Anda di halaman 1dari 53

Distribusi Frekuensi (Perencanaan Saluran Drainase Bag.

III)

Melanjutkan postingan mengenai perencanaan saluran drainase, kali ini saya akan membahas
mengenai perhitungan curah hujan rencana menggunakan distribusi frekuensi. Distribusi
frekuensi digunakan untuk memperoleh probabilitas besaran curah hujan rencana dalam
berbagai periode ulang. Dasar perhitungan distribusi frekuensi adalah parameter yang
berkaitan dengan analisis data yang meliputi rata-rata, simpangan baku, koefisien variasi, dan
koefisien skewness (tabel 1).

Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi frekuensi yang banyak digunakan
dalam bidang hidrologi, dimana masing-masing distribusi memiliki sifat-sifat khas sehingga
setiap data hidrologi harus diuji kesesuaiannya dengan sifat statistik masing-masing distribusi
tersebut. Pengujian tersebut sangat penting dilakukan karena menurut saya ada beberapa
kesalahan yang biasa digunakan orang dalam penentuan curah hujan rencana menggunakan
distribusi frekuensi. Banyak orang menggunakan Distribusi Gumbel tanpa adanya dasar yang
kuat. Padahal belum tentu sebaran data curah hujan di wilayah tersebut cocok dengan
Distribusi Gumbel. Bahkan di Pulau Jawa, menurut Bapak Sri Harto sekitar 90% sebaran data
curah hujan cocok dengan Distribusi Log-Pearson III. Sehingga kalau distribusi frekuensinya
tidak cocok dengan sebaran data yang ada maka error yang didapat akan sangat besar.

Nah berikut ini beberapa distribusi frekuensi yang biasa digunakan dalam bidang hidrologi :

1). Distribusi Gumbel

Perhitungan curah hujan rencana menurut Metode Gumbel, mempunyai perumusan sebagai
berikut :
Faktor probabilitas K untuk harga-harga ekstrim Gumbel dapat dinyatakan dalam persamaan
diatas.

2). Distribusi Normal

Perhitungan curah hujan rencana menurut Metode Distribusi Normal, mempunyai perumusan
sebagai berikut :

3). Distribusi Log Pearson III

Perhitungan curah hujan rencana menurut Metode Log Pearson III, mempunyai langkah-
langkah perumusan sebagai berikut :
Catatan :

Untuk penurunan rumus masing-masing distribusi frekuensi dapat anda temukan dalam buku-
buku statistika.

LAMPIRAN :
Perhitungan Hujan Rencana dengan metode : Distribusi Probabilitas Gumbel , Distribusi
Probabilitas Log Pearson Type III ,Distribusi Probabilitas Normal Dan Distribusi Probabilitas
Log Normal

1. Perhitungan Ulang Distribusi Probabilitas Gumbel

Rumus untuk perhitungan Distribusi Probabilitas Gumbel di bawah ini

XT = X + S x K

dimana :

XT = hujan rencana (mm)_

X = nilai rata-rata dari hujan

S = Standar deviasi dari data hujan

K = Faktor frekuensi Gumbel : K = Yt – Yn


_______
Sn

Yt = reduced variate (lampiran tabel)

Sn = reduced standar (lampiran tabel)

Yn = reduced mean (lampiran tabel)

Contoh Perhitungan

Diketahui data hujan harian maksimum 10 tahun pengamatan seperti tertera dalam tabel.
Hitunglah besar curah rencana dengan periode ulang 2 tahun, 5, 20, 50 dan 100 tahun
berdasarkan Distribusi Probabilitas Gumbel.

Tabel Perhitungan Parameter Statistik


* Hitung nilai rata-rata ( X )

X = Σ (Xi) n = 1649 n = 164,9


10 10

*) Hitung Deviasi Standar (S)


0,5 0,5
_

S = Σ( Xi – X)2 = 26784,9

_______ _______ (bentuk akar bisa disederhanakan menjadi X 0,5)

10 -1 9

S = 54,55
*) Hitung Faktor Frekuensi (K) dan Hujan Rencana (XT)

Dengan jumlah data (n) = 10 maka didapat nilai Sn dan Yn yang diambil dari lampiran :

Sn 0,9971

Yn 0,5070

Nilai Yt yang diambil lampiran

Periode Ulang
Yt
T (tahun)

2 0,3065

5 1,4999

20 2,9702

50 3,9019

100 4,6001

Lalu kemudian hitung hujan rencana untuk periode ulang 2 tahun, 5, 20, 50 dan 100 tahun
dengan Yt untuk masing-masing periode ulang dan hasil perhitungannya tertera dalam tabel
di bawah ini;
2. Perhitungan Hujan Rencana dengan Distribusi Probabilitas Log Pearson Type III
Rumus yang digunakan dalam metode Distribusi Probabilitas Log Pearson Type III
adalah sebagai berikut :

Log XT = Log X + (KT x S Log X)

Keterangan rumus :

Log XT = nilai logaritma hujan rencana dengan periode ulang T

Log XT = nilai rata-rata dari log X = Σ Log Xi


______
n
0,5
S Log X = Deviasi standar dari Log X =

S Log X = Σ(Log Xi – LogX)2


_____________
10 -1
KT = Variabel standar, besarnya tergantung koefisien kepencengan (Cs atau G pada tabel frekuensi
KT untuk Distribusi Log Perason Type III)

Contoh Perhitungan!

Untuk contoh perhitungan kita masih gunakan data curah hujan maksimum (Xi) yang
digunakan pada pembahasan sebelumnya dan kita akan coba hitung hujan rencana periode
ulang 2 tahun, 5, 20, 50 dan 100 tahun menggunakan metode Distribusi Probabilitas Log
Pearson Type III
*) Hitung nilai rata-rata Log X :

____
Log X = Σ Log Xi
______
n
= 21,9711
________
10

n= 2,1971

*) Hitung S log X (deviasi standar dari Log X)

Pertama cari nilai Cs terlebih dahulu :*) Hitung nilai KT

____
Cs = n x Σ(Log Xi – LogX) 3 10 x 0,00100
_________________ = _________________ S = 0,054

(n-1) (n-2) (S Log X)3 (10-1) (10-2) (0,1369)3

Nilai Cs yang sudah didapat dipakai untuk mencari nilai T pada lampiran Tabel Frekuensi KT
untuk Distribusi Log Pearson Type III, maka didapat :

T = 2 dan Cs = 0,541 maka nilai KT = - 0,018

T = 5 dan Cs = 0,541 maka nilai KT = 0,837

T = 20 dan Cs = 0,541 maka nilai KT = 1,685

T = 50 dan Cs = 0,541 maka nilai KT = 2,108

T = 100 dan Cs = 0,541 maka nilai KT = 2,401


Hujan rencana untuk periode ulang 2 tahun (X2) :

_____
1. Log X2 = Log X + (KT x S Log X) = 2,1971 + (-0,018 x 0,1369)
= 2,1946

X2 = 156,53 mm

2. Hujan rencana untuk periode ulang 5 tahun (X5) :

_____
Log X5 = Log X + (KT x S Log X) = 2,1971 + (0,837 x 0,1369)
= 2,3116

X5 = 204,92 mm

3. Hujan rencana untuk periode ulang 20 tahun (X20) :

_____

Log X20 = Log X + (KT x S Log X) = 2,1971 + (1,685 x 0,1369)

= 2,4277

X20 = 267,73 mm

4. Hujan rencana untuk periode ulang 50 tahun (X50) :

_____

Log X50 = Log X + (KT x S Log X) = 2,1971 + (2,108 x 0,1369)

= 2,4856

X50 = 305,91 mm

5. Hujan rencana untuk periode ulang 100 tahun (X100) :

_____

Log X100 = Log X + (KT x S Log X) = 2,1971 + (2,401 x 0,1369)

= 2,5257

X100 = 335,50 mm
3. Hujan rencana dengan probabilitas normal

Rumus untuk menghitung hujan rencana dengan probabilitas normal adalah sebagai
berikut :

__
XT = X + KTS

Keterangan rumus :

XT = hujan rencana dengan periode ulang T tahun


_
X = nilai rata-rata dari data hujan (X) mm.
S = Standar deviasi dari data hujan (X) mm.

