Anda di halaman 1dari 4

PENYALIRAN TAMBANG

TUGAS NO 2

Daerah Tangkapan Hujan, Komponen Hidrograf,

Limpasan dan Koefisien Limpasan

Dibuat Oleh :

Dhia Fahri Hamdan


100.701.18.071
Kelas D

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1441 H / 2020 M
DAERAH TANGKAPAN HUJAN, KOMPONEN HIDROGRAF,
LIMPASAN DAN KOEFISIEN LIMPASAN

A. Daerah Tangkapan Hujan (Catchment Area)


Daerah Tangkapan Hujan (DTH) merupakan suatu ekosistem dengan
unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam (tanah, air dan vegetasi) dan
sumberdaya manusia sebagai pemanfaat sumber daya alam (Asdak, 2007:4).
Daerah tangkapan hujan memiliki peranan dalam mengendalikan sirkulasi
hidrologi yang mencakup aktifitas didalamnya yaitu seperti menampung,
menyimpan, mengeluarkan air dalam kapasitasnya. Sebagai daerah tangkapan
hujan (DTH) yang terorganisir dan unsur-unsur kehidupan seperti manusia,
hewan, tumbuhan sekaligus interaksi didalamya, memungkinkan adanya
ketimpangan dari salah-satu atau beberapa unsur didalamya. Sebagai bentuk
adanya permulaan munculnya kerusakan daerah tangkapan hujan (DTH).
1. Input Daerah Tangkapan Hujan
Air hujan memberikan peranan yang sangat penting bagi kehidupan di suatu
wilayah, yaitu sebagai sumber air dalam memenuhi kebutuhan hidup. Karakter
dan luasan suatu DTH sebagai penentu besar-kecilnya kapasitas air yang
diterima. semakin luas suatu DTH maka kapasitas kemampuan dalam
menerima air hujan akan semakin besar. Sebaliknya semakin sempit cakupan
suatu DTH maka kapasitas dalam menerima curahan air hujan akan semakin
kecil. Besar-kecil kapasitas air dalam suatu DTH tidak hanya dipengaruhi oleh
luasannya saja. Namun karakteristik suatu DTH didalamya juga memberikan
pengaruh terhadap besar-keclnya kapasitas air yang diterimanya.
2. Peranan Daerah Tangkapan Hujan (DTH)
DTH sebagai pemroses, memiliki peranan seperti: menyediakan,
mengendalikan, menyimpan air dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Proses penyimpanan air, bahwa air yang diterima akan diproses untuk
disimpan sebagai cadangan air di dalam permukaan tanah, diatas
permukaan tanah atau tumbuhan, manusia dan hewan.
b. Proses mengalirkan air, bahwa dalam suatu DTH, air yang diterima akan
dialirkan dari hulu ke hilir melalui proses yang unik atau beragam seperti
aliaran air permukaan atau surface Run off, proses aliran air didalam tanah
dan proses aliran air pada daun atau batang presipitasi dan sebagainya,
termasuk proses mengalirkan air dari atap bangunan, selokan, dan sugai-
sungai.
c. Proses penampungan air, bahwa air selain disimpan didalam permukaan
tanah, tumbuhan, dan hewan serta di alirkan diatas permukaan juga akan
ditampung dalam suatu daerah cekungan yang ada di dalam suatu DTH
seperti rawa, danau dan suatu waduk sebagai peranannya dalam
menyediakan air bagi kehidupan.
3. Output Daerah Tangkapan Hujan
Daerah Tangkapan Hujan dalam sistem hidrologis terpengaruh oleh berbagai
unsur-unsur seperti iklim, jenis tanah, kemiringan, bentuk lahan, vegetasi, dan
manusia. Didalamnya terdapat perbedaan sebagai wujud keragaman fungsi
atau peranan dari karakter suatu DTH. Berdasarkan input dan proses
didalamnya akan menghasilkan output berupa aliran air baik didalam tanah
maupun di atas permukaan tanah meliputi aliran air pada sungai, rawa, danau
dan air dalam suatu bendungan. Sedangkan air dalam suatu DTH mengalir
sambil membawa material-material endapan berupa pasir, sampah, lumpur
dan sebagainya dalam ukuran dan kapasitas tertentu yang biasanya material-
material tersebut dinamakan sedimen.

B. Komponen Hidrograf
Hidrograf merupakan suatu kurva yang memberikan informasi mengenai
hubungan antara parameter aliran dan waktu. Dimana hidrograf ini akan
menggambarkan semua kombinasi dari karakteristik fisik Daerah Aliran Sungai
atau biasa dikenal dengan istilah DAS (bentuk, ukuran, kemiringan, sifat tanah)
dan karakteristik hujan (pola, intensitas dan durasi).
Pada umumnya semakin besar intensitas hujannya semakin tinggi puncak
hidrografnya. Daerah Aliran Sungai dengan intensitas hujan tetap, semakin lama
durasi hujannya sehingga melebihi waktu konsentrasi semakin lama durasi puncak
hidrografnya. Suatu hidrograf dapat dianggap sebagai suatu gambaran dari
karakteristik fisiografis dan klimatis yang mengendalikan hubungan antara curah
hujan dan pengaliran dari suatu DAS tertentu. Komponen yang merupakan sumber
penyebab aliran di sungai antara lain: air yang berasal langsung dari hujan
(precipitation), limpasan permukaan (surface runoff), aliran bawah tanah
(subsurface flow, interflow) dan aliran air tanah (groundwater flow).

Gambar 1
Komponen Hidrograf
Hidrograf aliran terdiri dari tiga komponen, diantaranya yaitu:
1. Sisi Naik (Rising Limb)
Sisi naik menandakan masih adanya kontribusi hujan terhadap debit aliran.
2. Bagian Puncak (Crest)
Puncak hidrograf adalah debit maksimum yang terjadi dalam suatu aliran
dengan waktu naik yang merupakan selang waktu antara mulai bertambahnya
aliran sampai tercapainya debit puncak.
3. Sisi Resesi (Recession Limb)
Sisi turun merupakan proses pengatusan daerah tangkapan

C. Limpasan dan Koefisien Limpasan


Koefisien limpasan (C) adalah perbandingan antara tebal limpasan (Q,m3)
dengan tebal hujan (P) pada Daerah Tangkapan Air (DTA), DAS. Berdasarkan
data-data: luas DTA (Sub DAS), debit harian, dan curah hujan setelah diolah dan
dianalisis. Koefisien limpasan ini merupakan salah satu indikator untuk menilai
suatu DAS sedang mengalami gangguan secara fisik atau tidak. Dalam pengertian
lain koefisien limpasan merupakan respons DAS terhadap curah hujan, yang mana
semakin mendekati angka 1 berarti semakin banyak air hujan yang menjadi air
larianatau menunjukkan kondisi DAS semakin terganggu.

Anda mungkin juga menyukai