Anda di halaman 1dari 21

Rekayasa Hidrologi 201

BAB IV
MENGHITUNG DEBIT

IV.1. Mencari Hujan Periode Ulang


Dari pengujian Smirnov-Kolmogorov dan Chi-Kuadrat, dimana dalam
tugas ini pengujian tersebut bertujuan untuk menentukan Metode Analisa
Distribusi Hujan yang paling sesuai (Uji Kecocokan). Dan metode yang
didapat dari pengujian tersebut adalah Metode Log Pearson III. Yang mana
dari metode tersebut digunakan untuk mencari Hujan Periode Ulang 2, 5,
10, 25, dan 50 tahun (R2, R5, R10, R25,dan R50). Dengan data sebagai berikut :

Perhitungannya adalah sebagai berikut ;


R = X rata-rata + ( k.S)
R2 = 1,96 + -0,0762 x 0,14 = 1,949332
anti log 1,949332 = 88,99

R5 = 1,96 +0,8112 x 0,14 = 2,073568


anti log 2,073568 = 118,46
R10 = 1,96 + 1,3206 x 0,14 = 2,144884
anti log 2,144884 = 139,60
R20 = 1,96 + 2,2910 x 0,14 = 2,28074
anti log 2,28074 = 190,87
R50 = 1,96 + 2,6576 x 0,14 = 2,332064
anti log 2,332064 = 214,81

Tabel IV.1 Hasil Perhitungan Hujan Periode Ulang


Hujan Periode Ulang
R (mm)
(Tahun)

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 38


Rekayasa Hidrologi 201
3

2 88,99
5 118,46
10 139,60
20 190,87
50 214,81

IV.2. Menghitung Intensitas Hujan (I)


Di dalam tugas ini, Intensitas Hujan dicari dengan menggunakan
Metode Mononobe.
Asumsi yang digunakan yaitu untuk keadaan hujan dengan durasi
(lamanya waktu) hujan yang relatif pendek. Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
R 24 24 m
I=
( )
24 t
60
Dimana :
I = Intensitas Hujan selama durasi sesuai dengan periode ulang tertentu
(mm/jam).
t = Durasi Hujan( jam ).
R24 = Curah Hujan Harian Maksimum ( mm ) yang sesuai dengan Periode
Ulang yang ditentukan.
M = 0,4 (berdasarkan hasil penelitian Sujono, UGM. Untuk wilayah
Kalimantan)
Sebelum mencari Intensitas dengan Metode Mononobe ini, terlebih
dahulu hitung nilai t dengan persamaan Kirprich sebagai berikut :
0,385
0,87L2
t c= (
1000S )
L merupakan panjang saluran utama dari hulu hingga hilir. Yang
mana, di dalam peta tugas ini dengan skala gambar 1 : 50000 Sehingga
panjang sungai sebenarnya adalah 1.975.386 cm atau 19,75 km. Dengan

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 39


Rekayasa Hidrologi 201
3

nilai S, yang merupakan kemiringan rata rata saluran, diasumsikan adalah


0,02.

Sehingga ;
0,385 0,385
0,87L2 0,87( 19 , 75 )2
(
t c=
1000S ) t c=(10000,02 )
tc = 2,975 jam atau 178,493 menit
Karena nilai tc telah diketahui, kemudian dilanjutkan dengan
menghitung Intensitas (I2, I5, I10, I25,dan I50) sebagai berikut ;
R 24 m
I = 24
24 t
60( )
R2 24 m 88,89 24 0,4
I2=
24 t
60( ) (
=
24 178 , 493
60 ) =8, 574 mm / jam

R5 24 m 118,46 24 0,4
I5=
24 t
( ) (
60
=
24 178 , 493
60 ) =11,378 mm / jam

R10 24 m 139,60 24 0,4


I 10 =
24 t
( ) (
60
=
24 178 , 493
60 ) =13 , 408 mm/ jam

R20 24 m 190,87 24 0,4


I 20 =
( ) (
24 t
60
=
24 178 , 493
60 ) =18 , 333 mm/ jam

R50 24 m 214,81 24 0,4


I 50 =
24 t
( )
60
=
24 178 , 493
(
60 ) =20 ,632 mm / jam

Tabel IV.2 Hasil Perhitungan Intensitas Hujan

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 40


Rekayasa Hidrologi 201
3

Intensitas Hujan I (mm/jam)