KT = faktor frekuensi, nilainya tergantung dari T (lampiran tabel Variabel Reduksi Gauss)

Contoh Perhitungan

Agar lebih jelas langsung kita masuk dalam perhitungan. Untuk perhitungan kita pakai data
curah hujan maksimum pada pembahasan Distribusi Probabilitas Gumbel. Akan hitung hujan
rencana periode ulang 2 tahun, 5, 20, 50 dan 100 tahun menggunakan metode Probabilitas
Normal.
*) Cara perhitungan nilai rata-rata dan standar deviasi sudah dibahas pada pembahasan
sebelumnya dan sudah terlampir dalam tabel tinggal masukan saja.

*) Kemudian yang dilakukan adalah menghitung nilai KT

Nilai KT berdasarkan nilai T yang diambil dari lampiran tabel Variabel Reduksi Gauss, nilai T
untuk beberapa periode ulang tahun sebagai berikut :

Untuk T = 2 maka nilai KT = 0

Untuk T = 5 maka nilai KT = 0,84

Untuk T = 20 maka nilai KT = 1,64

Untuk T = 50 maka nilai KT = 2,05

Untuk T = 100 maka nilai KT = 2,33

*) Hitung hujan rencana dengan memasukan nilai yang sudah diketahui kedalam rumus maka
;

Hujan rencana untuk periode ulang 2 tahun (X2) :


__
XT = X + KTS = 164,9 + (0 x 54,55) = 164,9 mm

Hujan rencana untuk periode ulang 5 tahun (X5) :


__
XT = X + KTS = 164,9 + (0,84 x 54,55) = 210,73 mm

Hujan rencana untuk periode ulang 20 tahun (X20) :


__
XT = X + KTS = 164,9 + (1,64 x 54,55) = 254,37 mm

Hujan rencana untuk periode ulang 50 tahun (X50) :


__
XT = X + KTS = 164,9 + (2,05 x 54,55) = 276,73 mm

Hujan rencana untuk periode ulang 100 tahun (X100) :


__
XT = X + KTS = 164,9 + (2,33 x 54,55) = 292.01 mm
4. Metode Distribusi Probabilitas Log Normal

Perbedaan metode ini dengan dua metode Probabilitas Normal dalah metode ini
menggunakan fungsi logaritma. logaritma adalah invers dari perpangkatan. Rumus yang
digunakan dalam metode Distribusi Probabilitas Normal adalah sebagai berikut :

_____
Log XT = Log X + (KT x S Log X)
Keterangan rumus :
Log XT = nilai logaritma hujan rencana dengan periode ulang T
_____
Log XT = nilai rata-rata dari log X = Σ Log Xi
______
n
0,5
S Log X = Deviasi standar dari Log X =
S Log X = Σ(Log Xi – LogX)2
_____________
10 -1
KT = faktor frekuensi, nilainya tergantung dari T (lampiran tabel Variabel Reduksi Gauss)
Contoh Perhitungan

Untuk contoh perhitungan kita masih pake data curah hujan maksimum (Xi) yang digunakan
pada Distribusi Probabilitas Gumbel dan kita akan coba hitung hujan rencana periode ulang 2
tahun, 5, 20, 50 dan 100 tahun menggunakan metode Distribusi Probabilitas Log Normal
*) Hitung nilai rata-rata Log X :

_____
Log X = Σ Log Xi
_______
n

= 21,9711
10

= 2,1971

*) Hitung S log X (deviasi standar dari Log X)

*) Hitung nilai KT

Nilai KT berdasarkan nilai T yang diambil dari lampiran tabel Variabel Reduksi Gauss, nilai T
untuk beberapa periode ulang tahun sebagai berikut :

Untuk T = 2 maka nilai KT = 0

Untuk T = 5 maka nilai KT = 0,84

Untuk T = 20 maka nilai KT = 1,64

Untuk T = 50 maka nilai KT = 2,05

Untuk T = 100 maka nilai KT = 2,33

*) Hitung hujan rencana


Hujan rencana untuk periode ulang 2 tahun (X2) :

_____
1. Log X2 = Log X + (KT x S Log X) = 2,1971 + (0 x 0,1369)
= 2,1971
X2 = 157,440 mm

2. Hujan rencana untuk periode ulang 5 tahun (X5) :

_____
Log X5 = Log X + (KT x S Log X) = 2,1971 + (0,84 x 0,1369)

= 2,3122

X5 = 205, 200 mm

3. Hujan rencana untuk periode ulang 20 tahun (X20) :

_____
Log X20 = Log X + (KT x S Log X) = 2,1971 + (1,64 x 0,1369)
= 2,4218
X20 = 264.095 mm

4. Hujan rencana untuk periode ulang 50 tahun (X50) :


_____
Log X50 = Log X + (KT x S Log X) = 2,1971 + (2,05 x 0,1369)
= 2,4779
X50 = 300.554, 12 mm

5. Hujan rencana untuk periode ulang 100 tahun (X100) :


_____
Log X100 = Log X + (KT x S Log X) = 2,1971 + (2,33 x 0,1369)
= 2,5163
X100 = 328,304 mm

Demikianlah hasil perhitungan hujan rencana untuk periode ulang 2 tahun, 5, 20, 50
dan 100 tahun. Mungkin kalian sedikit bingung pada pemakaian fungsi logaritma pada
perhitungan diatas, misalnya :

_____
Log X2 = Log X + (KT x S Log X) = 2,1971 + (0 x 0,1369)
= 2,1971

X2 = 157,43

157,43 itu dari mana ? Logaritma itu merupakan invers dari perpangkatan. Untuk mendapatkan
nilai tersebut cara mudahnya itu hitung pake kalkulator tekan SHIFT LOG 2,1971 =, akan
muncul angka 157,4345329. (*)

Rekap Hasil Perhitungan Hujan Rencana Untuk Empat Metode yang Dipakai
Analisis Hidrologi

1. Umum
Analisis data Hidrologi terhadap curah hujan Kota Madiun, terdiri dari beberapa tahapan
untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Sebelum tahapan analisis dilakukan, terlebih dahulu
diperlukan data pendukung yang dapat membantu proses analisis. Adapun data-data yang
dipakai dalam proses analisis adalah data-data yang didapat dari beberapa instansi terkait dan
narasumber yang dapat dipercaya.

Setelah data-data yang dibutuhkan didapat maka selanjutnya dilakukan proses analisis
data tersebut. Secara geografis, Kota Madiun berada pada koordinat 131°51' BT dan 0° 54' LS
dengan luas wilayah 1.105 km2. Wilayah kota ini berada pada ketinggian 3 meter dari
permukaan laut dan suhu udara minimum di Kota Madiun sekitar 23, 1 ° C dan suhu udara
maximum sekitar 33, 7° C. Di kota Madiun Curah hujannya cukup merata sepanjang tahun.
Tidak terdapat bulan tanpa hujan, banyaknya hari hujan setiap bulan antara 9 - 27 hari.
Kelembaban udara rata-rata tercatat 84 %.

