Anda di halaman 1dari 30

KETERSEDIAAN AIR DI SUNGAI

o Ketersediaan data debit sungai jangka waktu yang panjang sangat


diperlukan untuk keperluan perencanaan air irigasi, perikanan, air baku
dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
o Fungsi bangunan pengambilan untuk mensuplai kebutuhan air
sepanjang musim, sehingga untuk mendapatkan keseimbangan
persediaan air sesuai perencanaan diperlukan perhitungan debit
andalan (dependable discharge) untuk mengetahui besarnya debit yang
tersedia sepanjang tahun, baik pada musim kemarau maupun musim
hujan.
o Model debit/keseimbangan air sudah banyak dikembangkan oleh para ahli
diantaranya: model tangki (1956), model model SMAR, Soil Moisture
Accounting Rainfall (1970), model SimHyd (1972), model FJ. Mock (1973),
model Sacramento (1973), model Nreca, National Rural Electric Cooperative
Association (1985), model AWBM, Australian Water Balance Model (1993),
model Nugroho (2006) dan model MockWyn-UB (2013).
o Di Indonesia model simulasi hujan aliran yang sering digunakan adalah
Dr. FJ. Mock, NRECA dan model Tangki.
MODEL FJ. MOCK
 FJ. Mock dalam makalahnya Land and Capability Apprasial and
WaterAvailability Apprasial, Bogor, Indonesia, 1973 memperkenalkan cara
perhitungan simulasi aliran sungai dari data hujan, evapotranspirasi dan
karakteristik hidrologi daerah aliran sungai.
 Model ini dihasilkan dari penelitian empiris dengan memasukkan data hujan
bulanan dan parameter fisik lainnya yang sifatnya juga bulanan, sehingga
menghasilkan debit aliran simulasi bulanan.
Persamaan FJ. Mock

1. Hujan
Nilai hujan bulanan (P) didapat dari pencatatan data hujan bulanan (mm) dan
jumlah hari hujan pada bulan yang bersangkutan (h)
2. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi terbatas adalah evapotranspirasi actual dengan
mempertimbangkan kondisi vegetasi dan permukaan tanah sehingga
persamaannya sebagai berikut: d
E = ETo* x .m
30
Dimana:
• E = perbedaan antara evapotranspirasi potensial dan evapotranspirasi
terbatas (mm)
• ETo* = evapotranspirasi potensial (mm)
• d = jumlah hari kering atau hari tanpa hujan dalam 1 bulan
• m = prosentase lahan yang tidak tertutup vegetasi, ditaksir dari peta tata
guna lahan, diambil:
– m = 0 % untuk lahan dengan hutan lebat
– m = 0 % pada akhir musim hujan, dan penambahan 10 % setiap bulan
kering untuk lahan dengan hutan sekunder
– m = 10 % - 40 % untuk lahan yang tererosi/eroding
– m = 30 % - 50 % untuk lahan pertanian yang diolah (sawah, ladang,
perkebunan dll)
Jumlah permukaan kering setengah bulanan (d) dihitung dengan asumsi bahwa
tanah dalam satu hari hanya mampu menahan air 12 mm dan selalu menguap
sebesar 4 mm. Berdasarkan frekwensi curah hujan di Indonesia dan sifat infiltrasi
serta penguapan dari tanah permukaan, didapat hubungan:
•d = 3/2 (18 – h) atau d = 27 – 3/2 h
•h = jumlah hari hujan dalam sebulan
Selanjutnya substitusi persamaan tersebut di atas sehingga diperoleh:
•E /ETo* = m/20 (18 – h)
•E = ETo* x (m/20 x (18 – h)
•ET = ETo* – E
•ET = evapotranspirasi terbatas
Soil water surplus adalah volume air yang akan masuk ke permukaan tanah.
•Soil water surplus = (P – ET) – soil storage
•Soil water surplus = 0 jika deficit, yaitu : (P – ET) > soil storage
Initial storage adalah besarnya volume air pada saat permulaan mulainya
perhitungan. Ditaksir sesuai dengan keadaan musim, jika musim hujan initial
storage bisa menyamai nilai moisture capacity, tetapi pada musim kemarau
nilainya akan menurun lebih kecil dari nilai soil moisture capacity.
3. Keseimbangan air di permukaan tanah
Keseimbangan air di permukaan tanah dihitung berdasarkan besarnya curah
hujan bulanan dikurangi nilai evapotranspirasi terbatas rata-rata bulanan
sehingga dperoleh persamaan:
ΔS = P – ET

Dimana:
• ΔS = perubahan kandungan air tanah (soil storage).
• Nilainya positip apabila P > ET, air masuk ke dalam tanah
• Nilainya negatif apabila P < ET, sebagian air tanah keluar sehingga terjadi
defisit
Soil Storage (SS) adalah perubahan volume air yang ditahan oleh tanah yang
besarnya tergantung pada ΔS dan SS bulan sebelumnya.
• Soil Moisture (SM) adalah volume air untuk melembabkan tanah yang
besarnya tergantung ΔS, SS, dan SM bulan sebelumnya.
• Soil Moisture Capacity (SMC) adalah volume air yang diperlukan untuk
mencapai kapasitas kelengasan tanah
Water Surplus (WS) adalah volume air yang akan masuk ke permukaan tanah,
yaitu:
• WS = ΔS – SS dan WS = 0 jika ΔS < SS
•WS = 0 jika ΔS < SS
Simpanan awal (initial storage) didefinisikan sebagai besarnya volume pada saat
permulaan mulainya perhitungan. Ditaksir sesuai keadaan musim, untuk musim
hujan bisa sama dengan SMC tetapi untuk musim kemarau pada umumnya
dipakai data kadar air tanah.

