Anda di halaman 1dari 11

PERENCANAAN POLA OPERASI EMBUNG BULUNG UNTUK

KEBUTUHAN AIR BAKU DESA BULUNG KABUPATEN BANGKALAN

Andre Prasetio1, Widandi Soetopo2, Dian Chandrasasi2


1
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
1
andre.prasetio.022@gmail.com

ABSTRAK
Dalam studi ini menggunakan data-data sekunder antara lain data penduduk, curah hujan,
klimatologi, karakteristik DAS, dan teknis embung. Data penduduk digunakan untuk menghitung
kebutuhan air baku. Data hujan digunakan untuk menghitung debit andalan (inflow), Menurut Suyono
Sosrodarsono (2003:204) keandalan debit inflow yaitu air cukup (26,02%), air normal (50,68%), air
rendah (75,34%) dan air kering (97,30%) serta dengan beberapa keandalan operasi. Metode simulasi
yang digunakan mempunyai tujuan untuk mengetahui pola operasi embung. Persamaaan yang digunakan
adalah kontiunitas massa aliran yang merupakan hubungan antara masukan (inflow), keluaran (outflow),
dan perubahan tampungan embung. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah debit inflow,
evaporasi, jenis tanah dan kebutuhan yang harus dilayani embung..
Dari hasil perhitungan kebutuhan air baku di Desa Bulung pada tahun 2032 kebutuhan air baku
sebesar 227,12 m3/hari. Debit inflow dengan beberapa kondisi keandalan (26,02%, 50,68%, 75,34%,
97,30%) rata-rata sebesar 0,008 m3/detik. Dari perhitungan simulasi operasi embung diperoleh jumlah
penduduk yang dapat terlayani dengan beberapa kondisi keandalan (26,02%, 50,68%, 75,34%, 97,30%)
sebanyak 11496 orang. Keandalan embung ditetapkan 90%. Pola operasi embung menggunakan aturan
operasi berdasarkan tampungan, didapatkan batas minimum embung berkisar 0% - 90% dan dari hasil
simulasi operasi embung didapatkan prosentase lepasan berdasarkan tampungan total berkisar 8% -
100% dengan simulasi operasi menggunakan 10 kelas nilai lepasan yang paling optimal (pemenuhan
kebutuhan yang terbesar dan spillout yang terkecil).

Kata Kunci: Inflow, Outflow, Simulasi Operasi Embung

ABSTRACT
This study is using the secondary data between the inhabitants of other data, rainfall,
climatology, characteristic of watershed, and technical reservoir. The population data used to calculate
water requirement. Rain data used to calculate discharge (inflow), according to suyono sosrodarsono
(2003: 204) the reliability of inflow which are enough water discharge (26,02%), normal water
discharge (50,68%), low water discharge (75,34%), dry water discharge (97,30%) and the others. The
purpose of simulation method is for knowing the reservoir operation pattern. The formulas that will be
used are mass flow continuity which has connection between inflow, outflow and the reservoir changing
water level. The data are inflow discharge, evaporation, soil media and the water domestic service by
reservoir.
From the calculation of water requirement in Bulung village at 2032, standard water
requirement of 227,12 m3 per day. Discharge inflow with some of the condition of the reliability of
(26,02 %, 50,68 %, 75,34 %, 97,30 %) an average of 0,008 m3per second. Simulation operation reservoir
obtained total population who can be served with some of the condition of the reliability of (26,02 %,
50,68 %, 75,34 %, 97,30 %) total 11496 people. The reliability of reservoir set 90 percent. The pattern
operation of reservoir using rules based the storage, obtained the minimum limits reservoir ranges 0 %
to 90 percent and the result of reservoir operation, releases the percentage total range of 8% - 100%
with 10 class operation simulation using releases most optimal value.(the greatest demand and spillout
its smallest)

Keywords: Inflow, Outflow and Simulation of Reservoir

PENDAHULUAN kebutuhan air baku, yaitu air yang


Ketergantungan manusia terhadap digunakan manusia untuk menunjang
tersedianya air untuk menunjang hidupnya sehari-hari.
kehidupan sangatlah besar. Terutama
Salah satu daerah yang masih b. Metode Eksponensial
mengalami kekurangan air yaitu pada
Desa Bulung Kabupaten Bangkalan Pn = P0 . er n
Provinsi Jawa Timur. Oleh karena itu,
untuk memenuhi kebutuhan air baku dimana:
bagi penduduk Desa Bulung maka perlu Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n
dilakukan perencanaan tentang P0 = jumlah pendidik pada awal tahun
pengoperasian Embung Bulung r = angka pertumbuhan penduduk (%)
sehingga dapat memenuhi kebutuhan n = interval waktu (tahun)
khususnya kebutuhan air baku.
e = bilangan logaritma natural
IDENTIFIKASI MASALAH
Kemudian kedua metode tersebut
Pada saat ini Perusahaan Daerah
diuji dengan menggunakan faktor
Air Minum (PDAM) Kabupaten
korelasi untuk menentukan metode
Bangkalan masih mengandalkan mata
mana yang digunakan. Faktor korelasi
air Sumber Pocong di Desa tangkel
didapatkan dari grafik berikut ini:
yang mencapai 63 liter/detik yang
hanya mampu memenuhi kebutuhan air
baku warga hanya sebesar 40% dari
total penduduk Kabupaten Bangkalan.
Selain itu peningkatan jumlah
penduduk di Kabupaten Bangkalan
yang menuntut cukupnya ketersediaan
air baku di musim penghujan terlebih di
musim kemarau.
Dengan dibangunnya Embung Gambar 1. Grafik Proyeksi Penduduk
Bulung maka perlu dilakukan suatu Metode Geometri
studi untuk menganalisa besarnya
potensi air serta pola operasi embung
yang bisa dimanfaatkan untuk
pemenuhan air baku bagi masyarakat
sekitar Embung Bulung.

