LANDASAN TEORI
Sumber air yang masuk ke lokasi penambangan, dapat berasal dari air
permukaan tanah maupun air bawah tanah. Air permukaan tanah merupakan air
yang terdapat dan mengalir di permukaan tanah. Jenis air ini meliputi, air
limpasan permukaan, air sungai, rawa atau danau yang terdapat di daerah tersebut,
air buangan (limbah) dan mata air. Sedangkan air bawah tanah merupakan air
yang terdapat dan mengalir di bawah permukaan tanah. Jenis air ini meliputi air
tanah dan air rembesan. Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka
dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Curah hujan
Hujan merupakan uap air yang terangkat ke atmosfer yang kemudian
terkondensasi di atmosfer dan jatuh dalam bentuk tetesan air. Hujan termasuk hal
yang harus diperhatikan di dalam tambang, terutama untuk tambang terbuka di
Indonesia. Hal ini disebabkan indonesia yang beriklim tropis, sehingga Indonesia
mempunyai curah hujan yang sangat tinggi. Air hujan yang jatuh ke area tambang,
15
termasuk ke dalam air limpasan, dimana juga ditampung pada sumuran (sump),
maupun kolam pengendapan (settling pond) yang selanjutnya akan dikeluarkan
melalui pompa ke luar area tambang. Curah hujan adalah jumlah atau volume air
hujan yang jatuh pada satu satuan luas, dinyatakan dalam satuan 1 mm. Satuan ini
mempunyai arti yaitu pada setiap luasan 1 m 2, air hujan yang jatuh adalah 1 liter.
Pengamatan curah hujan dilakukan oleh alat penakar hujan.
Pengolahan data curah hujan dimaksudkan untuk mendapat data curah hujan
yang siap pakai untuk suatu perencanaan sistem penyaliran tambang. Pengolahan
data curah hujan ini dapat menggunakan metode Gumbel, yaitu suatu metode
yang didasarkan atas distribusi normal. Persamaan Gumbel adalah sebagai
berikut:
Xt = X + Kt . Sd ……………………………………………………….( 3.1 )
Keterangan :
X =
∑ Xi ...……………………………………………………………..
n
( 3.2 )
Keterangan :
∑Xi = Curah hujan maksimum ( mm )
n = Jumlah data
Xi = Curah hujan maksimum tiap tahun ( mm )
X = Curah hujan rata-rata maksium ( mm )
Persamaan Untuk mencari standar deviasi ( Sd )
16
Sd = √ ¿ ¿ ¿……………………………………….……….( 3.3 )
Variasi reduksi Nilai rata-rata ( Yn )
Dimana :
m = Urutan data
n = Jumlah data
Yn rata-rata ( yn )
yn =
∑ Yn ………………………………………………..……
n
( 3.5 )
Persamaan Standar deviasi reduksi ( Sn )
Sn = √ ¿ ¿ ¿………………………………….…………... ( 3.6 )
Persamaan Untuk menentukan variasi reduksi ( Yt )periode ulang hujan
tertentu yaitu :
Yt = -In ¿( [ T
T −1 ]
) …………………………………........…..( 3.7 )
Keterangan :
Yt = Variasi reduksi dari variable pada periode ulang tertentu
T = Periode ulang ( Tahun )
Rumus untuk menentukan koefisien deskripsi ( Kt ) yaitu :
Yt−Yn
Kt = ……………………….…………………………..
Sn
( 3.8 )
Keterangan :
Kt = Koefisien despersi
Yt = Variasi reduksi
Yn = Rata- rata reduksi
Sn = Standar deviasi reduksi
17
Intensitas curah hujan adalah jumlah curah hujan per satuan waktu yang
relative singkat. Intensitas curah hujan biasanya dinotasikan dengan huruf “I”
dengan suatu mm/jam, yang berarti besarnya curah hujan dalam waktu satu jam
adalah sekian mm.
Keterangan :
Daerah tangkapan hujan ini dibatasi oleh pegunungan dan bukit-bukit yang
diperkirakan akan mengumpulkan air hujan sementara. Setelah daerah tangkapan
18
hujan ditentukan, maka diukur luasnya pada peta kontur, yaitu dengan menarik
hubungan dari titik-titik yang tertinggi disekeliling tambang membentuk poligon
tertutup, dengan melihat kemungkinan arah mengalirnya air, maka luas dihitung
dengan menggunakan komputer (misal : Program Autocad, Minescape).
d. Tabel Koefisien
19
penuh, maka air akan mengalir (melimpas) di atas permukaan tanah (surface
runoff). Air limpasan dibedakan menjadi dua yaitu sheet dan rill surface runoff
akan tetapi apabila aliran air tersebut telah masuk ke dalam sistem saluran air atau
kali, maka disebut sebut stream flow runoff(Asdak, 2010). Menurut Mawardi
(2012) laju dan kapasitas infiltrasi dapat di tentukan dengan mengunakan metode
percobaan lapangan secara langsung dengan mengunakan infiltrometer, atau dapat
di perkirakan menurut rumus empiris yang telah ada seperti rumus empiris yang
sudah dikembangkan. Tingkat kerusakan akibat erosi maupun banjir diakibatkan
dengan besarnya nilai aliran permukaan. Besarnya nilai permukaan dipengaruhi
oleh curah hujan, vegetasi, (penutup lahan), serta adanya bangunan penyimpan air
dan faktor-faktor lainnya.
Air limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir diatas
permukaan tanah menuju sungai, danau atau laut. Aliran itu terjadi karena curah
hujan yang mencapai permukaan bumi tidak dapat terinfiltrasi, baik yang
disebabkan karena intensitas curah hujan atau faktor lain misalnya kelerengan,
bentuk dan kekompakan permukaan tanah serta vegetasi. Faktor-faktor yang
berpengaruh antara lain :
a. Curah hujan : Banyaknya curah hujan, intensitas curah hujan dan frekuensi
hujan
b. Tanah : Jenis dan bentuk toprografi
c. Tutupan : Kepadatan, jenis dan macam vegetasi.
d. Luas daerah aliran
Untuk memperkirakan debit air limpasan maksimal digunakan rumus
rasional yaitu :
Keterangan :
Q = debit air limpasan maksimum (m3/detik)
C = koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
20
A = Luas daerah tangkapan hujan (km2)
3.4 Saluran/Drainase
Saluran/drainase berfungsi untuk menampung dan mengalirkan air ketempat
pengumpulan (kolam penampungan) atau tempat lain. Bentuk penampang saluran
umumnya dipilih berdasarkan debit air, tipe material serta kemudahan dalam
pembuatannya. Dalam merancang bentuk saluran penyaliran beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain:
Keterangan:
Q = Debit (m3/detik)
R = Jari-jari hidrolik (m)
S = Kemiringan saluran (%)
A = Luas penampang basah (m2)
n = Koefisien kekasaran manning
1) Persegi
Saluran ini terbuat dari pasangan batu dan beton.Bentuk saluran ini tidak
memerlukan banyak ruang dan areal. Berfungsi untuk menampung dan
menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan domestik dengan debit yang
21
besar.
2) Trapesium
3) Segi tiga
4) Lingkaran
5) Stengah Lingkaran
Saluran ini terbuat dari pasangan batu atau dari beton dengan cetakan yang
telah tersedia. Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan
serta air buangan domestik dengan debit yang besar.
22
b. Taraf adalah elevasi dari permukaan air di ukur dari suatu bidang persamaan
tertentu.
c. Lebar permukaan (T) adalah lebar penampang saluran pada permukaan aliran.
d. Luas penampang atau luas penampang basah (A) adalah luas penampang
aliran yang diambil tegak lurus arah aliran.
e. Keliling basah adalah panjang garis pertemuan antara airan dan batas
penampang melintang saluran yang tegak lurus arah saluran.
f. Menentukan Geometri Saluran
Ketinggian disimbolkan ( Y )
Ketinggian Diatas Datum disimbolkan ( Z )
Luas Penampang disimbolkan ( A )
Keliling Basah disimbolkan ( P )
Lebar dasar saluran ( b )
Lebar puncak ( T )
Jari – jari hidrolis-(AP)-Rasio luas terhadap keliling basah
Rata – rata kedalaman hidrolis ( D ) Rasio luas terhadap keliling basah
Kemiringan Saluran ( S )
3.5 Kolam Pengendapan
Kolam pengendapan adalah suatu daerah yang dibuat khusus untuk
menampung air limpasan sebelum dibuang langsung menuju daerah pengaliran
umum. Sedangkan kolam pengendapan untuk daerah penambangan adalah kolam
yang dibuat untuk menampung dan mengendapkan air limpasan yang berasal dari
daerah penambangan maupun daerah sekitar penambangan. Nantinya air tersebut
akan dibuang menuju tempat penampungan air umum seperti sungai, maupun
danau.
23
kandungan material lain yang dapat membahayakan lingkungan. Dengan adanya
kolam pengendapan diharapkan semua air yang keluar dari daerah penambangan
benar-benar air yang sudah memenuhi ambang batas yang diijinkan oleh
pemerintah, sehingga dapat mencegah pencemaran lingkungan dan tidak ada
komplain dari masyarakat.
24