4. Simpanan air tanah (ground water storage)


Nilai runoff dan ground water besarnya tergantung dari keseimbangan air dan
kondisi tanahnya. Data yang diperlukan adalah:
•Koefisien infiltrasi ( I ) diambil 0,2 - 0,5
•Faktor resesi aliran air tanah (k) diambil 0,4 - 0,7
Persamaan:
•In = WS x I
•Vn = k . Vn-1 + 0,5 (1 + k). In
•ΔVn = Vn – Vn-1
Dimana:
• In = infiltrasi, volume air yang masuk ke dalam tanah
• Vn = volume air tanah
• Vn-1 = volume air tanah bulan ke (n-1)
• ΔVn = perubahan volume air tanah
• I = koefisien infiltrasi
• k = faktor resesi aliran air tanah
5. Aliran Sungai
• Base Flow (BF) = Infiltrasi ( I ) – perubahan volume air tanah (ΔVn)
• Direct Run Off (DR) = kelebihan air (WS) – Infiltrasi (I)
• Aliran = Base Flow (BF) + Direct Run Off (DR)
P h E

SOIL STORAGE

SOIL MOISTURE WATER SURPLUS

GROUND WATER

BASE FLOW DIRECT RUN OFF

TOTAL DISCHARGE

Tangki Mock dan bagan alir metode FJ. Mock


CONTOH PERHITUNGAN
Model NRECA
Nreca (Dengan Tabel)
Perhitungan dilakukan dengan tahapan sbb:

1. Input nama bulan (Januari – Desember)


2. Input hujan rata-rata bulanan (Rb)
3. Input Nilai penguapan peluh potensial (PET)
4. Input tampungan kelengasan awal (Wo), coba-coba di mulai bulan Januari
5. Hitung tampungan kelengasan tanah (soil moisture storage, Wi) dengan persamaan
Wi = Wo/ Nominal

Nominal = 100 + 0,2 Ra

Ra = hujan tahunan

6. Hitung rasio Rb/PET


7. Hitung rasio AET/PET
AET = penguapan peluah actual yang dapat diperoleh dari grafik
1. Hitung AET = (AET/PET) x PET
2. Hitung neraca air = Rb – AET
3. Hitung Rasio kelebihan kelengasan (excess moisture) yang dapat diperoleh sbb:
a. Bila neraca air positif, maka rasio tersebut dapat diperoleh dari grafik dengan
memasukkan nilai tampungan kelengasan tanah (Wi)
b. Bila neraca air negatif, rasio = 0
4. Hitung kelebihan kelengasan = rasio kelebihan kelengasan x neraca air
5. Hitung perubahan tampungan = neraca air – kelebihan kelengasan
6. Hitung tampungan air tanah = P1 x kelebihan kelengasan
P1 = parameter yang menggambarkan karakteristik tanah permukaan (kedalama 0 – 2m,
nilainya 0,1 – 0,5 tergantung pada sifat lulus air lahan

P1 = 0,1 bila bersifat kedap air

P1 = 0,5 bila bersifat lulus air


1. Hitung tampungan air tanah awal yang harus dicoba-coba dengan nilai awal = 2
2. Hitung tampungan air tanah akhir = tampungan air tanah awal + tampungan air tanah akhir
3. Hitung aliran air tanah = P2 x tampungan air tanah akhir
P2 = parameter seperti P1 tetapi untuk lapisan tanah dalam (kedalaman 2 – 10)

P2 = 0,9 bila bersifat kedap air

P2 = 0,5 bila bersifat lulus air

4. Hitung limpasan langsung (direct run off) = kelebihan kelengasan – tampungan ait tanah
5. Aliran total = limpasan langsung + aliran air tanah
Gambar. Rasio AET/PET Rasio
Gambar. Rasio tampungan kelengasan tanah
Debit Andalan
• Debit andalan adalah debit yang diharapkan selalu tersedia sepanjang tahun dengan
risiko kegagalan yang diperhitungkan sekecil mungkin (Lily Montarcih Limantara,
2009), (Soemarto, 1987). Debit andalan untuk berbagai keperluan disajikan pada
tabel berikut:

Kebutuhan Debit Andalan (%)


Air minum 99

Air Irigasi 95 - 98

Air Irigasi:  

- Daerah basah 70 - 85

- Daerah kering 80 - 95

PLTA 85 - 90

Probabilitasnya dihitung dengan persamaan Weibull (Hadisusanto, 2011):


m Dimana:
P -P = probabilitas (%)
n 1 -m = nomor urut data
-n = jumlah data pengamatan

Anda mungkin juga menyukai