2. Analisis Hidrologi.
Data curah hujan yang digunakan dalam analisis hidrologi ini adalah data curah hujan
yang maksimum. Hal ini bertujuan agar analisis dapat mendekati kondisi yang sebenarnya yang
ada di lapangan. Data curah hujan tersebut didapat dari stasiun-stasiun penakar hujan maupun
stasiun-stasiun pos hujan yang terdapat di kota Madiun, yang dapat mewakili frekuensi curah
hujan yang jatuh dalam daerah tangkapan hujan (catchment area).

Stasiun penakar hujan harian yang dipakai untuk perhitungan analisis hidrologi ini adalah :

1) Stasiun Meteorologi Klas 1 Madiun

2) Stasiun Geofisika Klas III Madiun

Perencanaan debit banjir rencana ini didasarkan pada besarnya curah hujan dalam
periode ulang yang direncanakan, yaitu dalam tahun pengamatan selama 10 tahun. Karena
jumlah hujan yang jatuh pada daerah tangkapan tidak selalu sama dan merata, maka
berdasarkan data curah hujan dari kedua stasiun di atas dapat diperhitungkan menjadi curah
hujan rata-rata pada suatu daerah tangkapan.
2.1. Analisis Curah Hujan Rata-Rata.

Dalam menganalisis data curah hujan, distribusi curah hujan yang dipergunakan adalah
distribusi rata-rata aljabar dengan mempertimbangkan jumlah stasiun hujan yang mewakili
hanya dua buah stasiun . Curah hujan rencana maksimum dengan periode ulang tertentu dapat
ditentukan dengan cara menganalisis data curah hujan harian maksimum. Curah hujan rencana
tersebut dipergunakan untuk menentukan debit rencana dengan periode ulang tertentu yang
sesuai dengan kondisi sebenarnya. Perhitungan curah hujan dengan menggunakan metode rata-
rata aljabar dapat dilihat pada Tabel 7.1 sebagai berikut:

Tabel 7.1. Perhitungan curah hujan dengan menggunakan metode rata- rata aljabar

Data Curah Hujan Madiun


No Tahun ch max Rata-rata
ST Jiwan ST Kanigoro ST Babadan
1 2005 142 121 109 124,00

2 2006 103 93 121 105,67


3 2007 94 65 83 80,67
4 2008 72 89 62 74,33
5 2009 82 51 46 59,67
6 2010 87 62 52 67,00
7 2011 64 112 57 77,67
8 2012 88 46 92 75,33
9 2013 73 77 76 75,33
10 2014 54 106 81 80,33
Sumber: Hasil Analisis

2.2. Analisis Curah Hujan Harian Maksimum.

Dari data curah hujan daerah harian, perlu ditentukan kemungkinan curah hujan harian
maksimum yang dipergunakan untuk menentukan debit banjir rencana.
2.2.1. Analisis Frekuensi Curah Hujan

Analisis frekuensi curah hujan diperlukan untuk menentukan jenis sebaran (distribusi).
Perhitungan analisis frekuensi curah hujan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 7.2. Perhitungan analisis frekuensi curah hujan


NO Tahun Xi (Xi-X) (Xi-X)2 (Xi-X)3 (Xi-X)4
1 2005 124,00 42,00 1764,00 74088,00 3111696,00
2 2006 105,67 23,67 560,11 13255,96 313724,46
3 2007 80,67 -1,33 1,78 -2,37 3,16
4 2008 74,33 -7,67 58,78 -450,63 3454,83

-
5 2009 59,67 -22,33 498,78 11139,37 248779,27
6 2010 67,00 -15,00 225,00 -3375,00 50625,00
7 2011 77,67 -4,33 18,78 -81,37 352,60
8 2012 75,33 -6,67 44,44 -296,30 1975,31

9 2013 75,33 -6,67 44,44 -296,30 1975,31


10 2014 80,33 -1,67 2,78 -4,63 7,72
Jumlah 820,00 3218,89 71698,00 3732593,65
X 82,00
Sumber: Hasil Analisis

Dari hasil perhitungan di atas selanjutnya ditentukan jenis sebaran yang sesuai, dalam
penentuan jenis sebaran diperlukan faktor-faktor sebagai berikut :

1) Standar Deviasi (S)


S = 18,741

2) Koefisien Kemencengan (Cs)


CS = 0,156

3) Koefisien Kurtosis (Ck)

CK = 0,119

4) Koefisien Variasi (Cv)

CV = 0.228

2.2.2. Pemilihan Jenis Distribusi

Dalam statistik terdapat beberapa jenis sebaran (distribusi), diantaranya yang sering
digunakan dalam hidrologi adalah :

1) Distribusi Gumbel

2) Distribusi Log Normal

3) Distribusi Log-Person tipe III

4) Distribusi Normal

Berikut ini adalah perbandingan syarat-syarat distribusi dan hasil perhitungan analisis
frekuensi curah hujan.

Tabel 7.3. Perbandingan syarat-syarat distribusi dan hasil perhitungan analisis frekuensi

curah hujan
Hasil
No Jenis Distribusi Syarat Perhitungan
Gumbel CS ≤ 1,1396 0.156 < 1,1396
1
CK ≤ 5,4002 0,119 <5,4002

CS = 3 CV +
2 Log Normal CV²
CS = 0,8325 0.156 <0,8325

Log-Person Tipe
0,000
3 III CS = 0
4 Normal CS = 0 0,000
Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan dan syarat di atas, maka dapat dipilih jenis
distribusi yang memenuhi syarat, yaitu Distribusi Gumbel.

2.2.3. Pengujian Kecocokan Jenis Sebaran

Pengujian kecocokan sebaran berfungsi untuk menguji apakah sebaran yang dipilih dalam
pembuatan duration curve cocok dengan sebaran empirisnya. Dalam hal ini menggunakan
metode Chi-kuadrat. Uji Chi-kuadrat (uji kecocokan) diperlukan untuk mengetahui apakah data
curah hujan yang ada sudah sesuai dengan jenis sebaran (distribusi) yang dipilih. Pengambilan
keputusan uji ini menggunakan parameter X² yang dihitung dengan rumus :

di mana :

X = harga chi-kuadrat,

G = jumlah sub kelompok,

Of = frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama,

Ef = frekuensi yang diharapkan sesuai pembagian kelasnya.


Prosedur perhitungan chi-kuadrat adalah sebagai berikut :

1) Urutkan data pengamatan dari data yang besar ke data yang kecil atau sebaliknya.

2) Hitung jumlah kelas yang ada (k) = 1 + 3,322 log n. Dalam pembagian kelas disarankan agar
masing-masing kelas terdapat empat buah data pengamatan.

3) Hitung nilai Ef = jumlah data (n) / jumlah kelas (k)

4) Tentukan nilai Of untuk masing-masing kelas

5) Hitung nilai X2 untuk masing-masing kelas kemudian hitung nilai total X2

6) Nilai X2 dari perhitungan harus lebih kecil dari nilai X2 dari tabel untuk derajat nyata tertentu
yang sering diambil sebesar 5 % dengan parameter derajat kebebasan.

Rumus Derajat Kebebasan :


dk = k - R -1

dimana :

dk = derajat kebebasan
k = jumlah kelas
R = banyaknya keterikatan
(nilai R = 2 untuk distribusi normal dan binomial, nilai R = 1 untuk distribusi
poisson dan gumbel).