METODE PENELITIAN
1. Proyeksi Penduduk
Metode yang digunakan untuk Gambar 2. Grafik Proyeksi Penduduk
Metode Eksponensial
memproyeksikan jumlah penduduk
yaitu: 2. Kebutuhan Air Baku
a. Metode Geometri
Untuk menghitung jumlah kebutuhan
n
Pn = P0 . (1 + r) air baku digunakan rumus sebagai
berikut:
dimana:
Q = Pn x q
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n
P0 = jumlah pendidik pada awal tahun Dimana:
r = angka pertumbuhan penduduk (%) Q = kebutuhan air baku
n = interval waktu (tahun)
Pn = jumlah penduduk terlayani (jiwa)
q = debit keluaran individu
3. Curah Hujan Rerata f(n/N) = fungsi kecerahan
= 0,1 + (0,9 . n/N)
Untuk menghitung curah hujan N = jumlah jam yang sebenarnya
rerata digunakan metode rata-rata dalam 1 hari matahari bersinar
hitung yaitu dengan rumus berikut: terang (jam)
f(u) = fungsi dari kecepatan angin
P1 P2 P3 .... Pn
P pada ketinggian 2 m dalam
n satuan (m/dt)
Dimana: = 0,27 (1 + 0,864 u)
P1, P2, . Pn adalah curah hujan yang u = kecepatan angin (m/dt)
tercatat di pos penakar hujan 1, 2, ., n (ea-ed) = perbedaan tekanan uap jenuh
dan n adalah banyaknya pos penakar dengan tekanan uap yang
sebenarnya
hujan.
ed = ea Rh
4. Evapotranspirasi Potensial Rh = kelembaban relatif (%)
ea = tekanan uap jenuh (mbar)
Untuk menentukan evapotranspirasi ed = tekanan uap sebenarnya (mbar)
potensial menggunakan rumus Penman
sebagai berikut: 5. Ketersediaan Debit Aliran F.J
Mock
ET0 = c . ET0* a. Singkapan Lahan (m)
ET0* = w (0,75.Rs Rn-1) + (1 w) Singkapan lahan disesuaikan
f(u) (ea ed)
dengan tataguna lahan.
Dengan:
Tabel 1. Singkapan Lahan Sesuai
ET0 = evapotranspirasi rujukan Tataguna Lahan
(mm/hari) m
c = angka koreksi Penman yang No Jenis Penggunaan Lahan
(%)
memasukkan harga perbedaan 1 Hutan lebat 0
kondisi cuaca
2 Lahan yang terisolasi 10 40
ET0* = besaran evapotranspirasi
Lahan pertanian yang
potensial sebelum dikoreksi 3 30 50
diolah
(mm.hari)
Sumber: Hadisusanto, 2010:231
W = faktor yang berhubungan
dengan temperature (t) dan b. Koefisien Infiltrasi
elevasi daerah Infiltrasi yaitu proses masuknya air
Rs = radiasi gelombang pendek hujan kedalam permukaan tanah/batuan
dalam suatu evaporasi
melalui gaya gravitasi dan kapiler.
(mm/hari)
= (0,25 + 0,54 n/N) Ra Tabel 2. Koefisien Infiltrasi
Ra = radiasi gelombang pendek yang
Berdasarkan Jenis Batuan (Ci)
memenuhi batas luar atmosfir
(angka angot) yang dipengaruhi No Jenis Batuan Ci
1 Vulkanik muda 0,30 0,50
oleh letak lintang daerah.
(mm/hari). Vulkanik tua, muda
2 0,15 0,25
Rn-1 = radiasi bersih gelombang dan sedimen
panjang (mm/hari) 3 Batu pasir 0,15
= f(t) . f(ed) . f(n/N) Sedimen lanau, batu
4 0,15
f(t) = fungsi suhu cukup kedap
f(ed) = fungsi tekanan uap 5 Batu gamping 0,30 0,50
= 0,34 (0,044 . ed0,5) Sumber: Kurniawan, 2009:14
c. Kapasitas Kelembapan Tanah 7. Analisa Pola Operasi Embung
(Soil Moisture Capacity) Operasi waduk (reservoir
Kapasitas kelembapan tanah adalah operation) adalah penampungan aliran
air sungai ke dalam sebuah waduk
banyaknya air yang dapat dikandung
(reservoir) dan pelepasan daripada air
oleh tanah (Sosrodarsono: 1987:72). yang telah ditampung tersebut untuk
Untuk tanah dengan kelembaban berbagai tujuan tertentu (Soetopo,
tanah maksimum 25% maka kapasitas 2010:2). Pola operasi embung bertujuan
tanah tersebut 25 cm air pada tanah untuk menentukan pelepasan air dari
seluas 1 m2. Biasanya kelembaban tampungan dengan memperhatikan
tanah ditaksir berkisar antara 50 sampai inflow dan outflow. Pola operasi
dengan 250 mm per m2. embung dilakukan dengan mengacu
pada hasil simulasi tampungan.
Tabel 3. Angka Kedalaman
a. Simulasi Tampungan Embung
Kelembaban Tanah
Salah satu operasi dibagi-bagi
SMC
No Tipe Vegetasi menjadi sejumlah periode, misalnya
(mm)
1 Padang Rumput 75 bulanan, 15 harian, 10 harian,
2 Umbi akar 100 mingguan, maupun harian. Persamaan
Tanaman padi gandum dan umum simulasi operasi embung adalah
3 140 Neraca Keseimbangan Air (water
sejenisnya
4 Tegalan 200 balance). Persamaan secara matematika
Sumber: Asdak, 2004:139 simulasi kapasitas tampungan waduk
dinyatakan sebagai berikut (Mc.
d. Initial Storage Mahon, 1978:24):
Initial Storage adalah besarnya St+1 = St + Qt Dt Et Lt
volume air pada saat awal perhitungan dengan:
e. Faktor Resesi Air tanah St+1 = Tampungan waktu pada akhir
Dalam perhitungan kandungan air interval waktu
tanah (Ground Water Storage) terdapat t = Interval waktu yang digunakan
faktor resesi air tanah (k), Faktor resesi St = Tampungan embung pada awal
air tanah (k) adalah 0 1,0 harga k. interval waktu
Qt = Aliran masuk selama interval
6. Analisis Debit Andalan waktu t
Perhitungan debit andalan dilakukan Dt = Lepasan air selama interval
dengan metode tahun dasar (basic waktu t
year), yaitu dengan mengambil suatu Et = Evaporasi selama interval waktu
pola debit dari tahun ke tahun tertentu t
pada setiap kondisi keandalan debit. Lt = Kehilangan kehilangan air lain
Rumus yang digunakan yaitu rumus dan embung selama interval
Weibull: waktu t mempunyai nilai yang
kecil dan dapat diabaikan
m C = Tampungan aktif (tampungan
P x100%
n 1 efektif)
Dimana: b. Kegagalan dan Keandalan
P = Probabilitas (%) Embung
m = Nomor urut data debit Peluang kegagalan sebuah
n = Jumlah data pengamatan debit tampungan waduk adalah perbandingan
antara jumlah satuan waktu pada waktu
waduk kosong dengan jumlah satuan
total yang digunakan dalam proses Hasil grafik proyeksi penduduk
analitis (Mc.Mahon, 1978:17) : menunjukkan koefisien korelasi 0.994
P untuk metode geometri, dan pada
Pe x100% metode eksponensial koefisien korelasi
N
Sedangkan definisi keandalan adalah : sebesar 0.995. sehingga perhitungan
proyeksi penduduk yang akan diambil
Re = 100 Pe yaitu metode eksponensial karena
memiliki angka mendekati +1
c. Pedoman Lepasan Pola Operasi dibandingkan metode geometri oleh
Embung Berdasarkan karena itu metode eksponensial ini
Tampungan mendekati perkembangan penduduk
Pedoman operasi waduk (rule sesungghuhnya. Maka kebutuhan air
curve) adalah grafik yang menunjukkan baku sebesar:
hubungan antara prosentase
pemenuhan kebutuhan (sumbu tegak), Tabel 5. Volume kebutuhan air baku
sementara besarnya tampungan diukur Desa Bulung
De sa
dengan prosentase tampungan waduk No Tahun
De sa Bulung No Tahun
Bulung
3
terhadap kapasitas tampungan aktual (m /hr) (m 3 /hr)
0 2012 120,96 11 2023 171,05
(sumbu mendatar). 1 2013 124,83 12 2024 176,52
2 2014 128,83 13 2025 182,17
Pada aturan operasi waduk dimana 3 2015 132,95 14 2026 188
lepasan berdasrkan status tampungan 4 2016 137,2 15 2027 194,02
5 2017 141,59 16 2028 200,23
waduk, maka dilakukan pembatasan 6 2018 146,12 17 2029 206,64
terhadap lepasan apabila tampungan 7 2019 150,8 18 2030 213,25
8 2020 155,63 19 2031 220,07
waduk menurun besarnya. 9 2021 160,61 20 2032 227,12
10 2022 165,75

HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber: Perhitungan


1. Perhitungan Proyeksi
Pertumbuhan Penduduk 2. Analisis Curah Hujan
Perhitungan pertumbuhan penduduk a. Uji Konsistensi dengan Metode
menggunakan 2 metode kemudian diuji RAPS
dengan faktor korelasi. Tabel 6. Hasil Uji Konsistensi Curah
Tabel 4. Proyeksi Pertumbuhan Hujan Stasiun Klampis
No Tahun R Sk* I Sk*I Dy2 Sk** I Sk** I
Penduduk Desa Bulung 1 1996 59,00 -22,56 22,56 28,26 -0,73 0,73
Penduduk Desa Bulung (jiwa)
No Tahun 2 1997 96,00 14,44 14,44 11,59 0,47 0,47
Geometri Eksponensial
3 1998 83,00 1,44 1,44 0,12 0,05 0,05
0 2012 2016 2016
4 1999 87,00 5,44 5,44 1,65 0,18 0,18
1 2013 2080 2081 5 2000 61,00 -20,56 20,56 23,47 -0,67 0,67
2 2014 2145 2147 6 2001 140,00 58,44 58,44 189,76 1,90 1,90
3 2015 2213 2216 7 2002 45,00 -36,56 36,56 74,24 -1,19 1,19
4 2016 2282 2287 8 2003 141,00 59,44 59,44 196,31 1,94 1,94
5 2017 2354 2360 9 2004 140,00 58,44 58,44 189,76 1,90 1,90
6 2018 2428 2435 10 2005 97,00 15,44 15,44 13,25 0,50 0,50
11 2006 91,00 9,44 9,44 4,96 0,31 0,31
7 2019 2505 2513
12 2007 74,00 -7,56 7,56 3,17 -0,25 0,25
8 2020 2584 2594
13 2008 80,00 -1,56 1,56 0,13 -0,05 0,05
9 2021 2665 2677 14 2009 54,00 -27,56 27,56 42,18 -0,90 0,90
10 2022 2749 2762 15 2010 57,00 -24,56 24,56 33,50 -0,80 0,80
11 2023 2836 2851 16 2011 45,00 -36,56 36,56 74,24 -1,19 1,19
12 2024 2925 2942 17 2012 58,00 -23,56 23,56 30,83 -0,77 0,77
18 2013 60,00 -21,56 21,56 25,81 -0,70 0,70
13 2025 3017 3036
jumlah 1468,00 0,00 445,11 943,25 1,94 Max
14 2026 3112 3133 rata-rata 81,56 0,00 24,73 52,40 0,05 min
15 2027 3210 3234 Sumber: Perhitungan
16 2028 3311 3337
17 2029 3416 3444
18 2030 3523 3554
19 2031 3634 3668
20 2032 3749 3785

