perencaaan dan operasi saluran drainase, bangunan air, penyediaan air dan berbagai
faktor penting untuk menentukan banjir rencana. Banjir rencana dimaksudkan untuk
bangunan pengendali. Tahapan dalam analisis hidrologi adalah Analisis Data Curah
Hujan dan Analisis Debit Banjir Rencana. Banjir rencana ditetapkan melalui analisis
hidrologi dari sungai atau daerah pengaliran sungai dimana bangunan tersebut akan
dibangun, dengan periode ulang tertentu sesuai dengan kriteria desain yang
digunakan.
Apabila terdapat cukup banyak stasiun pencatat hujan pada suatu daerah
kabupaten maka bisa dipakai beberapa stasiun hujan saja dengan pertimbangan lokasi
yang paling berdekatan dan berpengaruh terhadap DAS Kali Batan. Data hujan yang
rerata aljabar (arithmatic mean), Poligon Thiessen, dan Metode Isohyet. Metode
1
Isohyet merupakan metode yang paling teliti, tetapi membutuhkan jaringan penakar
dengan parameter luas daerah tinjauan sebagai berikut (Sosrodarsono, 2003: 51) :
1. Untuk daerah tinjauan dengan luas 250 ha dengan variasi topografi kecil diwakili
2. Untuk daerah tinjauan dengan luas 250 – 50.000 ha yang memiliki 2 atau 3
3. Untuk daerah tinjauan dengan luas 120.000 – 500.000 ha yang memiliki beberapa
stasiun pengamatan tersebar cukup merata dan dimana curah hujannya tidak
aljabar, tetapi jika stasiun pengamatan tersebar tidak merata dapat menggunakan
Metode Thiessen.
4. Untuk daerah tinjauan dengan luas lebih dari 500.000 ha menggunakan Metode
Curah hujan maksimum tahunan didapat dari hasil tanggal kejadian curah
hujan harian maksimum pada bulan mana ditahun tertentu dengan satuan mm/ hr
kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah berhenti
tersebut, air tersebut akan tertahan sementara di sungai, danau/waduk, dan dalam
tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya (Asdak, 2004).
2
Siklus hidrologi dimulai dengan penguapan air dari laut. Uap yang dihasilkan
dibawah oleh udara yang bergerak. Dalam kondisi yang memungkinkan, uap tersebut
Presipitasi jatuh ke bumi menyebar dengan arah yang berbeda-beda dalam beberapa
cara. Sebagian besar dari presipitasi tersebut sementara tertahan pada tanah di dekat
Sebagian air mencari jalannya sendiri melalui permukaan dan bagian atas tanah
menuju sungai, sementara lainnya menembus masuk lebih jauh ke dalam tanah
menjadi bagian dari air tanah (groundwater). Di bawah pengaruh gaya gravitasi, baik
aliran air permukaan (surface streamflow) maupun air dalam tanah bergerak ke
tempat yang lebih rendah yang dapat mengalir ke laut. Namun, sejumlah besar air
permukaan dan air bawah tanah dikembalikan ke atmosfer oleh penguapan dan
3
pemeluhan (transpirasi) sebelum sampai ke laut (Linsley, dkk, 1989 dalam Febrina,
2008).
Secara gravitasi (alami) air mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang
sampai ke daerah pantai dan akhirnya akan bermuara ke laut. Aliran air ini disebut
aliran permukaan tanah karena bergerak diatas muka tanah. Aliran ini biasanya akan
memasuki daerah tangkapan atau daerah aliran menuju ke sistem jaringan sungai,
sistem danau ataupun waduk (Kodoatie dan Syarief, 2005 dalam Febrina, 2008).
Daerah Aliran Sungai disingkat DAS ialah air yang mengalir pada suatu
kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air tersebut berasal dari air hujan
yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut. Guna dari DAS adalah menerima,
menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya melalui sungai.