Perhitungan Chi-kuadrat :

1) Jumlah kelas (k) = 1 + 3.322 log n


= 1 + 3.322 log 8
= 4,0001 diambil nilai 4 kelas
2) Derajat kebebasan (dk) = k - R - 1
=4-1-1
=2
Untuk dk = 2, signifikan (α) = 10 %, maka dari tabel uji chi-kuadrat didapat harga X2 = 9.21

3) Ef = n / k
=8/4

=2

4) Dx = (Xmax – Xmin ) / (k – 1)
= (124.00 – 61.00) / (4 – 1)
= 21,00

5) Xawal = Xmin – (0.5×Dx )


= 61.00 – (0.55×21,00)
= 49,45

6) Tabel perhitungan X2

Tabel 7.4. Perhitungan X2


(Of - Ef)²
No Nilai Batasan Of Ef (Of - Ef)²
/ Ef

58,421 ≤ X ≥
1 2 2,31 0,10 0,04
75,581

75,581 ≤ X ≥
2 6 2,31 13,62 5,89
92,741

92,741 ≤ X ≥
3 1 2,31 1,72 0,74
109,901

109,901 ≤ X ≥
4 1 2,31 1,72 0,74
127,061
Jumlah 7,42
Sumber: Hasil Analisis
Dari hasil perhitungan di atas didapat nilai X2 sebesar 7 yang kurang dari nilai X2 pada
tabel uji Chi-Kuadrat yang besarnya adalah 9.21. Maka dari pengujian kecocokan penyebaran
Distribusi Gumbel dapat diterima.
2.2.4. Perhitungan Curah Hujan Maksimum

Untuk menentukan besarnya debit banjir rencana yang akan terjadi, maka terlebih dahulu
dicari kemungkina curah hujan harian maksimum. Metode yang digunakan dalam perhitungan
curah hujan maksimum ini adalah metode Gumbel.
Rumus :

di mana :

Xt = curah hujan rencana dengan periode ulang t tahun (mm),

X = curah hujan rata-rata (mm),

S = standar deviasi (deviation standard),

Sn = deviation standar of reduced variate,

Yt = reduced variate,

Yn = mean of reduced variate,

Untuk nilai Yn dan Sn didapat dari tabel hubungan Mean of Reduced Variate (Yn) dan
Standard Deviation of The Reduce Variate (Sn ) serta dengan jumlah tahun pengamatan (n).
Sedangkan nilai Yt didapat dari tabel hubungan periode ulang (T) dengan Reduced Variate
(Yt).

Berikut ini adalah hasil perhitungan curah hujan harian maksimum dengan menggunakan
metode Gumbel.

Tabel 7.5. Perhitungan curah hujan harian maksimum dengan menggunakan metode Gumbel

Periode Hujan
Ulang Maksimum
NO (Tahun) X S Yt Yn Sn (mm)
1 2 82,23 18,74 0,37 0,50 0,95 79,69
2 5 82,23 18,74 1,50 0,50 0,95 102,06
3 10 82,23 18,74 2,25 0,50 0,95 116,87
4 20 82,23 18,74 2,96 0,50 0,95 130,89
5 25 82,23 18,74 3,20 0,50 0,95 135,58

6 50 82,23 18,74 3,90 0,50 0,95 149,47


Sumber: Hasil Analisis

3. Analisis Debit Banjir Rencana

Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir rencana adalah metode Rasional,
dengan rumus :

di mana :

Q = debit maksimum (m3/detik),

C = koefisien limpasan (run off) air hujan,

I = intensitas hujan (mm/jam),

A = luas daerah pengaliran (km2),

R = hujan maksimum (mm),


tc = waktu konsentrasi (menit),

to = waktu yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan lahan sampai saluran terdekat.

Besar to didapatkan dari rumus Kirpich (1940), yaitu :

di mana :

L = panjang lintasan aliran di atas permukaan lahan (m),

S = kemiringan lahan.

Td = waktu perjalanan air dari pertama masuk saluran sampai titik keluaran.

Rumus :

di mana :

Ls = panjang lintasan aliran di dalam saluran/sungai (m),

V = kecepatan aliran di dalam saluran (m/detik).


Besar nilai V tergantung dari kemiringan dasar saluran (i), kekasaran permukaan saluran
(n Manning) dan bentuk saluran.

Berikut ini adalah salah satu perhitungan debit banjir rencana pada proyek

reklamasi pantai Berlin dengan menggunakan metode Rasional pada periode ulang 10 tahun.

Data yang ada :

R = 385,788 mm

C = 0,60

Ls = 250 m

A = 0,04167 km2

Perhitungan :
nd = 0,013 m

s = 0.001 m

V = 1,5 m/detik

to =
= 2,308 menit

td =
= 2,778 menit

tc = to + td
= 5,086 menit
= 693,077 mm/jam

Q = 0,278 x C x I x A
= 4,8169 m³/detik.

Jadi debit banjir untuk periode R10 tahun adalah 4,8169 m³/detik. Untuk hasil
perhitungan debit banjir selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 7.6. Perhitungan debit banjir


Periode
Hujan A V tc I Q
Ulang
No C
(m / (mm / (m³ /
(Tahun) (mm) (Km²) (menit)
detik) jam) detik)
1 2 79,69 0,0357 0,6 1,5 5,15 23,61 0,14
2 5 102,06 0,0357 0,6 1,5 5,15 30,58 0,18
3 10 116,87 0,0357 0,6 1,5 5,15 35,20 0,21
4 20 130,89 0,0357 0,6 1,5 5,15 39,56 0,24
5 25 135,58 0,0357 0,6 1,5 5,15 41,03 0,24

0,Sumber:
Hasil
6 50 149,47 0,0357 0,6 1,5 5,15 45,35 Analisis

Analisis Saluran

Dari hasil perhitungan diatas dengan debit banjir rencana 10 tahun (R10), maka
direncanakan saluran dengan penampang persegi empat dengan perhitungan sebagai berikut:

Rumus: Q=VxA

Dimana :
Q = debit saluran (m³/detik)

V = kecepatan saluran (m/detik)

A = luas penampang saluran (m²)

Panjang saluran (L) = 500 meter

Lebar saluran (b) = 100cm = 1,00 meter

Tinggi penampang (y) = 100 cm = 1,00 meter

Luas penampang A saluran dihitung sebagai berikut:

A = b.y = 1,00 x 1,00 = 1,00 m2

Keliling penampang basah (P) dihitung sebagai berikut:

P = b + 2.y = 1,00 + 2 x 1,00 = 3,00 m

Lebar puncak (T) dihitung sebagai berikut:

T =b = 1,00 m

Radius hidrolik (R)saluran dihitung sebagai berikut:

R =A/P = 1,00 / 3,00 = 0,33 m

Kecepatan aliran pada saluran dihitung dengan persamaan Manning. Koefesien


kekasaran Manning sebesar 0,011 dengan kemeringan dasar saluran 0.1% atau 0,001.

V = 1/n x R(2/3) x I(1/2)

V = (1/ 0.011) x 0,33(2/3) x 0,001(1/2) = 1,3728 m/detik.

