Anda di halaman 1dari 17

Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

POTENSI AIR SUNGAI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG


Oleh
Agung Mulyo 1)
1)Fakultas Teknik Geologi Unpad

ABSTRAK
Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 10435 - 10550 Bujur Timur
dan 430 - 415 Lintang Selatan dengan luas areal 4.789,82 Km2, terdiri atas 28
Kecamatan dengan populasi penduduk pada 2013 berjumlah 1.183.427 jiwa, atau
meningkat 1,14 dibandingkan tahun 2010.
Pada bagian timur dan utara merupakan dataran rendah dengan
ketinggian 16-65 m dpl. , sedangkan pada bagian barat dan selatan berupa
pegunungan lebih dari 1.000 m dpl. Tanah penyusunnya terdiri atas Andosol,
Regosol/Entisol, Ultisol, dan aluvial. Vegetasi alam hampir tidak ada lagi,
umumnya tinggal tanaman budidaya dan perkebunan rakyat.
Batuan penyusunnya terdiri atas Batuan Terobosan Mesozoikum Akhir,
Formasi Komplek Gunung Kasih, Formasi Talangakar, Formasi Hulusimpang ,
Formasi Gumai, Formasi kasai, Formasi Terbanggi, Formasi Lampung, Batuan
Gunungapi Kuarter Tua, dan Batuan Gunungapi Kuarter Muda. Sedangkan
struktur geologinya terdiri atas lipatan bersumbu timur-barat dan barat laut-
tenggara, yang kemudian tersesarkan membentuk lajur sesar berarah 330-
320 U sepanjang 1.650 Km.
Iklim daerah penelitian adalah tropis basah yang dipengaruhi angin
Monsoon Asia, suhu udara maksimum rata-rata 33.86 o C, dan minimum 22.50 o C
, kelembaban relatif maksimum rata rata 91.73 %, dan minimum 66.14 %,
intensitas penyinarannya 25.05 % , sedangkan lama penyinaran rata-rata 10.00
jam , kecepatan angin rata-rata adalah 5.32 km/jam , dan rata-rata evaporasi 3.69
mm/ hari.
Terdapat 4 sungai dengan total luas DAS 2.021,96 km 2, debit minimum
rata-rata tahunan 14,08 m3/detik, dan total volume air tahunan 444,027 juta m3.
Sungai Way Raman luas DAS 212,28 km 2, debit rata-rata minimal tahunan 6,8
m3/detik dan volum air tahunannya 214,445 juta m3. Sungai Way Seputih luas DAS
1.296,29 km2, debit rata-rata minimal tahunan 3,78 m3/detik dan volume air
tahunannya 119,206 juta m3. Sungai Way Lunik luas DAS 284,12 km2, debit
minimum rata-rata tahunan 0,12 m3/detik dan volume air tahunan 3,784 juta m 3.
Sungai Way Wayah luas DAS 229,27 km 2, debit minimum rata-rata tahunan 3,38
m3/detik dan volume air tahunan 106,592 juta m3.

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

232
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

1. Latar Belakang tersebut disebabkan pengelolaan air


Sungai memiliki peranan permukaan yang berasal dari sungai
penting bagi kehidupan manusia, belum dilakukan secara optimal, dan
misalnya sebagai pengendali banjir, utamanya disebabkan belum
sebagai pengairan lahan pertanian, diketahuinya secara pasrti berapa
sebagai mata pencaharian bagi sebenarnya potensi air permukaan
nelayan, sebagai sarana transportasi, yang terdapat di suatu wilayah.
sebagai tempat untuk mendapatkan
air, dan sebagainya. 3. Maksud dan Tujuan
Terus meningkatnya
pertumbuhan industri yang diikuti Tulisan ini berisi tentang hasil
berkembangnya kawasan penelitian hidrologi sungai yang
pemukiman baru di wilayah dimaksudkan untuk mengetahui
Kabupaten Lampung Tengah, gambaran umum mengenai kondisi
Provinsi Lampung berdampak pada air permukaan, khususnya air sungai
meningkatnya kebutuhan akan air, yang selama ini dimanfaatkan oleh
baik air tanah maupun air permukaan masyarakat untuk irigasi maupun
yang berasal dari sungai. industri di wilayah Kabupaten
Lampung Tengah, Provinsi Lampung.
2. Permasalahan Karakteristik perilaku air
Secara alami air permukaan, permukaan, utamanya air sungai
baik yang mengalir maupun yang adalah bagian dari siklus hidrologi.
tergenang (danau, waduk, rawa), dan Dengan melakukan kajian hidrologi
sebagian air bawah permukaan secara komprehensip maka akan
seluruhnya akan terkumpul dan dapat dicapai tujuan penelitian yaitu
mengalir membentuk sungai dan mengetahui secara kuantitatif
berakhir kembali ke laut. besarnya potensi air permukaan di
Meningkatnya kebutuhan suatu wilayah.
akan air permukaan yang berasal dari
sungai dan danau untuk keperluan 4. Metoda dan Tahapan Penelitian
irigasi dan industri, memerlukan Dalam penelitian ini dilakukan
kajian khusus akan potensi air metoda dan beberapa macam
tersebut agar dikemudian hari penelitian, yang berkaitan dengan
ketersediaan air tetap terjaga. masalah hidrologi, yaitu pengukuran
Permasalahan klasik yang debit sungai, menghitung
terjadi selama ini adalah terjadinya kesetimbangan air, mengamati curah
kekeringan dan kekurangan air pada hujan, evaporasi dan transpirasi,
saat kemarau, dan terjadinya banjir serta pengamatan terhadap suhu
pada waktu musim penghujan. Hal udara dan cuaca.

