TINJAUAN PUSTAKA
2.1. UMUM
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya peredaran
dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk
perkembangan yang ada maka ilmu hidrologi telah berkembang menjadi ilmu yang
mempelajari sirkulasi air. Jadi dapat dikatakan, hidrologi adalah ilmu untuk mempelajari;
Pada prinsipnya, jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti suatu aliran yang
dinamakan “siklus hidrologi”. Siklus Hidrologi adalah suatu proses yang berkaitan,
dimana air diangkut dari lautan ke atmosfer (udara), ke darat dan kembali lagi ke laut,
Hujan yang jatuh ke bumi baik langsung menjadi aliran maupun tidak
langsung yaitu melalui vegetasi atau media lainnnya akan membentuk siklus aliran air
mulai dari tempat yang tinggi (gunung, pegunungan) menuju ke tempat yang rendah baik
Universitas Sumatera
Utara
Gambar 2.1. Ilustrasi Siklus Hidrologi Max Planck Institut for Meteorology
dipermukaan bumi akan berubah wujud berupa gas/uap akibat panas matahari dan
disebut dengan penguapan atau evaporasi dan transpirasi. Uap ini bergerak di
menjadi dingin maka air akan terbentuk akibat kondensasi dari uap menjadi cairan
(from air to liquid state). Bila tempertur berada di bawah titik beku (freezingpoint)
kristal-kristal es terbentuk. Tetesan air kecil (tiny droplet) umbuh oleh kondensasi
dan berbenturan dengan tetesan air lainnya dan terbawa oleh gerakan udara turbulen
sampai pada kondisi yang cukup besar menjadi butir-butir air. Apabila jumlah butir
sir sudah cukup banyak dan akibat berat sendiri (pengaruh gravitasi) butir-butir air itu
akan turun ke bumi dan proses turunnya butiran air ini disebut dengan hujan atau
presipitasi. Bila temperatur udara turun sampai dibawah 0° Celcius, maka butiran air
Universitas Sumatera
Utara
Salju jadi persoalan yang penting di tempat atau negara yang mempunyai
perbedaan temperatur yang besar pada waktu musim panas (summer) temperatur bisa
mencapai + 35°C, namun pada waktu musim dingin (winter) temperatur bisa
Hujan jatuh ke bumi baik secara langsung maupun melalui media misalnya
melalui tanaman (vegetasi). Di bumi air mengalir dan bergerak dengan berbagai cara.
Pada retensi (tempat penyimpanan) air akan menetap untuk beberapa waktu. Retensi
dapat berupa retensi alam seperti darah-daerah cekungan, danau tempat-tempat yang
rendah dll., maupun retensi buatan seperti tampungan, sumur, embung, waduk dll.
Secara gravitasi (alami) air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah
yang rendah, dari gunung-gunung, pegunungan ke lembah, lalu ke daerah yang lebih
rendah, sampai ke daerah pantai dan akhirnya akan bermuara ke laut. Aliran air ini
disebut aliran permukaan tanah karena bergerak di atas muka tanah. Aliran ini
biasanya akan memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju kesistem
jaringan sungai, sistem danau atau waduk. Dalam sistem sungai aliran mengalir mulai
dari sistem sungai kecil ke sistem sungai yang besar dan akhirnya menuju mulut
sungai atau sering disebut estuary yaitu tempat bertemunya sungai dengan laut.
Air hujan sebagian mengalir meresap kedalam tanah atau yang sering
disebut dengan Infiltrasi, dan bergerak terus kebawah. Air hujan yang jatuh ke bumi
sebagian menguap (evaporasi dan transpirasi) dan membentuk uap air. Sebagian lagi
mengalir masuk kedalam tanah (infiltrasi, perkolasi, kapiler). Air tanah adalah air
yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam ruang - ruang antara butir - butir
tanah dan di dalam retak - retak dari batuan. Dahulu disebut air lapisan dan yang
Universitas Sumatera
Utara
terakhir disebut air celah (fissure water). Aliran air tanah dapat dibedakan menjadi
aliran tanah dangkal, aliran tanah antara dan aliran dasar (base flow). Disebut aliran
dasar karena aliran ini merupakan aliran yang mengisi sistem jaringan sungai. Hal ini
dapat dilihat pada musim kemarau, ketika hujan tidak turun untuk beberapa waktu,
pada suatu sistem sungai tertentu aliran masih tetap dan kontinyu.
Sebagian air yang tersimpan sebagai air tanah (groundwater) yang akan
runoff), aliran intra (interflow) dan limpasan air tanah (groundwater runoff) yang
terkumpul di sungai yang akhirnya akan mengalir ke laut kembali terjadi penguapan
dan waktu. Kondisi tata guna lahan juga berpengaruh terhadap tampungan air tanah,
misalnya lahan hutan yang beralih fungsi mejadi daerah pemukiman dan curah hujan
Hujan jatuh ke bumi baik secara langsung maupun melalui media misalnya
melalui tanaman (vegetasi), masuk ke tanah begitu juga hujan yang terinfiltrasi.