(Tahun)
2 8,547
5 11,378
10 13,408
20 18,333
50 20,632

IV.3. Menghitung Debit Maksimum


Debit Maksimum dicari dengan mengunakan metode weduwen yang
diperuntukkan pada daerah yang memiliki luas kurang dari 100 km 2. Pada
tugas ini didapatkan data luas daerah yaitu 23,37 km2.
Dengan metode weduwen besarnya koefisien aliran dinyatakan dalam
bentuk rumus sebagai berikut:
4,1
=1
q+7
Harga adalah koefisien reduksi, yang dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
t+1
120+ f
t +9
=
120+ f
Besarnya curah hujan maksimum dihitung dengan rumus:
67,64
q=
t+1,45
Keterangan:
= koefisien aliran
= koefisien reduksi
t = lamanya hujan maksimum (1/6 sampai 12 jam)
q = curah hujan maksimum (m3/km2/det)
f = luas DPS (km2) kurang dari 100 km2

waktu konsentrasi dihitung dengan rumus:

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 41


Rekayasa Hidrologi 201
3

L
t c= 0,125 0,25
8Q i
H
i=
0,9 L
Keterangan:
Tc = waktu konsentrasi
L = panjang sungai (km)
I = kemiringan

Pada penerapan metode Weduwen, pertama-tama ditentukan harga


t perkiraan untuk menghitung harga , kemudian hitung harga q dan ,
kemudian hitung harga t perhitungan, dengan rumus sebagai berikut:
0,476 x f 0,375
t=
(q )0,125 x i 0,25
Ketentuan:
1.) Apabila harga t perkiraan belum sama dengan t perhitungan
maka tentukan t yang lain.
2.) Apabila harga t perkiraan sudah sama dengan t perhitungan
maka debit puncak banjirnya dapat dihitung.

Langkah Perhitungan Metode Weduwen


Dari peta berskala 1 : 50.000 didapatkan data:
Luas DPS f = 23,37 km2
Panjang sungai L = 19,75 km
Tinggi Muka air H = 3,5 m
Kemiringan i = 3,5/(0,9*19,75) = 0,1969

Tahap perhitungannya adalah:


1.) Taksir harga t perkiraan, misal 1,6 jam
2.) Hitung harga koefisien reduksi:

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 42


Rekayasa Hidrologi 201
3

t+1
120+ f
t +9
=
120+ f
1,6 +1
120+ 23,37
1,6+ 9
=
120+23,37
=0,8770

3.) Hitung harga curah hujan maksimum


67,64
q=
t+1,45
67,64 m3
q= =22,1770 2 /det
1,6 +1,45 km

4.) Hitung harga koefisien aliran


4,1
=1
q+7
4,1
=1 =0,8450
0,8770 x 22,1770+7

5.) Hitung harga t perhitungan:


0,476 x f 0,375
t=
(q )0,125 x i 0,25
0,476 x 300,375
t= 0,125 0,25
=1,642 jam
(0,8450 x 0,8770 x 22,1770) x 0,1969

6.) Debit puncak banjirnya adalah:


Q=xxqxf
Q = 0,845 x 0,8770 x 22,1770 x 23,37
Q = 384,13 m3/det.

7.) Harga debit puncak banjir pada metode weduwen ini hasil
perhitungannya harus dikalikan dengan suatu koefisien, besarnya

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 43


Rekayasa Hidrologi 201
3

koefisien adalah besarnya curah hujan maksimum (I) pada tiap


periode (tahun) suatu DPS di bagi dengan 240 mm, maka diperoleh
debit puncak banjir dengan tinggi muka air 3,50 m adalah:

8,55 3 3
Q 2= x 384,13m =13,6798 m /det
240

Maka untuk data lebih lengkapnya sebagai berikut:

Tabel IV.3 Perhitungan Debit Metode Weduwen

Periode q
I (mm) f (km2) Q (m3/det)
(Tahun) (m3/km2/det)

