Curah Hujan
No Tahun
(mm)
1 2001 66.00
2 2002 96.00
3 2003 77.00
4 2004 76.00
5 2005 129.00
6 2006 56.50
7 2007 91.00
8 2008 108.00
9 2009 80.00
10 2010 71.00
1. Metode Gumbel
Analisa probabilitas Gumbel diuraikan dalam persamaan (3.2), persamaan (3.3) dan
X = x̄ + K . Sd
Contoh perhitungan
= 85.05 mm/hari
Keterangan:
X = Curah hujan rata-rata
n = Jumlah data
[ ]
1
2
( Xi−X ) 2
Sd =
n−1
[ ]
1
4161. 23 2
=
10−1
= 21.50
Keterangan:
S = Standar deviasi
n = Jumlah data
Y =−ln −ln
[ { (n+1−m )
n+1 }]
=−ln −ln
[ { (10+1−1)
10+1 }]
= 2.35
Yn = 0.50
Sn = 1.00
Keterangan :
n : Jumlah data
m : Urutan data curah hujan maksimum yang diurutkan dari besar ke kecil
(m = 1,2,3,…)
Sn = Standar deviasi
Y - Yn
K = Sn
2.35−0.50
=
1.00
= 1.85
Dari hasil perhitungan di atas sehingga diperoleh curah hujan rencana berdasarkan metode
X= X + K . Sd
= ¿ ¿ = 0.135
XT = x̄ + K . Sx
= 85.05 mm/hari
[ ]
1
( Xi−X )2 2
Sx=
n−1
[ ]
1
4161. 23 2
=
10−1
= 21.50
n+1 10+1
Period ulang ( T ) = = = 11
m 1
1 1
Probabilitas ( P ) = = x 100 = 9,09091
T 11
Contoh perhitungan
9.09091−5
K = 1.6450 + ( 1.2820 – 1.6450 )
10−5
= 1.348
XT = x̄ + K . Sx
= 114.032 mm/hari
= ¿ ¿ = 1.9647
Metode Log Pearson Type III diuraikan dalam persamaan (3.5) dan persamaan
(3.6), Sebagai berikut :
Log X = Log x̄ + K . Sd
Σ LogXi
=
Log x̄ n
19.1785711
=
10
= 1.91785711
Standar deviasi ( Sx ) = √❑ ¿ ¿
0.100514357
=
10−1
= 0.1056799
Koefisien Aritmatika ( G ) = n ¿ ¿
10( 0.00315076)
=
( 10−1 ) ( 10−2 ) ¿ ¿
= 0.3707709
9.0909091
Untuk G = 0.3 K = 1,849 + (1.309 – 1.849)
10−4
= 1.229
9.0909091
Untuk G = 0.4 K = 1,880 + (1,317 – 1,880 )
10−4
= 1,306
Untuk G = 0,3707709
0,3707709
K = 1,229 + ( 1,306 – 1,229 )
0,4−0,3
= 1,5144
Log X = 2.077898
X = 119,645 mm
Chi Square (X)2 = ¿ ¿
= ¿ ¿ = 0.731
Hasil perhitungan dari ketiga metode distribusi tersebut di atas berbeda, oleh karena
itu untuk mendapatkan hasil yang terbaik, dilakukan suatu pemeriksaan dengan melihat
yang terbaik.
Untuk maksud ini, penulis menggunakan Chi Square test yang dihitung dengan
persamaan:
(xp −xt)2
Chi Square (X)2 = xt
Hasil pengetesan Chi Square dari ketiga metode statistik diatas dapat dilihat pada
Tabel
terkecil didapat dari Metode Gumbel yang digunakan untuk menghitung intensitas curah
hujan, maka digunakan curah hujan rencana dengan periode ulang 10 tahun dari hasil
nantinya akan digunakan sebagai dasar perhitungan air limpasan di daerah penelitian.