Sedangkan air yang tidak terinfiltrasi yang merupakan limpasan mengalir ke tempat
yang lebih rendah, mengalir ke danau dan tertampung. Dan hujan yang langsung
jatuh di atas sebuah danau (reservoir) air hujan (presipitasi) yang langsung jatuh
diatas danau menjadi tampungan langsung. Air yang tertahan di danau akan mengalir
melalui sistem jaringan sungai, permukaan tanah (akibat debit banjir) dan merembes
melalui tanah. Dalam hal ini air yang tertampung di danau adalah inflow sedangkan
Universitas Sumatera
Utara
yang mengalir atau merembes adalah outflow. Lihat gambar 2.2.
Universitas Sumatera
Utara
Dalam siklus hidrologi, penjelasan mengenai hubungan antara aliran ke
dalam (inflow) dan aliran keluar (outflow) di suatu daerah untuk suatu perioda
tertentu disebut neraca air atau keseimbangan air (water balance). (Koyotoka Mori
Qi + Qg + P - AS = Qo + SQ + Eo..........................................................(2.1b)
E perembesan
sebelum kehilangan
Danau
Gambar. 2.2. Parameter Neraca Air pada Sebuah Danau
Universitas Sumatera
Utara
Akibat panas matahari air dipermukaan bumi juga akan berubah wujud
menjadi gas/ uap dalam proses evaporasi dan bila melalui tanaman disebut transpirasi.
Air akan di ambil oleh tanaman melalui akar-akarnya yang dipakai untuk kebutuhan
hidup dari tanaman trsebut, lalu air di dalam tanaman juga akan keluar berupa uap akibat
energi panas matahari (evaporasi). Proses pengambilan air oleh akar tanaman kemudian
Evaporasi yang lain dapat terjadi pada sistem sungai, embung, reservoir,
waduk maupun air laut yang merupakan sumber air terbesar. Walaupun laut adalah
tempat dengan sumber air terbesar namun tidak bisa langsung di manfaatkan sebagai
sumber kehidupan karena mengandung garam atau air asin (salt water).
Uap dan gas bergerak di atmosfer. Proses selanjutnya sama seperti yang
diuraikan di atas dan terus berulang. Kejadian inilah akan membentuk pergerakan suatu
siklus hidrologi. Siklus hidrologi juga menunjukkan semua hal yang berhubungan dengan
air. Bila dilihat keseimbangan air secara menyeluruh maka air tanah dan aliran
permukaan: sungai, danau, penguapan dll. merupakan bagian-bagian dari beberapa aspek
yang menjadikan siklus hidrologi menjadi seimbang sehingga disebut dengan siklus
hidrologi yang tertutup (closed system diagram of the global hydrologycalcycle). Lebih
Universitas Sumatera
Utara
= aliran yang keluar (outflow) s
= simpanan (storage)
t = waktu (time)
Pada jangka waktu yang lama dan skala ruang global simpanan cenderung
mendekati nol, sehingga keseimbangan air hanya dipengaruhi oleh masuk dan keluar
Universitas Sumatera
Utara
2.2.2.
Siklus Hidrologi Terbuka
Aliran air tanah bisa merupakan satu atau lebih dari sub-sistem dan tidak
lagi tertutup, karena sistem tertutup itu dipotong pada bagian tertentu dari seluruh
sistem aliran. Transportasi aliran di luar bagian aliran air tanah merupakan masukkan
dan keluaran dari sub-sistem aliran air tanah tersebut, demikian pula aliran air
permukaan. Gambar 2.4 menunjukkan gabungan sub-sistem aliran air tanah, aliran
Gambar 2.4. Aliran Permukaan dan Aliran Air Tanah dalam Sistem Terbuka
(Lewin,1985)
Universitas Sumatera
Utara
permukaan dan hidrologi yang merupakan sub-sistem terbuka.
Universitas Sumatera
Utara
2.3. DAERAH ALIRAN SUNGAI (Catchment Area)
Daerah Aliran Sungai (DAS) / DTA merupakan unit hidrologi dasar. Bila kita
memandang suatu system yang mengalir yang dapat diterapkan pada suatu daerah aliran
sungai, maka akan nampak struktur sistem dari daerah ini adalah Daerah Aliran Sungai
yang merupakan lahan total dan permukaan air yang di batasi oleh suatu batas air,
topografi dan dengan salah satu cara memberikan sumbangan terhadap debit sungai pada
suatu daerah. Daerah aliran sungai merupakan dasar pengelolaan untuk sumber daya air.
Daerah aliran sungai adalah suatu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk
secara alamiah, dimana semua air hujan yang jatuh ke daerah ini akan mengalir melalui
sungai dan anak sungai yang bersangkutan. Defenisi lain yaitu suatu daerah tertentu yang
bentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa, sehingga merupakan satu kesatuan dengan
sungai dan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam fungsinya untuk
menampung air yang berasal dari air hujan dan sumber- sumber air lainnya yang
alam sekelilingnya demi keseimbangan daerah tersebut; daerah sekitar sungai meliputi
punggung bukit atau gunung merupakan tempat sumber air dan semua curahan air hujan
yang mengalir ke sungai, sampai daerah dataran dan muara sungai (Kamus Istilah
Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah Ditjen Tata Ruang dan Pengembangan
Wilayah, 2002)[Kodotie,R.Sjarief].
