Anda di halaman 1dari 30

LAMPIRAN D.

1
PENENTUAN CURAH HUJAN RENCANA

Analisis curah hujan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa


metode analisis frekuensi langsung (direct frecquency analysis). Analisis ini
dilakukan guna menentukan curah hujan rencana berdasarkan data curah hujan
yang tersedia. Jika waktu pengukuran curah hujan lebih lama atau jumlah data
banyak, maka hasilanalisisyang diperoleh akan semakin baik.
Data curah hujan yang digunakan adalah data yang diperoleh dari PT
Dornier Resources Indo. Data yang ada diolah dengan menggunakan Distribusi
Gumbell. Sebelum dilakukan perhitungan, terlebih dahulu tentukan curah hujan
maksimum di setiap bulannya. Lalu kemudian didapat dapat curah hujan
maksimum pada tahun tersebut. Data curah hujan maksimum tahun 2009-2018
bisa dilihat pada tabel D.1. Rumus untuk menghitung curah hujan rencana adalah
seperti di bawah ini.

Xt = X + k.S
k = (Yt – Yn) / Sn
Keterangan :
Xt = Curahhujanrencana (mm/hari)
k = Reducedvariate factor
X = Curah hujan rata – rata (mm/hari)
Yt = Reducedvariate
Yn = Reduced mean
S = Standart deviation
Sn =Reduced standart deviation

D-1
Tabel D.1.1
Data Curah Hujan Bulanan Maksimum Tahun 2009 – 2018

Tabel F.1.2
Data Curah Hujan Harian Maksimum Tahun 2004 – 2015

D-2
1. Periode Ulang dan Resiko Hidrogeologi
Penentuan periode ulang dan resiko hidrologi dihitung dengan
menggunakan rumus :
1
Pr =1−(1− )
Tr Tl

Keterangan :
Pr = Resiko hidrologi (kemungkinan suatu kejadian akan terjadi minimal satu
kali pada periode ulang tertentu).
Tr = Periode ulang (dalam rancangan ini digunakan periode ulang tiga tahun).
Tl = Umur tambang (10 tahun).
Contoh perhitungan :
Tr = 5 tahun
1
Pr = { 1 - ( 1 - )10 } x 100% = 89 %
5
(Hasil perhitungan selanjutnya lihat Tabel F.1.4)

Tabel F.1.3
Periode Ulang Hujan untuk Sarana Penyaliran
Kondisi Periode Ulang Hujan
Daerah Terbuka 0,5
Sarana Tambang 2–5
Lereng Tambang dan 5 – 10
Penimbunan
Sumuran Utama 10 – 25
Penyaliran Keliling 25
Tambang
Pemindahan aliran Tambang 100
(Sumber :Rudy S.Gautama,1990)

Tabel F.1.4
Resiko Hidrologi Pada Periode Ulang Berbeda

Periode
Resiko
ulang
Hidrologi
hujan

D-3
(Tahun)
1 100%
2 99%
3 98%
4 94%
5 89%
6 84%
7 78%
8 74%
9 69%
10 65%

2. Perhitungan Curah Hujan Rencana


Untuk menghitung curah hujan rencana, terlebih dahulu harus dicari
beberapa variabel, yaitu sebagai berikut :
A. Perhitungan Curah Hujan Harian Rata-rata
X 66,48+76,27+85,23+71,50+52,32+64,32+98,15+ 88,37+65,72+99,02
=
10
767,38
=
10
= 76,71 mm/hari

B. Perhitungan Reduced Mean


Nilai reduced mean dapat diterapkan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
( n+1 ) −m
Yn = -log [-log
{ n+1 } ]
Keterangan :
n = jumlah sample
m = urutan sample (1,2,3,4…)
Misal untuk m = 1
10+1 ) −1
Yn=-log [-log {( 10+1 }
] = 1.383

(Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel D.1.4)

D-4
C. Perhitungan Reduced Mean Rata-rata ( Yn )
Yn = 0,36+0,58+ 0,71+ 0,47−0,02+ 0,13+ 1,06+0,86+0,25+ 1,38
10
5,77
=
12
= 0,58
D. Perhitungan Standart Deviation (S)
Nilai dari Standart Deviation dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut :

∑ ( X −X )2
S=
√ n−1
Maka nilai Standart Deviation (S) adalah :

∑ ( X −X )2 =
S=
√ n−1 √ 2153,14
10−1
=15,467

E. Perhitungan Reduced Standart Deviation (Sn)


Nilai dari Reduced Standart Deviation dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut :

∑ ( Y n−Y n )2
S n=
√ n−1
Maka nilai Reduced Standart Deviation adalah :

∑ ( Y n −Y n )2 =
Sn=
√ n−1 √ 4.4
10−1
=0,699

D-5
Tabel F.1.5
Perhitungan Curah Hujan Rencana

D-6
3. Perhitungan Curah Hujan Rencana pada Periode Ulang Berbeda
Berdasarkan perhitungan data curah hujan diatas maka diperoleh :

Curah hujan rata-rata ( x ) = 76,71 mm/hari


Standart deviation (S) = 15,467
Y
Reduced mean rata-rata ( n ) = 0,058
Reduced standart deviation (Sn) = 0,699
A. Perhitungan Reduced Variate (Y)
Berdasarkan data diatas maka nilai dari Reduced Variate dapat ditentukan
dengan rumus sebagai berikut :
T−1
{
Y t =−log −log
T }
Keterangan :
T = Periode ulang (tahun)
Maka nilai Reduced Variate adalah :
T = 2 tahun
5−1
{
Y t =−log −log
5 }
= 1,014
(Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel D.1.6.)
B. Perhitungan Faktor Reduced Variate (k)
Nilai dari Faktor Reduced Variate dapat ditentukan dengan rumus sebagai
berikut:
Y −Yn
k = Sn
Maka nilai k adalah :
0,521−0, 58
k = = -0,08
0,699
(Perhitungan selanjutnya dapat di lihat pada Tabel D.1.6.)

C. Perhitungan Curah Hujan Harian Rencana


Untuk mengetahui besarnya curah hujan harian rencana dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :

D-7
Xt = X +k.S
Maka nilai curah hujan harian rencana adalah :
Xt = 76,71 mm/hari + (-0,08) x 15,467
= 75,47 mm/hari

D-8
LAMPIRAN D.2
PENENTUAN INTENSITAS CURAH HUJAN

Penentuan intensitas curah hujan dimaksudkan untuk memperoleh kurva durasi yang nantinya akan digunakan sebagai dasar
perhitungan air limpasan didaerah penelitian. Penentuan intensitas curah hujan dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode, salah satunya dengan menggunakan persamaan Monnonobe.

Harga R24 adalah besarnya curah hujan maksimum (curah hujan rencana) yang telah ditentukan yaitu sebesar 89,4. Nilai t=1
jam, disebabkan tidak ada data curah hujan yang disajikan dalam durasi waktu satu jam lebih atau kurang. Pada perhitungan
intensitas curah hujan, dikonversikan dari curah hujan harian menjadi jumlah curah hujan dalam satuan jam.
Jadi besarnya intensitas curah hujan dalam1 jam adalah :
R 24 24 2/ 3
I= ( )
24 t
2/3
89,4 24
24 ( 1 )
I=

I= 31 mm/jam
Besarnya intensitas curah hujan selain untuk durasi 1 jam dapat dilihat pada Tabel F2.1 berikut ini :

F-9
Tabel D.2.1
Intensitas Curah Hujan

F-10
LAMPIRAN D.3
PERHITUNGAN DEBIT AIR TAMBANG
PERHITUNGAN DEBIT AIR LIMPASAN TIAP PUSH BACK:
1. Push Back 5 :
Perhitungan Daerah Tangkapan Hujan (DTH)
Perhitungan untuk koefisien limpasan pada daerah tangkapan hujan
(catchment area):
a. Daerah Tangkapan Hujan I (DTH I)
Luas Daerah Tangkapan Hujan I = 0,12093 km2
Koefisien limpasan = 0,75
0,75 x 0.12093
Cv = = 0,12 km2
0,75
Penentuan koefisien limpasan berdasarkan parameter yaitu kerapatan
vegetasi, tata guna lahan dan kemiringan tanah. Setelah diamati langsung di
lapangan dan dilihat peta keadaan bukaan tambang terbaru, maka nilai koefisien
limpasan untuk masing-masing daerah tangkapan hujan adalah sebagai berikut :
a. Daerah Tangkapan Hujan I (DTH I)