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

233
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Penelitian hidrologi sungai penampang sungai sudah dapat


dilakukan pada empat sungai utama ditentukan, maka kecepatan aliran
yang terdapat di daerah Kabupaten airnya diukur dengan current meter.
Lampung Tengah, yaitu Way Seputih, Dengan demikian debit alirannya
Way Terusan, Way Pengubuan, dan adalah perkalian antara penampang
Way Pegadungan. sungan dengan kecepatan alirannya.
Pelaksanaan penelitian
lapangan dilakukan mulai awal Maret 4.2. Keseimbangan Air
2013 sampai dengan Juli 2013. Dalam siklus hidrologi, banyaknya
Keperluan data lainnya diambil dari aliran air yang masuk (in flow)
berbagai literatur dan pusat-pusat dengan aliran air yang keluar (out
penelitian yang berkaitan dengan flow) pada suatu daerah untuk suatu
masalah air. periode tertentu disebut
Keseimbangan Air.
4.1. Pengukuran Debit Keseimbangan air yang
Pengukuran debit aliran tidak dikembangkan oleh F.J. Mock (1973)
langsung dengan cara pengumpulan didasarkan atas perhitungan nilai
parameter hidraulik di lapangan, limit evapotranspirasi dan jumlah
kemudian debit aliran dihitung hari hujan. Metoda ini didasari pada
dengan menggunakan rumus-rumus analisis Meteorological Water
hidraulika. Cara ini biasa digunakan Balance dan dengan data tambahan
untuk mengukur debit aliran saat berupa faktor infiltrasi, lengas tanah
sungai sedang banjir yang tidak (soil moisture) dan faktor
memungkinkan diukur dengan cara penyusutan bulanan (K-faktor). Hasil
langsung. yang diperoleh berupa water surplus,
Pengukuran debit aliran cara infiltrasi, base flow (aliran bawah
langsung adalah apabila kecepatan permukaan), direct run off, dan run
aliran dan penampang basah diukur off.
langsung di lapangan. Bila
Infiltrasi : Dro = Ws I
dimana : Dro = Direct run off
Ws = R E = Water Surplus
R = Curah Hujan, I = Infiltrasi
E = Evapotranspirasi daerah Catchment (dihitung
dengan metode Penman)

Aliran air tanah (Groundwater Flow)


q = 2a.V

dimana : q = Run off berasal dari airtanah untuk t = 1

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

234
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

a = Konstanta untuk t = 1
V = Volume simpan (storage volume)

Ketika tidak ada Infiltrasi, aliran airtanah dirumuskan:


qt = qo . K t

dimana : q t = Run off sesaat t dari airtanah


qo = Run off untuk t = 0
q t / qo = Kt = Faktor penyusutan bulanan (mounthly recession faktor),
senantiasa diasumsikan bernilai konstan untuk t = 1 dan bernilai < 1

Hubungan antara a dan K adalah :


K = (1 a) / (1 + a), atau a = (1 K) / (1 + K)

Volume tersimpan (the storage volume):


Vn = Vn-1 + In . t - (qn-1 + qn) . t
dimana : Vn = Volume tersimpan pada periode n
Vn-1 = Volume tersimpan pada periode n - 1
qn = Run off pad periode n
qn-1 = Run off pada periode n-1

Berdasarkan (2.14) dan t = 1 didapat:


Vn = (1 a)/(1 + a) . Vn + 1/(1 + a) . In
Berdasarkan hubungan a dengan K persmaan (3.23) didapat:
Vn = K . Vn-1 + (1 + K) . In

Base Flow, didapat dari:


Bn = (qn-1 + qn) . t = In . t (Vn-1 Vn
dimana : Bn = Base Flow pada periode n

Direct run off (Dro), didapat dari:


Dro = Water Surplus - Infiltrasi
Run off :
Qn = Dro + Bn

4.3. Analisis Curah Hujan ditentukan dengan menggunakan


Untuk menentukan tipe Thiessen sistem poligon.
distribusi hujan suatu daerah Cara Thiessen curah hujan daerah
dilakukan berdasarkan tinggi curah dapat dihitung melalui persamaan:
hujan yang sama (isohyet), atau

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

235
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

_ A1R1 + A2R2 + .. + AnRn


R =
An + An +.. + An

A1R1 + A2R2 + .. + AnRn


=
A
= W1R1 + W2R2 + .. + WnRn

dimana:
_
R = Curah hujan daerah
R1, R2,,Rn = Curah hujan di tiap titik pengamatan dan n adalah
jumlah titik-titik pengamatan.
A1, A2,,An = Bagian daerah yang mewakili tiap titik pengamatan.
A1 A2 An
W1, W2,,Wn = , , ,
A A A

4.4. Evapotranspirasi

Pendugaan evapotranspirasi potensial yang lebih teliti menggunakan


metoda Penman :
ETo = C [ W Rn + (1-W) . F(U) . (ea ed) ]
dimana :
ETo = Potensial evapotranspirasi (mm/hari)
(ea ed ) = Faktor kereksi efek angin (m/det)
(1-W) = Faktor pembobot akibat angin dan kelembaban
W = Faktor pembobot akibat pengaruh penyinaran
Rn = Radiasi bersih (cal/cm2/hari)
C = Faktor penyelaras

5. Hasil Penelitian dan Pembahasan 10435 - 10550 Bujur Timur dan


430 - 415 Lintang Selatan dengan
5.1. Geografi dan Demografi luas areal 4.789,82 Km2. Posisinya
wilayah sangat strategis karena selain dilalui
Secara Geografis Kabupaten jalan lintas regional ASEAN juga
Lampung Tengah terletak pada merupakan persimpangan jalan

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

236
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

antar jalur Sumatera yang akasia dan tanaman-tanaman


menghubungkan antar provinsi dan sempadan jalan sebagai hutan kota.
antar kabupaten. Secara
administratip Kabupaten Lampung 5.2.Geologi Umum
Tengah terdiri atas 28 Kecamatan 5.2.1. Stratigrafi
dengan populasi penduduk pada Kondisi geologi Lampung
tahun 2013 berjumlah 1.183.427 Tengah berdasarkan fisiografi terbagi
jiwa, atau meningkat 1,14 menjadi 4 satuan, yaitu Middle and
dibandingkan tahun 2010. Upper Palembang Beds, Andesites
Topografinya amat beragam, And Tuffs, Undeterentiated
pada bagian timur dan utara Sedimentary Tuffs dan Lacustrin
sebagian besar merupakan dataran Deposit Of Way Lima Basin And
rendah dengan ketinggian 16-65 m di Aludepol . Berdasarkan Peta Geologi
atas permukaan air laut. Pada bagian Regional skala 1 : 150.000 (1985)
barat dan selatan merupakan daerah batuan penyusun daerah penelitian
pegunungan dengan ketinggian rata- terdiri atas Batuan terobosan
rata lebih dari 1.000 m dpl. Mesozoikum Akhir, Formasi
Tanah penyusunnya sebagian Komplek Gunung Kasih, Formasi
besar berjenis Andosol, Talangakar, Formasi Hulusimpang ,
Regosol/Entisol, Ultisol, dan aluvial. Formasi Gumai, Formasi kasai,
Pada wilayah perbukitan hingga Formasi Terbanggi, Formasi
pegunungan, tanah terbentuk dari Lampung, Batuan Gunungapi
bahan induk vulkanik muda berjenis Kuarter Tua, dan Batuan Gunungapi
tanah Typic Dystropepts yang Kuarter Muda.
bertekstur liat sampai liat Formasi Komplek Gunung
berlempung serta berdrainase baik. Kasih (Paleozoikum) tersusun atas
Vegetasi yang ada umumnya batuan-batuan malihan / metamorf
didominasi oleh tumbuhan budidaya yaitu : sekis, kuarsit, batupualam,
baik tanaman semusim maupun genes dan perlit. Formasi Talangakar
tumbuhan perkebunan rakyat, (Oligosen) terdiri atas batuan breksi
seperti tangkil, durian dan lain konglomeratan, batupasir kuarsa,
sebagainya. Selebihnya sudah batupasir dengan sisipan lignit /
merupakan wilayah batubara dan batugamping. Formasi
terbuka/perkotaan (buil-up area). Hulusimpang (Oligosen) berisi
Vegetasi alam sudah hampir tak ada batuan breksi gunungapi, lava, tuf
lagi kecuali semak belukar, dan sisa- bersusunan andesitik basal terubah,
sisa hutan. Sedangkan vegetasi yang berurat kuarsa dan mineral. Sulfide.
termasuk katagori hutan hanyalah Formasi Gumai (Miosen Awal -
hutan budidaya seperti sodokeling, Tengah) tersusun oleh batuan serpih

