Anda di halaman 1dari 7

MODUL 1

SIKLUS HIDROLOGI, KESEIMBANGAN AIR DAN


DAERAH ALIRAN

Tujuan Instruksional Khusus modul ini adalah mahasiswa dapat memahami siklus

hidrologi, bisa menerapkan metode keseimbangan air untuk menghitung perubahan

volume air, dapat menentukan batas daerah aliran.

1.1. Siklus Hidrologi

Air di bumi ditemukan di berbagai tempat dan dalam bentuk yang bermacam-

macam. Berubahnya tempat dan bentuk ini kalau diamati akan merupakan suatu siklus

(daur) yang dikenal dengan Siklus (daur) Hidrologi. Sirkulasi yang mudah dilihat

adalah dimulai dengan adanya penguapan (Evaporasi) air laut ke atmosfer, kemudian

uap ini berubah menjadi hujan (Presipitasi) dan jatuh di atas tanah kemudian mengalir

kembali ke laut. Tentunya perilaku air di bumi ini, seperti hujan yang jatuh di atas

permukaan tanah tidak langsung mengalir begitu saja tetapi masih perlu diperhatikan

perilaku-perilaku lainnya, lengkapnya Siklus Hidrologi dapat dijelaskan sebagai berikut

Modul Hidrologi SPL 6207 I-1


Gambar 1.1. Siklus Hidrologi

Akibat energi sinar matahari, maka air laut dan air permukaan diuapkan ke

atmosfer (Evaporasi), demikian juga penguapan yang dilakukan oleh tumbuhan

(Transpirasi). Hasil penguapan ini di atmosfer terkumpul menjadi awan yang jenuh

dengan uap air yang disebut awan penyebab hujan. Dengan bermacam-macam proses

uap air yang jenuh ini akan terkondensir dan akan terendapkan yang berupa air hujan

yang akan jatuh dipermukaan bumi (Presipitasi). Kadang-kadang sebelum mencapai

permukaan bumi, air hujan masih mungkin diuapkan kembali walaupun kecil sekali dan

sisanya sebagian besar akan sampai kepermukaan bumi. Tidak semua air hujan yang

sampai dipermukaan bumi akan sampai dipermukaan tanah, sebagian akan tertahan

tanaman-tanaman, bangunan dan sebagainya (Intercepsi) yang kemudian akan diuapkan

kembali ke atmosfer. Air hujan yang sampai dipermukaan tanah sebagian akan meresap

masuk ke dalam tanah (Infiltrasi), sebagian akan mengisi cekungan, kubangan

dipermukaan tanah (Deficiensi) dan sisanya lagi akan mengalir dipermukaan tanah

(Overland flow). Air hujan yang masuk ke dalam tanah sebagian akan mengalir

horizontal di bawah permukaan tanah kalau kondisinya memungkinkan (Interflow),

yang bersama overland flow kemudian menjadi Suface Run Off. Sebagian air infiltrasi

Modul Hidrologi SPL 6207 I-2


kalau kondisi tanah memungkinkan akan tetap tinggal dalam tanah (Moisture Content)

yang sisanya lagi secara gravitasi akan mengalir secara vertical (Perkolasi) masuk ke

dalam tanah sampai pada muka air tanah. Air tanah walaupun sangat lambat akan

bergerak ke tempat-tampat yang lebih rendah, bila bertemu patahan bumi akan keluar

sebagai mata air dan bila bertemu palung sungai akan mengisi air sungai yang bersama

surface run off akan terus mengalir ke muara sampai laut. Selama pengalirannya ke laut

air tersebut dapat diuapkan dan sesampainya di laut terus diuapkan kembali. Demikian

siklus ini berulang kembali secara terus menerus.

1.2. Keseimbangan Air (Water Balance).

Bila diperhatikan dalam suatu siklus hidrologi pada suatu periode tertentu akan

terlihat jumlah air yang datang (inflow) dan jumlah air yang pergi (outflow).

Perhitungan inflow dan outflow ini dalam suatu periode tertentu disebut sebagai

keseimbangan air (Water Balance). Dapat dimengerti bahwa jumlah air dipermukaan

bumi ini (termasuk di atmosfer) tetap, hanya saja tempat dan bentuknya yang dapat

berubah.