2 8,55 0,8450 0,8770 22,1770 23,37 13,6798


5 11,38 0,8450 0,8770 22,1770 23,37 18,2103
10 13,41 0,8450 0,8770 22,1770 23,37 21,4602
20 18,33 0,8450 0,8770 22,1770 23,37 29,3420
50 20,63 0,8450 0,8770 22,1770 23,37 33,0227

IV.4. Analisa Debit Maksimum Menggunakan HSS Nakayasu


Nakayasu dari Jepang, telah menyelidiki hidrograf satuan pada
beberapa sungai di Jepang. Untuk analisa hidrologi pada teori HSS
Nakayasu pada kajian ini didasarkan pada persamaan berikut
(Soemarto,1987):
ARo
Qp = 3,6 (0,3 Tp+T 0,3 ) .................................................................( 4.1)
dengan :
Qp = Debit puncak banjir ( m3/ det )
Ro = Hujan satuan ( mm )
A = Luas daerah pengaliran ( km2 )
Tp = Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 44


Rekayasa Hidrologi 201
3

T0,3 = Waktu yang diperlukan untuk penurunan debit, dari debit puncak
menjadi 30% dari debit puncak (jam)
Untuk menentukan Tp dan T0,3 Dr. Nakayasu mengusulkan rumus-rumus
berikut;
Tp = Tg + 0,8 tr ..........................................................................( 4.2 )
T0,3 = .tg ...................................................................................( 4.3 )
tg dihitung berdasarkan rumus:
tg = 0,21 L0,7 L < 15 km, dan .................................................( 4.4 )
tg = 0,4 + 0,058 L L > 15 km ........................................................( 4.5 )
sedangkan,
tr = Lama hujan efektif yang besarnya 0,5 1 tg
untuk
Daerah pengaliran biasa = 2
Bagian naik hidrograf yang lambat dan bagian menurun cepat = 1,5
Bagian naik hidrograf yang cepat dan bagian menurun yang lambat
=3
Persamaan hidrograf satuannya adalah:
Bagian lengkung naik:
1. Untuk 0 t Tp
2,4
t
Qa=Qp ( ) Tp
Bagian lengkung turun:
1. Untuk Qd > 0,3 Qp................Tp t T0,3

......................................................................(4.6)
Qd=Qp .0,3
2. Untuk 0,3 Qp > Qd > 0,32Qp T0,3 t 1,5 T0,3
( t Tp ) +0,5 T 0,3
Qd=Qp.0,3 ( 1,5T 0,3 ) .........................................................
(4.7)
3. Untuk 0,32Qp > Qd................t 1,5 T0,3

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 45


Rekayasa Hidrologi 201
3

.........................................................(4.8)
Qd=Qp.0,3
Dalam kumpulan persamaan pengaliran oleh Persatuan Ahli Teknik
Sipil (1971) di Jepang, hubungan antara bentuk daerah pengaliran dengan
T0,3 dapat dinyatakan sebagai berikut:
T0,3 = 0,47 (.L)0,25..................................................................................(4.9)

Dengan:
T0,3 = . Tg ...........................................................................................(4.10)
Maka:
T 0,3
= ..................................................................................................
tg
(4.11)
0,47( A . L)0,25
=
tg
Dengan:
Qa = limpasan sebelum mencapai debit puncak (m3/dt)
Qd = limpasan sesudah mencapai debit puncak (m3/dt)
t = waktu (jam)
L = panjang alur sungai (km)
tg = waktu konsentrasi (jam)

Dengan demikian, untuk HSS Nakayasu, langkah-langkah


pengerjaannya adalah sebagai berikut:
Dari data diperoleh:
1. Luas daerah aliran tangkapan hujan atau catchment area(A = 30 km2)
2. Hujan satuan (R0 = 1mm)
3. = 2 (untuk hidrograf yang pada daerah pengaliran biasa)

Waktu konsentrasi
tg = 0,21 L0,7
= 0,21 (19,75)0,7

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 46


Rekayasa Hidrologi 201
3

= 1,695 km

Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir


Tp = tg + 0,8 tr
= 0,9 + 0,8 (1,2713)
= 2,712 jam

Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak sampai
menjadi 30% dari debit puncak
T0,3 = . tg
= 2 (1,695)
= 3,39 jam
Debit puncak banjir (m3/detik)