Konsep daerah aliran sungai atau yang sering disingkat dengan DAS
merupakan dasar dari semua perencanaan hidrologi. Secara umum Daerah Aliran
Sungai dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah, yang dibatasi oleh batas alam,
seperti punggung bukit-bukit atau gunung, maupun batas buatan seperti jalan atau
tanggul, dimana air hujan yang turun di wilayah tersebut memberikan kontribusi
4
Gambar .2. Daerah Aliran Sungai (Sumber : M. Aras 2011)
Air Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah air yang mengalir pada suatu kawasan
yang dibatasi oleh titik-titik tinggi dimana air tersebut berasal dari air hujan yang
jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut. Air pada DAS merupakan aliran air yang
yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah
dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah berhenti tersebut, air tersebut akan
5
3. Dapat menjamin kelestarian sumberdaya air. (Agus, dkk., 2007).
Salah satu fungsi utama dari DAS adalah sebagai pemasok air dengan
kuantitas dan kualitas yang baik terutama bagi orang di daerah hilir. Alih guna lahan
hutan menjadi lahan pertanian akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas tata air pada
Analisis data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah hujan dan
intensitas hujan.
Curah hujan rancangan adalah hujan tebesar tahunan dengan peluang tertentu
yang mungkin terjadi di suatu daerah, atau hujan dengan suatu kemungkinan periode
ulang tertentu.
antara lain :
penakarhujan di dalam areal tersebut selama satu periode tertentu. Cara ini
akan menghasilkan nilai rata-rata curah hujan yang baik, apabila daerah
penakaran masing-masing pos penakar tidak menyimpang jauh dari nilai rata-
6
Formulasi rata-rata aljabar (Arithmetic Mean Method) untuk mendapatkan
X 1+ X 2+ …+ X n n X i
X rerata= =∑ ………………………………………... 1
n 1 n
Dimana :
Metode ini sering digunakan pada analisis hidrologi karena metode ini lebih
baik dan obyektif dibanding dengan metode lainnya. Cara Polygon Thiessen
ini dipakai apabila daerah pengaruh dan curah hujan rata-rata tiap stasiun
merata. Cara ini memperhitungkan luas daerah yang mewakili dari pos-pos
Pada metode ini dianggap bahwa data curah hujan dari suatu tempat
Dimana :
7
A , B , C , D=Besarnya hujan masing−masing stasiun
Metode ini merupakan metode yang paling akurat untuk menentukan hujan
dengan data curah hujan yang ada dibuat garis-garis yang merupakan daerah
yang mempunyai curah hujan yang sama (isohyet). Kemudian luas bagian di
sebagai nilai rata-rata timbang dari nilai kontur, kemudian dikalikan dengan
daerah maka akan didapat curah hujan areal yang dicari, dengan rumus
sebagai berikut :
A1 R1 + A 2 R 2+ …+ An Rn
X rerata = …………………………………………....
A 1 + A 2 +…+ A n
Dimana :
8
Berdasarkan ketiga metode tersebut, pemilihan metode yang cocok dipakai
pada suatu DAS dapat ditentukan dengan mempertimbangkan tiga faktor berikut :
2) Luas DAS.
3) Topografi DAS.
4) rancangan antara lain, Metode Log Pearson III dan Metode Gumbel.
logaritmis.
Nilai rerata :
LogX=
∑ LogX
n
σ LogX=
∑
[
(LogX )2−∑ ( LogX )2 /n
n−1 ]
n2 ∑ ( LogX )3 − 3 n ∑ ( LogX )2 +2 ∑ (LogX )3
Cs=
n(n−1)(n−2)(σ LogX )3
dengan :
LogX=LogX−LogX
Standart deviasi :
[ ]
1/2
σ LogX=
∑ (LogX −LogX )2
n−1
9
Koefisien asimetri :
n ∑ ( LogX− LogX )
3
Cs=
(n−1)(n−2 )( σ LogX )3
kebenaran analisa curah hujan baik terhadap simpangan data vertikal ataupun
perhitungan curah hujan rencana diterima atau ditolak, maka perlu dilakukan uji
kesesuaian distribusi. Uji ini dilakukan secara vertikal dengan metode Chi Square
Uji Chi Kwadrat digunakan untuk menguji simpangan secara vertikal apakah
distribusi pengamatan dapat diterima oleh distribusi teoritis. Agar distribusi frekwensi
yang dipilih dapat diterima, maka harga X2hit < X2Cr. Harga X2Cr dapat diperoleh
significant).