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

237
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

gamping, napal, batulempung dan apung, batupasir tuf, setempat


batulanau. sisipan tufit. Formasi ini berumur
Formasi Kasai (Plistosen) Plistosen.
tersusun atas perselingan batupasir Batuan Gunungapi Kuarter
tufan dengan tuf berbatu apung, Tua tersusun oleh batuan lava
struktur silangsiur, sisipan tipis lignit andesit basal, tuf dan breksi
dan kayu terkersikkan. Formasi gunungapi. Batuan ini berumur
Terbanggi (Plistosen) tersusun dari Holosen. Batuan Gunungapi Kuarter
batuanpasir dengan sisipan Muda tersusun oleh batuan breksi,
batulempung. Formasi ini menjari lava dan tuf bersusun andesit basal.
dengan formasi Kasai berumur Batuan ini berumur Holosen sampai
Plistosen. Formasi Lampung sekarang.
tersusun oleh batuan tuf berbatu

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

238
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Tabel 1. Kondisi Geologi di Kabupaten Lampung Tengah dan Sekitarnya

5.2.2. Struktur Geologi Paleozoikum sampai Resen.


Struktur geologi yang Struktur geologi yang dominan
terdapat di Lampung Tengah adalah sesar dan lipatan yang terjadi
merupakan bagian dari struktur pada Tersier Akhir sampai Kuarter
geologi Sumatera yang secara Awal, diawali oleh struktur lipatan
umum terbentuk sejak terutama pada batuan malihan

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

239
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Kompleks Gunungkasih. Lipatan Menurut Koppen, daerah studi


pada batuan ini mempunyai sumbu termasuk tipe iklim Ama, yaitu Iklim
kira-kira timur-barat dan terlipat Hutan Hujan Tropis Panas Bermusim
lebih dahulu dari lipatan yang Kemarau Pendek. Menurut Oldeman
menghasilkan lipatan tegak berarah tipe iklimnya adalah tipe B. Secara
barat laut-tenggara, kemudian rata-rata curah hujannya bervariasi
tersesarkan yang merupakan dari 58.9 mm pada bulan Juni s.d.
struktur umum di wilayah 248.3 mm pada bulan Maret. Curah
penelitian. hujan yang tinggi (> 100 mm/bulan)
Sesar barat laut tenggara terjadi selama delapan bulan mulai
merupakan sesar yang paling rumit, bulan Oktober s/d bulan Mei dan
sebarannya mencakup sebelah barat musim kemarau (CH < 100
di Bukit Barisan. Sesar utama di mm/bulan) terjadi selama empat
bagian ini adalah Sesar Semangko bulan mulai bulan Juni s.d.
yang merupakan salah satu bagian September.
dari Sistem Sesar Sumatera. Sistem 5.4. Hidrologi
sesar ini membentuk lajur sesar Di Kabupaten Lampung
yang memanjang arah 330-320 U Tengah terdapat empat sungai (DAS)
sepanjang 1650 Km, memanjang besar yang tercatat debit alirannya
dari Aceh di barat laut sampai Selat untuk analisis air permukaan dan
Semangko di tenggara Sumatera perhitungan neraca air. Rata-rata
bagian barat. jumlah dan debit minimum dalam
setahun ditampilkan pada Tabel 2,
5.3. Iklim dan Curah Hujan Nilai debit minimum
Kabupaten Lampung Tengah bulanan yang mengalir pada sungai-
termasuk beriklim tropis basah yang sungai tersebut adalah cerminan dari
mendapat pengaruh dari angin kemampuan DAS menyerap air hujan
musim (Monsoon Asia). Suhu udara (infiltrasi), sekaligus memberikan
maksimum rata-rata 33.86 o C, suhu gambaran potensi airtanah dangkal
minimum 22.50 o C , kelembaban di daerah studi. Hal ini karena debit
relatif maksimum rata rata 91.73 %, minimum bulanan pada sungai-
dan minimum 66.14 %), intensitas sungai tersebut menunjukkan
penyinarannya 25.05 % , sedangkan besarnya base flow atau air tanah
lama penyinaran rata-rata 10.00 jam yang keluar sebagai mata air didalam
, kecepatan angin rata-rata adalah analisis neraca air.
5.32 km/jam , dan rata-rata
evaporasi 3.69 mm/ hari.