A. R0 23,37 1
Qp= = =3,641m 3/detik
3,6(0,3 Tp+T 0,3 ) 3,6 ( ( 0,3 2,712 ) +3,39)
A. R0 38,5 1
Qp= = =
3,6(0,3 Tp+T 0,3 ) 3,6 ( ( 0,3 2,00952 ) +2,5632)
Persamaan hidrograf satuannya adalah:
Bagian lengkung naik
1. Untuk 0 t Tp
2,4 2,4
t t
Qa=Qp
Tp ( ) =3,3076 (
2,00952 )
Bagian lengkung turun:
1. Untuk Qd > 0,3 Qp ................................................... Tp t T0,3

Qd=Qp.0,3 3,3076.0,3 ( t2,00952


25632 )
2. Untuk 0,3 Qp > Qd > 0,32Qp ............................T0,3 t 1,5 T0,3

Qd=Qp.0,3 3,3076.0,3
3. Untuk 0,32Qp > Qd....t 1,5 T0,3

( tTp ) +1,5 T 0,3

Qd=Qp . 0,3
( 2T 0,3 )=3,3076.0,3

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 47


Rekayasa Hidrologi 201
3

Setelah persamaan hidrograf masing-masing bagian dari hidrograf


tersebut didapat, maka selanjutnya dimasukkan 4 buah hujan efektif dari
perhitungan intensitas curah hujan persamaan Mononobe dengan periode
ulang 2 tahun, 5 tahun, dan 10 tahun atau (I2, I5, I10) masing-masing
berdurasi 1 jam seperti tabel berikut:
Untuk t = 60 menit
R2 24 m 88,89 24 0,4
I2=
( ) (
24 t
60
=
24 178 , 493
60 ) =8, 574 mm / jam

Untuk t = 120 menit


R2 24 m 88,89 24 0,4
I2=
24 t
( ) (
60
=
24 178 , 493
120 ) =11, 278 mm/ jam

Untuk t = 180 menit


R2 24 m 88,89 24 0,4
I2=
( ) (
24 t
60
=
24 178 , 493
180 ) =13 , 264 mm / jam

Tabel IV.4. Intensitas Curah Hujan 2 Tahun


t (menit) R2 60 120 180 240
Intensitas 2 tahun (mm/jam) 88,99 8,547 11,278 13,264 14,881
Tinggi Ch (mm) 88,99 8,547 22,556 39,791 59,525
Tinggi Ch Akumulatif per Jam (mm) 88,99 8,547 14,009 17,235 19,734

Tabel IV.5. Intensitas Curah Hujan 5 Tahun


t (menit) R5 60 120 180 240
Intensitas 5 tahun (mm/jam) 118,46 11,378 15,013 17,656 19,810
Tinggi Ch (mm) 118,46 11,378 30,026 52,969 79,239
Tinggi Ch Akumulatif per Jam (mm) 118,46 11,378 18,648 22,943 26,270

Tabel IV.5. Intensitas Curah Hujan 10 Tahun


t (menit) R10 60 120 180 240
Intensitas 10 tahun (mm/jam) 139,60 13,408 17,692 20,807 23,345
Tinggi Ch (mm) 139,60 13,408 35,384 62,422 93,380
Tinggi Ch Akumulatif per Jam (mm) 139,60 13,408 21,976 27,038 30,958

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 48


Rekayasa Hidrologi 201
3

Perhitungan Debit Maksimum


Dengan menggunakan hasil dari tabel 4.3, dilakukan perhitungan terhadap
curah hujan seperti berikut:
Debit akibat curah hujan pada jam pertama (60 menit)
Qch2 = Ordinat Q (pada t = 0,02 jam) x Tinggi Ch Akumulatif (pada 60 menit)
= 0,000012 x 8,574 = 0,0001 m3/det
Qch2 = Ordinat Q (pada t =0,03 jam) x Tinggi Ch Akumulatif (pada 60 menit)
= 0,000031 x 8,578 = 0,0003 m3/det