10
2
( Ef −Of )
X =∑
2
Ef
dengan :
kelasnya
Nilai X2 yang terdapat ini harus lebih kecil dari nilai X 2 Cr (Chi-kuadrat
kritik) yang didapat dari tabel, untuk suatu derajad nyata tertentu (level of
significance), yang sering diambil sebesar 5%. Derajat kebebasan ini secara umum
DK = k – (P + 1)
dengan :
distribusi Chi-kuadrat = 2
Dalam hal ini disarankan pula agar banyaknya kelas tidak kurang dari 5
(lima). Apabila ada kelas yang frekwensinya kurang dari 5 maka dapat dilakukan
11
Uji Smirnov Kolmogorof digunakan untuk menguji simpangan secara
dan empiris. Kemudian dibandingkan antara ∆maks dan ∆cr dari tabel. Apabila
∆maks < ∆cr, maka pemilihan metode frekwensi tersebut dapat diterapkan untuk data
yang ada.
Dengan membandingkan probabilitas untuk semua varian, dari ditribusi empiris dan
didapat dari tabel Δ kritis untuk Tes Smirnov Kolmogorov) Untuk derajat nyata
(level of significance) dan banyaknya varian yang tertentu, maka dapat disimpulkan
diperlukan curah hujan jam-jaman. Pada umumnya data hujan tersedia pada stasiun
meteorologi adalah data hujan harian, artinya data yang tercatat secara kumulatif
selama 24 jam.
harga sesuatu Intensitas Curah Hujan, terutama bila dipergunakan metode Ratio.
12
Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada suatu kurun
2
I=( )( )
Rt 24
24 t
3
dengan :
Analisa Frekuensi
statistika yang bertujuan untuk memprediksi suatu besaran hujan atau debit dengan
masa ulang tertentu. Analisis frekuensi data hidrologi juga bertujuan untuk
Tujuan dari analisis frekuensi curah hujan adalah untuk memperoleh curah
hujan dengan beberapa periode ulang. Dalam statistik dikenal beberapa jenis metode
distribusi frekuensi dan yang banyak digunakan dalam hidrologi yaitu : Metode
Distribusi Normal, Metode Log Normal, Metode Log Pearson Type III.
13
Dari ketiga metode yang ada, metode yang dipakai untuk perhitungan hujan rencana
untuk kala ulang 1 tahun, 2 tahun, 5 tahun dan 10 tahun adalah Metode Log Pearson
Type III.
Parameter penting dalam Log Pearson Type III yaitu nilai rata-rata,
sama dengan nol maka distribusi kembali ke ditribusi Log Normal. Tidak
debit puncak, maka Probabilitas distribusi Log Pearson Type III masih tetap
Y T =Y + K T . S ………………………………………………………...... 4
14
Lanjutan
15
Dalam analisis statistik, terdapat parameter-parameter yang dapat membantu
1. Nilai rata-rata
n
1
X= ∑ X ………………………………………………………….
n i=1
5
2. Deviasi standar
S=¿….......................................................... 6
3. Koefisien Variasi (Cv)
S
C= ………...……………….......................................................... 7
X
4. Koefisien Skewness
1
n ∑ ( X i− X )
i=1 ………………………………………………….. 8
C s= 3
( n−1 ) (n−2) S
5. Koefisien Kurtosis
n
n2 ∑ ( X i−X )
i=1 ……………………………………………….
C k= 4
( n−1 ) ( n−2 )( n−3 ) S
9
Intensitas Hujan
Intensitas hujan adalah tinggi curah hujan dalam periode tertentu yang
dinyatakan dalam satuan mm/jam. Durasi adalah lamanya suatu kejadiaan hujan.
Intensitas hujan yang tinggi pada umumnya berlangsung dengan durasi pendek dan
16
meliputi daerah yang tidak sangat luas. Hujan yang meliputi daerah yang luas, jarang
sekali dengan intensitas yang tinggi, tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup
panjang. Kombinasi dari intensitas hujan yang tinggi dengan durasi yang panjang
jarang terjadi, tetapi apabila terjadi berarti sejumlah besar volume air bagaikan
ditumpahkan dari langit (Sudjarwadi, 1987 dalam Suroso & Hery, 2006)
Dalam Rumus empiris untuk menghitung intensitas hujan dalam menentukan debit
berikut :
( )
R 24 2
I= 24 3
…………………………………………………………... 10
24 t
Dimana :
Jika data yang tersedia adalah data hujan jangka pendek dapat dihitung dengan
a
I= ………………………………………………………………….
t+b
11
Dimana :
a dan b = Konstanta yang tergantung pada lamanya hujan yang terjadi di DAS.