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

240
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Tabel 2. Jumlah dan Debit Minimum Rata-rata Tahunan Sungai yang terdapat di
Wilayah Kabupaten Lampung tengah Tahun 1996 - 2001
No Nama Sungai Luas DAS Debit Volume/Tahun
2
(Km ) Min.Rata- (Juta M3/th)
rata
(m3/det)
1 Way Raman 212.28 6.80 214.445
2 Way Seputih 1296.29 3.78 119.206
3 Way Tipo Lunik 284.12 0.12 3.784
4 Way Wayah 229.27 3.38 106.592

Jumlah 2021.96 14.08 444.027

Pada tabel diatas dibandingkan dengan sungai Way


memperlihatkan bahwa Jumlah dan Seputih, Way Tipo Lunik dan Way
Debit Aliran Minimum Rata-rata Wayah. Hal ini menunjukkan potensi
Tahunan keempat DAS sungai air bebas di DAS Way Raman jauh
tersebut sangat berbeda. Dari data lebih besar dibandingkan dengan
tersebut secara umum ternyata Way Seputih, Way Tipo Lunik dan
besarnya debit minimum pada sungai Way Wayah.
Way Raman jauh lebih besar

Grafik Debit Air Rata-Rata 4 DAS Kabupaten Lampung Tengah


36
34
32
Debit Air Rata-Rata (m 3/dt)

30
28
26
24 Way Wayah
22
20 Way Tipo Lunik
18 Way Seputih
16
14 Way Raman
12
10
8
6
4
2
0
i

li
il

ni
ei

er
ri

r
et

us
ar

be
Ju

be

be
pr
ua

Ju

ob
ar
nu

st

em
A

m
M
br

kt
gu
Ja

pe

se
Fe

O
pt
A

No

De
Se

Bulan

Gambar 1. Grafik Fluktuasi Debit Bulanan Suingai-sungai Utama di Wilayah


Kabupaten Lampung Tengah Tahun 1996 2001

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

241
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Fluktuasi debit aliran bulanan perhitungan tahap pertama, dan


berdasarkan data yang tercatat data besarnya hari hujan bulanan,
selaman 6 tahun (1996 2001), serta prakiraan daerah terbuka
menunjukkan hampir semua debit bulanan.
sungai tersebut mulai menurun pada El mencapai nilai tertinggi
bulan April dan penurunan hingga pada bulan Agustus (yaitu pada saat
mencapai debit minimum terjadi akhir kemarau dengan curah hujan
pada bulan September Oktober. yang rendah) sebesar 63.52 mm dan
Pada bulan November atau awal terus menurun pada bulan
musim hujan debit aliran meningkat berikunya. Penurunan nilai El yang
kembali hingga mencapai puncaknya sangat cepat terjadi mulai bulan
pada bulan Maret. Agustus s.d. bulan November (musim
kemarau). Hal ini disebabkan
5.5. Neraca Air kandungan lengas tanah (soil
Untuk mengetahui potensi air moisture content) makin menyusut.
tanah bebas dilakukan analisis Sedangkan rendahnya nilai El pada
neraca air dengan pendekatan DAS musim hujan terutama disebabkan
dan menggunakan metode oleh rendahnya intensitas
perhitungan neraca air F.J. Mock penyinaran matahari bulanan yaitu
Persamaan neraca air ini terutama berkisar antara 6.25 s.d. 44.57%.
didasarkan pada perhitungan nilai Grafik hubungan antara
limited evapotranspiration (El) dan Evapotranspirasi Potensial, Limit
curah hujan. Sedangkan data Evapotranspiration dan Curah Hujan
tambahan lainnya adalah factor di daerah studi periode tahun 2001
infiltrasi, kadar lengas tanah (soil s.d. 2005..
moisture content), dan factor
penyusutan bulanan. b. Curah Hujan
Penyebaran rata-rata jumlah
a. Limited Evapotranspiration (El) curah hujan bulanan di DAS Way
Untuk mengetahui besarnya Seputih, DAS Way Wayah, DAS Way
El dilakukan secara bertahap melalui Tipo Lunik dan DAS Way Raman dan
dua tahapan : Kabupaten Lampung Tengah yang
Tahap pertama, menghitung dianalisis. Data hasil perhitungan
evapotranspirasi potensial (Ep), yaitu rata-rata curah hujan bulanan di
dengan menggunakan metode Lampung Tengah, DAS Way Seputih,
Penman yang telah dimodifikasi. DAS Way Wayah, DAS Way Tipo Lunik
Tahap kedua, menghitung El dan DAS Way Raman.
berdasarkan nilai Ep hasil