Sumber: Perhitungan
Tabel 7. Hasil Uji Konsistensi Curah Hujan Stasiun Klampis
No Tahun R Sk* I Sk*I Dy2 Sk** I Sk** I
1 1996 87,00 -49,83 49,83 137,96 -0,50 0,50
2 1997 98,00 -38,83 38,83 83,78 -0,39 0,39
3 1998 96,00 -40,83 40,83 92,63 -0,41 0,41
4 1999 96,00 -40,83 40,83 92,63 -0,41 0,41
5 2000 75,00 -61,83 61,83 212,41 -0,62 0,62
6 2001 75,00 -61,83 61,83 212,41 -0,62 0,62
7 2002 60,00 -76,83 76,83 327,96 -0,78 0,78
8 2003 154,00 17,17 17,17 16,37 0,17 0,17
9 2004 152,00 15,17 15,17 12,78 0,15 0,15
10 2005 501,00 364,17 364,17 7367,63 3,68 3,68
11 2006 168,00 31,17 31,17 53,96 0,31 0,31
12 2007 95,00 -41,83 41,83 97,22 -0,42 0,42
13 2008 104,00 -32,83 32,83 59,89 -0,33 0,33
14 2009 99,00 -37,83 37,83 79,52 -0,38 0,38
15 2010 225,00 88,17 88,17 431,85 0,89 0,89
16 2011 97,00 -39,83 39,83 88,15 -0,40 0,40
17 2012 204,00 67,17 67,17 250,63 0,68 0,68
18 2013 77,00 -59,83 59,83 198,89 -0,60 0,60
jumlah 2463,00 0,00 1166,00 9816,69 3,68 Max
rata-rata 136,83 0,00 64,78 545,37 0,15 min
Sumber: Perhitungan
b. Curah Hujan Rerata
Tabel 8. Curah Hujan Rerata 10 Harian
Bulan Bulan
Tahun Periode Jumlah Tahun Periode Jumlah
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
I 42,0 174,5 40,0 11,5 6,5 31,5 0,0 9,0 0,0 13,5 110,0 32,0 I 109,5 44,0 153,5 56,0 16,0 72,0 65,5 5,0 0,0 1,5 0,0 47,0
1996 II 0,0 141,0 27,5 15,5 21,0 5,0 0,0 6,0 0,0 25,5 57,5 15,0 1048,5 2005 II 76,0 34,5 112,5 30,0 0,0 47,5 3,5 1,0 0,0 54,5 27,5 118,0 1736,5
III 32,5 0,0 22,5 2,0 19,5 0,0 0,0 33,0 0,0 92,0 31,5 31,0 III 0,0 25,5 105,0 15,5 8,5 9,0 9,0 20,0 4,0 119,0 217,5 128,5
I 101,5 83,5 32,0 88,5 13,0 26,5 0,0 0,0 0,0 0,0 33,0 0,0 I 53,5 95,0 82,0 19,5 26,5 21,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5,5 10,0
1997 II 126,5 19,0 66,0 10,0 25,0 43,5 0,0 0,0 0,0 44,0 69,5 75,5 1532,0 2006 II 0,5 14,0 57,0 2,5 0,0 0,0 16,0 0,0 0,0 0,0 0,5 94,5 1145,0
III 30,0 120,5 131,5 94,5 4,5 28,0 9,0 0,0 5,0 113,0 104,5 34,5 III 346,0 108,5 86,0 1,0 58,5 0,0 3,5 0,0 0,0 0,0 5,0 38,5
I 15,0 89,5 144,5 34,5 26,0 44,0 38,5 0,0 0,0 111,0 267,0 24,0 I 65,5 73,0 65,0 14,0 5,5 0,0 0,0 0,0 4,5 5,5 46,5 98,0
1998 II 12,5 29,0 9,0 48,0 70,0 22,5 13,0 2,0 45,0 119,0 10,0 141,5 2124,5 2007 II 83,0 29,5 77,0 9,5 0,0 0,0 2,5 0,0 0,0 0,0 17,5 123,0 1203,5
III 52,0 76,5 108,5 103,5 0,0 48,5 74,0 0,0 116,5 158,0 46,0 25,5 III 98,5 61,0 162,5 55,0 25,0 34,5 0,0 0,0 0,0 6,0 0,0 41,5
I 46,5 129,5 1,5 161,0 72,0 3,5 11,0 0,0 0,0 0,0 93,0 99,5 I 46,5 76,0 42,0 3,0 37,0 3,0 0,0 0,0 0,0 23,0 26,5 74,5
1999 II 115,0 27,5 45,5 18,0 19,0 2,5 1,0 0,0 0,0 44,0 24,0 87,0 1529,0 2008 II 26,5 115,0 41,5 3,0 0,0 13,5 0,0 7,5 0,0 14,0 24,5 152,0 1187,0
III 159,0 24,0 101,5 5,0 0,0 7,0 0,0 1,5 34,0 48,5 20,0 127,5 III 103,0 54,0 130,0 1,0 4,0 0,0 0,0 19,5 0,0 29,5 18,5 98,5
I 137,5 80,0 16,3 16,7 54,8 18,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 38,0 I 188,5 67,5 183,0 95,0 33,5 21,5 18,5 0,0 0,0 0,0 0,5 51,0
2000 II 95,7 139,8 23,0 50,8 8,8 15,3 0,0 0,0 0,0 0,0 10,0 61,0 1208,0 2009 II 116,5 108,0 8,0 72,5 123,0 11,5 0,0 20,0 21,0 0,0 42,0 59,0 1856,5
III 77,0 10,3 106,7 58,0 5,7 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 17,0 167,5 III 89,5 132,0 11,5 16,5 155,0 0,0 40,5 0,0 0,0 0,0 28,5 142,5
I 69,5 118,0 40,5 23,0 14,8 70,5 0,0 0,0 0,0 15,5 13,0 32,0 I 67,0 7,0 43,0 116,5 125,5 210,5 42,5 93,5 93,0 86,0 99,5 177,5
2001 II 31,5 84,0 48,8 7,5 39,3 47,5 0,0 0,0 0,0 12,5 31,5 63,5 1153,0 2010 II 93,5 128,0 113,5 54,5 79,5 146,5 79,0 49,0 79,0 148,0 9,5 129,5 3503,0
III 29,5 45,0 42,3 20,5 30,5 8,0 0,0 0,0 0,0 31,5 63,0 120,0 III 129,5 82,0 142,5 196,0 150,5 36,0 206,0 36,5 40,5 59,0 82,5 71,0
I 68,0 79,5 103,0 13,5 51,0 0,0 0,0 0,0 0,0 4,0 33,5 43,0 I 129,0 35,5 88,5 90,5 112,5 0,0 4,0 0,0 0,0 0,0 50,3 151,8
2002 II 80,5 21,5 45,5 42,0 13,0 6,5 0,0 0,0 0,0 0,0 73,5 44,0 1155,0 2011 II 95,5 6,0 47,0 76,5 4,5 0,0 6,5 0,0 4,8 3,5 13,8 91,3 1649,5
III 99,5 62,0 142,5 27,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 5,5 64,5 32,0 III 50,0 82,5 59,5 69,0 13,0 60,5 23,5 0,0 0,0 128,3 51,3 100,8
I 19,5 123,0 0,0 38,5 4,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 10,5 11,5 I 270,0 104,3 89,0 115,0 65,0 25,0 0,0 0,0 0,0 5,0 25,5 12,0
2003 II 54,0 14,0 12,0 10,5 1,5 0,0 6,0 0,0 0,0 0,0 33,0 30,5 810,0 2012 II 176,0 89,0 114,3 76,5 26,0 52,5 0,0 0,0 0,0 47,3 34,0 124,0 1739,5
III 122,5 8,5 203,0 19,0 2,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 33,5 52,5 III 50,8 26,0 91,5 70,0 2,5 0,0 0,0 0,0 0,0 1,0 3,5 44,0
I 39,0 192,0 15,5 10,0 21,0 0,0 14,0 0,0 0,0 0,0 1,0 69,5 I 125,3 30,0 14,3 81,5 11,3 16,0 32,3 15,5 13,3 0,0 27,5 76,0
2004 II 61,0 46,5 83,0 29,0 31,0 47,5 0,0 0,0 0,0 0,0 37,5 29,5 1143,5 2013 II 88,3 65,7 49,3 89,0 93,0 43,3 44,0 0,0 5,3 17,5 30,0 93,8 1520,4
III 62,0 91,0 109,5 9,0 16,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 19,5 109,0 III 34,5 32,5 125,3 13,0 24,0 32,5 20,0 5,0 0,5 9,0 38,0 124,5