Q(saluran) = V x A

Q(saluran) = 1,3728 x 1,00 = 1,3728 m³/detik < Q (debit maksimum) = 4,8169 m³/detik

1,00 m

1,00 m
Gambar 7.1. Penampang Melintang Saluran Drainase

Untuk hasil perhitungan perencanaan dimensi penampang selengkapnya dapat dilihat


pada tabel dibawah ini:

Tabel 7.7. Perhitungan perencanaan dimensi penampang

Q Q
(debit (saluran
max.) )

h
w
b
A
V
No
(m/detik
. (k
) (
m²)
m) (
(
m)
m)
Hujan
period maksim (
e ulang um (m³/d m³/detik
(tahun) (mm) etik) )

270,991
1 2 0,0417 3,3836 2,0451 6,1352 3,00 1,00 0,50
0

340,062
2 5 0,0417 4,2460 2,0451 6,1352 3,00 1,00 0,50
9
385,787
3 10 0,0417 4,8169 2,0451 6,1352 3,00 1,00 0,50
8

429,081
4 20 0,0417 5,3574 2,0451 6,1352 3,00 1,00 0,50
1

443,579
5 25 0,0417 5,5385 2,0451 6,1352 3,00 1,00 0,50
2

486,445
6 50 0,0417 6,0737 2,0451 6,1352 3,00 1,00 0,50
9

Sumber: Hasil Analisis

7.5 Rekomendasi

Dari hasil analisis data hidrologi diatas, dapat disimpulkan bahwa di kota Sorong curah
hujannya cukup merata sepanjang tahun. Tidak terdapat bulan tanpa hujan, banyaknya hari
hujan setiap bulan antara 9 - 27 hari. Dari perhitungan diperoleh curah hujan harian
maksimumnya adalah, untuk Q2th = 270,9910 mm, Q5th = 340,0629 mm, Q10th = 385,7878 mm,
Q20th = 429,0811 mm, Q25th = 443,5792 mm, Q50th = 486,4459 mm. Dari hasil tersebut maka
didapat beberapa rekomendasi untuk kelayakan proyek reklamasi pantai Lido, antara lain
adalah sebagai berikut :

1) Saluran drainase yang sudah ada (lama), harus tetap dipertahankan dan diteruskan menuju
laut.

2) Saluran drainase yang baru harus direncanakan sesuai hasil analisis data hidrologi dan hanya
untuk melayani daerah reklamasi pantai.

3) Untuk menjaga kelestarian hidrologis maka perlu adanya ruang terbuka hijau.

Apabila rekomendasi telah dilaksanakan, maka proyek reklamasi pantai Lido layak
untuk dilaksanakan.
U-Ditch adalah saluran dari beton bertulang dengan bentuk penampang huruf U dan juga bisa
diberi tutup. Umum nya digunakan untuk saluran drainase atau irigasi.
Ketinggian saluran terbuka ini dapat bervariasi mengikuti kebutuhan dilapangan atau elevasi saluran
yang di inginkan.
Tipe sambungan menggunakan plat joint ( plat embeded dan sambungan but joint atau mele female
) dimana pada bagian pertemnuan sambungan nya cukup diberikan mortar sebagai penutup nat.
Kita bahas tentang manfaat Uditch Beton, Jika ada yang belum tahu tentang Uditch atau bisa
disebut gorong-gorong adalah material beton pracetak yang di produksi menggunakan mesin
berteknologi sehingga menjadikan beton u yang dapat digunakan untuk saluran air atau drainase.
Uditch beton banyak digunakan sebagai saluran air atau got air karena dapat menghemat waktu
pengerjaannya dan tahan lama. Material beton uditch ini memiliki standar spesifikasi yang sudah di
buat sesuai dengan standar negara internasional. Jadi tidak heran jika masih banyak pabrik yang
memproduksi produk tersebut yang tidak sesuai dengan komposisi standarnya. banyak sekali merek
nya tetapi perlu teliti juga dengan mereknya. Banyak sekali menjual harga uditch dibawah pasaran
dengan alasan menghabiskan stock produk tetapi itu semua perlu di cari tau kebenaran nya. Uditch
sudah menjadi target untuk project saluran air karna tidak akan memakan waktu lama, selain itu
material uditch ini kuat dan tahan lama.

U ditch adalah produk saluran air yang terbuat dari beton bertulang yang dicetak menyerupai
bentuk huruf U. Proses produksi dari material ini dirancang melalui proses pembesian khusus
untuk kebutuhan konstruksi pratekan. Pengaplikasian produk u ditch banyak digunakan
sebagai saluran irigasi maupun drainase.

Saluran beton u ditch dibuat dengan ukuran yang bervariasi tergantung kebutuhan lapangan
dan elevasi saluran yang diinginkan. Karena memiliki bentuk seperti huruf U, produk saluran
air u ditch dapat diberi tutup pada bagian atas. Seperti yang kita tahu perbedaan mendasar
dari u ditch dibandingkan dengan produk buis beton lain karena bentuknya. Buis beton
memiliki bentuk lingkaran yang tertutup secara penuh, sedangkan u ditch 1/2 kotaknya
adalah lubang
Tutup u ditch sering disebut sebagai cover u ditch, di mana ia tersedia dua tipe yaitu heavy
duty dan light duty. Anda bisa memilih tutup cover ini sesuai kebutuhan karena keduanya
dibedakan berdasar ketebalannya.

Sambungan yang digunakan untuk merekatkan penampang u ditch satu dengan


memanfaatkan mortar. Tipe sambungannya adalah plat embeded dan but joint (plat joint).
Memanfaatkan material ini mencegah terjadinya kebocoran ketika saluran u ditch telah dialiri
air.

Spesifikasi & Ukuran U Ditch


Gallery not found.

Jika kali ini anda sedang membutuhkan u ditch, kami menawarkan produk tersebut dengan
kualitas mutu beton K 350 dapat anda pesan langsung sesuai keinginan.

Untuk mengetahui kebutuhan u ditch pada saluran yang anda butuhkan, anda dapat mengukur
diameter u ditch bagian dalam rumus: “D x t x p” / “Lebar dalam x tinggi x panjang )

Misalnya saja, saya menentukan ukuran u ditch dengan dimensi 50 x 50 x 150 cm. Maka
rincian ukuran lebar diamter dalam u ditch 50 cm, tingggi bagian dalam u ditch 50 cm, dan
panjang u ditch 50 cm.

Ukuran dan spesifikasi u ditch yang kami sediakan adalah berikut ini:
Tipe U ditch & Tutup / Cover U ditch

Dilihat dari pengaplikasiannya, u ditch diproduksi dengan beberapa tipe beton precast yang
diantaranya adalah:

Light Duty

Tipe saluran ini biasa diaplikasikan untuk area yang digunakan sebagai jalan atau pijakan
para pejalan kaki.

Heavy duty

Saluran air beton tipe heavy duty biasa diaplikasikan untuk area yang dilalui kendaraan atau
beban berat lainnya.

Anda dapat memilih produk u ditch sesuai dengan spesifikasi kebutuhan anda.
Fungsi U Ditch

Badan standarisasi Nasional Indonesia menetapkan manfaat saluran u ditch sebagai media
Penyaluran air drainase. Dengan bentuk yang ia miliki, u ditch merupakan saluran air terbuka
yang dapat diaplikasikan dengan pada beragam elevasi saluran yang dibutuhkan.

Kualifikasi yang harus dipenuhi u ditch berdasarkan standar nasional Indonesia adalah
sebagai berikut:

 Saluran u ditch harus dapat mengalirkan dan meresap air hujan kedalam tanah dengan
volume yang cukup besar, agar tidak menimbulkan genangan air di atas permukaan.
 Proses produksi u ditch harus memenuhi standar SNI dan tidak memiliki cacat pada bagian
permukaan sehingga dapat bekerja secara optimal.
 Proses pemasangan u ditch sebaiknya dilakukan pada permukaan tanah yang stabil.
Analisa Harga Satuan Pekerjaan U Ditch

Mengapa banyak orang menggunakan saluran u ditch dibandingkan buis beton lainnya?
Berikut adalah keunggulan yang ia miliki dibandingkan buis beton lainnya.

