Q = - KA dh/dl
Dengan Q adalah jumlah air yang mengalir melalui suatu satuan luas A
dengan gradient hidrolik sebesar dh/dl.
Factor proporsionalitas K disebut permebilitas atau konduktifitas hidrolik
yang memiliki satuan m/s.
Harga permeabilitas bergantung pada ruang/pori, sifat cairan, dan gravitasi.
Beberapa contoh harga permeabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.1.
3. Transmisibilitas
Theis (1935) yang pertama kali mengajukan istilah transmisivitas atau
transmisibilitas untuk menggambarkan sifat transportasi dari aquifer.
Transmisibilitas ( m 2 /s) pada suatu medium porous yang isotrop dan cairan
yang homogen menggambarkan jumlah cairan dengan viskositas dan gradient
hidrolik tertentu yang mengalir tegak lurus melalui suatu bidang selebar 1 m
dan setinggi ketebalan lapisan jenuh/aquifer.
6
Tabel 3.1
Beberapa Harga Permeabilitas
Kerikil 102
Pasir 10 5
Pasir halus/lempungan 108
Kaolinit 108
montmorilonit 108
T = K dm = K m
Gambar 3.2
Jenis dan Letak Akuifer pada lapisan tanah
7
dimana :
_
R = curah hujan daerah ( mm )
9
A1, A2, , An : Luas bagian bagian antara garis garis ishoyet. R1, R2, , Rn
: curahh hujan rata rata pada bagian bagian A1, A2, .., An. Cara ini adalah cara
rasional yang terbaik jika garis garis isohiet dapat digambar dengan teliti Akan
tetapi jika titik titik pengamatan itu banyak dan variasi curah hujan di daerah
bersangkutan besar, maka pada pembuatan peta isohyet ini akan terdapat
kesalahan pribadi ( individual eror ) sipembuat peta.
4. Cara Garis Potongan Antara ( intersection line methode )
Cara ini adalah cara untuk menyederhanakan cara isohyet. Garis garis
potong ini ( biasana dengan jarak 2 5 km ) yang merupakan kotak kotak
digambar pada peta isohyet. Curah hujan pada titik titik perpotongan dihitung
dari perbandingan jarak titik itu ke garis garis isohyet yang terdekat. Harga rata
rata aljabar dari curah hujan pada titik perpotongan diambil sebagai curah hujan
daerah.
5. Cara dalam elevasi ( Depth elevation )
Umpamanya curah hujan itu bertambah jika elevasi bertambah tinggi.
Dengan dimikian, dapat dibuatkan diagram mengenai hubungan antara elevasi
titik pengamatan dan curah hujan. Kuva ini dapat dibuat dengan cara kwadrat
terkecil dan lai lain. Curah hujan untuk setiap elevasi rata rata dapat diperolah
dari diagram tersebut diatas, sehingga curah hujan daerah pada daerah pada
daerah yang bersangkutan dapat dihitung menurut persamaan sebagai berikut :
_ A1R1 A2 R 2 ... AnRn
R= A1 A2 ... An
_
R : curah hujan daerah yang bersangkutan
A1, A2, , An : Luas bagian bagian di setiap ketinggian. R1, R2, , Rn :
curahh hujan rata rata pada bagian bagian A1, A2, .., An.
Cara ini adalah cocok untuk menentukan curah hujan jangka waktu yang
panjang seperti curah hujan bulanan, curah hujan tahunan.
6. Cara elevasi daerah rata rata ( Mean areal elevation method )
Cara ini dapat digunakan jika hubungan antara curah hujan dan elevasi
daerah bersangkutan dapat dinyatakan dengan sebuah persamaan linear. Curah
11
_ AiRi = Ai (a bhi)
R=
Ai Ai
=
(aAi bAihi)
Ai
=a+b
Aihi = q + b _
Ai h
_ _
Jadi jika a,b dan h didapat, maka R dapat dihitung. Cara ini adalah
cocok untuk perhitungan curah hujan jangka waktu yang panjang dan cara dalam
elevasi curah hujan yang dikemukaan pada rumus 5.
3.6. Infiltrasi
Proses masuknya air hujan ke dalam lapisan permukaan tanah dan turun
ke permukaan air tanah disebut infiltrasi. Air yang menginfiltrasi itu pertama
tama diabsorbsi untuk meningkatkan kelembapan tanah, selebihnya akan turun ke
permukaan air tanah dan mengalirkan ke sampling.
Faktor faktor yang mempengaruhi infiltrasi akan diterangkan di bawah
ini.
1. Dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan tebal lapisan
yang jenuh.
2. Kelembapan tanah
12
Dimana :
N = jumlah curah hujan per tahun ( mm )
Jt = 300 + 25 t + 0,05t^3 ( fs )
T = temperatur (C)