Anda di halaman 1dari 6

Jurnal AgroPet Vol.

14 Nomor 2 Desember 2017 ISSN: 1693-9158

ANALISIS LENGAS TANAH PADA TANAH REGOSOL

Oleh:
Kamelia Dwi Jayanti1)

RINGKASAN

Neraca air merupakan perimbangan antara masukan (input) dan keluaran (output) air di
suatu tempat pada suatu periode tertentu. Sebagai keluaran dari analisis neraca air akan
diperoleh informasi tingkat ketersediaan air tanah di Kecamatan Kalasan, Sleman sesuai
dengan informasi fisika tanahnya. Tingkat ketersediaan air tanah diperoleh dengan
menganalisa data kandungan lengas tanah (KLT) terhadap nilai kapasitas lapang (KL)
dan titik layu permanen (TLP). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
neraca air lahan Thornthwaite and Mather. Ketersediaan air tanah di Kecamatan
Kalasan, Sleman mengalami surplus pada bulan Desember – April, defisit pada bulan
Mei – Oktober dan seimbang pada bulan November.

Kata kunci: tanah regosol, neraca air lahan

PENDAHULUAN dilakukan pengelolaan yang baik


terhadap lahan dan lingkungannya.
Dalam konsep siklus hidrologi Neraca air lahan merupakan
bahwa jumlah air di suatu luasan neraca air untuk penggunaan lahan
tertentu di permukaan bumi pertanian secara umum. Neraca ini
dipengaruhi oleh besarnya air yang bermanfaat dalam
masuk (input) dan keluar (output) mempertimbangkan kesesuaian
pada jangka waktu tertentu. Neraca lahan pertanian; mengatur jadwal
masukan dan keluaran air di suatu tanam dan panen; mengatur
tempat dikenal sebagai neraca air pemberian air irigasi dalam jumlah
(water balance). Karena air bersifat dan waktu yang tepat.
dinamis maka nilai neraca air selalu Dalam perhitungan neraca air
berubah dari waktu ke waktu lahan bulanan diperlukan data
sehingga di suatu tempat masukan yaitu curah hujan bulanan
kemungkinan bisa terjadi kelebihan (CH), evapotranspirasi bulanan
air (suplus) ataupun kekurangan (ETP), kapasitas lapang (KL) dan
(defisit). Apabila kelebihan dan titik layu permanen (TLP) (Mahbub,
kekurangan air ini dalam keadaan 2011). Nilai -nilai yang diperoleh dari
ekstrim tentu dapat menimbulkan analisis neraca air lahan ini adalah
bencana, seperti banjir ataupun harga-harga dengan asumsi-asumsi
kekeringan. Bencana tersebut dapat : (1) lahan datar tertutup vegetasi
dicegah atau ditanggulangi bila rumput, (2) lahan berupa tanah
dimana air yang masuk pada tanah

1)
Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Sintuwu Maroso
tersebut hanya berasal dari curah k = nilai ketetapan,
hujan saja dan (3) keadaan profil k = po+ pi/KL.
tanah homogen sehingga KL dan po = 1,000412351,
TLP mewakili seluruh lapisan dan pi = - 1,073807306
hamparan tanah. Nilai kapasitas lapangan
Penelitian ini bertujuan untuk diperoleh berdasarkan data
mengetahui ketersediaan lengas lapangan.
tanah khususnya di tanah regosol
6) Menghitung perubahan kadar
yang memiliki sifat porous.
lengas tanah (dKLT)

BAHAN DAN METODE 𝑑𝐾𝐿𝑇𝑖 = 𝐾𝐿𝑇𝑖 − 𝐾𝐿𝑇𝑖−1 (2)

Dengan: i = bulan 1, 2, …, 12
Data yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain: curah Nilai positif menyatakan
hujan, evapotranspirasi potensial perubahan kandungan air tanah
(ETP), kandungan lengas tanah yang berlangsung pada CH >
pada tingkat kapasitas lapangan ETP (musim hujan), penambahan
(KL) dan kandungan lengas pada berhenti bila dKLT = 0 setelah KL
tingkat titik layu permanen (TLP). tercapai. Sebaliknya bila CH <
Penelitian ini dilakukan pada ETP atau dKLT negatif, maka
tanah Regosol di Kecamatan seluruh CH dan sebagian KLT
Kalasan, Sleman. akan dievapotranspirasikan.
Metode yang digunakan dalam 7) Kolom Evapotranspirasi Aktual
analisa neraca air lahan adalah (ETA)
metode Thornthwaite and Mather Bila CH > ETP maka ETA =
(1957), dengan tahap analisis ETP karena ETA mencapai
sebagai berikut: maksimum.
1) Menghitung curah hujan peluang Bila CH < ETP maka ETA =
> 75% CH + |dKAT| karena seluruh CH
2) Menghitung evapotranspirasi dan dKLT seluruhnya akan
potensial (ETp) dengan dievapotranspirasikan.
menggunakan program Cropwat. 8) Menentukan defisit dan surplus.
3) Menghitung selisih CH - ETp Defisit berarti berkurangnya
4) Nilai-nilai negatif pada langkah air untuk dievapotranspirasikan
(3) diakumulasi bulan demi bulan sehingga, D = ETP – ETA ,
sebagai nilai Accumulation berlangsung pada musim
Potential of Water Loss (APWL). kemarau.
5) Menghitung Kandungan Lengas Surplus berarti kelebihan air
Tanah (KLT) (Mardawilis, dkk. ketika CH > ETP sehingga, S =
2011): CH – ETP – dKAT , berlangsung
pada musim hujan.
𝐾𝐿𝑇 = 𝐾𝐿 𝑥 𝑘 𝑎 (1)
9) Menghitung aliran permukaan
Keterangan,
(surface runoff)
KL = kapasitas lapangan (mm)
a = harga mutlak APWL