 Proses pemasangan yang mudah dan cepat.


 Material saluran u ditch lebih kuat dan tidak mudah patah.
 Mutu dan kualitas yang ia miliki lebih baik jika dibandingkan saluran beton yang di cor pada
lokasi.

Bagaimana cara mengetahui analisa harga satuan pekerjaan dari u ditch? Jika anda hendak
menghitungnya maka hal utama yang harus diperhatikan adalah item tiap pekerjaan saluran u
ditch, diantaranya:

1. Proses pengerjaan galian tanah, urugan, pemadatan galian, dan pembuangan tanah sisa
galian
2. Pengerjaan pasir urug dan lantai kerja t = 5 cm
3. Proses pemasangan u ditch beton precast.

Biasanya produk saluran u ditch dibuat dengan panjang 120 cm untuk tiap unit, jadi jika anda
hendak membuat saluran air sepanjang 1 m, dibutuhkan saluran u ditch: 1 / 1,2 = 0,83 unit.

Contohnya kita hendak mengaplikasikan u ditch dengan ukuran 60 x 60 cm, maka analisa
harga satuan tiap pekerjaannya dapat diuraikan sebagai berikut:

Item Pekerjaan Volume Satuan Perhitungan Volume


Galian tanah 1,139 m3 =1,34*0,85

Pasir urug t=10 cm 0,074 m3 =0,74*0,1

Lantai kerja t=5 cm 0,037 m3 =0,74*0,05

Urugan tanah kembali 0,510 m3 =0,3*0,85*2

Buang tanah sisa galian 0,518 m3 =1,139-0,074-0,037-0,51

U Ditch 60x60x120 cm 0,833 Unit =1/1,2

Tutup U Ditch l=60 cm 1,667 Unit =1/0,6

Upah pemasangan U Ditch 1,000 m’ =1

U-Ditch adalah saluran dari beton bertulang dengan bentuk penampang huruf U dan juga bisa
diberi tutup. Umum nya digunakan untuk saluran drainase atau irigasi.

Ketinggian saluran terbuka ini dapat bervariasi mengikuti kebutuhan dilapangan atau elevasi
saluran yang di inginkan.

Tipe sambungan menggunakan plat joint ( plat embeded dan sambungan but joint atau mele
female ) dimana pada bagian pertemnuan sambungan nya cukup diberikan mortar sebagai
penutup nat.

U-Ditch dan Cover kami jual dengan mutu K350 berkualitas tinggi dengan harga yang
bersahabat.

DRAINASE KONVENSIONAL DAN DRAINASE RAMAH LINGKUNGAN

Sistem Drainase
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang terbentuk secara
alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan
tanah ataugorong-gorong di bawah tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi
pencegahan banjir. (wikipedia)
Terdapat 2 jenis sistem drainase yaitu sistem drainase konvensional dan sistem drainase ramah lingkungan
(eko-drainase). Perbedaan kedua sistem drainase ini adalah sebagai berikut :

1. Sistem Konvensional
Konsep dari sistem konvensional adalah membuang air genangan secepat-cepatnya ke sungai tanpa
sebelumnya diresapkan kedalam tanah. Akibat dari sistem konvensional ini adalah :
 Sungai akan menerima beban yang melampui kapasitasnya yang bisa menyebabkan banjir di musim
hujan
 Menurunkan kesempatan bagi air untuk meresap ke dalam tanah yang bisa menyebabkan kekeringan
di musim kemarau
 Fluktuasi kandungan air tanah musim kemarau dan hujan yang sangat tinggi yang bisa menyebabkan
tanah longsor
Agar air hujan yang turun tidak langsung terbuang ke sungai, maka air hujan diresapkan ke dalam tanah untuk
menambah muka air tanah. Cara yang digunakan bisa menggunakan Memanen Air Hujan Dengan Biopori atau
bisa menggunakan Memanen Air Hujan Dengan Membangun Embung atau Waduk Kecil

2. Sistem Drainase Ramah Lingkungan (eko-drainase)


Mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-besarnya diresapkan ke dalam tanah secara alamiah atau
mengalirkan ke sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya.
Akibat dari sistem ini adalah
 Air tidak secepatnya dialirkan ke sungai
 Meresapkan air ke dalam tanah guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada musim
kemarau
Biopori
Biopori adalah salah satu cara agar air yang turun di atap rumah, tidak langsung mengalir ke saluran dan
berakhir ke laut. Dengan adanya biopori, maka sebagian air yang jatuh ke tanah akan meresap ke dalam tanah
dan dapat meningkatkan lapisan air bawah tanah.
Kegunaan dari drainase yaitu :
 žMengeringkan daerah becek dan genangan air
 žMenstabilkan permukaan air tanah
 žMengendalikan erosi, kerusakan jalan, dan bangunan
 žMengendalikan air hujan yang berlebihan
Sistem penyediaan drainase yaitu :
 Sistem drainase utama
 Sistem drainase lokal
 Sistem drainase terpisah
 Sistem gabungan
Jenis-jenis drainase yaitu :
A. Menurut sejarah terbentuknya
 Drainase alamiah
 Drainase buatan
B. Menurut letak saluran
 Drainase permukaaan tanah
 Drainase bawah tanah
C. Menurut konstruksi
 Saluran terbuka
 Saluran tertutup
D. Menurut fungsi
 Single purpose
 Multi purpose
Akibat dari sistem drainase yang buruk adalah timbulnya genangan air yang dapat menimbulkan beberapa
masalah. Ada beberapa penyebab terjadinya genangan antara lain :
1. Dimensi saluran yang tidak sesuai.
2. Perubahan tata guna lahan yang menyebabkan terjadinya peningkatan debit banjir di suatu daerah
aliran sistem drainase.
3. Elevasi saluran tidak memadai.
4. Lokasi merupakan daerah cekungan.
5. Lokasi merupakan tempat retensi air yang diubah fungsinya misalnya menjadi permukiman. Ketika
berfungsi sebagai tempat retensi (parkir alir) dan belum dihuni adanya genangan tidak menjadi
masalah. Problem timbul ketika daerah tersebut dihuni.
6. Tanggul kurang tinggi.
7. Kapasitas tampungan kurang besar.
8. Dimensi gorong-gorong terlalu kecil sehingga aliran balik.
9. Adanya penyempitan saluran.
10. Tersumbat saluran oleh endapan, sedimentasi atau timbunan sampah
Sistem Drainase
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang
terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa
merujuk pada parit di permukaan tanah ataugorong-gorong di bawah tanah. Drainase berperan
penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir. (wikipedia)
Terdapat 2 jenis sistem drainase yaitu sistem drainase konvensional dan sistem drainase ramah
lingkungan (eko-drainase). Perbedaan kedua sistem drainase ini adalah sebagai berikut :

1. Sistem Konvensional
Konsep dari sistem konvensional adalah membuang air genangan secepat-cepatnya ke sungai
tanpa sebelumnya diresapkan kedalam tanah. Akibat dari sistem konvensional ini adalah :
 Sungai akan menerima beban yang melampui kapasitasnya yang bisa menyebabkan banjir di
musim hujan.
 Menurunkan kesempatan bagi air untuk meresap ke dalam tanah yang bisa menyebabkan
kekeringan di musim kemarau.
 Fluktuasi kandungan air tanah musim kemarau dan hujan yang sangat tinggi yang bisa
menyebabkan tanah longsor.

