Anda di halaman 1dari 10

BAB 4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Air yang mengenang di lokasi penambangan berasal dari air limpasan. Apabila air
hujan tersebut tidak ditangani maka nantinya akan mengganggu proses produksi.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diperlukan suatu Kajian tinjauan
Penyaliran yang dapat mengatasi berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh
air yang berlebih.

1.1. Deskripsi Data

Adapun data yang diperlukan dalam studi kasus ini yaitu:


1. Data curah hujan harian, yaitu tahun 2017-2021
2. Debit aktual pompa dan head total pompa serta efisiensi pompa
3. Volume dan daya tampung sump

1.2. Pengolahan Data

1.2.1 Curah Hujan Rencana

Hujan rencana ini ditentukan dari hasil analisis frekuensi data curah hujan yang
tersedia dan dinyatakan dalam curah hujan dengan periode ulang tertentu. Analisis
curah hujan dilakukan dengan menggunakan metode Gumbel yang
perhitungannya dilakukan terhadap curah hujan harian terbesar tiap tahun 2017-
2021

Tabel 4.1 Curah Hujan Harian Terbesar Tiap Tahun


TAHUN Curah Hujan Harian (mm)
2017 49
2018 60
2019 57
2020 59
2021 55
JUMLAH 280
RATA-RATA 56
Sumber : (BMKG)Stasiun Klimatologi Provinsi Jambi Kabupaten Tebo
Curah Hujan Tertinggi tiap
70 Tahun
60 57 59
55
60
49
50
40
30 Curah hujan harian (mm)
20
10
0
201720182019202020212020

Gambar 4.1 Grafik Curah Hujan


(Sumber : )

Pengolahan data curah hujan menggunakan metode Gumbel adalah sebagai


berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Metode Gumbel

Xi X 2 M
(Xi - X) (Ym -
Tahun (mm/jam (mm/jam n (tahun Ym 2
(mm/jam) Ym)
) ) )
2017 49 56 49 5 1 1.702 1.545049
2018 60 56 16 5 2 0.903 0.197136
2019 57 56 1 5 3 0.367 0.008464
2020 59 56 9 5 4 -0.094 0.305809
2021 55 56 1 5 5 -0.583 1,085764
∑ 280 76 ∑ 2.295 3,142222

X 56 Ym 0.459

1. Nilai curah hujan maksimum rata-rata (X), dapat diterapkan dengan rumus
sebagai berikut:
∑Xi
X=
n
280
X =
5
= 56 mm

Dimana:

X = Curah hujan maksimum rata-rata (mm/jam)


∑ Xi = Jumlah curah hujan harian maksimum
(mm/jam) n = Jumlah data
2. Nilai stadard deviation (S), dengan menggunakan rumus:

2
∑(Xi –X)
S =√ n-1

76
=√
5-1

= 4,35

Dimana:
S = Standard deviation
Xi = Curah hujan harian maksimum (mm/jam)
X = Curah hujan harian maksimum rata-rata
(mm/jam) n = Jumlah data
3. Nilai reduced variate (Yt), ditentukan dengan rumus:
T-1
Yt = -ln [-ln { }]
T
2-1
Yt = -ln [-ln { }]
2
= 0,3665

Dimana:
Yt = Reduced variate
T = Periode ulang hujan
Dalam penelitian ini periode ulangnya adalah periode ulang 2 (dua) tahun.
4. Nilai reduced mean (Ym), dapat ditentukan dengan rumus:
(n+1)-M
Ym = -ln [-ln }]
n+1
{
(5+1)-1
=-ln [-ln }]
5+1
{

= 1,702
Dimana:
Ym = Reducedmean (variasi
reduksi) n= Jumlah data
m = Nomor urut
5. Nilai reduced standard deviation (Sn), ditentukandenganrumus:
2
∑(Ym-Ym)
Sn =√ n-1
3,142222
Sn
=√ 5-1

= 0,8863
Dimana:
Sn = Reducedstandar deviasi
Ym = Reduced mean (variasi reduksi)
Ym = Reducedmean (variasi reduksi) rata-rata
n = Jumlah data
6. Untuk menentukan curah hujan rencana (Xt), menggunakan rumus sebagai
berikut:
Untuk priode ulang 2 (dua) tahun.
Yt-Ym
Xt =X+( )S
Sn
0,3665-0,459
= 56 + ( ) x 4,35
0,8863
= 55,54 mm/jam
Dimana:
Xt = Curah hujan untuk periode ulang T tahun
(mm) X = Curah hujan maksimum rata-rata
(mm/jam)
Xi = Curah hujan harian maksimum (mm/jam)
S = Standard deviation
Yt = Reduced variate
Ym = Reducedmean (variasi
reduksi) Sn = Reducedstandard
deviation

Tabel 4.3 Curah Hujan Rencana

Priode Ulang (Tahun) 2 tahun 3 tahun 5 tahun


Nilai Yt 0,3665 0,9027 1,4999

Reduced mean rata-rata (Ym) 0,459 0,459 0.459


Reduced standard deviation (Sn) 0,8863 0,8863 0,8863
Standar deviation (S) 4,35 4,35 4,35

Curah hujan rata-rata (X) 56 56 56


Curah hujan rencana (Xt) 55,548 60,238 63,789

7. Intensitas curah hujan (I)


Besarnya intensitas hujan yang kemungkinan terjadi dalam kurun waktu
tertentu dihitung berdasarkan persamaan Mononobe, yaitu:
Diketahui:
periode ulang 2 tahun
R24 = 55,54 mm
t = 24 jam
Ditanyakan:
I = Intensitas curah hujan
Jawab:
R24 I= (
24
2⁄
24 3

)
t
2⁄
55,54 24 3

I= ( )
24 1
= 19,254 mm/jam

Tabel 4.4 Intensitas Curah Hujan

Intensitas Curah Hujan


Priode Ulang (Tahun)
(mm/jam)
5 19,254

1.2.2 Volume Sump dan Dimensi Sump

Volume sumuran berasal dari perhitungan air yang akan masuk ke dalam pit.
Dengan adanya sumuran, air tidak akan menggenangi pit. Selain itu, air akan
terakumulasi dalam satu tempat di elevasi terendah di dalam pit. Jika air sudah
terakumulasi dalam satu tempat, maka akan dengan mudah mengatasi air. Dengan
kata lain, air akan mudah dipompakan keluar pit, sehingga diharapkan proses
penambangan akan berjalan dengan lancar. Adapun cara menentukan volume
tampungan sump sesuai analisis water balance, yaitu 896,077 m³.

Tabel 4.5 Dimensi Sump

Dimensi Sump
Panjang atas (B) 32,83 m
Panjang bawah (b) 29,65 m
Lebar atas (L) 7,2 m
Lebar bawah (l) 5,1 m
Tinggi/kedalaman sump (d) 2,1 m
Sudut kemiringan (α) 190

P =32,83
B = 27 m

l = 10 m
D =d 2,1
= 5mm
l = 5,1 m L = 18 m
L = 7,2 m
b =29 ,65bm
= 15 m

Gambar 4.2 Dimensi Sump Tampak Atas


1.2.3 Debit Aktual Pompa

Setelah air masuk kedalam sump, maka selanjutnya adalah mengeluarkan air
yang telah masuk kedalam sump dengan menggunakan pompa.Perhitungan debit
aktual pompa dengan menghitung nilai panjang curah (X) rata-rata dan
mengetahui diameter pipa (D) menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana :
Q = X × 1,28 × D²
Q = Debit pompa (gpm)
X = Panjang Curah
(inch)
D = Diameter dalam pipa (inch)

Gambar 4.3 pompa fuso 120 Digunakan Dalam Metode mine Dewatering
(Sumber : Data Lapangan)
Tabel D.1 debit air keluar (X)
No Lite detik
r
1 23 4,2
2 22,5 5
3 23 3,6
4 22,5 3,3
5 22,5 3,9
6 22 3,3
7 23 4,6
Juml 158,5 27,9
ah
L/D 5,68

1. Perhitungan Debit (Q)


Perhitungan debit aktual pompa dengan menghitung debit air keluar (X)
dan mengetahuai diameter pipa (D) yang digunakan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

Q= X × 1,28 × D²

Dimana:

 Debit air keluar (X) = 5,68 L/s


 Diameter pipa (D) = 4 inch
 1 Gpm = 3,79 L/m = 0,063 L/s

Maka debit (Q) aktual pompa adalah sebagai

berikut: Q = X × 1,28 × D²

= 5,68 L/s × 1,28 × 4² inchi

= 116,32 Gpm

= 7,32 L/s

Anda mungkin juga menyukai