14
Surface Runoff (SRO) mudah akar untuk berpenetrasi,
merupakan aliran permukaan serta makin mudah air dan udara
atau limpasan. Thornthwaite dan untuk bersirkulasi (drainase dan
Mather (1957) membagi SRO aerasi baik), tetapi makin mudah
menjadi dua bagian (Nasir dan pula air untuk hilang dari tanah.
Effendi, 2000 cit. Firmansyah, Buckman dan Brady (1982 cit.
2010): Sudaryono, 2006) menyatakan
 50% dari Surplus bulan bahwa dalam kaitannya dengan
sekarang (Sn). daya menyimpan air, tanah pasiran
 50% dari SRO bulan mempunyai daya pengikatan
sebelumnya (SROn - 1). terhadap lengas tanah yang relatif
Nilai 50% adalah koefisien rendah karena permukaan kontak
surface runoff studi di Amerika. antara tanah pasiran ini didominasi
Nilai ini dapat berubah sesuai oleh pori-pori makro.
kondisi setempat. Sehingga, SRO Data analisis pF menunjukkan
bulan sekarang (SRn) = 50% (Sn bahwa kadar lengas tanah rata-rata
+ SROn - 1). pada kapasitas lapangan (pF 2,54)
adalah 10,65% volume, kadar
HASIL DAN PEMBAHASAN lengas tanah rata-rata pada titik layu
permanen (pF 4,2) adalah 5,85%
Jenis tanah pada daerah ini volume, dan kadar air tersedia
merupakan regosol. Data analisis antara titik kapasitas lapangan dan
tekstur menunjukkan bahwa tanah di titik layu permanen rata-rata adalah
lokasi penelitian mempunyai 4,80% volume.
kandungan pasir berkisar 81 – Analisis neraca air lahan
91,47%, debu 7,25 – 21,03%, dan menunjukkan bahwa bulan basah
klei 1,02 – 4,70%. Persentase ini terjadi pada bulan November hingga
dalam diagram segitiga tekstur tanah April. Puncak maksimum curah
termasuk jenis pasir (sandy) dan hujan terjadi pada bulan Februari
pasir debuan (loamy sand) dengan intensitas sebesar 311,6
(Hanafiah, 2010). Tanah yang mm. Intensitas curah hujan yang
didominasi fraksi pasir mempunyai tinggi pada bulan-bulan basah tidak
pori-pori makro dalam jumlah yang selalu menghasilkan kondisi lengas
banyak sehingga sangat tanah surplus, ada kalanya
menentukan kecepatan infiltrasi dan mengalami defisit. Ketersedian
kemampuan tanah menahan air. lengas tanah ini dipengaruhi juga
(Balai Besar Penelitian dan oleh faktor evapotranspirasi
Pengembangan Sumberdaya Lahan potensial. Neraca air lahan dapat
Pertanian, 2006) menyatakan bahwa dilihat pada Tabel 1.
makin porous tanah akan makin

15
Tabel 1. Neraca Air Lahan Bulanan

CURAH SURFACE
BULAN ETP CH – ETP APWL KLT dKLT ETA DEFISIT SURPLUS
HUJAN RUNOFF
JAN. 174,1 113,4 60,7 42,6 0,0 113,4 0,0 60,7 62,2
FEB. 311,6 113,7 197,9 42,6 0,0 113,7 0,0 197,9 130,0
MARET 249,4 117,0 132,4 42,6 0,0 117,0 0,0 132,4 131,2
APRIL 119,9 117,6 2,3 42,6 0,0 117,6 0,0 2,3 66,8
MEI 40,1 110,4 -70,3 -70,3 7,3 -35,3 75,4 35,0 0,0 33,4
JUNI 0,1 107,7 -107,6 -177,9 0,5 -6,8 6,9 100,8 0,0 16,7
JULI 0,0 113,1 -113,1 -291,0 0,0 -0,5 0,5 112,6 0,0 8,3
AGST. 0,0 126,3 -126,3 -417,3 0,0 0,0 0,0 126,3 0,0 4,2
SEPT. 0,0 134,7 -134,7 -552,0 0,0 0,0 0,0 134,7 0,0 2,1
OKT. 12,6 136,8 -124,2 -676,2 0,0 0,0 12,6 124,2 0,0 1,0
NOV. 120,9 120,9 0,0 42,6 0,0 120,9 0,0 0,0 0,5
DES. 232,0 107,7 124,3 42,6 0,0 107,7 0,0 124,3 62,4