Sumber : Hasil Perhitungan


3. Evapotranspirasi Potensial
Tabel 9. Perhitungan Potensial Metode Penman
Bulan
No. Uraian Satuan
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
1 Temperatur (t) C 27,70 28,00 27,90 27,90 27,70 27,10 27,00 27,00 27,30 27,60 27,70 27,20
2 Kecepatan angin (u) m/det 3,47 2,75 3,21 3,21 3,32 3,62 3,42 4,23 4,03 4,18 3,06 2,75
3 Kelembapan relatif (Rh) % 80 78 78 74 73 70 67 65 64 67 71 79
4 Kecerahan matahari (n/N) % 47,8 62,5 56,6 80,1 83 88,3 88,8 94,4 97,7 93,3 76,6 52
Perhitungan
5 Nilai angot (Ra) mm/hari 15,94 16,05 15,55 14,56 13,26 12,62 12,92 13,86 14,95 15,75 15,89 15,84
6 Tekanan uap jenuh (ea) mbar 37,16 37,91 37,64 37,64 37,16 35,87 35,66 35,66 36,30 36,95 37,16 36,09
7 Tekanan uap nyata (ed = ea*Rh) 29,73 29,57 29,36 27,85 27,13 25,11 23,89 23,18 23,23 24,75 26,38 28,51
8 w 0,77 0,78 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77
9 1-w 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,24 0,24 0,23 0,23 0,23 0,23
10 Fungsi suhu f(t) 16,24 16,31 16,28 16,28 16,24 16,10 16,08 16,08 16,15 16,22 37,16 16,12
11 Radiasi gelombang pendek (Rs) mm/hari 8,10 9,43 8,64 9,94 9,26 9,17 9,42 10,53 11,63 11,87 10,55 8,41
12 Perbedaan tekanan uap jenuh
dengan tekanan uap (ea - ed) mbar 7,43 8,34 8,28 9,79 10,03 10,76 11,77 12,48 13,07 12,19 10,78 7,58
13 Fungsi tekanan uap f(ed) mbar 0,10 0,10 0,10 0,11 0,11 0,12 0,12 0,13 0,13 0,12 0,11 0,11
14 Fungsi kecerahan matahari f (n/N) 0,53 0,66 0,61 0,82 0,85 0,89 0,90 0,95 0,98 0,94 0,79 0,57
15 Fungsi angin f(u) m/dt 1,08 0,91 1,02 1,02 1,04 1,11 1,07 1,26 1,21 1,25 0,98 0,91
16 Radiasi bersih gelombang panjang
(Rn1 = F(t)*f(ed)*f(n/N)) mm/hari 0,86 1,09 1,01 1,44 1,52 1,72 1,81 1,96 2,02 1,85 3,34 0,96
17 ET* = w*(0,75Ra - Rn1) + (1-w)*f(u)*(ea-ed) mm/hari 4,92 5,88 5,38 6,47 6,12 6,20 6,51 7,33 8,11 8,06 5,43 5,10
18 Angka koreksi ( c) 1,10 1,10 1,00 1,00 0,95 0,95 1,00 1,00 1,10 1,10 1,15 1,15
19 ETo = ET* x c mm/hari 5,41 6,47 5,38 6,47 5,82 5,89 6,51 7,33 8,92 8,87 6,25 5,87