D - 11
Merupakan daerah dasar pit dan jenjang tambang PT. Andesite Quality
Corporation daerah tambang sehingga mempunyai koefisien limpasan sebesar
0.75 dan dengan perhitungan menggunakan software 3D Mine diketahui DTH
ini memiliki luas 0,12093 km2.
Tabel.1
Nilai Koefisien Limpasan
No Macam Permukaan Koefisien Limpasan (C)
1 Lapisan Batubara (Coal Seam) 1,00
2 Jalan Pengangkutan (Haul Road) 0,90
3 Dasar Pit dan Jenjang (Pit Floor and Bench) 0,75
4 Lapisan Tanah Penutup (Fresh Overburden) 0,65
5 Lapisan Tanah Penutup yang telah ditanami 0,55
(Revegetated Overburden)
6 Hutan (Natural Rain Forest) 0,50
(Sumber : Sayoga, 1999)

Perhitungan Debit Air Limpasan


Berdasarkan peta topografi dan rencana kemajuan tambang maka daerah
tangkapan hujan, yaitu
a. Untuk daerah tangkapan hujan 1, didapatkan data sebagai berikut:
Luas daerah tangkapan hujan (A) = 0,12093 km2
Intensitas curah hujan rata-rata (I) = 31mm/jam (Lampiran F.2)
Koefisien limpasan (C) = 0.75 (Lampiran F.3)
Q = 0,278 x C x I x A
= 0,278 x 0,75 x 31 mm/jam x 0,12093 km2
= 0,782 m3/detik
Perhitungan Debit Air Hujan Pushback 5
QCH = Xt x A
Keterangan :
QCH = Debit curah hujan (m3/jam)
Xt = Curah hujan rencana (mm/jam)
A = Luas bukaan tambang (km2)
a. Untuk daerah tangkapan hujan II, didapatkan data sebagai berikut:

D - 12
Luas bukaan tambang (A) = 0,042867557 km2
Curah hujan rencana (XtI) = 75,47 mm/jam (Lampiran F.1)
= 0,0 m/jam
Q = Xt x A
= 0,07447 m/jam x 0,042867557 m2
= 0,28m3/detik
Perhitungan Debit Air Tanah Pushback 10
Hasil Perhitungan di peta Muka Air Tanah
h = hA hB
s = jarak B –A A

Δh
h Δs
H =

s
B

Q = K .I .A
Keterangan :
K = hydraulic conductivity (m/hari)
I = hydraulic gradient (dh/dL)
A = luas penampang aquifer
K = 30 m/hari
Mencari I
Δh
I=
Δs
Mencari A
A = ( dari pembacaan data peta )
Maka :
Q = K.I.A

PUSH BACK 5
Qtotal = Qair limpasan + Qair hujan + Qair tanah

D - 13
Q total= 0,61+ 0,08+ 0
= 0,69 m3/detik

D - 14
Tabel 2 Hasil Perhitungan Debit Air Tambang pada setiap Pushback

Pushback Luas Q Limpasan Q Air Hujan Q Air Tanah Q Air Tambang


DTH
tahun ke- km2 m2 m3/s m3/s m3/s m3/s

1 Bukaan Tambang 0,04287 42867,557 0


0,28 0,04 0,31
2 Bukaan Tambang 0
0,06725 67253,4 0,43 0,06 0,49
3 Bukaan Tambang 0
0,08872 88716,2 0,57 0,08 0,65
4 Bukaan Tambang 0
0,09461 94607,2 0,61 0,08 0,69
5 Bukaan Tambang 0
0,09461 94607,2 0,61 0,08 0,69

D - 15
LAMPIRAN D.4
PERHITUNGAN PERSEN SOLID

1. Perhitungan Persen Solid untuk Kolam Pengendapan


Dari hasil uji Laboratorium Sucofindo, diperoleh besarnya nilai Total
Suspended Solid (TSS) pada aliran air yang maksimum dibulan September yaitu
30,5 mg/L. Variasi nilai TSS yang terdapat Di PT. Andesite Quality Corporation
dapat dilihat pada tabel E.1

Tabel D..1.
Variasi Nilai TSS PT. Dornier Resources Indo
Waktu Pengambilan Sampel TSS (mg/L)
14 Agustus 2019 24
15 Agustus 2019 20
16 Agustus 2019 25
Rata-rata 23
Sumber:Hasil Uji Laboratorium Sucofindo

Gambar E.7.1
Kecepatan Aliran Air dan Peren Solid Air yang Masuk Kolam Pengendapan
Besarnya TSS = 30,5 mg/L
1 1
= 30,5 x x gr/cm3
1000 1000
= 3.05 x 10-5gr/cm3
Tabel E.2.
Data Pengukuran Debit Limpasan (keadaan Pompa tidak beroprasi )Air yang
Masuk Kolam Pengendapan