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

242
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Grafik Hubungan Ep, EI dan CH di Kabupaten Lampung Tengah

300

250

200
(m m )

Ep
150
EI
100 CH

50

0
Mei

Juni

Juli
Jan

Okt
Sept
Agust
Mar

Apr
Febr

Nov

Des
Gambar 2. Gafik Hubungan Evapotransiprasi dan Limit Evapotranspirasi tehadap
Jumlah Curah Hujan di Kabupaten Lampung Tengah

c. Faktor K disajikan pada Tabel Lampiran D.1,


Factor K adalah factor D.2, D.3 dan D.4.
penyusutan bulanan (monthly
recession factor) yang diperlukan d. Water Surplus
dalam perhitungan volume simpan Water surplus (WS) adalah
(Vn). Nilai factor K tersebut selisih lebih antara curah hujan
dihitung berdasarkan data debit dengan EI (Limited
minimum bulanan yang terkecil evapotranspiration). Hasil analisis
(musim kemarau), yaitu pada bulan neraca air (Tabel 4.4.) menunjukkan
Agustus dan September. Pada bulan bahwa besarnya WS di DAS Way
bulan tersebut debit aliran Seputih, DAS Way Raman, DAS Way
diasumsikan sebagai aliran dasar Tipo Lunik, dan DAS Way Wayah
(base flow). Hasil perhitungan masing masing adalah 461.318,
factor K menunjukkan bahwa nilai 670.77, 217.895, dan 69.019 juta m3
factor K untuk Way Seputih adalah / tahun. WS tersebut berlangsung
0.525, Way Raman adalah 0.465, selama 6 bulan dari Desember s.d.
Way Tipo Lunik adalah 0.659 dan Mei, kecuali DAS Way Seputih hanya
Way Wayah adalah 0.474. Data hasil berlangsung selama 5 bulan yaitu
perhitungan faktor K untuk DAS dari Desember s.d. April. WS ini
Way Seputih, DAS Way Raman, DAS mengalir sebagai base flow dan direct
Way Tipo Lunik dan DAS Way Wayah run - off .

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

243
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

e. Base flow menunjukkan bahwa besarnya BF di


Base flow (BF) adalah bagian DAS Way Seputih, DAS Way Raman,
dari WS yang mengalir di badan DAS Way Tipo Lunik dan DAS Way
sungai, yang merupakan aliran air Wayah masing masing adalah,
bawah tanah yang merupakan air 219.126 , 76.169 , 74.302 dan 36.304
tanah bebas. Hasil analisis neraca air juta m3 / tahun.

Tabel 3. Hasil perhitungan rata-rata curah hujan bulanan (mm)


di Kabupaten Lampung Tengah
Rata-rata Curah Hujan (mm)
Bulan
DAS W-SPTH DAS W-RMN DAS W.T-LNK DAS W-WYH
Januari 259.0 229.5 229.5 153.2
Februari 271.3 262.4 262.4 169.2
Maret 257.4 265.0 265.0 185.2
April 133.8 106.3 106.3 111.8
Mei 129.8 126.9 126.9 96.8
Juni 65.3 66.0 66.0 46.0
Juli 96.3 89.5 89.5 53.8
Agustus 66.5 75.2 75.2 55.6
September 77.6 105.4 105.4 103.8
Oktober 108.7 113.2 113.2 97.8
November 169.0 161.7 161.7 131.0
Desember 254.0 214.5 214.5 164.0
Jumlah 1888.7 1815.5 1815.5 1368.2

f. Direct Run-off f. Run off


Direct Run off (DRO) adalah Run off (RO) adalah aliran
bagian dari WS atau curah hujan permukaan yang merupakan
lebih yang mengalir langsung sebagai penjumlahan dari BF dan DRO. Hasil
aliran permukaan. Hasil analisis analisis neraca air (Tabel 3.)
neraca air (Tabel 5.4.) menunjukkan menunjukkan bahwa besarnya RO di
bahwa besarnya DRO di DAS Way DAS Way Seputih, DAS Way Raman,
Seputih, DAS Way Raman, DAS Way DAS Way Tipo Lunik dan DAS Way
Tipo Lunik dan DAS Way Wayah Wayah masing masing adalah,
masing masing adalah, 242.192, 461.318, 142.391, 217.156, dan
66.212, 143.593 dan 69.019 juta m3 / 69.019 juta m3 / tahun.
tahun.

