ANALISA HUJAN
IV - 1
11. Pergerakan air tanah yg lambat sekali ketempat yg lbh endah, shg bila terdapat
patahan bumi akan keluar sbg mata air, bila bertemu palung sungai akan
mengalir bersama surface run off. & Kembalike proses 1.
Gambar. 1
Proses Hidrologi
IV - 2
Istilah dan Defenisi yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air terdapat
dalam undang-undang tentang sumber daya air, yaitu undang-undang republik Indonesia,
No. 7 tahun 2004.
Sumber Daya Air adalah air, sumber air dan daya air yang terkandung di
dalamnya.
Air, adalah semua air yang terdapat pada, di atas dan dibawah permukaan tanah,
termasuk di dalamnya air permukaan, air hujan, air tanah, dan air laut yang berada
di laut.
Air Permukaan, adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah.
Air Tanah, adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah.
Sumber Air, adalah tempat atau wadah alami dan/ buatan yang terdapat pada, di
atas ataupun dibawah permukaan tanah.
Daya Air, adalah potensi yang terkandung dalam air dan/ wadah air yang dapat
memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia
serta lingkungannya.
Pengelolaan Sumber Daya Air, adalah upaya dalam merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi kegiatan konservasi sumber daya
air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air.
Pola Pengelolaan Sumber Daya Air, adalah kerangka dasar dalam upaya
merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi kegiatan konservasi
sumber daya air, pendayahgunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak
air.
IV - 3
Gambar 2.
DAS dan Wilayah Sungai
IV - 4
(Satuan Wilayah Sungai) yaitu dalam análisis ketersediaan air dan kegiatan konservasi
daerah aliran sungai (DAS) serta pengendalian banjir daerah sungai.
IV - 5
4.Analisa Curah Hujan
Air merupakan substansi paling melimpah di bumi ini serta air merupakan komponen
terpenting bagi semua makhluk hidup. Maka terdapat cabang ilmu yang mempelajari sifat dan
karakteristik air, kejadian, distribusi dan gerakan air yang disebut Hidrologi (Indarto, 2010).
Unsur Hidrologi yang dominan di suatu wilayah adalah curah hujan.
Curah Hujan merupakan tingi air hujan (dalam mm) yang diterima dipermukaan sebelum
mengalami aliran permukaan, evaporasi, dan peresapan/perembesan ke dalam tanah. Untuk
menghitung curah hujan ada beberapa tekhnik, tekhnik yang aling sederhana adalah dengan gelas
ukur. Gelas ukur diletakkan didepan halaman atau tempat terbuka lainnya, cara menghitungnya
dengan melihat satuan cm (centimeter), mm (milimeter) atau inchi persatuan waktu. Umumnya
cara dengan gelas ukur ini dilakukan dengan hitungan hari. Untuk menghitung data curah hujan
wilayah umumnya menggunakan metode interpolasi geostatistik diantaranya metode rata-rata
aljabar, poligon thiessen, metode Isohyet, inversi distance dan kriging (Indarto, 2010).
Metode yang pertama yaitu metode rata-rata aljabar, metode ini paling sederhana karena
metode ini yang menggunakan rata-rata dari seluruh stasiun penakar hujan yang ada di dalam
DAS. Metode yang kedua adalah dengan Metode poligon thiessen, pada metode ini
mengasumsikan bahwa tebal hujan di stasiun hujan (penakar hujan) yang terdekat jaraknya,
terletak di dalam atau di deket DAS. Interpolasi dilakukan dengan membuat batas luas satuan
yang jaraknya sama untuk setiap stasiun. Metode selanjutnya yaitu Metode Isohyet pada metode
ini.
Hujan rencana adalah hujan harian maksimum yang akan digunakan untuk menghitung intensitas
hujan. Untuk mendapatkan curah hujan rancangan (Rt) dilakukan melalui analisa frekuensi
antara lain :
A. Metode distribusi normal
keterangan:
XT = besarnya curah hujan yang terjadi dengan kala ulang T tahun
IV - 6
X bar = rata-rata hitung variat
Sx = standard deviasi
k = faktor frekuensi (nilai variabel reduksi Gauss)
keterangan:
X = nilai variat pengamatan
Slog X = standart deviasi dari logaritma
n = jumlah data
log X = logaritma rata-rata
k = faktor frekuensi
keterangan:
XT = besarnya curah hujan yang terjadi dengan kala ulang T tahun
X = rata-rata x maksimum dari seri data Xi
k = faktor frekuensi
IV - 7
Yn, Sn = besaran yang mempunyai fungsi dari jumlah pengamatan
Yt = reduksi sebagai fungsi dari probabilitas
n = jumlah data
keterangan:
log X = logaritma rata-rata
Slog X = standart deviasi dari logaritma
Cs = koefisien kemencengan
k = faktor frekuensi
n = jumlah dataketerangan:
XT = besarnya curah hujan yang terjadi dengan kala ulang T tahun
X = rata-rata hitung variat
Sx = standard deviasi
k = faktor frekuensi (nilai variabel reduksi Gauss)
IV - 8
1. Tunjukanlah contoh hubungan antara curah hujan (H) sebagai input dan aliran sungai
sebagai output (L) dari suatu DAS atau DPS.
Jawab :
Q =H–L
Q = Debit sungai ( m³ / dtk )
H = Curah Hujan ( m³ / dtk )
L = Kehilangan air ( m³ / dtk )
2. Suatu DPS luas 1500 km², selama 30 tahun tercatat data curah hujan rata-rata seluruh
DPS sebesar 2000 mm/thn, debit sungai rata-rata 20 m³/dtk. Berapa % curah hujan yang
hilang tidak menjadi debit Q.
Jawab :
Q=30 m ³ /dtk x 86400 dtk /hari x 365 hari x ¿ ¿ ¿ ¿
63072 x 104 mm ³
Q= =420 , 46 mm
16 x 10 8 mm ²
L=
[ 2000−420 , 46
2000 ]
x 100 %=78 , 98
3. Contoh metode pengukuran tebal ( Rainfall ) dari suatu pos pencatat hujan otomatis
tercatat tebal hujan sbb
1) Hitung intensitas hujan rata-rata ( mm / jam ) selama 6 jam sejak mulai hujan
yaitu jam 00°°.
2) Hitung intensitas hujan rata-rata selama terjadi hujan.
Jawab :
IV - 9
1) I hujan rata-rata selama 6 jam pertama.
I = ( 6 + 12 ) mm/6 jam
= 18/6
= 3 mm/jam
2) I rata-rata selama terjadi hujan
I = ( 6 + 12 + 30 + 12 ) mm/12 jam
= 60 / 12
= 5 mm/jam
IV - 10