D - 16
Debit Debit
( m3/s) (m3/jam)
0.249 896.25

Air yang akan masuk ke kolam pengendapan adalah debit air dari pompa
dan dari air limpasan yang masuk ke paritan menuju kolam pengendapan.
Debit limpasan 2499,47 m3/jam = 0.249 m3/dtk
Debit total air yang masuk kolam pengendapan I, RR
= Debit Pompa + Debit limpasan
= 0 m3/jam + m3/jam = 896.25 m3/jam
= 0.249 m3/dtk
Jadi berat residu yang masuk kedalam kolam pengendapan adalah sebagai
berikut:
Residu tersuspensi = 3.05 x 10-5gr/cm3 x 0.249 x 105 cm3/detik
= 2733.6 gr/detik
m
Dengan menggunakan persamaan ρ = , jika diketahui ρ (partikel padat)
V
2733.6 gr /detik
V= = 21.02 x10-5 m3/detik
1,3 x 106
Persentase padatan yang masuk terhadap total air dan padatan (pulp)
adalah:
1,26 x 10−5 m 3 /detik 1, 14 x 10−5 m3/detik 3.67 x 10−5 m 3/detik
%Solid=
0,282 m3 /detik 0.282 m3/detik 0.282 m3 /detik

3.67 x 10−5 m3 /detik 21.02 x 10−5 m3 /detik x 100%


0.282 m 3 / detik 0.249 m3 /detik
= 4,58 %
% Air = 100% - % Solid
= 100% - 4,58 %
= 95,42 %

D - 17
LAMPIRAN D.5
PERHITUNGAN KOLAM PENGENDAPAN

2. Rancangan Kolam Pengendapan Untuk Air yang berasal limpasan pit


a. Perhitungan Rancangan Kolam Pengendapan
Dari hasil perhitungan persen solid yang didapatkan dari Sumuran Utama
yaitu 4,58% dengan debit total yang masuk 0.911 m3/detik sehingga rumus yang
digunakan untuk menghitung kecepatan pengendapan adalah dengan
menggunakan hukum stokes, yaitu:

gxD 2 x ( ρc−ρ air )


Kecepatan pengendapan material (V) = 18 xη
Keterangan:
g = Gaya gravitasi (9,8 m/detik2)
D = Diameter partikel padatan (2 x 10-6 m)
η = Viskositas air (1,31 x 10-6 kg/detik)
ρc = Kerapatan air dan lumpur (1650 kg/m3)
ρair = Berat jenis air (1.000 kg/m3)
2
9,8 x ( 2 x 10−6 ) x (1650−1000)
V = m/detik
18 x (1,31 x 10−6 )

= 0,00108 m/detik
Debit Total
Luas kolam yang dibutuhkan =
Kecepatan Pengendapan
0,69
= 0,00108 = 638,89 m2

Jadi, luas kolam pengendapan yang dibutuhkan adalah 638,89 m2

Kedalaman kolam pengendapan = jangkauan gali vertikal – 1 meter

= 9 – 1 meter

= 8 meter

D - 18
Lebar kolam pengendapan = jangkauan gali horizontal

= 10 meter

Panjang kolam pengendapan didapat dengan membagi luas kolam pengendapan


dengan lebar kolam yaitu :

Luas kolam pengendapan


Panjang kolam =
Lebar kolam pengendapan

638,89 m2
=
10 m

= 64 meter

Volume kolam =pxlxt

= 64 x 10 x 8

= 5111 m3

Waktu yang dibutuhkan partikel untuk mengendap (tv) adalah :

h
Tv =
Vt

8m
=
0,00108 m/detik

= 7407,407 detik

= 123,4568 menit

Partikel padatan akan mengendap dengan baik jika waktu yang dibutuhkan
material untuk keluar dari kolam pengendapan tv < th.

Kecepatan air di dalam kolam (Vh) adalah :

Qtotal
Vh =
A

0,911 m3 /detik
=
10 m× 84 m

D - 19
= 0,00108 m2 /detik

A=Lxt

= 10 m x 8 m = 80 m2

Maka th dapat dicari dengan rumus :

P
Th =
Vh

84 m
=
0,00108 m/detik

= 78103,565 detik

= 1301,7261 menit

Berdasarkan perhitungan di atas didapat tv < th dengan membandingkan


waktu pengendapan dan waktu keluarnya air, dapat digunakan untuk mengetahui
persentase pengendapan.

th
Persentase pengendapan = x 100 %
(th+tv)

1301,7261
= x 100 %
(1301,7261+123,4568)

= 0,91 %

Jadi, persentase pengendapan yang terjadi adalah 0,91 %.

