi tersedia, skala 1 :
metode Tachiometri D = ( BA-BB) X
1000 dari Bakosurtanal maka daerah rencana
100 X SIN2 Z
Power House untuk PLTMH Manggelum
- Sudut vertical dibaca dalam satu seri
secara geografi berada pada koordinat:
dengan ketelitian sudut 10”
(140o31’14,7”-140o32’11,5”) BT dan
- Ketelitian linier polygon 1 : 10.000
5o20’02,2”- 5o20’41,4” LS
b. Pengukuran elevasi
4.1. Survey Kelistrikan
- Alat yang digunakan adalah Theodolit
T2 wild dengan hitungan beda tinggi
Hasil survey lapangan menunjukkan jaringan
memakai metode Tachiometri, H = (
listrik PLN masih belum tersedia. Karena
Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Air (SDA)……….…. (Bambang Sunarwan & Riyadi Juhana) 3
BA-BB) X 50 X SIN 2 Z ) – (tg. Alat – Tabel 1. Rencana Site Bendung & Trace Saluran
BT) Pembawa
RESUME PATOK UKURAN
- Jarak bidikan rambu maksimum 50 m. NOMOR PATOK +ELEVASI JARAK M JARAK LANGSUNG
P.0 258.000 21.000 21.000
Akan diusahakan jarak rambu muka P.1 258.738 45.992 45.992
sama dengan jarak rambu belakang, P.2 258.769 49.494 49.494

dan genap.
- Data yang dicatat adalah pembacaan Tabel 2. Rencana Jaringan Transmisi
RESUME PATOK UKURAN
ketiga benang silang, yaitu benang atas, NOMOR PATOK +ELEVASI JARAK M JARAK LANGSUNG
T.13 160.390 55.267 55.267
benang bawah dan benang tengah . T.14 153.867 70.383 70.383
T.15 154.737 21.986 21.986
- Semua bench mark yang ada maupun T.16 148.706 52.551 52.551
yang akan dipasang akan melalui jalur T.17 138.612 47.902 47.902
T.18 144.986 50.284 50.284
ukur. T.19 143.858 45.965 45.965
T.20 140.878 61.858 61.858
- Batas toleransi untuk kesalahan T.21 133.174 83.275 83.275
penutup maksimum 10 VD, dimana D= T.22 124.022 48.260 48.260
T.23 121.005 31.672 31.672
jumlah jarak(km) T.24 112.501 65.919 65.919
T.25 110.869 74.958 74.958
T.26 110.576 66.697 66.697
T.27 110.795 28.997 28.997
c. Pengukuran Situasi Detail T.28 109.345 41.347 41.347

- Alat yang akan digunakan adalah


Theodolit T0 atau yang sejenisnya yang e) Kendala dan alternatif pemecahan
sederajat ketelitiannya masalah
- Metode yang digunakan adalah radial Kendala yang di hadapi kegiatan survey
- Semua tempat yang ada, baik alamiah topografi adalah :
maupunbuatan manusia diambil 1) Menentukan titik refrensi karena
sebagai titik detail, misalnya : lembah, lokasi berada jauh dari pemukiman
bukit, alur, sadel dan sebagaianya (hutan).
- Kerapatan titik detail (±25 m ) harus 2) Lokasi survey cukup sulit karena
dibuat sedemikian rupa sehingga berada pada lokasi yang terjal dengan
bentuk topografi dan bentuk buatan kondisi batuan licin.
manusia dapat digambarkan sesui 3) Tinggi elevasi yang dijadikan
dengan keadaan di lapangan referensi ditentukan secara lokal.
- Pengukuran sungai di sekitar lokasi
rencana bendung diambil detail  Survey Hidrologi
selengkap mungkin, termasuk elevasi
as, tepi dan lebar sungai, bukit di 1) Keadaan Sungai
sekitar bendung tersebut Untuk skema PLTMH pemanfaatan air
yang digunakan adalah dengan model
d. Prosesing data dan penggambaran Run off River (ROR), Dimana air sungai
yang di perlukan hanya di belokan
Tahapan pengolahan data adalah: arahnya dan bendung tidak di fungsikan
sebagai waduk (reservoiar) tetapi di
- Download data hasil pengukuran fungsikan sebagai peninggi level air, air
dengan menggunakan program excel, diarahkan pada intake dan selanjutnya
di import pada program Softdesk serta dialirkan menuju bak penenang
Land Development. (Forebay tank) melalui saluran
- Adjustmen data setelah di ubah pembawa, bangunan intake dan bak
formatnya kemudian diproses dengan penenang terintegrasi dalam satu lokasi.
mempergunakan hitungan baik jarak
maupun beda tinggi elevasi. Di tinjau dari kondisi topografi daerah
- Metode peralatan dengan memakai cara Aliran sungai (DAS) Selagan memiliki
theodolit dengan salah satu penutup topografi yang sangat beragam, mulai
sudut 10 Vn dan ketelitian linier jarak dari daerah berbukit dan begunung
1/6000. sampai kedataran di arah menuju Sungai
Digoel. Secara geografis lokasi
pembangunan PLTMH di sungai
Kampung Bayanggop terletak pada
4 Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 22, Periode Januari – Juni 2013 (1-18)
koordinat 05o20’01” LS – 140o31’21,2” Sedangkan parameter yang di estimasi
BT. meliputi :
Hasil dari pengamatan/pengukuran - Kecepatan Infiltrasi
diperoleh data-data karakteristik sungai - Kapasitas kelembaban Udara
adalah : gradient rata-rata 15 %, lebar - Persentase lahan yang tak tertutup
maksimum 10 m, diapit oleh perbukitan vegetasi
dengan topografi terjal. Sungai ini - Kandungan air tanah awal
bersifat permanen, dibagian hulunya
masih merupakan hutan yang sangat Debit andalan neraca air di rumuskan sebagai
lebat, sehingga debit air pada waktu berikut :
musim kemarau masih bisa diandalkan
untuk PLTMH.
Q = (Dro = Bf) Ws = R – Ep
Dro = Ws – I = 0,6. Ws EL = Et – E
2) Debit Rencana
Bf = I – Vn
Q = Debit Banjir Vn = Storage Volume
Debit rencana adalah debit air yang akan Dro = Debit Runn Off R = Curah Hujan
di perlukan pembangkit secara kontinyu, Bf = Base flow Ep = Limit Evapotranspirasi
debit rencana di hitung dari beberapa F = Catchmen Area Ef = Evapotranspirasi Potensial
Ws = Water Surplus K = Koefisien Infiltrasi
parameter yaitu : I = Infiltrasi Runn Off = Dro + Bf