17
Waktu Konsentrasi
Menurut Suripin (2004), waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh
air hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh sampai ke tempat keluaran DAS
(titik kontrol) setelah tanah menjadi jenuh. Dalam hal ini diasumsikan bahwa jika
durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi, maka setiap bagian DAS secara
memperkirakan waktu konsentrasi, dimana dalam hal ini durasi hujan diasumsikan
( )
2 0.385
0.87 x L
t c= ……………………………………………………………. 12
1000 x S0
Dengan:
Limpasan permukaan merupakan air hujan yang tidak dapat ditahan oleh tanah,
vegetasi atau cekungan dan akhirnya mengalir langsung ke sungai atau laut. Besarnya
nilai aliran permukaan sangat menentukan besarnya tingkat kerusakan akibat erosi
18
maupun banjir. Besarnya nilai aliran permukaan dipengaruhi oleh curah hujan,
vegetasi (penutup lahan), adanya bangunan penyimpan air dan faktor lainnya.
Laoh (2002) mengatakan bahwa pada lahan bervegetasi lebat, air hujan yang
jatuh akan tertahan pada vegetasi dan meresap ke dalam tanah melalui vegetasi dan
seresah daun di permukaan tanah, sehingga limpasan permukaan yang mengalir kecil.
Pada lahan terbuka atau tanpa vegetasi, air hujan yang jatuh sebagian besar menjadi
limpasan permukaan yang mengalir menuju sungai, sehingga aliran sungai meningkat
dengan cepat.
hidrologi Das, karena jumlah hujan dialihragamkan menjadi aliran sungai (run off)
melalui limpasan permukaan, aliran bawah tanah, maupun aliran air tanah. Menurut
Haan, et al,. (1982) dalam Setyowati (2010), hujan dan aliran adalah saling
berhubungan dalam hal hubungan antara volume hujan dengan volume aliran,
distribusi hujan per waktu mempengaruhi hasil aliran, dan frekuensi kejadian hujan
mempengaruhi aliran.
19
a. Faktor meteorologi.
limpasan itu tidak sebanding dengan peningkatan curah hujan lebih, yang
2. Durasi hujan.
Di setiap daerah aliran mempunyai satuan durasi hujan atau lama hujan
kritis. Jika lamanya curah hujan itu kurang dari lamanya hujan kritis,
maka lamanya limpasan akan sama dan tidak tergantung dari intensitas
curah hujan. Jika lamanya curah hujan itu lebih panjang, maka lamanya
daerah pengaliran itu sama dan umpamanya jumlah curah hujan itu sama,
20
maka curah hujan yang distribusinya merata yang mengakibatkan debit
kadang terjadi oleh curah hujan lebat yang distribusinya merata, dan
sering kali terjadi oleh curah hujan biasa yang mencakup daerah yang luas
kecil, debit puncak maksimum dapat terjadi oleh curah hujan lebat dengan
b. Karakteristik DAS.
dinyatakan sebagai jumlah total dari Das, melainkan sebagai laju dan
luas Das. Ini berkaitan dengan waktu yang diperlukan air untuk mengalir
dari titik terjauh sampai ke titik kontrol (waktu konsentrasi) dan juga
dua buah Das yang bentuknya berbeda namun mempunyai luas yang
2. Topografi.
21
Tampakan rupa muka bumi atau topografi seperti kemiringan lahan,
dengan Das yang landai dengan parit yang jarang dan adanya cekungan-
cekungan.
bahwa semua air hujan mengalir sebagai aliran permukaan. Pada Das
yang masih baik, harga C mendekati nol dan semakin rusak suatu Das
Metode Rasional
ditimbulkan oleh hujan deras pada daerah tangkapan (Das) kecil. Suatu Das disebut
Das kecil apabila distribusi hujan dapat dianggap seragam dalam suatu ruang dan
waktu, dan biasanya durasi hujan melebihi waktu konsentrasi. Metode Rasional dapat
22
menggambarkan hubungan antara debit limpasan dengan besar curah hujan, secara
Q =0.02785 . C . I . A …....……………………………………………………
13
Dengan :
I = Intensitas hujan
Beberapa asumsi dasar untuk menggunakan metode Rasional adalah sebagai berikut
(Wanielista, 1990).
