Air yang mengenang di lokasi penambangan berasal dari air limpasan. Apabila air
hujan tersebut tidak ditangani maka nantinya akan mengganggu proses produksi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diperlukan suatu Kajian tinjauan
Penyaliran yang dapat mengatasi berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh
air yang berlebih.
Hujan rencana ini ditentukan dari hasil analisis frekuensi data curah hujan yang
tersedia dan dinyatakan dalam curah hujan dengan periode ulang tertentu. Analisis
curah hujan dilakukan dengan menggunakan metode Gumbel yang
perhitungannya dilakukan terhadap curah hujan harian terbesar tiap tahun 2017-
2021
Xi X 2 M
(Xi - X) (Ym -
Tahun (mm/jam (mm/jam n (tahun Ym 2
(mm/jam) Ym)
) ) )
2017 49 56 49 5 1 1.702 1.545049
2018 60 56 16 5 2 0.903 0.197136
2019 57 56 1 5 3 0.367 0.008464
2020 59 56 9 5 4 -0.094 0.305809
2021 55 56 1 5 5 -0.583 1,085764
∑ 280 76 ∑ 2.295 3,142222
X 56 Ym 0.459
1. Nilai curah hujan maksimum rata-rata (X), dapat diterapkan dengan rumus
sebagai berikut:
∑Xi
X=
n
280
X =
5
= 56 mm
Dimana:
2
∑(Xi –X)
S =√ n-1
76
=√
5-1
= 4,35
Dimana:
S = Standard deviation
Xi = Curah hujan harian maksimum (mm/jam)
X = Curah hujan harian maksimum rata-rata
(mm/jam) n = Jumlah data
3. Nilai reduced variate (Yt), ditentukan dengan rumus:
T-1
Yt = -ln [-ln { }]
T
2-1
Yt = -ln [-ln { }]
2
= 0,3665
Dimana:
Yt = Reduced variate
T = Periode ulang hujan
Dalam penelitian ini periode ulangnya adalah periode ulang 2 (dua) tahun.
4. Nilai reduced mean (Ym), dapat ditentukan dengan rumus:
(n+1)-M
Ym = -ln [-ln }]
n+1
{
(5+1)-1
=-ln [-ln }]
5+1
{
= 1,702
Dimana:
Ym = Reducedmean (variasi
reduksi) n= Jumlah data
m = Nomor urut
5. Nilai reduced standard deviation (Sn), ditentukandenganrumus:
2
∑(Ym-Ym)
Sn =√ n-1
3,142222
Sn
=√ 5-1
= 0,8863
Dimana:
Sn = Reducedstandar deviasi
Ym = Reduced mean (variasi reduksi)
Ym = Reducedmean (variasi reduksi) rata-rata
n = Jumlah data
6. Untuk menentukan curah hujan rencana (Xt), menggunakan rumus sebagai
berikut:
Untuk priode ulang 2 (dua) tahun.
Yt-Ym
Xt =X+( )S
Sn
0,3665-0,459
= 56 + ( ) x 4,35
0,8863
= 55,54 mm/jam
Dimana:
Xt = Curah hujan untuk periode ulang T tahun
(mm) X = Curah hujan maksimum rata-rata
(mm/jam)
Xi = Curah hujan harian maksimum (mm/jam)
S = Standard deviation
Yt = Reduced variate
Ym = Reducedmean (variasi
reduksi) Sn = Reducedstandard
deviation
)
t
2⁄
55,54 24 3
I= ( )
24 1
= 19,254 mm/jam
Volume sumuran berasal dari perhitungan air yang akan masuk ke dalam pit.
Dengan adanya sumuran, air tidak akan menggenangi pit. Selain itu, air akan
terakumulasi dalam satu tempat di elevasi terendah di dalam pit. Jika air sudah
terakumulasi dalam satu tempat, maka akan dengan mudah mengatasi air. Dengan
kata lain, air akan mudah dipompakan keluar pit, sehingga diharapkan proses
penambangan akan berjalan dengan lancar. Adapun cara menentukan volume
tampungan sump sesuai analisis water balance, yaitu 896,077 m³.
Dimensi Sump
Panjang atas (B) 32,83 m
Panjang bawah (b) 29,65 m
Lebar atas (L) 7,2 m
Lebar bawah (l) 5,1 m
Tinggi/kedalaman sump (d) 2,1 m
Sudut kemiringan (α) 190
P =32,83
B = 27 m
l = 10 m
D =d 2,1
= 5mm
l = 5,1 m L = 18 m
L = 7,2 m
b =29 ,65bm
= 15 m
Setelah air masuk kedalam sump, maka selanjutnya adalah mengeluarkan air
yang telah masuk kedalam sump dengan menggunakan pompa.Perhitungan debit
aktual pompa dengan menghitung nilai panjang curah (X) rata-rata dan
mengetahui diameter pipa (D) menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana :
Q = X × 1,28 × D²
Q = Debit pompa (gpm)
X = Panjang Curah
(inch)
D = Diameter dalam pipa (inch)
Gambar 4.3 pompa fuso 120 Digunakan Dalam Metode mine Dewatering
(Sumber : Data Lapangan)
Tabel D.1 debit air keluar (X)
No Lite detik
r
1 23 4,2
2 22,5 5
3 23 3,6
4 22,5 3,3
5 22,5 3,9
6 22 3,3
7 23 4,6
Juml 158,5 27,9
ah
L/D 5,68
Q= X × 1,28 × D²
Dimana:
berikut: Q = X × 1,28 × D²
= 116,32 Gpm
= 7,32 L/s