Sumber : Hasil Perhitungan


4. Perhitungan debit Aliran FJ. Mock
Tabel 10. Rekapitulasi Debit aliran FJ. Mock 1996 2013 Sub DAS Bulung
Debit (m3/dt)
Bulan Periode

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Jan I 0,002 0,030 0,009 0,007 0,047 0,019 0,015 0,001 0,000 0,033 0,013 0,011 0,006 0,067 0,017 0,044 0,103 0,038
II 0,001 0,039 0,001 0,034 0,032 0,006 0,020 0,006 0,008 0,020 0,006 0,020 0,002 0,043 0,026 0,031 0,074 0,025
III 0,000 0,006 0,003 0,049 0,019 0,003 0,023 0,030 0,008 0,005 0,118 0,023 0,023 0,027 0,037 0,010 0,018 0,005
Feb I 0,056 0,022 0,021 0,046 0,022 0,035 0,020 0,039 0,066 0,005 0,041 0,018 0,018 0,019 0,008 0,005 0,036 0,004
II 0,048 0,005 0,003 0,010 0,047 0,024 0,005 0,007 0,012 0,002 0,014 0,005 0,035 0,035 0,042 0,003 0,030 0,012
III 0,011 0,048 0,025 0,008 0,010 0,014 0,020 0,005 0,031 0,002 0,051 0,018 0,016 0,062 0,036 0,029 0,009 0,003
Maret I 0,006 0,006 0,048 0,004 0,005 0,004 0,028 0,003 0,006 0,048 0,026 0,013 0,006 0,069 0,008 0,024 0,025 0,002
II 0,003 0,015 0,008 0,005 0,003 0,005 0,007 0,002 0,021 0,036 0,015 0,018 0,004 0,013 0,035 0,008 0,036 0,004
III 0,002 0,036 0,029 0,023 0,025 0,002 0,039 0,061 0,029 0,029 0,021 0,047 0,034 0,007 0,043 0,008 0,025 0,032
April I 0,001 0,025 0,006 0,053 0,004 0,001 0,007 0,009 0,006 0,012 0,005 0,008 0,006 0,026 0,039 0,022 0,037 0,020
II 0,001 0,006 0,005 0,009 0,005 0,001 0,004 0,005 0,004 0,005 0,003 0,005 0,003 0,018 0,014 0,017 0,022 0,024
III 0,000 0,025 0,027 0,005 0,007 0,000 0,003 0,003 0,002 0,003 0,002 0,007 0,002 0,005 0,070 0,015 0,018 0,005
Mei I 0,000 0,005 0,005 0,015 0,006 0,000 0,003 0,002 0,001 0,002 0,001 0,002 0,001 0,003 0,046 0,032 0,014 0,003
II 0,000 0,003 0,014 0,003 0,002 0,000 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,035 0,026 0,006 0,004 0,022
III 0,000 0,002 0,003 0,002 0,001 0,000 0,001 0,001 0,000 0,001 0,004 0,001 0,000 0,045 0,047 0,003 0,002 0,003
Juni I 0,000 0,001 0,002 0,001 0,001 0,011 0,000 0,000 0,000 0,013 0,001 0,001 0,000 0,009 0,080 0,002 0,002 0,002
II 0,000 0,001 0,001 0,001 0,000 0,003 0,000 0,000 0,002 0,004 0,000 0,000 0,000 0,005 0,058 0,001 0,005 0,001
III 0,000 0,000 0,003 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,003 0,014 0,008 0,001 0,001
Juli I 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,010 0,000 0,000 0,000 0,002 0,009 0,001 0,001 0,000
II 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,002 0,000 0,000 0,000 0,001 0,020 0,001 0,000 0,000
III 0,000 0,000 0,010 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,001 0,065 0,000 0,000 0,000
Agust I 0,000 0,000 0,002 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,032 0,000 0,000 0,000
II 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,012 0,000 0,000 0,000
III 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,005 0,000 0,000 0,000
Sept I 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,024 0,000 0,000 0,000
II 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,020 0,000 0,000 0,000
III 0,000 0,000 0,030 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,005 0,000 0,000 0,000
Okt I 0,000 0,000 0,034 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,022 0,000 0,000 0,000
II 0,000 0,002 0,038 0,002 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,006 0,000 0,000 0,000 0,000 0,049 0,000 0,003 0,000
III 0,018 0,026 0,050 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,028 0,000 0,000 0,000 0,000 0,013 0,031 0,000 0,000
Nop I 0,032 0,004 0,105 0,023 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,004 0,000 0,002 0,000 0,000 0,030 0,009 0,000 0,000
II 0,013 0,015 0,018 0,003 0,000 0,000 0,014 0,000 0,000 0,003 0,000 0,000 0,000 0,001 0,007 0,003 0,000 0,000
III 0,004 0,030 0,014 0,002 0,000 0,010 0,012 0,000 0,000 0,076 0,000 0,000 0,000 0,000 0,021 0,006 0,000 0,000
Des I 0,002 0,005 0,007 0,026 0,000 0,001 0,003 0,000 0,012 0,014 0,000 0,023 0,015 0,005 0,062 0,048 0,000 0,014
II 0,001 0,018 0,047 0,023 0,009 0,010 0,002 0,000 0,002 0,039 0,023 0,036 0,048 0,009 0,046 0,028 0,034 0,024
III 0,001 0,003 0,007 0,034 0,048 0,030 0,001 0,003 0,025 0,039 0,003 0,005 0,026 0,039 0,019 0,027 0,004 0,032