Luas catchmen area, curah hujan, debit


terukur, dan informasi lain sebagai
bahan pertimbangan.  Survey Geologi – Mekanika Tanah
Tabel 3. Jumlah Curah Hujan Bulanan Sta.
Pekerjaan survey Geologi – Mekanika Tanah
Meteorologi Mopah (2000-2009)
BULAN
TAHUN meliputi pekerjaan lapangan dan
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Januari 312 325,4 205,2 167,1 300,6 497,8 563,4 379,2 171,9 275,4 laboratorium, dilakukan untuk memperoleh
Februari 106 163,4 323,9 466,5 245,9 215,1 439,3 379,2 170,7 544,8
Maret 144 364,6 241,5 439,7 304 503,6 447,5 416,4 403,8 631,5 informasi mengenai keteknikan tanah dan
April 321 342,8 246,6 76,6 113,2 263,8 662,7 139,3 246,7 81,5
Mei 246 85,5 19,9 67,5 271,9 37,8 222,3 64,6 63,5 196,3 batuan di sekitar areal perencaanaan PLTMH
Juni 42,1 14,6 48,8 16,7 13,1 39,3 199,6 162,2 55,5 49,4
Juli
Agustus
10,2
3
1
4,9
10,2
5,1
42,4
11,5
22,8
0
82,4
13,2
126,9
1,9
14
45,6
18,2
36,8
12,9
80,5
Manggelum. Pekerjaan lapangan sendiri
September
Oktober
2,4
165,9
14,9
41,4
77,1
1,8
9,7
47,2
0
90
3,4
15,9
13,6
1,6
9,2
69,5
32,1
120,8
51,6
81,7
mencakup :
November 98,3 387,5 41,1 33,3 2,7 48,7 30,2 159,9 202,9 99,9
Desember 244 192,9 117,9 209,7 165,7 244,2 23 116,8 191,7 324,7
1) Pemertaan Geologi Permukaan
Luas catchmen area, curah hujan, debit 2) Pemboran Tangan
terukur, dan informasi lain sebagai bahan 3) Paritan Uji/Test Pit
pertimbangan.
1) Pemetaan Geologi Permukaan
PENGUKURAN DEBIT AIR LANGSUNG,
diperoleh Qr = 40 lt/dt = 0,04 m3/s Dilakukan pada areal rencana tanggul untuk
masing-masing rencana chek dam atau
3) Debit Andalan kurang lebih seluas (5 x 1.6) Ha, sepanjang
tanggul aliran sungai, saluran dan tercakup
Debit andalan adalah debit minimum sungai lokasi yang memiliki potensi rawan erosi
yang kemungkinan tersedia panjang tahun tinggi ataupun kelongsoran .
dengan probabilitas 80% terpenuhi, debit
andalan dapat ditentukan dengan data debit Hasil pemetaan geologi berupa hasil
harian sungai atau dengan metoda Neraca air pengamatan dan pengukuran
( Water Balance ) yang di kembangkan oleh sebaran/kemiringan singkapan batuan dan
Dr. Fj Mock. Perhitungan dengan metoda ini gejala geologi lain, selanjutnya digambarkan
memerlukan parameter baik parameter yang dalam bentuk peta geologi teknik
terukur maupun parameter yang di estimasi. menggunakan peta dasar skala 1 : 1000.
Prameter meliputi :
- Data curah hujan bulanan rata rata (mm ) Selain peta geologi teknik juga dibuat
- Data hari hujan bulanan rata rata ( mm ) irisan/penampang geologi untuk memperjelas
kondisi beberapa bagian rencana bangunan.
- Data Klimatologi
- Luas Catchment Area
Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Air (SDA)……….…. (Bambang Sunarwan & Riyadi Juhana) 5
2) Pemboran Tangan
Tabel 5. Daerah Lokasi Penyelidikan Geologi –
Pekerjaan pemboran tangan dilakukan Mekanika Tanah kawasan PLTMH
sebanyak 14 (dua belas) titik di poros rencana Mangelum
lokasi benung, lokasi tanggul dan atau
rencana bangunan lain dan masing-masing
dilakukan mencapai kedalaman maksimum
10 meter.

Contoh tanah hasil pemboran dilakukan


pemerian dan hasilnya digambarkan dalam
Log Pemboran tangan (Log bor tangan
terlampir). Untuk contoh tanah tidak
terganggu dilakukan pengujian di
laboratorium yang mencakup sifat fisik dan
keteknikan tanah/batuan.
 Uji Laboratorium

Uji laboratorium dilakukan terhadap 12 (dua


belas) contoh tidak terganggu/ tabung dari
pemboran tangan, meliputi pengujian sifat
fisik dan sifat keteknikan tanah, yang terdiri
atas :
- Density
- Water content
- Atterberg limit
- Unconfined test
- Triaxial UU
- Analisa Hidrometer
- Konsolidasi

Sedang untuk 4 (empat) karung contoh


terganggu dari sumuran uji dilakukan
3) Test Pits/Sumuran uji pengujian proctor yang terdiri atas :
- Compaction
Pekerjaan test pit/sumuran uji dilakukan - OMC
sebanyak 4 (tiga) buah untuk masing-masing
rencana bendung atau, dibuat dengan 4.3. Perhitungan Teknis Rancangan
peralatan cangkul, linggis dan skop untuk PLTMH Mangelum
membentuk galian dengan ukuran panjang =
125 cm, lebar 125 cm dan kedalaman 4.3.1. Data Untuk Perhitungan Desain
mencapai batuan dasar atau lapisan batuan PLTMH
yang keras dan maksimum 2.5 meter
kedalaman.  Data Pengukuran Numerik

Hasil pekerjaan sumuran uji adalah berupa


Tabel 6. Data Pengukuran Numerik
pengamatan dan pemerian lapisan yang
BM2 - T1 23.5 m
dijumpai dari permukaan sampai batuan dasar T1 - T2 43.6 m
dan hasilnya digambarkan dalam bentuk log T2 - T3 30.5 m
tes pit (lampiran Log tes pit). T3 - T4 27.8 m
T4 - T5 42.2 m
Dari hasil penggalian dilakukan pengambilan T5 - BM3 24.1 m
contoh (tanpa menyertakan bagian Panjang Pipa Pesat (T1 -
atasnya/penutupnya) sebagian contoh 182.3 m
BM3)
terganggu dimasukkan ke dalam karung
seberat kurang lebih 50 kg untuk dilakukan
uji laboratorium.
6 Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 22, Periode Januari – Juni 2013 (1-18)
Pipa pesat bisa menggunakan berbagai
macam jenis material biasanya menggunakan
logam maupun non-logam (PVC), material
pipa pesat yang biasa digunakan pada sistem
mikrohidro disajikan dalam tabel 8.