Debit akibat curah hujan pada jam kedua (120 menit); Ordinat kolamnya digeser
sebesar 1 jam (t = 0,01 jam)
Q ch2 = Ordinat Q (pada t = 0,02 jam) x Tinggi Ch Akumulatif (pada 120 menit)
= 0,00012 x 14,009= 0,0002 m3/det
Qch2 = Ordinat Q (pada t = 0,03 jam) x Tinggi Ch Akumulatif (pada 120 menit)
= 0,000031 x 14,009= 0,0004 m3/det

Debit akibat curah hujan pada jam ketiga (180 menit); Ordinat kolamnya digeser
sebesar 0,02 jam (t = 0,02 jam)
Qch2 = Ordinat Q (pada t = 0,03 jam) x Tinggi Ch Akumulatif (pada 180 menit)
= 0,000031 x 17,235= 0,0005 m3/det
Qch2 = Ordinat Q (pada t = 0,04 jam) x Tinggi Ch Akumulatif (pada 180 menit)
= 0,00006 x 17,235= 0,0011 m3/det

Debit akibat curah hujan pada jam keempat (240 menit); Ordinat
kolamnya digeser sebesar 0,03 jam (t = 0,03 jam)
Qch2 = Ordinat Q (pada t = 0,04 jam) x Tinggi Ch Akumulatif (pada 240 menit)
= 0,00006 x 19,734 = 78,4556 m3/det
Qch2 = Ordinat Q (pada t = 0,05 jam) x Tinggi Ch Akumulatif (pada 240 menit)
= 3,9756 x 19,734 = 78,1774 m3/det

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 49


Rekayasa Hidrologi 201
3

Selanjutnya, pada baris pertama debit masing-masing curah hujan


dijumlahkan sehingga didapatkan debit total akibat curah hujan (Qch total). Untuk
baris kedua sama seperti baris pertama. Hasil perhitungan secara lengkap dapat
dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.6. Debit Maksimum T = 2 Tahun dengan HSS Nakayasu


N Q(m3/det Akibat Curah Hujan (mm) Per 1 jam Total
t Ket.
o ) 8,547 14,009 17,235 19,734 (m3/det)
1 0,00 0,00000 0,0000 - - - 0,0000
2 0,01 0,000002 0,0000 0,0000 - - 0,0000
3 0,02 0,000012 0,0001 0,0002 0,0000 - 0,0003 Qa
4 0,03 0,000031 0,0003 0,0004 0,0005 0,0000 0,0012
5 0,04 0,00006 0,0005 0,0009 0,0011 0,0012 0,0037
68,521 78,455 236,651
6 0,05 3,9756 33,9801 55,6939 6 6 2
68,278 78,177 235,812
7 0,06 3,9616 33,8596 55,4965 7 4 2
68,036 77,900 234,976
Qd1
8 0,07 3,9475 33,7396 55,2997 6 3 2
67,795 77,624 234,143
9 0,08 3,9335 33,6200 55,1037 4 1 2
67,555 77,348 233,313
10 0,09 3,9196 33,5008 54,9083 1 9 1
33,077 37,872
11 0,10 1,9192 16,4031 26,8850 3 7 114,2381
32,999 37,783
12 0,11 1,9146 16,3643 26,8214 0 1 113,9679
32,921 37,693
13 0,12 1,9101 16,3256 26,7580 0 8 113,6984
32,843 37,604
14 0,13 1,9056 16,2870 26,6947 1 6 113,4295
Qd2
32,765 37,515
15 0,14 1,9011 16,2485 26,6316 5 7 113,1613
32,688 37,427
16 0,15 1,8966 16,2101 26,5686 0 0 112,8937
32,610 37,338
17 0,16 1,8921 16,1718 26,5058 7 5 112,6267
32,533 37,250
18 0,17 1,8876 16,1335 26,4431 6 2 112,3603
19 0,18 1,7921 15,3174 25,1054 30,887 35,365 106,676 Qd3
8 8 3

