Anda di halaman 1dari 7

Siklus Hidrologi

Pada dasarnya jumlah air yang ada di bumi adalah tetap dan mengikuti sebuah siklus
aliran yang dinamakan dengan “siklus hidrologi”. Siklus hidrologi diartikan sebagai suatu
proses yang saling berkaitan, dimana air diangkut dari lautan ke atmosfer (udara) melalui
proses penguapan, kemudian ke darat dan pada akhirnya kembali ke laut. Hujan yang turun
ke bumi baik yang langsung jadi aliran maupun tidak langsung yaitu melalui vegetasi atau
pun melalui media lainnya akan membentuk sebuah siklus aliran air dimulai dari tempat yang
tinggi yaitu gunung/pegunungan menuju ke tempat yang lebih rendah baik di permukaan
tanah maupun di dalam tanah yang kemudian akan berakhir di laut.

Berikut gambar ilustrasi siklus hidrologi Max Planck Institut for Meteorology.

Akibat pengaruh sinar matahari, maka air yang ada dipermukaan bumi akan berubah
wujud menjadi gas/uap atau sering disebut dengan penguapan atau evaporasi dan transpirasi.
Uap tersebut akan bergerak di udara/atmosfer kemudian karena adanya perbedaan suhu di
atmosfer yaitu dari panas menjadi dingin maka air akan terbentuk melalui proses kondensasi
dari uap menjadi cairan. Jika suhu berada di bawah titik beku maka akan terbentuk kristal-
kristal es. Tetesan air kecil akan tumbuh karena kondensasi dan saling berbenturan dengan
tetesan air ynag lain kemudian terbawa oleh gerakan udara turbelen sampai akhirnya akan
membentuk butir-butir air. Apabila jumlah butir-butir air sudah cukup banyak dan oleh
karena pengaruh gravitasi maka butir-butir air tersebut akan jatuh ke bumi dan proses
jatuhnya butiran tersebut ke bumi disebut dengan hujan atau presipitasi. Bila suhu udara
berada dibawah 0˚ Celcius, maka butir-butir air tersebut akan berubah menjadi salju.

Di bumi air akan mengalir dan bergerak dengan berbagai cara. Air akan menetap
beberapa waktu dibagian retensi (tempat pennyimpanan). Retensi dapat berupa retensi alam
dan retensi buatan. Retensi alam seperti daerah-daerah cekungan atau pun danau di tempat-
tempat yang rendah dan retensi buatan seperti tampungan, sumur, embung, waduk dll. Secara
alami air akan mengalir dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah, dari
pegunungan ke lembah, kemudian ke daerah yang lebih rendah, dan pada akhirnya sampai ke
daerah pantai dan akan bermuara ke laut. Aliran air tersebut dinamakan aliran permukaan
karena bergerak diatas permukaan tanah. Biasanya aliran air ini akan memasuki daerah
tangkapan atau disebut daerah aliran yang kemudian akan masuk ke sistem jaringan sungai
dan sistem danau atau waduk.
Pada sistem aliran sungai, air akan mengalir dari sungai kecil menuju sungai yang
besar dan pada akhirnya akan menuju mulut sungai yaitu tempat bertemunya sungai dengan
laut. Sebagian air yang turun akan meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan akan terus
bergerak ke bawah. Air tanah adalah air yang bergerak diantara butir-butir tanah dan di dalam
retak batuan. Aliran air tanah ada dua yaitu aliran tanah dangkal, aliran tanah antara dan
aliran dasar. Aliran dasar merupakan aliran yang mengisi sistem jaringan sungai. Aliran dasar
dapat diketahui ketika musim kemarau atau ketika hujan tidak turun aliran masih ada dan
kontinyu pada suatu sistem aliran sungai. Sebagian air yang tersimpan akan keluar ke
permukaan tanah sebagai limpasan yang akan terkumpul di sungai kemudian akan mengalir
ke laut dan terjadi proses penguapan. Begitu seterusnya mengikuti proses siklus hidrologi.

Air yang tersimpan di dalam tanah tergantung dari kondisi geologi dan waktu. Tata
guna lahan juga berpengaruh pada tampungan air tanah, misalnya hutan yang beralih fungsi
menjadi permukiman dan curah hujan pada daerah itu. Hujan yang jatuh ke bumi secara
langsung maupun melalui media tanaman (vegetasi) akan masuk ke dalam tanah begitu juga
dengan hujan yang terinfiltrasi. Air yang tidak terinfiltasi akan mengalir ke tempat yang lebih
rendah, ke danau dan akan tertampung. Air yang tertahan di danau akan mengalir melalui
sistem jaringan sungai, permukaan tanah (debit banjir) dan merembes melalui tanah. Pada
proses ini air yang tertampung disebut inflow dan yang mengalir atau merembes disebut
outflow.
Berikut gambar parameter neraca air pada sebuah danau

Dalam proses evaporasi air akan menjadi gas/uap akibat terkena sinar matahari dan
transpirasi apabila melalui tanaman. Transpirasi adalah pengambilan air oleh akar tanaman
yang kemudian terjadi penguapan dari dalam tanaman. Proses evaporasi juga dapat terjadi
pada sistem sungai, embung, reservoir, waduk dan air laut yang merupakan sumber air
terbesar.
Siklus hidrologi ada dua yaitu siklus hidrologi tertutup dan siklus hidrologi terbuka

1. Siklus Hidrologi Tertutup


Prosesnya sama dengan siklus hidrologi yang telah dijelaskan di atas. Proses
tersebut akan membentuk pergerakan sistem hidrologi. Siklus hidrologi menunjukkan
semua hal yang berhubungan dengan air. Dilihat dari keseimbangan air secara
menyeluruh maka air tanah dan aliran permukaan adalah bagian dari beberapa aspek
yang mengakibatkan siklus hidrologi menjadi seimbang sehingga disebut dengan
siklus hidrologi tertutup.

Gambar siklus hidrologi tertutup


2. Siklus Hidrologi Terbuka

Aliran air tanah terdiri dari satu atau lebih dari sub-sistem dan tidak lagi
tertutup, karena pada sistem tertutup ada yang dipotong dari sistem aliran.
Transportasi aliran diluar dari aliran tanah merupakan masukan dan keluaran dari sub-
sistem aliran air tanah tersebut, begitu juga dengan aliran permukaan.
Gambar aliran permukaan dan aliran air tanah dalam sistem terbuka

Anda mungkin juga menyukai