Gambar 1 Posisi dan jarak Pipa Pesat

BM : Posisi Setting Basin ( Saluran Gambar 3. Garis Energi (EGL) dan Garis Tekanan (HGL)
pembuangan dari danau air terjun
T6/BM3 : Posisi Rencana pembuatan power Tabel 8. Material Pipa Pesat
house

 Posisi Ketinggian dari permukaan


laut (m.dpl)

Tabel 7. Data Pengukuran

BM2 262 m - dpl 4.3.4 Perancangan Pipa Pesat (penstock)


T1 260 m - dpl
T2 244 m - dpl 1) Diameter pipa pesat
T3 238 m - dpl
T4 232 m - dpl
Untuk menghitung diameter minimum pipa
pesat dapat dihitung dengan persamaan
T5 214 m - dpl
T6 (BM3) 207 m - dpl 0.1875
 10.3  n 2  Q 2  L 
D   
 Koefisien pada saluran Inlet, fe = 0,5
 H 
 fv = 0.1 , direncanakan menggunakan
katup kupu-kupu
Dimana:
 Effisiensi, n = 50%
Q = debit air (m3/detik)
 Head Gross : Hg = BM2 – BM3 = 55 n = kekasaran
meter L = panjang penstock (m)
H = head (m)
4.3.2 Desain Penstock
Dengan data yang telah dikumpulkan yaitu:
Penstock atau pipa pesat adalah pipa yang
yang berfungsi untuk mengalirkan air dari Q = 0.04 m3/detik
bak penenang menuju ke Rumah Pembangkit. n = 0.012
Perencanaan pipa pesat mencakup pemilihan L = 182.3 m
material, diameter dan ketebalan. Desain H = 55 m
posisi saringan pada awalan pipa pesat dapat
dilihat pada gambar. Dengan menggunakan rumus diatas maka
diperoleh diameter pipa pesatnya
4.3.3 Pemilihan material pipa pesat
D = 0,16 m atau 16 cm = 160 mm = 6,4 in

Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Air (SDA)……….…. (Bambang Sunarwan & Riyadi Juhana) 7
Kecepatan aliran (V)
4Q Kehilangan energi primer adalah kehilangan
v  0.318 m2/detik energi yang disebabkan gesekan didalam
 D
pipa.
Dimana : Di mana:
V = kecepatan air dalam pipa (m/dt) 𝐿 𝑉2
Q = debit = 0.04 m3/dt hf = 𝑓𝑑 2𝑔
D = diameter pipa = 0.16 m
dimana:
Gaya tekan air (Po) hf = kerugian head karena gesekan (m)
f = Koefisien gesekan Darcy-Weisback
Po = x Heff = 1000 x 55= 55000 kg/m2 L = Panjang pipa (m)
Dimana: d = Diameter pipa (m)
V = Kecepatan Aliran (m2/s)
 = 1000 kg/m3
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
Heff = 55 m
𝐿 𝑉2
2) Tebal Dinding Pipa Pesat (tb) hf = 𝑓𝑑 = 0,704 m
2𝑔

Perhitungan tebal dinding pipa menggunakan dimana :


persamaan f = 0.012
 P D  L = 182,3 m
tb   0   ts  0.0021 m = 2.10 mm d = 0.016 m
 2    V =0.318 m2/s
Dimana: g = 9,8 m/s2
Po = gaya tekan air = 55000 kg/m2
D = diameter pipa = 0.16 m  Minor Losses (kehilangan energi
 = koefisien sambungan las = 0.8 primer)
 = tegangan ijin pipa baja = 5,000,000 kg/m2
ts = penambahan ketebalan pipa terhadap korosi Selain Kerugian yang disebabkan oleh
= 0.001 m gesekan, pada suatu jalur pipa juga terjadi
kerugian karena kelengkapan pipa seperti
Berdasarkan menurut ASME penentuan tebal belokan, siku, sambungan, katup dan
pipa dapat dihitung dengan dua cara: sebagainya yang disebut dengan kerugian
tmin = 2.5D + 1.2 mm = 2,5 x 0.16 + 1.2 = 1,6 mm kecil (minor losses).
tmin = (D + 508) / 1400 = (160 + 508) / 1400 =
0,477 mm
Untuk pipa yang panjang (L/d > 1000) minor
Diambil tebal pipa pesat sebesar 2 mm. losses dapat dibaikan tanpa kesalahan yang
cukup berarti tetapi menjadi penting pada
ts = penambahan ketebalan pipa terhadap pipa yang pendek
korosi = 0,001 Dimana ts adalah penambahan
ketebalan pipa untuk faktor korosi, Kf adalah Untuk perancangan ini L/d = 182,3/0,16 =
faktor pengelasan sebesar 0,9 untuk 1139
pengelasan dengan inspeksi x-ray dan 0,8
untuk proses pengelasan biasa tanpa inspeksi.  Tinggi Netto Turbin
Pendekatan paling sederhana menggunakan
rekomendasi ASME untuk tebal pipa pesat Hnetto = Hstatis – hf total
minimum dalam satuan milimeter adalah 2,5 Hnetto = 55 – 0,704 = 54.295 m
kali diameter pipa (m) di tambah 1,2 mm.
Jadi tebal minimum pipa pesat (penstock) 4.3.4 Tumpuan pipa pesat (saddles
adalah t min = 2,5D + 1.2 mm. support)

Rekomendasi lain adalah t min =(D+508)/1400 Berat pipa per meter (Wp)
Wp    Dp  e  e   steel  8,000 kg/m
3) Head Loss Pada Pipa Pesat Dimana:
Dp = diameter pipa = 0.16 m
 Mayor Losses (kehilangan energi e = ketebalan pipa = 0.002 m
primer)  = berat jenis Plastik = 7860 kg/m3
8 Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 22, Periode Januari – Juni 2013 (1-18)
Berat air per meter pipa (Ww)
   Dp 2  a) Tipe Turbin
Ww      air  20,106 kg/m
 4  Dengan data yang telah diukur dan yang telah
Dimana: dihitung yaitu debit air Q = Debit Air =
Dp = diameter pipa = 0.16 m 0,040 m3/s dan Hnet = 54.295 m, maka dengan
 = berat jenis air = 1000 kg/m3 menggunakan penentuan jenis turbin dari
entec maka turbin yang dipilih adalah Turbin
Jarak maksimum antar Support Pelton
 Dp  0.0147 2  Dp2 
1/ 3

L  182.61     10,215 m

 Wp  Ww 

Jarak tumpuan tersebut merupakan jarak


tumpuan maksimum yang diperhitungkan
berdasarkan lendutan yang masih diijinkan.
Untuk pelaksanaan di lapangan dapat diambil
panjang antar tumpuan 10,215 m.