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 50


Rekayasa Hidrologi 201
3

30,833 35,303 106,487


20 0,19 1,7889 15,2902 25,0609 0 0 0
30,778 35,240 106,298
21 0,20 1,7858 15,2631 25,0164 3 4 1
30,236 34,620 104,427
22 0,3 1,7543 14,9944 24,5761 6 1 2
29,704 34,010 102,589
23 0,4 1,7235 14,7305 24,1435 4 8 2
29,181 33,412 100,783
24 0,5 1,6931 14,4712 23,7186 6 2 6
28,667 32,824
25 0,6 1,6633 14,2165 23,3011 9 1 99,0097
28,163 32,246
26 0,7 1,6340 13,9663 22,8910 4 4 97,2671
27,667 31,678
27 0,8 1,6053 13,7205 22,4881 7 8 95,5551
27,180 31,121
28 0,9 1,5770 13,4790 22,0923 7 2 93,8732
26,702 30,573
29 1,0 1,5493 13,2418 21,7035 3 5 92,2210
Q Maksimum 236,65

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 51


Rekayasa Hidrologi 201
3

Hidrograf Nakayasu Periode Ulang 2 Tahun


250.0000

200.0000
Debit (Q) (m3/det)

150.0000

100.0000

50.0000

0.0000
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00
waktu (t) (detik)

Grafik IV.1. Hidrograf Nakayasu Periode Ulang 2 Tahun

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 52


Rekayasa Hidrologi 201
3

Tabel IV.7. Debit Maksimum T = 5 Tahun dengan HSS Nakayasu


Akibat Curah Hujan (mm) Per 1 jam Total
N Q(m3/det Ket
t (m3/det
o ) 11,378 18,648 22,943 26,270 .
)
1 0,00 0,0000 0,0000 - - - 0,0000
2 0,01 0,0000 0,0000 0,0000 - - 0,0000
3 0,02 0,0000 0,0001 0,0002 0,0000 - 0,0004 Qa
4 0,03 0,0000 0,0004 0,0006 0,0007 0,0000 0,0017
5 0,04 0,0001 0,0007 0,0012 0,0014 0,0016 0,0049
74,138 104,438 315,024
6 0,05 3,9756 45,2336 5 91,2144 3 8
73,875 104,068 313,908
7 0,06 3,9616 45,0732 7 90,8910 1 0
73,613 103,699 312,795 Qd
8 0,07 3,9475 44,9134 8 90,5688 1 1 1
73,352 103,331 311,686
9 0,08 3,9335 44,7542 8 90,2477 5 2
73,092 102,965 310,581
10 0,09 3,9196 44,5955 8 89,9278 1 2
35,788 152,071
11 0,10 1,9192 21,8355 7 44,0317 50,4152 2
35,704 151,711
12 0,11 1,9146 21,7838 1 43,9276 50,2960 5
35,619 151,352
13 0,12 1,9101 21,7323 6 43,8237 50,1771 8
35,535 150,994
14 0,13 1,9056 21,6809 4 43,7201 50,0584 8 Qd
35,451 150,637 2
15 0,14 1,9011 21,6297 4 43,6167 49,9400 7
35,367 150,281
16 0,15 1,8966 21,5785 5 43,5135 49,8219 5
35,283 149,926
17 0,16 1,8921 21,5275 9 43,4106 49,7041 1
35,200 149,571
18 0,17 1,8876 21,4766 4 43,3080 49,5866 6
33,419 142,005 Qd
19 0,18 1,7921 20,3901 7 41,1171 47,0781 1 3
33,360 141,753
20 0,19 1,7889 20,3540 5 41,0442 46,9946 2
33,301 141,501
21 0,20 1,7858 20,3178 3 40,9714 46,9112 7
32,715 139,011
22 0,3 1,7543 19,9602 1 40,2502 46,0855 1
23 0,4 1,7235 19,6089 32,139 39,5418 45,2744 136,564

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 52


Rekayasa Hidrologi 201
3

3 4
31,573 134,160
24 0,5 1,6931 19,2638 7 38,8458 44,4775 8
31,017 131,799
25 0,6 1,6633 18,9247 9 38,1621 43,6947 5
30,472 129,479
26 0,7 1,6340 18,5916 0 37,4904 42,9256 7
29,935 127,200
27 0,8 1,6053 18,2644 7 36,8306 42,1701 8
29,408 124,962
28 0,9 1,5770 17,9429 8 36,1823 41,4279 0
28,891 122,762
29 1,0 1,5493 17,6271 2 35,5455 40,6987 5
315,024
Q Maksimum 8