Evapotranspirasi potensial selama pertumbuhannya


dapat dihitung sebagai fungsi dari (Hadisusanto, 2011).
parameter cuaca. Evapotranspirasi Evapotranspirasi potensial sebagai
potensial oleh Pennman telah sebuah komponen penting dari
diartikan sebagai suatu proses siklus hidrologi akan mempengaruhi
evapotranspirasi yang terjadi pada penggunaan air pertanian (Allen,
tanaman berwarna hijau, 2000). Nilai evapotranspirasi
mempunyai ketinggian pendek dan potensial di daerah Kalasan, Sleman
seragam serta menutup permukaan dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah
tanah secara sempurna dan tidak ini:
pernah mengalami kekurangan air

Tabel 2. Evapotranspirasi Potensial


Bulan ETo(mm/hari)
Januari 3,78
Februari 3,79
Maret 3,9
April 3,92
Mei 3,68
Juni 3,59
Juli 3,77
Agustus 4,21
September 4,49
Oktober 4,56
November 4,03
Desember 3,59

16
Hasil analisis neraca air lahan DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan bahwa pada bulan
Desember hingga April terjadi Allen, R.G. 2000. Using the FAO-56
surplus lengas tanah, meskipun Dual Crop Coefficient Method
surplus pada bulan April hanya Over an Irrigated Region as Part
sebesar 2,3 mm. Curah hujan yang of an Evapotranspiration
cukup besar mampu menutupi Intercomparison Study. Journal
besarnya evapotranspirasi potensial of Hydrology. Volume 229,
yang terjadi. Hal ini menyebabkan Issues 1–2, 27 March 2000,
lengas tanah masih tersisa dalam Pages 27–41.
tanah sehingga masih dapat
Balai Besar Penelitian dan
dimanfaatkan oleh tanaman. Kondisi
Pengembangan Sumberdaya
sebaliknya terjadi pada bulan Mei
Lahan Pertanian. 2006. Sifat
hingga Oktober. Defisit lengas tanah
Fisik Tanah dan Metode
yang terjadi cukup besar, yaitu lebih
Analisisnya. Badan Penelitian
dari 100 mm/bulan. Kondisi defisit ini
dan Pengembangan Pertanian.
disebabkan oleh kurangnya suplai
Departemen Pertanian. Bogor.
air yang diterima tanah dibandingkan
dengan kebutuhan untuk Buckman, HD. and Brady, 1982. The
evapotranspirasi. Pada bulan Nature and Properties of Soil.
November terjadi keseimbangan, Mc. Millan Company, New York
karena jumlah curah hujan yang cit. Sudaryono. 2006. Pengaruh
diterima tanah sama dengan Pemberian Lapisan Lempung
evapotranspirasi yang terjadi. Terhadap Peningkatan Lengas
Tanah Pada Lahan Marginal
Berpasir. Jurnal Teknik
KESIMPULAN
Lingkungan, Volume 7, Nomor
2, Halaman 198 – 205, Mei
Ketersediaan lengas tanah
2006.
pada tanah Regosol di Kecamatan
Kalasan, Sleman mengalami surplus Hadisusanto, Nugroho. 2011.
pada bulan Desember – April dan Aplikasi Hidrologi. Jogja
mengalami defisit pada bulan Mei – Mediautama. Jakarta.
Oktober serta mengalami Hanafiah, Kemas Ali. 2006. Dasar-
keseimbangan pada bulan dasar Statistika:Aneka Bidang
November. Evapotranspirasi dan Ilmu Pertanian dan Hayati.
sifat fisik tanah sangat berpengaruh Penerbit: PT Raja Grafindo.
terhadap ketersediaan air tanah. Jakarta.
Mahbub, M. 2011. Penuntun
Praktikum Agrohidrologi.
Program Studi Ilmu Tanah.
Universitas Lampung.

17
Mardawilis, Putu Sudira, Bambang
Hendro Sunarminto, dan Dja’far
Shiddieq. 2011. Analisis Neraca
Air Untuk Pengembangan
Tanaman Pangan Pada Kondisi
Iklim Yang Berbeda. Agritech,
Volume 31, Nomor 2, Mei 2011.
Nasir, A. A. dan S. Effendi. 2000.
Konsep Neraca Air Untuk
Penentuan Pola Tanam. Kapita
Selekta Agroklimat (Ed. Y.
Koesmaryono, Impron, Y.
Sugiyarto) Jurusan Geofisika
dan Meteorologi Fakultas
Matematika dan IPA. Institut
Pertanian Bogor cit.
Firmansyah, M. A. 2010. Teori
Dan Praktik Analisis Neraca Air
Untuk Menunjang Tugas
Penyuluh Pertanian Di
Kalimantan Tengah. Makalah
Pelatihan Agribisnis Pertanian
untuk Analisis Iklim.
Palangkaraya.

18

Anda mungkin juga menyukai