Total tahunan 0,203 0,380 0,580 0,387 0,292 0,183 0,229 0,177 0,239 0,446 0,347 0,267 0,248 0,551 1,107 0,424 0,504 0,277

Sumber: Perhitungan sejumlah periode, misalnya bulanan, 15


harian, 10 harian, mingguan, maupun
5. Debit Andalan
harian.
Perhitungan debit andalan Dalam operasi Embung Bulung
menggunakan analisa tahun dasar mempunyai skala prioritas pelayanan
perencanaan (basic year). Keandalan kebutuhan dalam penyediaan air untuk
debit yang digunakan sebesar 26,02%, melayani kebutuhan air baku Desa
50,68%, 75,34%, dan 97,30%. Bulung. Waktu yang digunakan
Tabel 11 Debit Andalan simulasi 18 tahun operasi dan 1 tahun
NO.
Total Debit Total Debit Terurut Probabilitas untuk masing-masing keandalan debit.
Tahun Q (m3/dt) Tahun Q (m3/dt) %
1 1996 0,203 2010 1,107
Dalam perhitungan simulasi operasi
2 1997 0,380 1998 0,580 embung menggunakan 2 macam nilai
3 1998 0,580 2009 0,551
4 1999 0,387 2012 0,504
lepasan yaitu, simulasi 5 kelas lepasan
5 2000 0,292 2005 0,446 26,02 dan simulasi 10 kelas lepasan. Tujuan
6 2001 0,183 2011 0,424
7 2002 0,229 1999 0,387 menggunakan 2 kelas lepasan untuk
8 2003 0,177 1997 0,380 mendapatkan nilai yang lebih optimal
9 2004 0,239 2006 0,347
10 2005 0,446 2000 0,292 50,68 (pemenuhan kebutuhan yang terbesar
11
12
2006
2007
0,347
0,267
2013
2007
0,277
0,267
dan spillout yang terkecil) dari simulasi
13 2008 0,248 2008 0,248 operasi embung.
14 2009 0,551 2004 0,239 75,34
15 2010 1,107 2002 0,229
Perilaku yang diterapkan dalam
16 2011 0,424 1996 0,203 simulasi ini adalah sebagai berikut:
17 2012 0,504 2001 0,183
18 2013 0,277 2003 0,177 97,30
1. Simulasi dilakukan pada
Sumber: Perhitungan kondisi debit air cukup, air
normal, air rendah, dan air
6. Simulasi Operasi Embung kering.
Lingkup waktu dari simulasi 2. Operasi embung didasarkan
mencakup 1 tahun operasi atau lebih pertimbangan antara aliran
tergantung dari kebutuhannya. Salah masuk dan aliran keluar.
satu operasi dibagi-bagi menjadi
3. Terjadi Keseimbangan antara
volume tampungan, yaitu
kondisi awal dan akhir operasi.
4. Semua lepasan untuk melayani
kebutuhan air baku di usahakan
semaksimal mungkin
5. Awal simulasi dilakukan pada
saat kondisi tampungan waduk Gambar 6 Grafik Hubungan
dalam keadaan penuh setelah Tampungan Dan Outflow dengan
masa pengisian pada musim Keandalan Debit 97,30% Menggunakan
hujan. 5 Kelas Nilai Lepasan

Gambar 3 Grafik Hubungan


Tampungan Dan Outflow dengan Gambar 7 Grafik Hubungan
Keandalan Debit 26,02% Menggunakan Tampungan Dan Outflow dengan
5 Kelas Nilai Lepasan Keandalan Debit 26,02% Menggunakan
10 Kelas Nilai Lepasan

Gambar 4 Grafik Hubungan


Tampungan Dan Outflow dengan Gambar 8 Grafik Hubungan
Keandalan Debit 50,68% Menggunakan Tampungan Dan Outflow dengan
5 Kelas Nilai Lepasan Keandalan Debit 50,68% Menggunakan
10 Kelas Nilai Lepasan