Hidrograf Nakayasu Periode Ulang 5 Tahun


350.0000

300.0000

250.0000
Debit (Q) (m3/det)

200.0000

150.0000

100.0000

50.0000

0.0000
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00
Waktu (t) (det)

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 53


Rekayasa Hidrologi 201
3

Grafik IV.2. Hidrograf Nakayasu Periode Ulang 5 Tahun

Aryati Puji Rahayu D 111 11 010 | 54


Tabel IV.8. Debit Maksimum T = 10 Tahun dengan HSS Nakayasu
N Akibat Curah Hujan (mm) Per 1 jam Total
t Q(m3/det)
o 13,408 21,976 27,038 30,958 (m3/det)
1 0,00 0,0000 0,0000 - - - 0,0000
2 0,01 0,0000 0,0000 0,0000 - - 0,0000
3 0,02 0,0000 0,0002 0,0003 0,0000 - 0,0004 Qa
4 0,03 0,0000 0,0004 0,0007 0,0008 0,0000 0,0019
5 0,04 0,0001 0,0008 0,0014 0,0017 0,0019 0,0058
107,492 123,076
6 0,05 3,9756 53,3061 87,3695 8 7 371,2451
122,640
7 0,06 3,9616 53,1171 87,0598 107,1117 4 369,9290
106,732 122,205 Qd
8 0,07 3,9475 52,9288 86,7511 0 6 368,6175 1
106,353 121,772
9 0,08 3,9335 52,7411 86,4436 6 3 367,3107
105,976 121,340
10 0,09 3,9196 52,5542 86,1371 6 6 366,0085
11 0,10 1,9192 25,7323 42,1757 51,8898 59,4125 179,2102
12 0,11 1,9146 25,6715 42,0759 51,7670 59,2720 178,7864
13 0,12 1,9101 25,6108 41,9764 51,6446 59,1318 178,3636
14 0,13 1,9056 25,5502 41,8772 51,5225 58,9920 177,9418 Qd
15 0,14 1,9011 25,4898 41,7781 51,4006 58,8525 177,5210 2
16 0,15 1,8966 25,4295 41,6793 51,2791 58,7133 177,1012
17 0,16 1,8921 25,3693 41,5808 51,1578 58,5745 176,6824
18 0,17 1,8876 25,3094 41,4824 51,0368 58,4359 176,2646
19 0,18 1,7921 24,0290 39,3839 48,4550 55,4798 167,3478
20 0,19 1,7889 23,9864 39,3141 48,3690 55,3814 167,0509
21 0,20 1,7858 23,9438 39,2443 48,2832 55,2831 166,7545
22 0,3 1,7543 23,5224 38,5536 47,4334 54,3101 163,8195
23 0,4 1,7235 23,1084 37,8750 46,5985 53,3542 160,9362
Qd
24 0,5 1,6931 22,7017 37,2084 45,7784 52,4151 158,1036
3
25 0,6 1,6633 22,3021 36,5535 44,9726 51,4926 155,3208
26 0,7 1,6340 21,9096 35,9101 44,1811 50,5863 152,5871
27 0,8 1,6053 21,5239 35,2781 43,4035 49,6959 149,9014
28 0,9 1,5770 21,1451 34,6572 42,6395 48,8212 147,2631
29 1,0 1,5493 20,7729 34,0472 41,8891 47,9620 144,6711
Q Maksimum 371,2451
Hidrograf Nakayasu Periode Ulang 10 Tahun
400.0000

350.0000

300.0000

250.0000
Debit (Q) (m3/det

200.0000

150.0000

100.0000

50.0000

0.0000
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20
Waktu (t) (det)

Grafik IV.3. Hidrograf Nakayasu Periode Ulang 10 Tahun


Hidrograf Banjir dengan Metode HSS Nakayasu
400.0000

350.0000

300.0000
Debit (Q) (m3/det)

250.0000
Periode
Ulang 2
200.0000 Tahun
Periode
150.0000 Ulang 5
Tahun
100.0000

50.0000

0.0000
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20
Waktu (t) (det)

Grafik IV.4. Hidrograf Banjir dengan Metode HSS Nakayasu

Anda mungkin juga menyukai