Universitas Sumatera
Utara
Ada yang menyebutnya dengan Daerah Pengaliran Sungai (DPS), daerah
Tangkapan Ait (DPA). Dalam istilah bahasa Inggris juga ada beberapa macam istilah
yaitu Catchment Area, watershed, River Basin, dll. Defenisi dari UU Sumber Daya
Air adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan
yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, dengan batas di
darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan
Daerah Aliran Sungai adalah keseluruhan area geografis dimana air permukaan,
sedimen, material, di drain kepada outlet utama yaitu sungai, danau, muara, ataupun
laut.
Gambar 2.5. Ilustrasi Batas Daerah Aliran Sungai dan Batas Administratif
Kabupaten/Kota
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada hakekatnya air tidak dibatasi
oleh batas administrasi namun oleh batas aliran sungainya (DAS) atau catchment
area.
2.3.2.
Faktor Pembentuk Sub-Sistem
• Intensitas hujan
• Durasi hujan
2. Karakteristik DAS
daerah aliran dapat diperkirakan dengan mengukur daerah tersebut pada peta
topografi. Daerah aliran sungai dapat dibedakan berdasarkan bentuk atau pola
dimana bentuk ini akan menentukan pola hidrologi dan luas yang ada. Bentuk
outlet. Semakin bulat bentuk DAS berarti semakin singkat waktu konsentrasi
semakin lama sehingga fluktuasi banjir semakin rendah. Corak atau pola DAS
(lipatan monoklinal, isoklinal, sesar yang saling sejajar dengan spasi yang
pendek) atau dekat pantai. DAS ini mempunyai dua jalur sub-DAS yang
bersatu.
2. Radial (memanjang): sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik.
titik secara radial sehingga menyerupai bentuk kipas atau lingkaran. DAS
atau sub-DAS radial memiliki banjir yang relatif besar tetapi relatif tidak
lama. Biasanya dijumpai di daerah lereng gunung api atau daerah dengan
Jaringan sungai dapat mempengaruhi besarnya debit aliran sungai yang dialirkan
oleh anak-anak sungainya. Parameter ini dapat diukur secara kuantitatif dari awal
percabangan yaitu perbandingan antara jumlah alur sungai orde tertentu dengan
orde sungai satu tingkat di atasnya. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
nisbah percabangan berarti sungai tersebut memiliki banyak anak-anak sungai dan
Orde sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap
induk sungai pada suatu DAS. Semakin banyak jumlah orde sungai, semakin luas
dan panjang alur sungainya. Orde sungai dapat ditetapkan dengan metode Horton,
Strahler, Shreve, dan Scheidegger. Namun umumnya metode Strahler lebih mudah
Strahler, alur sungai paling hulu yang tidak mempunyai cabang disebut dengan
orde pertama (orde 1), pertemuan antara orde pertama disebut orde kedua (orde2),
demikian seterusnya sampai pada sungai utama ditandai dengan nomor orde yang
dalam cekungan-cekungan seperti danau, rawa dan badan sungai yang mengalir di
suatu DAS. Kerapatan aliran sungai dapat dihitung dari rasio total panjang jaringan
sungai terhadap luas DAS yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat kerapatan
aliran sungai, berarti semakin banyak air yang dapat tertampung di badan-badan
sungai. Kerapatan aliran sungai adalah suatu angka indeks yang menunjukkan
banyaknya anak sungai di dalam suatu DAS. Indeks tersebut dapat diperoleh
dengan persamaan:
dimana:
menjadi kecil pada kondisi geologi yang permeable, tetapi menjadi besar
untuk daerah yang curah hujannya tinggi. Disamping itu, jika nilai kerapatan
aliran sungai:
penggenangan.
kekeringan
terjadi banjir. Akibat perubahan tata guna lahan maka kapasitas resapan
puncak naik dari 5 sampai dengan 35 kali karena air yang meresap ke dalam
besar, sehingga berakibat debit menjadi besar dan terjadi erosi yang
berakibat sedimentasi
• Ketika debit meningkat, aliran sungai dengan debit yang besar akan
membawa sedimen yang besar pula sehingga di terminal akhir perjalanan air
adalah gerusan pantai yang dikenal dengan sebutan abrasi. Lihat gambar
2.9.
hujan, luas daerah hujan dan lama waktu hujan. Intensitas hujan berubah dengan
lama waktu hujannya. Semakin lama waktu hujannya, semakin berkurang deras rata-
rata hujannya. Hubungan antara deras rata-rata hujan dan lama waktu
berlangsungnya hujan untuk berbagai tempat tidak sama dan harus ditentukan sendiri
berdasarkan pengamatan dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, data curah
hujan dapat digunakan untuk mengetahui nilai debit sungai, disamping menggunakan
data pengaliran sungai. Selanjutnya dalam tugas akhir ini, digunakan data curah
Curah hujan dinyatakan dengan tingginya air dalam suatu tabung, biasanya
dalam mm. Untuk mengukur curah hujan digunakan alat ukur hujan (rain gauge);
yang dikenal antara lain, adalah alat ukur hujan yang dapat mengukur sendiri dan alat
ukur hujan biasa. Alat pengukur hujan biasa, digunakan untuk mengukur curah hujan
dalam satu hari dan kurang tepat untuk mengetahui intensitasnya dan lamanya hujan
itu berlangsung. Alat pengukur hujan yang mencatat sendiri sesuai untuk mengukur
intensitas dan lamanya hujan, sangat cocok dan tepat untuk pengukuran hujan dengan
jangka waktu yang lama di daerah-daerah pegunungan dimana para pengamat sulit
untuk tinggal lama di daerah itu. Dewasa ini jenis tersebut banyak digunakan di
berbeda. Suatu klasifikasi dapat dilakukan baik atas dasar genetis (asal mulanya)
pada gambar 2.10. Agar terjadi presipitasi, terdapat tiga faktor utama yang penting:
suhu udara yang lembab, inti kondensasi (partikel debu, kristal garam, dll.) dan suatu
non-fromtal terjadi bila udara bergerak dari kawasan di sekitarnya k ekawasan yang
sinklonik frontal terjadi jika massa udara yang panas naik di atas suatu tepi frontal
yang dingin.