a. Curah hujan terjadi dengan intensitas yang tetap dalam satu jangka waktu
Koefisien Limpasan
Koefisien limpasan adalah persentase jumlah air yang dapat melimpas melalui
permukaan tanah dari keseluruhan air hujan yang jatuh pada suatu daerah.Semakin
kedap suatu permukaan tanah, maka semakin tinggi nilai koefisien pengalirannya.
23
Koefisien aliran permukaan (C) merupakan pengaruh tata guna lahan dalam
aliran permukaan dan besarnya curah hujan. Nilai C berkisar antara 0 – 1. Nilai C = 0
menunjukkan bahwa semua air hujan terintersepsi dan terinfiltrasi ke dalam tanah,
sebaliknya untuk nilai C = 1 menunjukkan bahwa air hujan mengalir sebagai aliran
permukaan. Pada Das yang baik harga C mendekati nol dan semakin rusak suatu Das
maka harga C semakin mendekati satu (Kodoatie dan Syarief, 2005 dalam Febrina,
2008).
Untuk besarnya nilai koefisien aliran permukaan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Business
Perkotaan 0.70 – 0.95
Pinggirin 0.50 – 0.70
Perumahan
Rumah tunggal 0.30 – 0.50
Multiunit, terpisah 0.40 – 0.60
Multiunit, tergabung 0.60 – 0.75
Perkampungan 0.25 – 0.40
Apartemen 0.50 – 0.70
Industri
Ringan 0.50 – 0.80
Berat 0.60 – 0.90
Perkerasan
Aspal dan beton 0.70 – 0.95
Batu bata, paving 0.50 – 0.70
Atap 0.75 – 0.95
24
Taman tempat bermain 0.20 – 0.35
Taman, perkuburan 0.10 – 0.25
Hutan
Datar, 0-5% 0.10 – 0.40
Bergelombang 5-10% 0.25 – 0.50
Berbukit, 10-30% 0.30 – 0.60
Semak Belukar 0.15 – 0.30
(Sumber:McGuen, 1989 dalam Suripin, 2004)
Pada umumnya tipe aliran melalui saluran terbuka adalah turbulen, karena
kecepatan aliran dan kekasaran dinding relatif besar. Aliran melalui saluran terbuka
akan turbulen apabila angka Reynolds Re> 2.000 dan laminer apabila Re < 500.
V .L
Re = ………………………………………………………………………..
ʋ
14
A
R= ……………………………………………………………………….... 15
P
Untuk mencari nilai kecepatan aliran dapat menggunakan rumus Manning yang dapat
25
2 1
1
V = . R 3 . S 2 …………………..... .………………………………………..…. 16
n
n = Koefisien Manning
Nilai koefisien Manning dapat dicari dengan melihat Tabel 3 di bawah ini :
Qext =V . A ………………………………………………………………….… 17
26
Penampang melintang saluran yang paling ekonomis adalah saluran yang dapat
Ada 2 macam jenis bentuk penampang saluran yang biasa digunakan dalam
1. Saluran terbuka, yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang
terletak di daerah yang mempunya luasan yang cukup, ataupun untuk drainase
lingkungan.
2. Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk
Potongan melintang saluran yang paling ekonomis adalah saluran yang dapat
melewati debit maksimum untuk luas penampang basah, kekasaran, dan kemiringan
27
Perhitungan Dimensi Saluran
R = A/ P .…………………………………………………………….…. 20
A = (b +mh)h………………………………………………………......... 21
P = b + 2h√1 + m2 …………………………………….………………... 22
[ ][ ]
2/3
1 (b+ m h)h
. S1/2
n b+2 h √1+m2
Q = (b + mh) h …........................................ 23
m = kemiringan talut
28
Gambar .3. Penampang Saluran Trapesium
HIDROLOGI
29
NAMA : RENSI S. MAKARUKU
KELAS : TKJJ 5C
30