4.3.6 Perancangan Turbin


Gambar 4.4 Grafik Penentuan Jenis Turbin (Flow dan Hnetto)
Untuk menentukan dimensi dan ukuran turbin
yang akan ditempatkan di power house kita Untuk penentuan jenis turbin (Gambar 4.4),
terlebih dahulu harus menentukan jenis dari putaran turbin (Gambar 4.5) dan juga
turbin tersebut. Parameter penentuan turbin sambungan turbin dengan generator (Gambar
meliputi penentuan Hnetto, daya terbangkit, 4.6) menggunakan grafik keluaran PT. Entec
penentuan jenis turbin. Indonesia (Consulting and Engineering)

 Effisiensi Sistem

Tabel 4.11 Nilai Efisiensi dari Sistem


Nilai yang
Efisiensi Nilai efisiensi
diambil
Eturbin pelton 0,70 ~ 0,95 0.90
Egenerator 0,80 ~ 0,95 0.84
V belt = 0,95-0,97, Flat
Etransmisi mekanik Belt = 0,98, Transmisi 1
Langsung = 1
Total Efisiensi, η 0.756

1) Daya Terbangkitkan

Pt = Hn . Q . g . η = 54,295 x 0.040 x 9,8 x 0,756 = 15 KW Gambar 4.5 Grafik Penentuan Putaran Turbin

Dimana:

Pt = Daya terbangkit (KW)


Q = Debit Air = 0,040 m3/s
Hn = Tinggi terjun bersih (m) = 54,295 m
η = Efisiensi = 0,756
g = Gaya gravitasi bumi (m/s²) = 9.8
m/s2

2) Pemilihan Turbin

Parameternya meliputi penentuan tipe turbin,


mencari spesifikasi turbin, menentukan jenis Gambar 4.6 Grafik Penentuan Sambungan Generator
turbin. dan Turbin
Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Air (SDA)……….…. (Bambang Sunarwan & Riyadi Juhana) 9
b) Mencari Spesifikasi Turbin

Spesifikasi yang dipilih berdasarkan daya


yang dibangkitkan yaitu: 15,09 KW.

Type of Turbine : Pelton Turbine


Daya Terbangkit : 15 KW
Mechanical Transmission : Direct Coupling
Generator : 22 kVA
(Synchronous Generator) 50Hz,
400/230 V and 1500 RPM

4.3.7 Pemilihan Generator

Nilai putaran turbin berhubungan dengan Gambar 4.7 Peta Situasi PLTMH Mangelum
putaran sesuai spesifikasi generator yang
diinginkan. Parameter yang ditunjau dalam
menentukan jenis generator meliputi gear
ratio dan jumlah kutub magnetik generator.

Tabel 4.12 Tabel Generator

Gambar 4.8 Rencana Instalasi PLTMH Mangelum

4.3.8 Control System


55 m
Tabel 4.13 Control System

Gambar 4.9 Rencana Instalasi dari Forebay (T1) ke Power


Hause (BM3)

4.3.10 Teknik Bangunan Sipil


4.3.9 Penghitungan Produksi Listrik. Fasilitas utama bangunan sipil PLTMH
MANGELUM terdiri dari bendungan / Dam
Daya Listrik Yang Dihasilkan, Pnet = g x dilengkapi segala aksesorisnya, bangunan
Hgross x Q x η = 15,09 KW penyadap (Intake), saluran pembawa dan
kantong penenang ( forebay). Pipa start tube
Panjang jaringan : 1.8 km sistem tegangan ataupun penstock, rumah pembangkit (power
Rendah 220 V house).
Jumlah konsumen: 70 rumah dan 4 sarana
umum dan ibadah.

10 Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 22, Periode Januari – Juni 2013 (1-18)
BM2 262 m - dpl Semua type bendung harus dilengkapi system
T1 260 m - dpl pengurasan endapan. Untuk Bendung
T2 244 m - dpl PLTMH Mangelum dirancang menggunakan
T3 238 m - dpl bendung permanen dari pasang batu kali
T4 232 m - dpl adukan 1 Pc : 3Psr, mercu dilapisi beton
T5 214 m - dpl bertulang adukan 1 Pc : 2 Psr : 3 Kr tebal 20
T6 (BM3) 207 m - dpl cm dengan tulangan dari besi Wirmesh M-8.

a. Bendung / Dam

Fungsi utama dari bendung / dam pada


pekerjaan ini adalah untuk meninggikan
Muka Air serta mengarahkan aliran air sungai
pada bangunan Turbin, agar supaya :
1. Debit minimum dapat disadap seluruhnya
2. Elevasi muka air di tinggikan untuk
mendapatkan tambahan tinggi energi /
tinggi jatuh pada bangunan turbin .

Type bendung di pilih diantara 2 jenis yaitu :


 Bendung dengan penyadap pada mercu Gambar 4.10 Desain Bendung/Dam
(Tyrolliam)
 Bendung biasa dengan penyadap terpisah b. Pintu Intake Bendung.

Dalam pemilihan bendung ini yang paling Fungsi sadp merupakan jalan masuk air yang
sesuai di tentukan oleh factor hidrolika berasal dari sungai agar masuk kesaluran
geologi dan teknik pelaksanaan serta faktor pembawa atau bak penenang. Pintu Intake
ekonomi. harus direncanakan agar supaya debit
minimum dapat disadap seluruhnya
Pertimbangan dalam rencana disamping itu harus dapat dicegah masuknya
1) Elevasi bendung harus ditentukan sama bahan bahan padat kedalam saluran. Untuk
tinggi daerah ambang atas lobang PLTMH Mangelum dipilih pintu sadap dari
penyadapan teoritis, tinggi bendung dari Type Pintu Ulir Stang Tunggal, dengan lebar
dasar sungai ditetapkan dengan pintu 1,00 meter. Rumus yang digunakan
memperhatikan letak lantai bangunan untuk menentukan beberapa besar debit air
Turbin, hingga diperoleh tinggi jatuh yang melalui pintu adalah :
yang maksimal.
Q = u.b.a.m. (2gz)0.5
Q = debit air masuk (m3/s)
Untuk perlindungan terhadap pengikisan b = lebar pintu intake (m)
dasar sungai (dasar sungai bukan a = tingi bukaan (m)
bantuan) maka dibelakang dan muka m= koefisien debit (= 0.8, pengambilan tenggelam)
bendung perlu dibuat lantai/ koporan g = gaya grafitasi ( 9.81)
yang memenuhi syarat-syarat sbb : z = Kehilangan tinggi energi pada bukaan (m)
- Tebal lantai : Minimum 30 cm
- Lebar lantai : 2 m untuk tinggi Pertimbangan dalam perencanaan
bendung max 1 m
- Tinggi mercu 2-3 m bagian 1 dan 1-2 1) Untuk mencegah kenaikan muka air yang
m bagian 2 tinggi didalam saluran pembawa pada
waktu sungai banjir, maka Pintu Intake
2) Untuk mencegah bahaya piping dari harus dilengkapi dengan skat dari beton
pondasi, maka bagian muka bendung bertulang sebagai pembatas masuknya air
harus ditutup dengan lantai pasangan intake
batu kali dengan adukan 1:2, panjang 2) Elevasi ambang atas lobang sadap harus
lantai harus diperhitungkan sesuai dengan terletak maksimum 5 cm diatas elevasi
jenis pondasi. muka air pada debit minimum (MAR –
muka air rendah)

Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Air (SDA)……….…. (Bambang Sunarwan & Riyadi Juhana) 11
3) Elevasi lantai dasar Pintu Intake harus persegi panjang atau lingkaran (siphon)
ditentukan minimum 0.5 m diatas lantai sesuai dengan keadaan geologi dan
dasar bendung topografi setempat. Pada jenis tanah yang
4) Penguras untuk menghindarkannya cukup sulit di gali dengan tenaga
masuknya bahan padat/ endapan manusia. Maupun ada medanyang terjal
5) Perbandingan tinggi dan lebar lobang bentuk penampang ditentukan empat
sadap sedapat mungkin memenuhi syarat persegi panjang. Pada jenis tanah yang
6) Kecepatan air masuk dilobang sadap cukup mudah digali dengantenaga
tidak boleh diambil kurang dari 1.5 manusia maupun medan yang landai
m/det penampang ditentukan trapezium.
2) Lereng-lereng yang terjal dikiri-kanan
Untuk menutup bagian Pintu Intake dalam saluran akibat penggali atau penimbun
keadaan darurat dan waktu diadakan harus dibuat sesuai dengan kondisi tanah
perbaikan-perbaikan pada pintu, harus tersebut. Lapisan penutup di perlukan
dilengkapi dengan skat / spanning. pada saluran yang melalui tanah lempung
Penempatan skat balok harus dan pasir untuk mencegah rembesan
mempertimbangkan ruang kerja antara dinding saluran erosi. Untuk
kedudukan balok sekat dengan daun pintu. memudahkan control dan pemeliharaan,
disepanjang saluran perlu dibuat berm
Kontruksi Intake PLTMH MANGELUM dengan lebar minimum 1.0m
3) Pada saluran yang memakai lapisan
Rencana debit air = 0.040 m3/dt penutup. Maka dibawah saluran harus
Type intake = Pintu Ulir Stang Tunggal
Lebar Pintu = 1 meter
panjang saluran pembuang air. Untuk
Dimensi lubang Intake = 0,8 m x 0.50 m mencegah air melimpah melewati
Nilai z = 0.20 m dinding saluran, maka saluran harus
Diperoleh tinggi bukaan a = 0,78 m dilengkapi dengan bangunan pelimpah.
Letak bangunan pelimpah dapat dipilih
pada sepanjang jalur saluran
4) Panjang bangunan pelimpah harus
ditentukan, sedemikian sehingga
kenaikan air dalam saluran tidak lebih
dari setengah tinggi jagaan( freeboard)

Rumus-rumus yang dipakai untuk


menentukan dimensi saluran :
Q (m3/s) = F.V
F = luas penampanga basah saluran
Gambar 4.11 Desain Intake PLTMH Mangelum V = kecepatan aliran air

c. Saluran Pembawa ( Head Race ) Menentukan kecepatan aliran adalah :


V = kecepatan aliran air (m/s)
Fungsi dan type Saluran Pembawa : R = Jari jari hidrolis
I = kemiringan saluran (m/m)
Saluran pembawa adalah jalan air dari Intake
Bendung sehingga air dapat mengalir pada Menentukan jari jari hisrolis (R ) adalah :
bak pengendap. Saluran harus merupakan R = F/O
saluran dengan aliran bebas. Apabila melalui F = luas penampang basahsaluran
O = keliling basah saluran
medan dimana bahaya longsor akan
menimbulkan kerugian yang besar maka
Pada saluran terbuka diatas tinggi basah
saluran dapat dibuat tertutup sedangkan
saluran harus ada freeboard sekitar 30% dari
apabila tidak ada bahaya maka saluran dapat
tinggi dinding
dibiarkan terbuka.
Kontruksi saluran pembawa PLTMH
Pertimbangan dalam Perencanaan
MANGELUM
1) Bentuk penampang saluran pembawa Panjang saluran = 200 m
dipilih antara trapezium dam empat Kapasitas penampung = 0.040 m3/s
12 Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 22, Periode Januari – Juni 2013 (1-18)
Jenis saluran = Saluran pasangan
beton e. Penstock
Type saluran = persegi, lebar 0.5
meter, tinggi 0,8 meter. Fungsi penstock adalah mengalirkan air dari
Bahan = Beton 1:2:3 tebal bak penenang untuk mensupply kebutuhan
15 cm, tulangan Besi
turbin dan penstock ini berfungsi sebagi pipa
Wiremesh M-6
Angka kekasaran stikler = 60 tekanan dimana daya tekan (pressure head)
inilah yang dijadikan acuan untuk daya
Perhitungan teknis : pembangkit.
Lebar saluran b = 0.50 m, tinggi air h = 0.79 m
F (luas penampang basah) = 0.395 m2 Meskipun beberapa tipe jenis penstocktelah
O (keliling penampang basah) = 2,08 m banyak dekenal dan dpergunakan tetapi yang
R ( jari jari hidrolis ) = 0.26 m lebih sesuai pada PLTMH adalah jenis plat
baja roll( welded roller steel) dan cocok
d. Bak penenang ( forebay ) untuk semua diameter dan tinggi jatuh.

Fungsi bak penenang adalah untuk : Namun pemakaian material lain seperti PVC,
asbes dan beton dapat dipertimbangkan pada
 Meredam energi aliran dari saluran kondisi-kondisi tertentu. Pertimbangan dalam
pembawa hingga tenang. Perencanaan
 Menampung sedimen yang terbawa dan 1. Apabila diperhitungkan penampang
membuang kelebihan air. diameter penstock yang ternyata tidak
 Pemasok air kedalam turbin terdapat didalam pasaran bebas, maka
 Meredam water hammer diameter yang dipilih hendaknya
mendekati ukuran pipa yang dapat di beli
Pertimbangan dalam perencanaan : Bak dipasaran bebas. Hal ini berlaku pula
penenang sekurang kurangnya dilengkapi untuk ketebalan pipa
dengan bagian-bagian kontruksi sebaga 2. Penstock harus di perhitungkan kuat
berikut : memikul tekanan sebesar 1.5 kali tekanan
total yang mungkin terjadi didalam pipa
 Bangunan pelimpah (termasuk surge)
 Kantung endapan. 3. Pada semua belokan arah vertical dan
 Pintu penguras belokan arah horizontal di pasang angker
 Pintu pengatur block untuk mengatasi gaya yang timbul
akibat tekanan aliran
 Saringan sampah (Trashrack )
 Tinggi tenggelam penstock
Beban yang bekerja pada penstock adalah :
 Beban vertical
Apabila tidak di fungsikan sebagai kolam
pengendap (Sand Trap), maka ukuran bak  Berat sendiri pipa
penenang diperhitungkan dengan  Berat air didalam pipa
mempertimbangkan tinggai tenggelam  Gempa beban horizontal
penstock saja.
Beban yang bekerja sejajar sumbu
Tinggi tenggelam pipa di hitung dengan memanjang pipa
rumus :  Gaya akibat gesekan antara air dengan
Apabila sumbu pipa sejajar arah aliran pipa (friction force)
S = 0.54. V.D 0.5 (m)  Gaya-gaya pada belokan
Apabila sumbu pipa tegak lurus arah aliran  Gaya akibat perubahan temperature
S = 0.72 . V.D 05 (m) sambungan muai (expansion joint)
diperlukan untuk meluruskan gerakan
Untuk PLTMH Mangelum, direncanakan terutama pemuaian dan pengerutan pipa
kolam penenang/kantong sedimen berukurani akibat perubahab temperature
sebagai berikut :
Panjang = 6 m Diameter penampang basah pipa draftube
Lebar = 2 m cukup menggunakan diameter ekonomis
Tinggi = 1 m
Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Air (SDA)……….…. (Bambang Sunarwan & Riyadi Juhana) 13
(De). Untuk menghitung De, maka kecepatan  Semua peralatan yang saling
air didalam pipa harus diambil : berhubungan secara konstruktis misalnya
turbin, generator harus diletakan diatas
4Q satu pondasi untuk menghindari
v  0.318 m2/detik
 D perbedaan penurunan (Differential
settlement)
Dimana: V = kecepatan air dalam pipa (m/dt)  Pondasi mesin berupa blok dibuat dari
Q = debit = 0.04 m3/dt
blok beton bertulang atau pemasangan
D = diameter pipa = 0.16 m
batu kali
Diperoleh dengan mencari biaya ekonomis  Blok harus dapat meredam getaran
dengan pertimbangan sebagai berikut :  Struktur harus awet terhadap cuaca
 Diameter bertambah, menyebabkan biaya  Saluran pembuang harus mampu
bertambah tetapi sebaliknya akan mengalirkan semua debit yang keluar
memperbaiki kehilangan tinggi jatuh dari turbin
(head losses)
 Memperkecil diameter, menyebabkan Permukaan air disalurkan pembuang pada
biaya berkurang, tetapi menambah head saat turbin tidak beroperasi harus terletak
losses perlu diingat bahwa reduksi head paling sedikit 10 cm diatas mulut draf tube.
losses akan menimbulkan biaya Untuk tujuan ini ujung saluran pembuang
tambahan harus dilengkapi dengan kontruksi peninggi
air, berupa mercu.
PLTMH Mangelum akan mempergunakan
penstock dari jenis Roller Welded steel 4.3.11 Fasilitas Mekanikal dan
dengan spesifikasi : Elekrtrikal