Besarnya Run off dapat dihitung sebagai :

Q  P  S (1.1)

Q = Runoff

P = Presipitasi

S = Perubahan Storage

Sedangkan Perubahan Storage S diartikan sebagai :

S  E  T  I  I A (1.2)

dimana :

E = Evaporasi

Modul Hidrologi SPL 6207 I-3


T = Transpirasi

I = Infiltrasi

IA = Depresi storage (abstracsi).

Terlihat dalam persamaan di atas bahwa besarnya run off yang terjadi tergantung dari

besarnya hujan yang jatuh dan perubahan storage.

Secara keseluruhan keseimbangan air (water balance) dibedakan untuk daratan dan

lautan seperti terlihat pada Gambar 1.2.

Et P

P
E
SRO
DARAT
LAUT
GWF

Gambar 1.2. Water Balance

Untuk daratan berlaku persamaan :

P = Et + SRO + GWF +  S (1.3)

Untuk lautan berlaku persamaan :

E = P + SRO + GWF -  S (1.4)

dimana :

P = presipitasi (hujan)

Et = evapotranspirasi

E = evaporasi

Modul Hidrologi SPL 6207 I-4


SRO = surface runoff

GWF = ground water flow

S = perubahan storage

1.3. Distribusi Air di Bumi

Bumi yang mempunyai perkiraan luas untuk daratan 136 x 106 km2, dan luas

untuk lautan 374 x 106 km2 dan terisi air kira-kira 140 x 1015 m3. Dari volume air yang

mengisi tersebut, 97 % merupakan air laut (asin) sisanya 3 % merupakan air tawar

(fresh water).

Air tawar ini dipermukaan bumi didistribusikan sebagai berikut:

 75 % berupa es di kutub atau berupa glaiser

 24 % di bawah tanah berupa air tanah

0,3 % di danau

0,06 % sebagai soil moisture

0,035 % di atmosfer

0,03 % di sungai-sungai

Perkiraan besarnya presipitasi dan evaporasi rata-rata dipermukaan bumi adalah

sebagai berikut :

Untuk daratan : Presipitasi = 101000 km3/tahun = 750 mm/th

Evaporasi = 74000 km3/tahun = 545 mm/th

Untuk lautan : Presipitasi = 324000 km3/tahun = 870 mm/th

Evaporasi = 351000 km3/tahun = 940 mm/th

Modul Hidrologi SPL 6207 I-5


1.4. Daerah Aliran

Daerah aliran atau daerah pengaliran dari suatu sungai adalah suatu daerah yang

dibatasi oleh punggung perbukitan dimana air hujan yang jatuh di daerah akan mengalir

ke sungai-sungai di daerah itu.

A B

(a) (b)

Gambar 1.3. Daerah Aliran sungai

Gambar 1.3. (a) adalah gambar daerah aliran sungai dengan batas daerah alirannya,

Sedangkan Gambar 1.3 (b) merupakan potongan melintang dari daerah aliran suatu

sungai dimana tampak bahwa air hujan yang jatuh disebelah kana bukit A dan sebelah

kiri bukit B terus akan mengalir ke sungai-sungai di daerah ini. Sedangkan hujan yang

jatuh disebelah kiri bukit A dan sebelah kanan B akan terus mengalir ke sungai-sungai

di daerah aliran sebelahnya. Tetapi kadang-kadang bila kondisi topografi dan geologi

suatu daerah aliran memungkinkan, maka tidak jarang terjadi pengaliran dari suatu

daerah aliran ke suatu daerah aliran yang bersebelahan seperti tampak pada Gambar

1.4.

Modul Hidrologi SPL 6207 I-6


Gambar 1.4. Daerah aliran sungai secara geologi

Bentuk dan karakteristik daerah aliran akan sangat berpengaruh terhadap bentuk

hidrograph alirannya. Bentuk hidrograph aliran dapat dilihat dari hasil pengamatan

aliran (debit) sepanjang waktu pada titik pengamatan C.P (Check Point) atau outlet

daerah aliran. Daerah aliran dapat juga disebut Catchment Area atau Drainage Basin

atau Watershed.

Modul Hidrologi SPL 6207 I-7

Anda mungkin juga menyukai