atas tanah dan dibelokkan keatas oleh gunung-gunung di pantai. Sebagian besar
presipitasi jatuh pada sisi lereng arah datangnya angin. Jumlah presipitasi yang lebih
sedikit, disebut bayangan hujan, terjadi pada sisi kemiringan lereng karena hilangnya
permukaan, naik dan mendingin untuk membentuk awan dan terjadi presipitasi.
melebihi 1 jam) namun berintensitas sangat tinggi. Presipitasi total dapat berjumlah
udara dingin
___ udara dingin
presipitasi vertikal dan horizontal. Presipitasi vertikal jatuh di atas permukaan bumi
1. Hujan: Air yang jatuh dalam bentuk tetesan yang dikondensasikan dari uap air di
atmosfer.
3. Hujan salju: Kristal-kristal kecil air yang membeku secara langsung dibentuk dari
uap air di udara bila sushunya pada saat kondensasi kurang dari 0°C.
5. Sleet: Campuran huja dan salju. Hujan ini disebut juga glaze (salju basah).
Presipitasi Horizontal
2. Kabut: Uap air yang dikondensasikan menjadi partikel-partikel air halus di dekat
permukaan tanah.
3. Embun beku: Bentuk kabut yang membeku di atas permukaan tanah dan vegetasi.
4. Embun Air: Air yang dikondensasikan sebagai air di atas permukaan tanah dan
vegetasi yang dingin terutama pada malam hari. Embun ini menguap pada
malam hari.
dalam udara bsah, hanga yang mengalir di atas lembaran es dan pada iklim
didapat curah hujan di suatu titik tertentu (point rainfall). Bila dalam suatu areal
terdapat beberapa alat penakar atau alat pencatat curah hujan, maka untuk
mendapatkan harga curah hujan daerah (area rainfall) adalah dengan mengambil harga
rata-ratanya.
Ada tiga cara dalam menentukan tinggi curah hujan rata-rata di suatu areal
tertentu dari angka-angka curah hujan di berbagai titik pos pencatat, yaitu:
Cara mencari tinggi rata-rata curah hujan di dalam suatu daerah aliran dengan
cara arithmatic mean adalah salah satu cara yang sederhana sekali. Biasanya cara ini
dipakai pada daerah yang datar dan banyak stasiun curah huajnnya, dengan anggapan
bahwa di daerah tersebut sifat curah hujannya adalah sama rata (uniform distribution).
d 1 + d 2 + d 3 +.....dn f di
d =-----------------------------=^— ...............(2.4)
n n
Cara ini diperoleh dengan membuat poligon yang memotong tegak lurus
pada tengah-tengah garis penghubung dua stasiun hujan sperti yang ditunjukkan
gambar 2.12. Curah hujan rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan pada masing-
menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung antara dua
berikut:
Tinggi curah hujan rata-rata areal Tinggi curah hujan di pos 1, 2, 3,...n
c. Cara Isohyet
Dalam hal ini kita harus menggambarkan dulu kontur dengan tinggi curah
hujan yang sama (isohyet), seperti pada gambar 2.13. Kemudian luas bagian diantara
isohyet-isohyet yang berdekatan diukur dan harga rata-ratanya dihitung sebagai harga
rata-rata berimbang dari nilai kontur seperti terlihat pada rumus berikut ini:
dn — 1 +
A ------A +. . . dn -------An
2____________ 2
A1 + A 2 + ...
An
(2.6)
A], A2, A3,..An =n Luas bagian areal yang dibatasi oleh isohyet-isohyet
yang bersangkutan
2.5 EVAPOTRANSPIRASI
Evapotranspirasi (ET) adalah jumlah total air yang kembali lagi ke atmosfer
dari permukaan tanah, permukaan air, dan vegetasi oleh adanya pengaruh faktor-faktor
iklim dan fisiologis vegetasi. Evapotranspirasi merupakan gabungan antara proses
bergerak dari permukaan tanah dan permukaan air ke udara atau semua bentuk
permukaan selain vegetasi. Sedang transpirasi adalah perjalanan air dalam jaringan
vegetasi (proses fisiologi) dari akar tanaman ke permukaan daun dan akhirnya
menguap ke atmosfer. Intersepsi adalah penguapan air dari permukaan vegetasi ketika
berlangsung hujan. Besarnya laju evaporasi dan tranpirasi kurang lebih sama apabila
dipengaruhi oleh faktor fisiologi tanaman dan unsur tanah. Faktor dominan yang
angin, secara umum besarnya EP akan meningkat ketika suhu, radiasi matahari,
ET = EP - E .....................................................(2.8)
dimana: ET
evapotranspirasi terbatas/ limmited evapotranspirasi (mm)
EP
evapotranspirasi potensial (mm)
Ep
Evaporasi panci (data pengamatan) selisih
E
antara Ep dengan ET (mm) singkapan lahan
m
(Exposed surface (%)) jumlah hari hujan
n
dalam sebulan Evapotranspirasi potensial
e
bulanan (cm/bulan)
I
Jumlah suhu rata-rata bulanan dari 12 bulan dibagi 5 pangkat 1,514
I
dengan asumsi:
m =0 % pada akhir musim hujan dan bertambah 10% setiap bulan kering untuk lahan
sekunder.
yang diolah
adalah semua bentuk aliran air hujan yang mengalir di bawah permukaan tanah sebagai
akibat struktur pelapisan geologi, beda potensi kelembaban tanah dan gaya gravitasi
bumi. Mengarah pada proses dan mekanisme terjadinya dan keberadaan air di dalam
Dalam UU Sumber Daya Air daerah disebut dengan cekungan air tanah
(CAT) yang didefenisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
menjadi dua yaitu CAT bebas (unconfined aquifer) dan CAT tertekan (confined
quifer). CAT ini tersebar di seluruh Indonesia dengan total besarnya potensi masing-
Akuifer adalah suatu lapisan, formasi atau kelompok formasi satuan geologi
yang permeable baik yang terkonsolidasi (lempung) maupun yang tidak terkonsolodasi
(pasir) dengan kondisi jenuh air mempunyai suatu besaran konduktivitas hidaraulik (K)
sehingga dapat membawa air dalam jumlah (kuantitas)yang ekonomis. Akuifer tak
dibagian bawahnya merupakan aquiclude. Pada bagian atasya ada lapisan pembatas
yang mempunyai konduktivitas hidraulik lebih kecil dari pada konduktifitas hidraulik
dari akuifer. Akuifer tertekan/terbatas (confined aquifer) adalah akuifer yang jenuh air
yang dibatasi oleh lapisan atas dan bawahnya merupakan aquiclude dan tekanan airnya
lebih besar dari tekanan atmosfer, pada lapisan pembatasnya tidak ada air yang
mengalir (no flux). Aquiclude (lapisan kedap air) adalah suatu lapisan, formasi, atau
kelompok formasi geologi yang kedap air (impermeable) dengan nilai konduktivitas
hidraulik yang kecil namun masih memungkinkan air melewati lapisan ini walupun
dengan lambat dapat dikatakan merupakan batas atas dan bawah semi unconfined
aquifer.
Batas tanpa aliran merupakan batas cekungan air tanah, dengan kondisi hidraulik
pada batas tersebut menunjukkan tidak terjadi aliran air tanah atau alirannya tidak
berarti jika dibandingkan dengan aliran pada akuifer utama (zero-flow boundaries).
1. Batas tanpa aliran eksternal (external zero-flow boundary), yaitu batas yang
merupakan kontak antara akuifer dan bukan akuifer pada arah vertical/tegak
(sumbu z).
3. Batas tanpa pemisah air tanah (groundwater divide), yaitu batas pada arah lateral
Batas muka air permukaan (head cotrolled boundaries) merupakan batas cekungan
air tanah, pada batas tersebut diketahui tekanan hidrauliknya. Batas tersebut dapat
bersifat tetap berubah terhadap waktu. Batas muka air permukaan dibedakan
1. Batas muka air permukaan eksternal (external head controlled boundary), yaitu
batas muka air yang bersifat tetap misalnya muka air laut dan muka air danau.
Batas tersebut ditetapkan sebagai batas lateral cekungan air tanah jika akuifer
utama pada cekungan itu bersifat tak tertekan. Jika akuifer utama berupa
akuifer tertekan, batas cekungan iru dapat berada di daerah lepas pantai.
2. Batas muka air internal (internal head controlled boundary), yaitu batas muka air
Batas aliran tanah (flow controlled boundaries) atau batas imbuhan air tanah
(recharge boundary) merupakan batas cekungan air tanah, pada batas tersebut
volume air tanah persatuan waktu yang masuk ke dalam cekungan tersebut berasal
dari lapisan batuan yang tidak diketahui tekanan hidrauliknya. Berdasarkan arah
alirannya, batas aliran air tanah dibedakan menjadi dua tipe sebagai berikut:
1. Batas aliran air tanah masuk (Inflow boundary), yaitu cekungan air tanah
2. Batas aliran air tanah ke luar (outflow boundary), yaitu batas cekungan air
Kedua batas aliran air tanah ini ditetapkan sebagai cekungan air tanah pada arah
lateral.
Batas muka air tanah bebas (free surface boundary) merupakan batas cekungan air
tanah, pada batas tersebut diketahui tekanan hidrauliknya sebesar tekana udara
luar. Maka air tanah bebas, atau disebut muka preatik merupakan batas vertikal
karena itu dapat dikatakan bahwa kelembapan tanah pada tingkat tertentu dapat
menentukan bentuk tataguna lahan. Peristiwa kekeringan yang terjadi di suatu daerah
juga lebih banyak berkaitan dengan tingkat kelembapan yang ada di dalam tanah dari
pada jumlah kejadian hujan yang turun di tempat tersebut. Namun, perlu
diketahui bahwa tingkat kelembapan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat
Tetapi perbedaan tekstur dan struktur menentukan juga kapasitas menahan kelembaban
tanah. Oleh karena itu, dikemukakan hubungan antara kelembaban tanah dan infiltrasi:
Air di dalam tanah ditahan oleh gaya absorbsi permukaan butir-butir tanah
membrane (lapisan tipis) higroskopis yang diabsorbsi secara intensif. Makin jauh
air dari permukaan butir tanah, gaya absorbsi makin lemah. Pada jarak tertentu air
hanya ditahan oleh tegangan antara butir-butir tanah disebut air kapiler. Jika air
bertambah, maka air itu akan lebih dipengaruhi oleh gaya gravitasi dan bergerak
Banyaknya air dalam tanah pada keadaan tertentu, umumnya disebut tetapan
kelembaban tanah dan digunakan untuk menentukan sifat menahan air dari tanah.
air.
Banyaknya air yang dapat dikandung oleh tanah disebut kapasitas menahan
air. Ada yang maksimum ada yang minimum. Kapasitas menahan air maksimum
Kapasitas menahan air yang minimum adalah banyaknya air tersisa (dinyatakan
dalam %) dari drainase alamiah tanah yang jenuh air. Keadaan ini disebut
kapasitas lapangan (field capacity), karena keadaan ini adalah sama dengan keadaan
menahan air dari tanah yang kering dengan permukaan air tanah yang rendah
sesudah mendapat curah hujan yang cukup selama 1 sampai 2 hari. Jika infiltrasi
dari curah hujan itu lebih besar dari kapasitas menahan air, maka air itu akan terus
ke permukaan air tanah, tetapi jika infiltrasi itu lebih kecil maka air akan tertahan
Gambar 2.14. Klasifikasi tanah menurut ilmu tanah dan ilmu hidrologi
(Hewlett, 1982)
Dari seluruh air hujan di daerah tropis, sekitar 75% dari air hujan tersebut
masuk ke dalam tanah dalam bentuk kelembapan tanah pada tanah tidak jenuh dan
sebagai air tanah pada tanah jenuh atau tanah berbatu. Untuk dapat memahami peranan
tanah dalam kaitannya dengan terbentuknya kelembapan tanah terlebih dahulu diulas
tenteng klasifikasi lapisan tanah. Lapisan tanah dapat diklasifikasikan menjadi dua
zona (daerah) utama, yaitu zona aerasi (ruangan di dalam tanah yang memungkinkan
udara bebas bergerak) dan zona jenuh (groundwater area). Garis tinggi permukaan air
tanah (groundwater table) memisahkan kedua zona tersebut seperti tampak pada Gambar
2.16. Sistem perakaran kebanyakan tanaman pada umumnya terbatas pada zona aerasi
diameter butir-butir tanah seperti tersebut pada Tabel 2.1. Kerikil (gravel) dan pasir
(sand) dapat dipisahkan dengan menggunakan alat penyaring dengan diameter berbeda,
sedang untuk memisahkan tanah liat (clay) dari butir-butir debu (silt) dapat dilakukan
dengan cara pengendapan dalam air. Fraksi debu akan mengendap dalam beberapa
menit, sementara fraksi liat memerlukan waktu pengedapan beberapa hari sampai
beberapa minggu.
aeration) umumnya terisi udara dan air. Sedang volume tanah (V) terdiri dari unsure zat
padat (Vs), air (Vw) dan unsure campuran tanah dan udara (Va) (Hewlett, 1982):
Tabel 2.1: Klasifikasi tanah menurut sistem perhimpunan tanah internasional _(Kramer,
1983)_____________________
Fraksi Diameter Lempung1 Lempung Tanah liat berat
2
berpasir
tanah
(%)
(%)
Kerikil >2,0 - -
Berat jenis tanah (bulk density) adalah massa tanah kering yang mengisi ruangan di
dalam lapisan tanah. Berat jenis tanah (B) dengan demikian massa per satuan tanah
kering. Volume tersebut dalam hal ini mewakili ruangan dalam tanah yang terisi oleh
Kerapatan partikel tanah (particle density) secara numeric sebanding dengan specific
gravity dari partikel tanah. Kerapatan partikel tanah selalu lebih besar daripada berat
Porositas tanah (P) adalah kemampuan tanah dalam menyerap air dan besarnya
ditunjukkan oleh nilai perbandingan antara volume air dalam tanah serta volume
oleh air. Dalam keadaan nyata di lapangan, akan selalu dijumpai adanya gas atau udara
yang teperangkap di dalam pori-pori tanah. Besarnya gas tersebut antara 5 hingga 8%
dari total volume tanah. Oleh karenanya, tinggi muka air dapat berfluktuasi karena
Kelembapan tanah biasanya didasarkan pada jumlah kehilangan air yang ada dalam
sampel tanah yang dikeringkan (dalam oven) pada suhu 105°C selama 24-48 jam.
Tanah jenuh (soil saturation) terjadi jika seluruh pori-pori tanah dalam keadaan terisi
oleh air. Dalam keadaan nyata di lapangan, akan selalu dijumpai adanya gas atau udara
yang terperangkap di dalam pori-pori tanah. Oleh karenanya, tinggi muka air tanah
2.5.2. Infiltrasi
Infiltrasi adalah proses aliran air (hujan) masuk kedalam tanah. Perkolasi
merupakan proses kelanjutan aliran air tersebut ke tanah yang lebih dalam. Dengan
kata lain infiltrasi adalah air masuk ke dalam tanah sebagai akibat gaya kapiler
(gerakan air kearah lateral) dan gravitasi (gerakan air kea rah vertikal). Setelah lapisan
tanah bagian atas jenuh, kelebebihan air tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam
sebagai akibat gaya gravitasi bumi dan di kenal sebagai proses perkolasi. Curah hujan
yang mencapai permukaan tanah akan bergerak sebagai limpasan permukaan. Hal ini
tergantung dari besar kecilnya intensitas curah hujan terhadap kapasitas infiltrasi. Air
yang menginfiltrasi ke dalam tanah meningkatkan kelembaban tanah atau, terus ke air
tanah. Laju maksimal gerakan air masuk kedalam tanah dinamakan kapasitas infiltrasi.
Kapasitas infiltrasi terjadi ketika intensitas hujan melebihi kemampuan tanah dalam
menyerap kelembapan tanah. Sebaliknya, apabila intensitas hujan lebih kecil dari pada
kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi sama dengan laju curah hujan. Laju infiltrasi
umumnya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan satuan intensitas curah hujan,
Air hujan yang mengalir masuk ke dalam tanah, dalam batas tertentu,
Pasokan air hujan ke dalam tanah ini sangat berarti bagi kebanyakan tanaman di tempat
limpasan pemasukan atau infiltrasi. Hal ini tergantung besar kecilnya intensitas curah
meningkatkan kelembaban tanah atau, terus ke air. Air infiltrasi yang tidak kembali
lagi ke atmosfer melalui proses evapotranspirasi akan menjadi air tanah untuk
memperlambat aliran adalah peristiwa yang penting bagi pengertian aliran sungai.
Peristiwa ini diketemukan mula-mula oleh Dr. R. E Horton yang telah mengusulkan
theory infiltrasi. Theori ini sekarang merupakan suatu theori yang penting untuk
analisa-analisa hidrologi.
Ketika air hujan jatuh di atas permukaan tanah, tergantung pada kondisi
biofisik permukaan tanah, atas sebagian atau seluruh air hujan tersebut akan mengalir
masuk ke dalam tanah melalui pori-pori permukaan tanah permukaan tanah. Proses
mengalirnya air hujan kedalam tanah disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi dan gava
kapiler tanah. Laju air yang di pengaruhi oleh gaya gravitasi dibatasi oleh besarnya
diameter pori-pori tanah. Dibawah pengaruh gaya gravitasi, air hujan mengalir vertikal
kedalam tanah melalui profil tanah. Pada sisi yang lain, gaya kapiler bersifat
mengalirkan air tersebut tegak lurus ke atas, ke bawah, dan ke arah horizontal (lateral).
Gaya kapiler tanah ini bekerja nyata pada tanah dengan pori-pori yang relatif kecil.
Pada tanah dengan pori-pori besar, gaya ini dapat diabaikan pengaruhnya dan air
mengalir ke tanah yang lebih dalam oleh pengaruh gaya gravitasi. Dalam
perjalanannya tersebut, air juga mengalami penyebaran ke arah lateral akibat tarikan
gaya kapiler tanah, terutama kea rah tanah dengan pori-pori yang lebih sempit dan
berbanding terbalik terhadap diameter pipa kapiler. Jadi makin banyak tanah itu
mengandung butir-butir halus, makin tinggi kenaikan air makin besar butir-butir tanah
makin kecil kenaikan airnya. Sebaliknya makin kecil butir-butir tanah, makin kecil
kecepatan airnya, makin besar butir-butirnya makin cepat kecepatan airnya. Gambar
an air ruan;
adhesif)
Air gravitasi bergerak dalam ruang tanah karena gravitasi. Jika ruang- ruang
itu telah jnuh dengan air, maka air akan bergerak menurut hokum Darcy seperti pada
air tanah. Jika antara air yang sedang terinfiltrasi dengan air tanah terdapat bagian yang
jenuh dengan udara seperti pada gambar 2.15, maka air akan bergerak sesuai dengan
dan infiltrasi yang hanya dipengaruhi oleh gravitasi umumnya disebut infiltrasi
tertutup. Peresapan air dari persawahan yang air tanahnya terletak jauh dari jauh di
bawah termasuk infiltrasi terbuka. Pengaliran air melalui ruang-ruang yang besar
seperti retakan-retakan lapisan tanah sampai ke air tanah termasuk infiltrasi tertutup
Mekanisme infiltrasi, dengan demikian , melibatkan tiga proses yang tidak saling
mempengaruhi:
intensitas curah hujan, umumnya disebut dengan laju infiltrasi. Akan tetapi setelah
kecepatan absorbsi maksimum setiap tanah tersebut. Laju infiltrasi maksimum yang
terjadi pada suatu kondisi tertentu disebut kapasitas infiltrasi f). Kapasitas infiltrasi itu
dipengaruhi oleh kelembaban tanah dan udara yang terdapat dalam tanah. Keadaan
vegetasi penutup yang rapat dapat mengurangi jumlah air hujan yang sampai ke
permukaan tanah, dan dengan demikian, mengurangi besar air infiltrasi. Sementara
sistem perakaran vegetasi dan setetes yang dihasilkannya dapat membantu menaikkan
permeabilitas tanah, dan dengan demikian dapat meningkatkan laju infiltrasi. Secara
teoritis, bila kapasitas infiltrasi tanah diketahui, volume air larian dari suatu curah
hujan dapat dihitung dengan cara mengurangi besarnya curah hujan dengan infiltrasi
ditambah genangan air oleh cekungan permukaan tanah (surface detention) dan air
yang terpenting karena akan menentukan besarnya tekanan potensiaal pada permukaan
tanah. Berkurangnya laju infiltrasi dapat terjadi karena dua alasan. Pertama,
demikian menutup ruangan pori-pori tanah. Kedua, aliran air ke tertahan oleh gaya
tarik butir-butir tanah. Gaya tarik ini bertambah besar dengan kedalaman tanah, dan
dengan demikian, laju kecepatan air di bagian tanah yang lebih dalam berkurang
1. Karakteristik hujan
a. Suhu air memiliki pengaruh terhadap infiltrasi, tetapi penyebaran dan sifatnya
belum pasti.
b. Kualitas air merupakan factor lain yang mempengaruhi infiltrasi. Liat halus
pada partikel debu yang dibawa air ketika terinfiltrasi dapat menghambat
pukulan itu butir-butir halus di permukaan teratas akan terpencar dan masuk ke
yang terdiri dari lapisan bercampur lempung akan menjadi sangat impermeabel.
Pada bagian lalu lintas orang atau kendaraan, permeabilitas tanah berkurang
karena stuktur butir-butir tanah dan ruang-ruang yang berbentuk pipa yang halus
telah rusak.
Ada tiga cara untuk menentukan besarnya infiltrasi (Knapp 1978), yakni:
1. Menentukan beda volume air hujan buatan dengan volume hujan larian pada
Jika terdapat data yang diteliti mengenai variasi intensitas curah hujan dan
data yang kontinu dari limpasan yang terjadi, maka kapasitas infiltrasi dapat diperoleh
Bila curah hujan (alamiah atau buatan) pada petak percobaan tersebut lebih
besar dari pada kapasitas infiltrasi, maka kurva kapasitas infiltrasi akan bervariasi
sejalan dengan waktu seperti terlihat pada Gambar 2.20. Dalam hal ini kurva kapasitas
infiltrasi yang berbeda dapat diperoleh kelembaban tanah awal yang berbeda.
Gambar 2.16. Kurva inviltrasi dan curah hujan untuk menghitung air larian
Gambar 2.17. Kurva hubungan air larian dan infiltrasi pada hujan buatan
dengan intensitas tetap
Laju infiltrasi diukur dalam satuan panjang per waktu. Satuan yang sama
berlaku untuk laju curah hujan. Data infiltrasi umumnya digambarkan dalam bentuk
kurva seperti pada Gambar 2.21. Gambar tersebut menunjukkan hubungan laju
infiltrasi dan air larian yang umum dijumpai pada hujan buatan dengan intensitas yang
tetap.
2.5.3.
Air Tanah
Air yang berada di wilayah jenuh di bawah permukaan tanah disebut air
tanah. Secara global, dari keseluruhan air tawar yang berada di bumi ini lebih dari 97
% terdiri atas air tanah. Tampak bahwa peranan air tanah di bumi adalah penting. Air
tanah dapat dijumpai hampir semua tempat di bumi bahkan di gurun pasir yang
paling kering sekalipun, demikian juga di bawah tanah yang membeku karena
Liat 45-55
Debu 40-50
Kerikil 20-35
menggolongkan air tanah ke dalam 4 tipe (Told, 1959 dan Dam, 1966), yaitu:
1. Air meteorik : Air ini berasal dari atmosfir dan mencapai mintakat (zona)
air tanah menyusup di bawah aras air permukaan kebalikan dari efluen)
2. Air Juvenil: Air ini merupakan air baru yang ditambahkan pada mintakat
kejenuhan dari kerak bumi yang dalam. Selanjutnya air ini dibagi lagi menurut
a. Air magmatic
b. Air gunung api dan air kosmik ( yang dibawa oleh meteor).
dikeluarkan dari daur hidrologi oleh pelapukan, maupun oleh sebab-sebab yang
4. Air konat: Air yang terjebak pada beberapa batuan sedimen atau gunung pada
Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam
Poriberukuran kapiler dan membawa air yang disebut air pori. Aliran melalui pori
adalah laminar. Kapasitas penyimpanan/ cadangan air dari suatu lahan ditunjukkan
dengan porositas yang merupakan nisbah dari volume rongga (V v) dengan volume total
bantuan (V),
Air permukaan (aliran air sungai, air danau/waduk dan genangan air
permukaan lainnya) dan air tanah pada prinsipnya mmpunyai kekterkaitan yang erat
serta keduanya mengalami proses pertukarn yang berlangsung terus menerus. Selama