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

244
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Tabel 4. Neraca air berdasarkan Metoda Mock pada DAS


di Kabupaten Lampung Tengah.
Volume (Juta m3/Tahun)
Parameter DAS
Way Way Way Way Tipo
Seputih Wayah Raman Lunik
Curah Hujan (CH) 1696,162 313,679 368,925 515,807
Lim Evapotranspirasi (El) 1383,334 244,665 226,534 303,198
Water Balance
CH-El 312,828 69,014 142,391 212,609
Soil Storage
Soil Mosture
Water Surplus (WS) 461,318 69,019 142,391 217,895
Run Off and Groundwater
Storage (mm/bulan)
Infiltrasi (I)=0.535*(WS) 219,126 36,304 76,179 74,302
Vol. Simpan (Vn)=1/2(1+K)I +
K(Vn-1) 362,889 50,888 104,296
180,416
D Vn = Vn - Vn-1
Base Flow (Qn) = I - D Vn 219,126 36,304 76,179 74,302
Direct Run Off (DRO) = WS 242,192
-I 32,715 66,212 143,593
Run Off (mm/bln) = BF + DRO
461,318 69,019 142,391 217,156
Strom Run Off (mm/bulan)
Storm Run Off (5% of CH)24,163 1,782 2,390 2,005
Water Surplus 437,155 67,214 140,001 215,889
Base Flow 219,151 36,307 76,181 74,303
Direct Run Off 242,197 32,712 66,212 143,044
Run Off (mm/bln) 461,347 69,019 142,393 217,347
Volume (Juta meterkubik)
Curah Hujan 1696,162 313,679 368,925 515,807
Infiltrasi 219,126 36,304 76,179 74,302
Water Surplus 437,155 67,214 140,001 215,889
Base Flow 219,151 36,307 76,181 74,303
Direct Run Off 242,197 32,712 66,212 143,044
Run Off (mm/bln) 461,347 69,019 142,393 217,347

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

245
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

KESIMPULAN timur-barat dan barat laut-


1. Secara Geografis Kabupaten tenggara, yang kemudian
Lampung Tengah terletak pada tersesarkan membentuk lajur
10435 - 10550 Bujur Timur sesar berarah 330-320 U
dan 430 - 415 Lintang Selatan sepanjang 1650 Km.
dengan luas areal 4.789,82 Km2, 4. Daerah penelitian beriklim tropis
terbagi menjadi 28 Kecamatan basah yang dipengaruhi angin
dengan populasi penduduk pada Monsoon Asia. Suhu udara
2013 berjumlah 1.183.427 jiwa, maksimum rata-rata 33.86 o C,
atau meningkat 1,14 dan minimum 22.50 o C ,
dibandingkan tahun 2010. kelembaban relatif maksimum
2. Topografinya pada bagian timur rata rata 91.73 %, dan minimum
dan utara merupakan dataran 66.14 %), intensitas
rendah dengan ketinggian 16-65 penyinarannya 25.05 % ,
m dpl. , sedangkan pada bagian sedangkan lama penyinaran rata-
barat dan selatan berupa rata 10.00 jam , kecepatan angin
pegunungan dengan rata-rata rata-rata adalah 5.32 km/jam ,
ketinggian lebih dari 1.000 m dpl. dan rata-rata evaporasi 3.69 mm/
Tanah penyusunnya sebagian hari.
besar Andosol, Regosol/Entisol, 5. Penelitian hidrologi sungai
Ultisol, dan aluvial. Vegetasi dilakukan terhadap 4 sungai
alam hampir tidak ada lagi, utama, yaitu Way Seputih, Way
umumnya tinggal tanaman Terusan, Way Pengubuan, dan
budidaya dan perkebunan rakyat. Way Pegadungan dengan total
3. Secara geologi batuan luas DAS 2.021,96 km2, debit
penyusunnya terdiri atas Batuan minimum rata-rata tahunan
Terobosan Mesozoikum Akhir, 14,08 m3/detik, dan total volume
Formasi Komplek Gunung Kasih, air tahunan 444,027 juta m3.
Formasi Talangakar, Formasi Sungai Way Raman memiliki luas
Hulusimpang , Formasi Gumai, DAS 212,28 km2, debit rata-rata
Formasi kasai, Formasi minimal tahunan 6,8 m3/detik
Terbanggi, Formasi Lampung, dan volum air tahunannya
Batuan Gunungapi Kuarter Tua, 214,445 juta m3. Sungai Way
dan Batuan Gunungapi Kuarter Seputih luas DAS 1.296,29 km2,
Muda. Sedangkan struktur debit rata-rata minimal tahunan
geologinya merupakan bagian 3,78 m3/detik dan volume air
dari struktur geologi Sumatera tahunannya 119,206 juta m3.
yang terbentuk sejak Sungai Way Lunik luas DAS
Paleozoikum sampai Resen, 284,12 km2, debit minimum rata-
terdiri atas lipatan bersumbu rata tahunan 0,12 m3/detik dan

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

246
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

volume air tahunan 3,784 juta Seputih, DAS Way Raman, DAS
m3. Sungai Way Wayah dengan Way Tipo Lunik dan DAS Way
luas DAS 229,27 km2, debit Wayah masing masing adalah,
minimum rata-rata tahunan 3,38 242.192, 66.212, 143.593 dan
m3/detik dan volume air tahunan 69.019 juta m3 / tahun.
106,592 juta m3. Sedangkan Run off (RO)
6. Curah hujan rata-rata tahunan berdasarkan analisis neraca air
untuk setiap DAS yaitu DAS Way menunjukkan bahwa besarnya
Seputih 1.888,7 mm, DAS Way RO di DAS Way Seputih, DAS Way
Raman 1.815,5 mm, Way Lunik Raman, DAS Way Tipo Lunik dan
1.815,5 mm, dan Way Wayah DAS Way Wayah masing
1.368,2 mm. masing adalah, 461.318,
7. Direct Run off (DRO) 142.391, 217.156, dan 69.019
berdasarkan analisis neraca air juta m3 / tahun.
menunjukkan bahwa di DAS Way

Tabel 5.. Jumlah dan Debit Minimum Rata-rata Tahunan Sungai yang terdapat di
Wilayah Kabupaten Lampung tengah Tahun 1996 - 2001
No Nama Sungai Luas DAS Debit Volume/Tahun
(Km2) Min.Rata- (Juta M3/th)
rata
(m3/det)
1 Way Raman 212.28 6.80 214.445
2 Way Seputih 1296.29 3.78 119.206
3 Way Tipo Lunik 284.12 0.12 3.784
4 Way Wayah 229.27 3.38 106.592

Jumlah 2021.96 14.08 444.027

DAFTAR PUSTAKA Interscience Publication. John


Wiley & Sons. New York.
Bemmellen, V.R.W. 1949. The Gregory, K.J. and Walling, D.E. 1973.
Geology of Indonesia. Drainage Basin Form and
Government Printing Office The Process. Fletcher and Son
Hauge. Jakarta. Ltd.Norwich.
Erdelyi, M. and Galfi, J. 1988. Surface
and Subsurface Mapping in
Hydrogeology. A Wiley -

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

247
Seminar Nasional Fakultas Teknik Geologi, Bandung 24 Mei 2014

Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi . Sosrodarsono, Suyono. 2006.


Gramedia Pustaka Utama. Hidrologi Untuk Pengairan .
Jakarta. 303 hlm Pradnya Paramita. Jakarta.
Hendrayana, H. 1994. Pengantar Todd, D.K. 1980. Groundwater
Hidrogeologi. Laporan Kursus Hydrology. John Willey and Sons,
Singkat Pengelolaan Airtanah Inc. New York.
Angkatan I Yogyakarta, 6-15 Juli Zeffitni. 2010. Pendekatan
1994. UGM. Yogyakarta. Hidromorfologi dan Visualisasi
Maxey, G.B. 1964. Hydrostratigraphic Relief Pada Citra Satelit Untuk
Unit. Journal of Hydrology 2, Penentuan Model Geometrik
pp.124-129. Airtanah Cekungan Palu.
Proseding Hasil Penelitian
Rolia, Eva. 2002. Studi Air Tanah Di Universitas Gadjah Mada
Daerah Pesisir Teluk Lampung
Dengan Metode Geolistrik .
Skripsi. Universitas Lampung.
Bandar Lampung.
Ruchijat, S dan Denny, B.R. 1989.
Survey Potensi Airtanah Daerah
Palu, Sulawesi Tengah. Laporan
Kegiatan. Direktorat Geologi
Tata Lingkungan. Sub Direktorat
Hidrogeologi. Bandung.

Seaber, P.R, Sosenshein, J.S, and


Back, W. 1988.
Hydrostratigraphic Units, In:
Hydrogeology. Journal The
Geology of North America, V. 0-
2, Geol.Soc.Amer. Sukamto,
R.A.B. 1996. Geologi Lembar
Palu Sulawesi Tengah. Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Geologi. Bandung.

Seyhan, Ersin. 1990. Dasar - Dasar


Hidrologi . Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
380 hlm.

Geologi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

248

Anda mungkin juga menyukai