Dengan persentase tersebut maka material yang terlarut dalam air tidak semuanya
terendapkan. Padatan yang berhasil diendapkan hanya 0,91 % dari total padatan
yang masuk ke kolam. Total padatan yang masuk kedalam kolam pengendapan
4,6 x10-5 m3/detik sehingga padatan yang berhasil diendapkan dalam waktu sehari
adalah:
= 4,6 x10-5 m3/detik x 3.600 detik/jam x 24 jam/hari x 0,91 %
= 187,3624875m3/hari

b. Waktu pengerukan kolam pengendapan

D - 20
Pembuatan kolam pengendapan dimaksudkan untuk menampung lumpur
dari hasil kegiatan penambangan. Lumpur akan dikeruk oleh Excavator sehingga
kolam harus dapat menampung volume lumpur sebelum dikeruk selama interval
waktu tertentu:

volume kolam pengendapan


T = volume total padat yang berhasil diendapkan

5111 m3
=
187,36 m3 /hari

= 27,28 hari

= dibulatkan 28 hari = 0,91 bulan


Dengan demikian maka pengerukan lumpur dapat dilakukan setiap 36 hari
sekali. Dimensi kolam pengendapan hasil perhitungan dapat dilihat pada gambar

c. Sketsa Kolam Pengendapan

Dengan melihat situasi dan kondisi area tambang yang telah dipelajari maka
dari itu ditentukanlah sebuah metode sistem penyaliran air tambang dengan
menggunakan sistem kolam terbuka.

10
m
79
64

Gambar F.9.1
Sketsa Kolam Pengendapan.

D - 21
LAMPIRAN D.6

PERHITUNGAN KAPASITAS POMPA

Saat ini pompa yang digunakan ditambang adalah pompa sentrifugal


multiflo MFC 180 sebanyak 1 unit dan memiliki cadangan pompa sentrifugal
multiflo MFC 180 sebanyak 1 unit. Berdasarkan spesifikasi pompa diketahui
bahwa rpm maksimal pompa adalah 1800 rpm dengan total head 55 meter dan
maximum flowrate 260 liter/second (504 m3/jam). Apabila melihat dilapangan
dengan total headnya mencapai 39,75 meter, maka debit air yang akan dihasilkan
pompanya pada rpm 1800 sekitar 936 liter/jam.
Dengan debit Pompa 140 liter/second maka didapat :
260liter /second
= 0.14 m³/detik
1000 liter/m ³
= 0,14 m³/detik x 3600
= 936 m³/jam
a. Berdasarkan data kemajuan penambangan diketahui kedalaman sisi isap
pompa adalah 140 m dan ketinggian sisi keluaran adalah 163 m dengan 7
belokan, sudut belokan lengkung (450, 600, 900) dan dengan panjang pipa 85,01
m pompa yang akan digunakan tipe multiflo MFC 180, diketahui spesifikasi
pompa mempunyai debit maksimum yang dapat dilakukan sebesar 504 m³/jam.
Pipa pengeluaran air yang akan digunakan adalah pipa HDPE katup isap yang
digunakan 8 inchi (20,32 cm) dengan menggunakan saringan. Nilai koefisien
kekasaran pipa adalah 0,06 mm dan koefesien kerugian katup isap adalah 1,84.
1. Julang statis
hs = h2 – h1
hs = 163 - 140
hs = 23 meter
2. Kecepatan aliran air dalam pipa

D - 22
Q
V=
A
504
V= 1
x 3,14 x 0,20 2
4
V = 16341,72 m/jam
V = 4,54 m/detik

3. Julang gesek
LV 2
hf1 = f ( )
2 Dg
Terlebih dahulu dicari nilai koefesien belokan ( f )dengan persamaan
0,020+0,0005
f=
D
0,020+0,0005
f=
200
f = 0.0001025 meter
LV 2
hf1 = f ( )
2 Dg

85 x 3.282
hf1 = 0,0001025 ( 2 x 0,20 x 9,8 )
hf1 = 0,88 meter
4. Julang belokan
V2
Hf2 = f2 ( )
2g
Terlebih dahulu dicari nilai koefesien belokan (f2) dengan persamaan
R = jari-jari lengkung belokan (m)
D 0,20
R= 1 = 1 = 0.12
tan θ tan 400
2 2
0,35 0,5
D θ
[
f2 = 0,131+1,847 ( )
2R ]( )
x
90