Agar air hujan yang turun tidak langsung terbuang ke sungai, maka air hujan diresapkan ke
dalam tanah untuk menambah muka air tanah. Cara yang digunakan bisa
menggunakan Memanen Air Hujan Dengan Biopori atau bisa menggunakan Memanen Air
Hujan Dengan Membangun Embung atau Waduk Kecil

2. Sistem Drainase Ramah Lingkungan (eko-drainase)


Mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-besarnya diresapkan ke dalam tanah secara
alamiah atau mengalirkan ke sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya.
Akibat dari sistem ini adalah :
 Air tidak secepatnya dialirkan ke sungai
 Meresapkan air ke dalam tanah guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada
musim kemarau

Biopori
Biopori adalah salah satu cara agar air yang turun di atap rumah, tidak langsung mengalir ke
saluran dan berakhir ke laut. Dengan adanya biopori, maka sebagian air yang jatuh ke tanah
akan meresap ke dalam tanah dan dapat meningkatkan lapisan air bawah tanah.

Kegunaan dari drainase yaitu :


 Mengeringkan daerah becek dan genangan air
 Menstabilkan permukaan air tanah
 Mengendalikan erosi, kerusakan jalan, dan bangunan
 Mengendalikan air hujan yang berlebihan

Sistem penyediaan drainase yaitu :


 Sistem drainase utama
 Sistem drainase local
 Sistem drainase terpisah
 Sistem gabungan

Jenis-jenis drainase yaitu :


A. Menurut sejarah terbentuknya

 Drainase alamiah
 Drainase buatan
B. Menurut letak saluran

 Drainase permukaaan tanah


 Drainase bawah tanah
C. Menurut konstruksi

 Saluran terbuka
 Saluran tertutup
D. Menurut fungsi

 Single purpose
 Multi purpose
Akibat dari sistem drainase yang buruk adalah timbulnya genangan air yang dapat
menimbulkan beberapa masalah. Ada beberapa penyebab terjadinya genangan antara lain :
1. Dimensi saluran yang tidak sesuai.
2. Perubahan tata guna lahan yang menyebabkan terjadinya peningkatan debit banjir di suatu
daerah aliran sistem drainase.
3. Elevasi saluran tidak memadai.
4. Lokasi merupakan daerah cekungan.
5. Lokasi merupakan tempat retensi air yang diubah fungsinya misalnya menjadi permukiman.
Ketika berfungsi sebagai tempat retensi (parkir alir) dan belum dihuni adanya genangan tidak
menjadi masalah. Problem timbul ketika daerah tersebut dihuni.
6. Tanggul kurang tinggi.
7. Kapasitas tampungan kurang besar.
8. Dimensi gorong-gorong terlalu kecil sehingga aliran balik.
9. Adanya penyempitan saluran.
10. Tersumbat saluran oleh endapan, sedimentasi atau timbunan sampah
Pembangunan berwawasan lingkungan memang sangat diperlukan dan haruslah berorientasi
pada kebutuhan pokok hidup manusia, pemerataan sosial, peningkatan kualitas hidup, serta
pembangunan yang berkesinambungan.
Agar pembangunan yang berwawasan lingkungan ini dapat berjalan dengan baik, maka
pembangunan tersebut perlu memiliki pandangan jauh ke depan yang dirumuskan sebagai visi
pembangunan. Dan dapat diimplementasikan ke dalam pembangunan jangka panjang secara
ideal serta berorientasi kepada kepentingan seluruh rakyat. Visi pembangunan yang dimaksud
adalah tercapainya peningkatan kualitas hidup seluruh masyarakat melalui: pengembangan
kecerdasan, pengembangan teknologi, ketrampilan dan moral pembangunan sumber daya
manusia yang tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, serta seni untuk mengelola
sumber daya alam secara bijaksana dan berkesinambungan.Oleh karena itu, pembangunan
harus mengandung makna perkembangan dan perbaikan kualitas hidup masyarakat melalui
keadilan.
Strategi pembangunan sangat berpengaruh pada proses pembangunan yang dilaksanakan
apakah akan berjalan dengan baik apa tidak .Strategi pembangunan adalah usaha untuk
meningkatkan potensi sumber daya manusia dalam mendayagunakan sumber daya alam
dengan segenap peluang serta kendalanya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Penggunaan teknologi bersih yang berwawasan lingkungan dengan segala perencanaan yang
baik dan layak.
2. Melaksanakan rekayasa ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna dalam menghasilkan
barang dan jasa yang unggul, tangguh dan berkualitas tinggi, yang berdampak positif bagi
kelangsungan hidup pembangunan itu sendiri.
3. Adanya pengawasan dan pemantauan terhadap jalannya pembangunan, sehingga sesuai dengan
rencana dan tujuannya.

Selain strategi, Pembangunan berwawasan lingkungan juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Memberi kemungkinan bagi setiap warga untuk menentukan pilihan berbagai ragam hidup
untuk meningkatkan mutu hidup.
2. Pembangunan berwawasan lingkungan tidak hanya menyangkut pengendalian perubahan
sumber daya alam secara fisik saja.
3. Berkaitan erat dengan pengaturan ekonomi dan sosial bagi warga maupun bagi lembaga.
4. Melakukan langkah-langkah yang dapat menimbulkan perilaku berperan sert masyarakat secara
luas dalam pembinaan etika lingkungan, sehingga tercipta keadaan yang selaras dan serasi
dengan wawasan lingkungan hidup.
5. Mencegah adanya akibat sampingan yang akan merugikan masyarakat.
6. Pembangunan diharapkan memperoleh hasil yang optimum dan berkesinambungan dalam usaha
peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan Pembangunan Berwawasan Lingkungan


 Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup.
 Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan
tindakan yang melindungi lingkungan hidup.
 Terjaminnya kepentingan generasi sekarang dan generasi yang akan datang.
 Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
 Terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
Terlindunginya wilayah Indonesia dari pengaruh negatif pembangunan, seperti pencemaran tanah,
air, dan udara.
Untuk itu, berhubung di Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan baik
tujuan nasional maupun tujuan dari pemda setempat untuk memajukan daerahnya dan
mengingat pentingnya Pembangunan berwawasan Lingkungan Pelaku usaha jasa konstruksi
dalam hal ini seperti kontraktor dan arsitektur didorong untuk lebih mengedepankan konsep
pembangunan berwawasan lingkungan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi /konstruksi
yang lebih ramah lingkungan.Seperti yang kita tahu dimana Konstruksi merupakan salah satu
sektor yang berperan penting di dalam perubahan iklim dan lingkungan.
Summarecon Bekasi akan menjadi ikon kawasan hunian dan komersial terbaik di
Bekasi. Dikembangkan di atas lahan seluas 240 hektar, Summarecon Bekasi mulai
dibangun pada november 2010 dengan konsep hunian yang berwawasan lingkungan.
Jika saja semakin banyak Pembangunan yang tidak memperdulikan aspek lingkungan, akan
semakin banyak dampak negatif yang ditimbulkan.Sebagai contoh pembangunan Gedung,Mall
maupun pabrik dengan merelakan hutan untuk ditebang sampai habis, pada akhirnya hutan
yang difungsikan sebagai pencegah banjir lama kelamaan akan benar-benar habis, air tidak bisa
lagi diserap baik oleh tanah maupun tumbuhan.

Beton adalah material konstruksi yang sangat penting dalam pembangunan. Tak heran jika
saat ini sudah banyak perusahaan beton memproduksi material material beton dengan cara
konvensional hingga pracetak. Beton konvensional adalah material konstruksi yang dibuat
langsung pada wilayah proyek, sedangkan pracetak (precast) adalah material konstruksi yang
dibuat langsung dari pabrik.

Kedua jenis cara produksi beton ini mempengaruhi kualitas yang dihasilkan, beton pracetak
memiliki keunggulan mutu beton yang lebih terjamin karena ia dalam proses produksi
dipantau langsung oleh tenaga profesional dari pabrik dan dicetak dengan mesin terbaik.
Dengan material yang telah diproduksi pada area pabrik, hal ini menjadikan pengaplikasian
beton pracetak lebih hemat waktu dan efisien karena ia langsung siap untuk dipasang. Beton
pracetak dibuat dengan mengikuti standar yang telah ditentukan oleh SNI dan ISO sehingga
kualitasnya terjaga, dan mutu beton yang dihasilkan kuat.

Salah satu produk beton pracetak yang banyak digunakan untuk konstruksi Pembangunan
Daerah adalah U ditch. Pada artikel kali ini kami akan membahas tentang alternatif dan
dampak negatif dari U ditch.
Spesifikasi Teknis U Ditch

Beberapa daerah di Indonesia ternyata masih menggunakan turap batu kali sebagai sarana
saluran air mereka. Tapi pemerintah sendiri telah menyarankan agar segera melakukan
pembaruan saluran tersebut dengan produk U ditch beton. Banyak kekurangan yang dimiliki
oleh turap batu kali sebagai saluran drainase, terutama jika sedang cuaca hujan terus menerus
terjadi.

Kita tahu bahwa di Indonesia fenomena alam banjir sudah menjadi langganan. U ditch adalah
material untuk saluran air yang memiliki bentuk seperti huruf u dengan panjang 1 sampai 1,2
meter. Melakukan pembaruan saluran air menggunakan U ditch, tidak lama kan waktu kerja
yang lama karena produk beton sudah siap dipasang pada tempat konstruksi dan jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan tidaklah banyak.
Produk U ditch mempunyai tulangan besi yang kuat sehingga ia dapat bertahan di Segala
perubahan cuaca maupun tekanan volume debit air ketika hujan deras terjadi, kemampuannya
dalam menyerap air hujan di permukaan tanah sangat bisa diandalkan untuk meminimalisir
resiko terjadinya banjir. Mengaplikasikan produk U ditch sebagai saluran membuat penataan
drainase di jalan maupun area penduduk tampak rapi dan bersih. Harga dari U ditch relatif
murah, mengingat dengan kualitas dan ukuran yang ditawarkan.

Kelebihan & Keunggulan U ditch Pracetak

Banyak kelebihan yang ditawarkan oleh produk u ditch, berikut adalah keunggulan yang dia
milki dibandingkan dengan produk turap batu kali.

 Saluran u ditch dibuat langsung dari area pabrik dengan memiliki kualitas mutu beton K 350
ke atas (fc’ 30,33 MPa), jadi umur pemakaiannya bisa lebih tahan lama
 Produk beton u ditch tersedia dengan beragam dimensi ukuran, sehingga anda bisa
menyesuaikan kebutuhan elevasi saluran air dan tidak memakan banyak tempat
 Proses pemasangan u ditch sebagai saluran air tidak membutuhkan waktu lama, tenaga
kerja dan alat berat yang dibutuhkan minimalisir jadi anggaran biaya untuk pemasangan juga
lebih murah.
 Pembuatan lebar galian saat pemasangan u ditch tidak terlalu besar, jadi proses
pemasangan saluran u ditch tidak akan menganggu aktivitas disekitar area proyek.
 Pemanfaatan saluran u ditch sangat cepat, setelah pemasangan selesai saluran ini dapat
langsung dilalui air
 Produk u ditch dapat diaplikasikan secara tertutup menggunakan cover u ditch sehingga area
permukaannya bisa dijadikan jalan setapak lalu lintas.

Walaupun ia memiliki, ternyata produk U ditch juga memiliki dampak negatif atau
kekurangan yang harus anda ketahui. Berikut adalah keterbatasan dari produk ini:

 Pengaplikasiannya tidak cocok untuk area yang kecil karena harganya tidak cukup ekonomis
untuk tipe yang jumlahnya sedikit.
 Proses pemasangan membutuhkan ketelitian yang tinggi supaya tidak terjadi kesalahan
deviasi antara elemen satu dengan yang lain, jika salah memasang produk U ditch tidak akan
bekerja secara optimal.
 Dimensi ukuran dari U ditch pracetak terbatas, jadi anda harus menyesuaikan dengan
ukuran yang disediakan pabrik dan kapasitas alat angkut.
 Proses pemasangan hanya dapat dilakukan pada daerah yang menyediakan peralatan untuk
erection dan handling.

Kami merupakan perusahaan beton yang siap memproduksi U ditch pracetak untuk
memenuhi kebutuhan anda. Produk U ditch yang kami tawarkan memiliki kualitas mutu
beton terbaik yang telah bersertifikasi ISO. Kami dapat memenuhi kebutuhan beton untuk
proyek yang berada di daerah Jabodetabek maupun sekitarnya. Untuk mengetahui spesifikasi
ukuran produk U ditch yang kami tawarkan, anda bisa menghubungi kami atau melihat
artikel produk U ditch lainnya.
Sekian informasi yang dapat kami jabarkan mengenai alternatif dan dampak negatif dari
pengaplikasian produk U ditch dalam dunia konstruksi. Dengan mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari produk U ditch sendiri, kini Anda dapat mempertimbangkan apakah produk
ini cocok diaplikasikan pada proyek yang Anda kerjakan. Semua kebutuhan saluran drainase
disesuaikan dengan kondisi area proyek dan pembangunan.

Uditch aadalah material untuk saluran air berbentuk seperti huruf U dengan panjang efektif 1
atau 1,2 meter , dibuat dari bahan beton pracetak. Dewasa ini beton pracetak uditch telah
banyak digunakan hampir diseluruh proyek saluran air. Uditch digunakan karena mempunyai
banyak kelebihan.

Apakah kelebihan beton pracetak ini ?

1. Uditch dibuat dari beton pracetak bertulang mutu mulai fc’ 30,33 MPa (K350) atau mutu
lebih tinggi sehingga life time lebih tahan lama.
2. Dimensi badan beton pracetak ini ramping sehingga tidak banyak memakan tempat.
3. Proses pekerjaan proyek saluran menjadi lebih cepat, sehingga menekan biaya dan
meminimalisir gangguan pada masyarakat.
4. Dimensi lebar galian yang dibutuhkan lebih sempit dibandingkan batu kali sehingga bisa
meminimalisir ganggunang terhadap lingkungan.
5. Pemanfaatannya lebih cepat, pada hari pemasangan, saluran beton precast ini sudah bisa
dilalui air.
6. Jika dipergunakan untuk crossing jalan, setelah pemasangan uditch + cover, sudah bisa
dilalui lalu lintas di atasnya.
Namun demikian, selain memiliki keuntungan, beton pracetak juga memiliki beberapa
keterbatasan, antara lain :

1. Tidak ekonomis bagi produksi tipe elemen yang jumlahnya sedikit.


2. Perlu ketelitian yang tinggi agar tidak terjadi deviasi yang besar antara elemen yang satu
dengan elemen yang lain, sehingga tidak menyulitkan dalam pemasangan di lapangan.
3. Panjang dan bentuk beton pracetak yang terbatas, sesuai dengan kapasitas alat angkat dan
alat angkut.
4. Hanya dapat dilaksanakan di daerah yang sudah tersedia peralatan untuk handling dan
erection.
5. Memerlukan lahan yang besar untuk pabrikasi dan penimbunan (stock yard).

Anda mungkin juga menyukai