Gambar 5 Grafik Hubungan


Tampungan Dan Outflow dengan
Gambar 9 Grafik Hubungan
Keandalan Debit 75,34% Menggunakan
Tampungan Dan Outflow dengan
5 Kelas Nilai Lepasan
Keandalan Debit 75,34% Menggunakan
10 Kelas Nilai Lepasan
Tabel 13 Hasil Rekapitulasi Simulasi
Berdasarkan 10 Kelas Nilai Lepasan
Lepasan (%)
Batas tampungan
No Untuk keandalan Dedit
(%) 94,74% 75,34% 50,68% 26,02%
1 0 6 7 5 18
2 20 32 28 30 39
3 40 52 47 60 59
4 60 72 76 65 80
5 80 97 93 96 100
Jumlah penduduk yang terlayani 7770 9315 11842 13927
Total Spillout (m3) 87643,93 114033,23 145382,60 198452,07
Gambar 10 Grafik Hubungan Sumber: Perhitungan
Tampungan Dan Outflow dengan
Keandalan Debit 97,30% Dari hasil rekapitulasi diatas
Menggunakan 10 Kelas Nilai menunjukkan bahwa simulasi
Lepasan berdasarkan 10 kelas nilai lepasan lebih
optimal optimal (pemenuhan kebutuhan
7. Kegagalan dan Keandalan yang terbesar dan spillout yang terkecil)
Embung dibandingkan dengan simulasi
Kegagalan embung ditentukan berdasarkan 5 kelas nilai lepasan
dengan prosentase jumlah kegagalan
dari total periode simulasi. Sedangkan KESIMPULAN DAN SARAN
keandalan embung ditentukan dengan Dari penelitian ini dapat disimpulkan
prosentase jumlah keberhasilan dari sebagai berikut:
total periode simulasi. 1. Besarnya kebutuhan air baku Desa
Bulung tahun 2032 sebesar 227,12
Berikut ini adalah keandalan m3/hr.
embung pada perhitungan simulasi 18 2. Besarnya debit inflow yang
tahun: digunakan dalam analisis adalah
debit andalan berdasarkan
P = 66 (jumlah kegagalan) keandalan debit, yaitu keandalan
N = 648 (jumlah periode simulasi) 26,02 % (debit Air cukup), 50,68 %
P 66 (debit Air normal), 75,34 % (debit
Pe = 0,102 ,sehingga
N 648 Air rendah), dan 97,30 % (debit Air
= 1- 0,102 = 0,8981 kering). Debit andalan pada tiap
Maka keandalan embung adalah kondisi tersebut disajikan pada tabel
90%, sehingga jumlah kegagalan berikut:
yang diijinkan sebanyak 10% Tabel 14 Debit andalan pada tiap
kondisi
8. Pedoman Lepasan Pola Operasi Debit
Debit
No Kondisi rata-
Embung Bulung Andalan
rata
Dari hasil simulasi operasi 1 26,02%
Debit Air
0,0124
berdasarkan aturan lepasan dengan 5 Cukup
Debit Air
kelas dan 10 kelas nilai lepasan maka 2 50,68%
Normal
0,0081
didapatkan pola operasi sebagai berikut: Debit Air
3 75,34% 0,0066
Rendah
Tabel 12 Hasil Rekapitulasi Simulasi 4 97,30%
Debit Air
0,0049
Berdasarkan 5 Kelas Nilai Lepasan Kering
Batas tampungan
Lepasan (%) Sumber: Perhitungan
No Untuk keandalan Dedit
(%) 94,74% 75,34% 50,68% 26,02%
1 0 6 7 5 18 3. Pedoman lepasan pola operasi pada
2 20 32 28 30 39
3 40 52 47 60 59 Embung Bulung menggunakan
4
5
60
80
72
97
76
93
65
96
80
100
aturan lepasan berdasarkan
Jumlah penduduk yang terlayani
Total Spillout (m3)
7770
87643,93
9315 11842
114033,23
13927
145382,60 198452,07
tampungan dengan beberapa kelas
Sumber: Perhitungan nilai lepasan pada tiap kondisi
keandalan debit. Hasil dari simulasi Anonim. 2014. Peta Infrastruktur
didapatkan sebagai berikut: Kabupaten Bangkalan. Dari
I. Operasi embung berdasarkan http://loketpeta.pu.go.id.
tampungan dengan 5 kelas nilai (diakses 11 Agustus 2014).
lepasan sebagai berikut:
Tabel 15 Hasil Operasi Asdak, C. 2004. Hidrologi dan
Embung dengan 5 kelas nilai Pengelolaan Daerah Aliran
lepasan Sungai. Yogyakarta: Gadjah
Jumlah Mada University Press.
Debit Penduduk Spillout
No
Andalan Yang (m3) Dhian, I. 2008. Analisis Keseimbangan
Terlayani
Air di Sub DAS Lesti Tahun
1 26,02% 13967 198452,07
2008 Tahun 2028. Skripsi.
2 50,68% 11842 145382,60 Tidak Diterbitkan. Jurusan
3 75,34% 9315 114033,23 Teknik Pengairan Universitas
4 97,30% 7770 87643,93 Brawijaya Malang.
Sumber: Perhitungan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
II. Operasi waduk berdasarkan 2000. Panduan Penulisan
tampungan dengan 10 kelas nilai Skripsi. Malang : Jogja
lepasan Mediautama
Tabel 16 Hasil Operasi Hadisusanto, Nugroho. 2010. Aplikasi
Embung dengan 10 kelas nilai Hidrologi. Malang : Jogja
lepasan Mediautama.
Jumlah
Debit Penduduk Spillout
No
Andalan Yang (m3)
Harto, Sri. 1993. Analisa Hidrologi.
Terlayani Jakarta : Gramedia Pustaka
1 26,02% 13967 198452,07 Utama.
2 50,68% 11842 145382,60
Kurniawan, Rizal A. 2009. Studi
3 75,34% 9315 114033,23 Potensi Ketersediaan Air
4 97,30% 7770 87643,93 Untuk Pemenuhan Kebutuhan
18
922600
Air Baku dalam Perencanaan
5 Tahun 8258 Embung Kasinan Kota Batu.
Juta
Operasi
Sumber: Perhitungan
Skripsi. Tidak Diterbitkan.
Jurusan Teknik Pengairan
Simulasi berdasarkan 10 kelas nilai Universitas Brawijaya
lepasan lebih optimal dibandingkan Malang.
dengan simulasi berdasarkan 5 kelas
nilai lepasan dikarenakan hasil dari Mc. Mahon, T.A, Mein, R.G. 1978.
simulasinya jumlah penduduk yang Reservoir Capacity and Yield.
dapat terlayani lebih besar, dan spillout Amsterdam: Elvesier Scientific
lebih kecil. Publishing Company.
Montarcih, Lily. dan Soetopo, Widandi.
DAFTAR PUSTAKA 2009. Statistika Terapan Untuk
Teknik Pengairan. Malang :
Anonim. 2007. Basic Design Embung CV. Citra Malang.
Bulung. Malang : PT. Saka
Buana Yasa Selaras Soemarto, C.D. 1986. Hidrologi Teknik
Edisi I. Surabaya: Penerbit
Usaha Nasional.
Soetopo, Widandi. 2010. Operasi
Waduk Tunggal. Malang :
Penerbit Asrori.
Sosrodarsono, S. dan Takeda, K. 1987.
Hidrologi Untuk Pengairan.
Jakarta: Paradnya Paramita.
Suhardjono. 1994. Kebutuhan Air
Tanaman. Malang: ITN
Malang Press
Suripin. 2004. Drainase Perkotaan
yang Berkelanjutan.
Yogyakarta: Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai