Keterangan :
• I = Intersitas hujan, mm/jam
• (Xt) R24 = Curah hujan harian rencana, mm/hari
• t = intensitas curah hujan selama 24 jam ,
contoh t = 1 jam/24 jam.
Reza Aryanto ST MT
Contoh soal
• Contoh kasusnya seperti ini, jika anda ingin mengetahui intensitas curah hujan dari
data curah hujan harian selama 5 menit, pengerjaannya adalah sebagai berikut
(jika diketahui curah hujan selama satu hari bernilai 56 mm/hari) :
Reza Aryanto ST MT
PERHITUNGAN CURAH HUJAN BULAN DESEMBER 2012
Reza Aryanto ST MT
Curah hujan
• Curah hujan pada lokasi penelitian diukur
dengan menggunakan alat rainlog yang
dipasang didekat area berukuran 1m x 1m.
Area ini dibatasi dengan pasak kayu dan pita.
Alat perekam dan rainlog diarahkan ke area
tersebut untuk merekam jumlah curah hujan
yang terjadi. Memory card diganti setiap hari
dan dimasukkan ke komputer base untuk
perhitungan data curah hujan.
Reza Aryanto ST MT
Grafik Curah Hujan (mm)
500
450
Reza Aryanto ST MT
Saluran air di tambang berfungsi menampung limpasan permukaan pada
suatu daerah dan mengalirkannya ke tempat pengumpulan (sumuran)
atau ke tempat lain.
Untuk menghitung jumlah air/limpasan permukaan dari suatu daerah, dapat
digunakan rumus rasional , yaitu :
Q = 0,278 CIA
Keterangan : Q = debit (m3/s)
C = koefisien limpasan = R/P = Run off/Presipitasi
I = intensitas curah hujan (mm/h)
Untuk durasi hujan = waktu konsentrasi Tc.
A = luas daerah /catchment area (km2).
Reza Aryanto ST MT
Waktu konsentrasi
Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan rumus KIRPICH.
Yaitu :
Keterangan :
Tc = waktu konsentrasi (menit).
L = jarak terjauh dalam daerah pengaliran ke titik
perhitungan (m)
S = gradient (beda ketinggian antara titik pengamatan dengan
lokasi terjauh dibagi panjang maksimum aliran) , dalam %
Reza Aryanto ST MT
Derajat dan Intensitas Hujan
Reza Aryanto ST MT
Keadaan dan Intensitas Hujan
Reza Aryanto ST MT
Koefisien Limpasan
1. Kerapatan vegetasi
Daerah dengan vegetasi yang rapat akan memberikan nilai C yang kecil karena air
hujan yang masuk tidak dapat langsung mengenai tanah melainkan akan tertahan
oleh tumbuh tumbuhan sedangkan tanah yang gundul akan memberikan nilai C yang
besar.
2. Tata guna lahan
Lahan persawahan atau rawa – rawa akan memberikan nilai C yang kecil daripada
daerah hutan atau perkebunan karena pada daerah persawahan misalnya padi, air
hujan akan jatuh pada petak – petak sawah sebelum akhirnya menjadi limpasan
permukaan.
3. Kemiringan Tanah
Daerah dengan kemiringan yang kecil (<3%) akan memberikan nilai C yang kecil
daripada daerah dengan kemiringan tanah yang sedang sampai curam untuk keadaan
yang sama.
Reza Aryanto ST MT
Catatan :
• Bila C < 1 maka material loose, karena ada sebagian
air yang meresap.
• Bila C = 1 maka material kompak, karena semua air
dialirkan.
• C maksimum bernilai 1 atau C ≤ 1.
Reza Aryanto ST MT
Harga Koefisien Limpasan
Reza Aryanto ST MT
Daerah Tangkapan Hujan
• Daerah tangkapan hujan adalah luasnya permukaan yang apabila terjadi hujan
maka air hujan tersebut akan mengalir ke daerah yang lebih rendah menuju ke
titik pengaliran.
• Air yang jatuh ke permukaan sebagian meresap ke dalam tanah, sebagian
ditahan oleh tumbuhan dan sebagian lagi akan mengisi liku liku permukaan
bumi kemudian mengalir ke tempat yang lebih rendah.
• Penentuan luas daerah tangkapan hujan berdasarkan peta topografi daerah
yang diteliti. Daerah tangkapan hujan ini dibatasi oleh pegunungan dan bukit –
bukit yang diperkirakan akan mengumpulkan air hujan sementara.
• Setelah daerah tangkapan hujan ditentukan, maka diukur luasnya pada peta
kontur yaitu dengan menarik hubungan dari titik – titik yang tertinggi di
sekeliling tambang membentuk poligon tertutup dengan melihat kemungkinan
arah mengalirnya air. Luas dihitung dengan menggunakan milimeter blok, hasil
pembacaan kemudian dikalikan dengan skala yang digunakan dalam peta.
Reza Aryanto ST MT
Tentukan DTH pada peta Topografi berikut
Reza Aryanto ST MT