Untuk menyesuaikan dengan ukuran pipa Perangkat elektro-mekanik system PLTMH


yang ada di pasaran, maka di rencanakan merupakan produk rekayasa dalam negeri.
penstock dengan ukuran diameter 0.16 m, Komponen utama perlengkapan ini terdiri
untuk sistem joint dengan memakai flange dari :
dan baut sehingga kecepatan air menjadi 1.95  Turbin
m/s dan itu akan mengurangi losses karena  System transmisi mekanik
gesekan dinding  Generator
 System control beban ELC/DLC
f. Rumah Pembangkit & Saluran  Ballast load
Pembuang
a) Pemilihan Jenis Turbin
Komponen bangunan ini terdiri bagian- Pemilihan jenis turbin didasarkan pada debit
bagian utama: rencana, tinggi hidrolik netto dan jumlah unit
 Pondasi peralatan elektro-mekanik yang dipasang. Dengan referensi data dari
 Saluran pembuang lokasi rencana, maka dapat dipilih jenis
 Rumah pembangkit turbin yang sesuai terutama untuk turbin-
turbin mikro yaitu jenis turbin implus( Pelton
Perencanaan bagian ini harus di kordinasikan Crossflow, turgo )dan turbin reaksi (
sepenuhnya dengan tata letak peralatan Propeler, prancis, PAT) untuk tinggi hidrolic
elektro-mekanik yang akan dipasang. Fungsi > 50 m sering di gunakan turbin type pelton,
rumah pembangkit adalah : untuk melindungi untuk tinggi hidrolik rendah ( antara 4 m
peralatan elektro-mekanik untuk sampai 6 m) disarankan memakai jenis
menyediakan ruang guna pelaksanaan propeller, sedangkan untuk tinggi hidrolik
pemasangaan dan pemeliharaan, serta ruang menengah( antara 6 m sampai dengan 50 m)
bagi alat-alat kontrol. crossflow, tinggi (30 m – 100 m) dapat
dipakai jenis pelton.
Pertimbangan dalam perencanaan
 Pondasi runah pembangkit harus kuat 1) Types
memikul semua beban mati san beban Faktor-faktor yang menetapkan kelayakan
hidup termasuk gempa yang mungkin pemakaian jenis turbin tersebut antara lain :
terjadi
14 Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 22, Periode Januari – Juni 2013 (1-18)
 Biaya investasi keseluruhan untuk meringankan pemilihan transmisi kecepatan
peralatan turbin, tranmisi kecepatan, yang diperlukan. Kapasitas generator sama
jenis pengaturan daya dan biaya atau lebih besar dari pada kapasitas yang bias
pekerja sipil dibangkitkan turbin. Untuk kapasitas kecil
 Effisiensi yang dapat dicapai baik pada dapat dipakai generator AC. Untuk generator
beban sebagian dan beban penuh AC pada dasarnya ada 2 (dua) jenis yang
 Ketersediaan turbin standar yang ada dapat dipakai untuk pembangkit tenaga listrik
 Operasi dan pemeliharaan yaitu generator tak serempak (induksi)
dengan kontruksi sangkar(Cage rotor) dan
Untuk PLTMH Mangelum, turbin yang generator derempak (sinkron)
sesuai di terapkan adalah turbin yang bekerja
pada head 55 m digunakan turbin jenis Pemilihan jenis generator yang akan
Pelton . digunakan juga didasarkan pada karakteristik
sebagai berikut :
2) Perletakan turbin  Tegangan kerja generator
 Kapasitas pembangkit
Turbin-turbin aksi (Cross flow, Pelton) turbin  Kemungkinan unit kerja pararel
diletakan secara positif (diatas sluran  Kesederhanaan kontroksi
pembuang) untuk menghidari gesekan  Generator dengan standar produksi
denganair sehingga pada turbin air ini aka
nada kerugian head sebesar letak poros A. Generator Asinkron/Induksi
turbin, terhadap saluran pembuang.
Untuk menjadikan mesin asinkron/induksi
Untuk turbin reaksi (propeller) tidak terjadi bekerja sebagai generator pembangkit listrik
kerugian head seperti pada turbin aksi, karena haruslah dipenuhi beberapa persyaratan
adanya draftube yang merupakan satu sebaga berikut :
kesatuan (bagian) dari turbin tersebut.  mesin harus diputar kira-kira 1.03 xNs
Masalahn lain dihadapi dari perletakan turbin  mesin harus mendapat pasok arus
reaksi adalah kavitasi. induktif untuk membangkit tegangan
eksitasi
Dari segi pembuatan, untuk memudahkan dan  arus tersebut dapat di pasok oleh suatu
menekan biaya pembuatanya disarankan kapasitor atau dapat jug adi pararel
untuk : dengan jaringan
 Sedapat mungkin tidak memakai proses
cor Dari persyaratan tersebut diatas dapat
 Diusahakan memakai plat-plat yang bisa disimpulkan bahwa pemakaian generator
dilas induksi pada PLTMH. Untuk kapsitas diatas
 Sedehanakan bentuk-bentuk kontruksi, kVA tidak ideal, selain tidak ekonomis juga
namun harus diingat pengaruh terhadap system pengaturnya sulit rumit. Tetapi untuk
penurunan efesiensi pembangkit lebih kecil dari 20 kVA dengan
 Usahakan pemakaian bahan-bahan beban hanya penerangan saja ( cos y =1)
peralatan tersedia di pasaran, antara lain : maka penggunaan generator induksi ini
pipa penstock, bearing, coupling,dll cukup menguntungkan, tidak menggunakan
governor dan AVR
Untuk mengatasi kesulitan pada
permasalahan dapat dipakai turbin-turbin B. Generator Sinkron
standar. Tiap turbin mempunyai rentang
pemakaian (H, Q , P) namun diingat bahwa Jenis generator ini adalah yang lazim
pemakaian turbin standar yang selalu jauh digunakan pada saat ini untuk
dari data Kampunginnya akan memberikan membangkitkan tenaga listrik AC untuk
pengorbanan efesiensi. sekala besar maupun kecil dengan pola
operasinya dapat terpisah atau pararel dengan
b) Pemilihan Generator jaringan distribusi.
Dianjurkan untuk memakai generator yang
ada di pasaran, misalnya 1000 rpm atau 1500 Pemilihan generator ini harus didasarkan
rpm. Putaran yang lebih rendah akan pada kontruksi dan system yang sederhana,
Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Air (SDA)……….…. (Bambang Sunarwan & Riyadi Juhana) 15
dimana pengaturan tegangan eksitasinya
dapat dikontrol dan diatur oleh suatu AVR 1. Menggunakan generator sinkron dengan
(Automatic Voltage regulator) secara pengaturan system elektronik regulator
konstan. governon, energy absorber dari brake
atau resistance
Keuntungan lain dari pemilihan jenis 2. Menggunakan generator sinkron dengan
generator dinkron berkutub dalam dengan pengaturan system hidrolis penuh
penguat sendiri (self exciter) adalah 3. Menggunakan generator sinkron dengan
a. Sumber eksitansinya menggunakan pengaturan sisitem electric hirolis
generator arus bolak-balik yang
dihubungkan satu poros dengan generator Untuk turbin crossflow, melihat
utama karakteristiknya dianjurkan memakai system
b. Arus bola-balik yang ditimbulkan oleh pengaturan load controller agar efesiensi
generator penguat diubah menjadi arus turbin tetap maksimum dan operasi turbin
searah melalui rotating rectifier dapat stabil. Untuk PLMTH Mangelum bisa
c. Tidak menggunakan slipring atau sikat memakai kontrol jenis Digita Load Control
d. Respon penguat lebih cepat (DLCl)/Electronic Load Control (ELC) rating
e. Dapat diandalkan power 18 KW, 3 phasa 220 V/50Hz dan
dilengkapi dengan shutdown sisitem,
Untuk PLTMH Mangelum bisa memakai Emergency warning set, ove and under
generator jenis synchronous rating power 22 protection dan standars lightning protection
kVA per unit, phase 50 Hz dengan class dan Balast Load 22 KW.
insulation H RPM 1.500, enclousur IP22
NEMA pada ambient temperature 125o C. Untuk mengetahui besaran yang timbulkan
oleh generator, dilengkapi dengan instrument
Tabel 4.14 Standar rated speeds and number of poles ukur menunjukan besaran ukuran yang di
for synchronous perlukan yaitu :
No. of
50 hz 60 Hz
poles
4 1500 1800
1. Pengaturan arus beban (A)
6 1000 1200 2. Pengukuran tegangan (V)
8 750 900 3. Pengaturan perputaran/frekuensi (Hz)
10 600 720 4. Pengaturan daya yang dikeluarkan (kW)
12 500 600 5. Pengaturan daya yang dikeluarkan / per
14 429 514 jam (kWH)
16 375 450
18 333 400
6. Pengukuran jumlah jam kerja unit mesin
20 300 360
24 250 300 ELC ini di lengkapi juga dengan system
pengaman, sistem pengaman tersebut adalah :
4. Pemilihan Sistem pengatur 1. Pengaman arus lebih
2. Pengaman tegangan lebih
Sisitem pengaturan berfungsi untuk mengatur 3. Pengaman frekuensi rendah
agar putaran turbin(rpm) relative tetap 4. Pengaman hubungan tanah
konstan untuk berbagai pembukaan beban. 5. Pengaman daya balik bila kerja pararel
Pada dasarnya ada 2 (dua) sisitem pengaturan
yang dapat dipakai untuk PLTMH yaitu : 5. Transmisi kecepatan
1. Sistem pengaturan beban (load
controller) Untuk turbin-turbin mikro, putaran turbin
2. Sistem pengaturan air (governor) biasanya lebih rendah dari putaran generator
yang ada dipasaran, sehingga di perlukan
Untuk kapasitas kecil < 22 KVA dapat kecepatan untuk menyerepakan putaran
dipakai : turbin dengan putaran generator. Macam-
1. Generator induksi dengan system macam transmisi yang dapat dipakai antara
pengaturan beban (load controller) lain :
2. Pengaturan air manual 1. Roda gigi
3. Pengaturan air otomatis sederhana 2. V belt / flat belt
Untuk kapasitas > 22 KVA dapat di pakai: 3. Rantai dan sebagainya
4. Transmisi Langsung (Direct Coupling)
16 Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 22, Periode Januari – Juni 2013 (1-18)
1. Beban Maksimum konsumen
Pertimbangan-pertimbangan pemilihan
macam transmisi tersebut antara lain : Beban maksimum atau beban puncak adalah
1. Harga 1 (ratio kecepatan) yang dapat beban maksimum yang sebenarnya mungkin
dicapai akan tercapai selama pengusahaan instalasi
2. Lay out generator terhadap turbin tersebut. Bedasarkan beban maksimum inilah
3. Kecepatan maksimum ditentukan dimensi komponan instalasi
tersebut seperti :
PLTMH Mangelum akan mempergunakan - Besarnya kawat hantaran
sistem transmisi dengan Direct Coupling - Besarnya daya transfomator yang
yang diteruskan ke poros generator. hendak di pasang
- Besarnya unit pembangkit yang hendak
6. Penyusutan Tata Letak Perlatan di pasang
Elektro Makanik - Besarnya dimensi komponen jaringan
- Penyetelan alat pengaman
Beberapa hal yang perlu dalam penetapan
tata letak peralatan elektro-mekanik adalah Besarnya beban maksimum dapat di prediksi
sebagai berikut : dengan rumus :
1. Dimensi-dimensi dari bagian-bagian Pmax = PA.a.g
peralatan utama Elektro mekanik seperti
turbin, tranmisi kecepatan, generator, Dimana:
trnsfomator, panel, governor dan Pmax = Beban tertinggi/puncak yang mungkin tercapai
sebagainya PA = nilai daya terpasang
2. Syarat-syarat dari bagian-bagian utama A = a.g = factor daya guna
peralatan tersebut misalnya : g = factor kebersamaan (coincidence factor)
a. Letak turbin terhadap saluran a = derajat daya guna (demand factor)
pembuang, peralatan listrik seperti
generator, dan lain-lain yang tidak Nilai a dapat berkitsar antara 0,6 s/d 0.8
kedap air atau keamanan Nilai a dabat berkitsar antara 0,8 s/d 1
kemungkinan banjir.
b. Letak antara peralatan kendali Menurut parameter kebutuhan listrik per
(governor) dan pengaman, dan panel rumah tangga dan estimasi kebutuhan energy
untuk memudahkan operasi listrik Kampung Mangelum maksimumnya
3. Tata letak untuk menghemat ruangan dan adalah 8,14 KW (table 4.15 dan 4.16) dengan
jumlah ralatan nilai a.g =0,8 maka beban puncaknya yang
akan terjadi adalah 6,512 KW pada rentang
4.3.12 Fasilitas Jaringan Distribusi waktu operasi harian.

Bedasarkan survey prioritas penggunaan 2. Pemilihan jalur distribusi


energy listrik, kebutuhan energy listrik yang
harus di siapkan adalah untuk 70 rumah dan 4 Lokasi pendukung harus di pilih pada tempat
sarana umum dan ibadah, sedangkan tempat dimana :
kebutuhan listrik per rumah secara ideal  Mudah untuk akses perawatan
sekitar 110 watt dengan pembagian 60 watt  Kondisi tanah kuat dan stabil
untuk penerangan dan 50 watt untuk  Tidak ada masalah dalam penggunaan
keperluan lainnya. lahan
 Tidak ada masalah pada jarak dengan
Tabel 4.15 Parameter kebutuhan listrik per rumah rumah/ pohonyang di lalui
tangga di Kampung Banyangop  Jalur distribusi harus paling pendek
Tegangan system : 220 volt
 Hindari memasang tiang pada dasar jurang
Pembatas arus : 0,5 Amp
Kapasitas listrik : 220 V x 0,5 Amp = 110 watt  Untuk tegangan rendah ketinggian
tersambung konduktor dari muka tanah harus lebih
Pengguna :3 x 20 watt = 60 watt dari 4m
Penerangan 4 titik lainnya = 50 watt
lampu @ 20 watt Jumlah =110 watt
 Untuk tegangan menengah (20 KV)
Peralatan elektronik ketinggian konduktor dari muka tanah
harus lebih dari 6.5 m.

Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Air (SDA)……….…. (Bambang Sunarwan & Riyadi Juhana) 17
3. Fasilitas Distribusi  Dari hasil simulasi beberapa kapasitas
turbin, didapatkan hasil terbaik kapasitas
Struktur pendukung distribusi listrik adalah: terpasang sebesar 15 KW dengan
a. Tiang konfigurasi turbin 1 x 15 KW dan
b. Konduktor keyakinan terpasang 50.6 %.
c. Aksesori tiang : isolator tumpu, stooping  Dengan asumsi kebutuhan listrik untuk
buckle, tap connector, stailess stell, fuse satu rumah mencapai 450 watt maka
cut off,dll dengan nilai kapasitas tersebut, PLTMH
d. Sambungan rumah : MCB, consumer Tetop dapat melayani sekitar 70 rumah, 4
MCB box, twistic cable, tap conector. sarana umum.
 Penstock menggunakan material steel pipe
4. Tinggi tiang dengan diameter 0,16 m.
 Jenis turbin yang digunakan adalah Pelton.
Tinggi tiang harus di tentukan dengan
memperhitungkan faktor - faktor : 7. PUSTAKA
a. ketinggian yang di perlukan untuk
konduktor feeder ( penyulang ) di atas [1] Febijanto, Irham, Journal, Kajian Teknis
tanah dapat di amankan di bawah lendutan dan Keekonomian Pembangkit Tenaga
terbesar. Mikrohidro, Jakarta 2011.
b. Jarak bebas yang diperlukan antara [2] Multi Kreasi, Cipta, Studi Potensi
konduktor feeder dan bangunan, kawat Listrik Alternatif di Pedesaan Sebagai
listrik lain atau pepohonan dapat di Upaya Dalam Menanggulangi
amankan ( jarak bebas di bawah lendutan Percepatan Diversifikasi Energi di
maksimum harus di uji ) Provinsi NAD, Jakarta 2011.
c. Rekomendasi kedalaman minimum [3] PNPM Mandiri, Buku Panduan Energi
pemasangan tiang adalah satu per enam Terbarukan, Jakarta 2011.
dari panjang tiang [4] PNPM Mandiri, Manual Pelatihan
Teknologi Energi Terbarukan, Jakarta
- Untuk tiang tinggi 7 m, maka harus 2012.
ditanam 7 x 1/6 = 1 m
PENULIS
6. KESIMPULAN
1) Ir. Bambang Sunarwan, MT. Staf Dosen
Hasil yang didapatkan dari studi kelayakan Program Studi Teknik Geologi, Fakultas
PLTMH Mangelum di kampung Bayangop Teknik – Universitas Pakuan Bogor.
Distrik Mangelum Kabupaten Boven Digoel 2) Ir. Riyadi Juhana, Staf Dosen Fakultas
adalah sebagai berikut: Teknik, Universitas Suryakancana
Cianjur, rjoehana@gmail.com

18 Jurnal Teknologi Vol. II, Edisi 22, Periode Januari – Juni 2013 (1-18)

Anda mungkin juga menyukai