Terdapat 3 belokan, sehingga besarnya julang belokan adalah :

D - 23
No belokan D V2 R f2 Hf2
1 40 0,2 26,91 0.12 0,53 0,72
2 60 0,2 26,91 0.61 0,39 0,54
3 90 0,2 26,91 0.10 0,79 1,08
4 60 0,2 26,91 0,62 0,39 0,54
5 90 0,2 26,91 0,10 0,79 1,08
6 60 0,2 26,91 0,62 0,39 0,54
7 90 0,2 26,91 0,10 0,79 1,08
Total 5,58
hf2 = 5,58 meter
5. Julang katup isap
V2
( )
hf3 = f3
2g
2
4,54
h = 1,84 (
2 x 9,8 )
f3

hf3 = 1,93 meter


6. Julang kecepatan

hf4 = {V2 g² }
4,542
hf4 = ( 2 x 9,8 )
= 1,05 meter
Dengan demikian julang (head) total pada pemompaan dengan debit 103
liter/detik adalah :
H = hs + hf1 + hf 2+ hf 3 + hf4
H = 23 meter + 0,088 meter + 5,58 meter + 1,93 meter + 1,05 meter
H = 32,44 meter
b. Daya Pompa
Head total = 32,44 meter
Debit = 140 liter/s = 0,14 m3/detik
RPM = 1800 rpm
ῃp = 66 %

D - 24
1. Perhitungan Daya ( P ) :
H = 32,44 m
γ = 9.8 kN/ m3
W =1
Daya Air ( Pw ) = γxQxH
= (9.8 kN/m3 ) x 0,14 m3/detik x 32,44 m
= 82,66kw
Daya Poros ( P ) = Pw/ῃp
= 44,51 / 0,66
= 125,24kw
ω x H xQ
Daya Pompa = ( )x 1000
ῃ x 102 x 100
1 x 32,44 m x 140 l/s
¿( ) x 1000
0,66 x 102 x 100
= 1252,88 kw

D - 25
LAMPIRAN D.7
PERHITUNGAN SUMURAN

Sumuran yang akan dibuat merupakan sumuran permanen, perhitungan


dimensi sumuran dihitung berdasarkan data debit air limpasan, air hujan dan air
tanah yang mengalir menuju bukaan tambang.
Volume air tambang yang masuk sumuran dengan asumsi durasi hujan
selama 1 jam dengan debit diperoleh:
Volume air limpasan yang masuk sumuran = 0,28 m3/detik x 3600 detik
= 1008 m³/jam
Volume air hujan = CH Rencana x A
= 94607,169m/jam X 120928,276 m2
= 0,69 m3/s
Volume air tanah =0
Volume air tambang = 0,61 m³/s+ 0,08 m3/s
= 0,68 m3/s
Ukuran sump :
Panjang permukaan = 50 meter
Lebar permukaan = 40 meter
Tinggi = 5 meter
Panjang dasar = 40 meter
Lebar dasar = 30 meter

Volume jenjang panjang = ((luas permukaan sump + luas dasar sump) x ½) x


tinggi
= (( 50 x 30 ) + ( 40 x 20) x ½) x 3)
= 8000 m3
maka volume sump menjadi 8000 m3 sehingga sumuran ini akan dapat
menampung air 5249 m3 yang ada di dalam tambang baik air yang berasal dari
curah hujan maupun yang telah tertampung didalam sump sebelumnya.

D - 26
50 m

40 m
5m

30 m

40 m

Gambar 3.1. Bentuk Sump

D - 27
LAMPIRAN D.8
PERHITUNGAN WAKTU PEMOMPAAN

Berdasarkan pengamatan dilokasi penelitian pompa yang dibutuhkan adalah


1 pompa multiflo MFC 290 untuk mencukupi yaitu :
Volume air yg ada di sump = 3664,2 m³
Debit pompa = 504 m3/jam
3664,2 m ³
t =
(504 m ³ / jam)
= 7,27 jam
= 7,27 jam

Untuk mengeringkan air yang ada di Pit, diperlukan waktu 7,27 jam dengan
menggunakan 1 unit pompa multiflo MFC 180

D - 28
LAMPIRAN D.9
SPESIFIKASI ALAT

Anda mungkin juga menyukai