Penentuan intensitas curah hujan dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah
R 24 24
( )
2/3
I=
24 t
Keterangan :
Harga
R24 adalah besarnya curah hujan maksimum (curah hujan rencana)
yang telah ditentukan yaitu sebesar 124,825 mm / hari. Nilai t = 1 jam, sebab tidak
ada data curah hujan yang disajikan dalam durasi waktu yang singkat seperti satu jam
atau kurang. Pada perhitungan intensitas curah hujan, dikonversikan dari curah hujan
R 24 24
( )
2/3
I=
24 t
( )
2/3
124 , 825 24
I=
24 1
I = 43,274 mm/jam
Luas daerah tangkapan hujan (DTH) dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
2. Luas DTH out pit yang arah alirannya masuk saluran terbuka (paritan)
Tabel 5.7
Luas Daerah Tangkapan Hujan
Luas Luas
Area
(m2) (%)
= 891794,42 m2 + 642099,70 m2
= 1533894.12 m2
penelitian terdiri dari daerah tanah gundul yaitu lubang bukaan tambang yang
mempunyai nilai koefisien limpasan 0,9 dan daerah curam yang ditumbuhi vegetasi
ringan yang mempunyai nilai koefisien limpasan 0,8 (Tabel 5.2). Nilai ini diambil
dengan pertimbangan bahwa kondisi ini mempunyai kemiripan dengan kondisi yang
Tabel 5.8
Nilai Koefisien Limpasan
Q = 0,278 x C x I x A
I = Intensitas (mm/jam)
a. Debit limpasan untuk area out pit yang arah alirannya masuk saluran terbuka
sebesar
Q = 0,278 x C x I x A
= 595.36 m3/jam
= 0.17 m3/detik
Jika hujan terjadi rata-rata selama 4.15 jam/hari maka debit limpasan untuk
area out pit yang arah alirannya masuk saluran terbuka sebesar
b. Debit limpasan untuk area out pit yang arah alirannya masuk sump sebesar :
Q = 0,278 x C x I x A
= 6179.66 m3/jam
= 25645.57 m3/hari
Q = 0,278 x C x I x A
= 9655.60 m3/jam
= 40070.72 m3/hari
Saluran terbuka direncanakan akan dibuat di sebelah barat laut dari pit D2,
2 1
1
Q = R 3 . S2 . A
n
Keterangan:
terbuka
Tabel 5.9
Koefisien Kekasaran Dinding Saluran
1
o
Z = tan 60 = 0,577
b = 2{(Z2 + 1)1/2-Z}. d
d
R= 2
A = (b + Z d) d
e = d / tan 60o
l = ( √ 0,5d )
t = b + (2. Z. d)
Keterangan:
Panjang saluran yang akan dibuat 445 m dimulai dari elevasi +44 m sampai
dengan elevasi +16 m, beda elevasi 16 m.
28
×100 %
Kemiringan saluran = 442
= 6.3%
= 0.17 m3/detik
b = 2{(Z2 + 1)1/2-Z}. d
= 2{(0,5772+1)1/2-0,577}.d
= 1,155 d
Luas penampang basah:
A = (b + Z d) d
= (1,155 d + 0,577 d) d
= 1,732 d2
d
R= 2
=0,5 d
2 1
1
Q = R3 . S2 . A
n
2 1
1
0, 17 = ×(0,5d )3 × 0,063 2 × 1 ,732 d 2
0 ,03
d8/3 = 0,0179
d = 0,221 m
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh dimensi saluran terbuka :
= 0,255 m
= 0,332 m
= 0,23 + 2 (0,6(0,221+0,32))
= 0.88 m
= 0,5 x 0,221
= 0,11 m
= 0.069
= 0.08 m2
2 1
1 3 2
R .S
Kecepatan aliran (V) = n
2 1
1
× 0 ,11 3 × 0 ,063 2
= 0 ,03
= 1,92 m/dtk
= 0.134 m3/dtk
Gambar 5.1
Penampang Saluran Trapesium
5.6 Sumuran (Sump)
memperhatikan debit air tambang, sehingga sumuran tersebut dapat berfungsi dengan
baik.
Sumuran harus lebih rendah dari daerah sekitarnya, sehingga air mudah untuk
mengalir menuju sumuran. Pada prinsipnya sumuran diletakkan jauh dari aktifitas
penggalian, jenjang di sekitarnya tidak mudah longsor, dan mudah untuk dibersihkan.
Sumuran rencana pada daerah penelitian akan diletakkan di bagian lantai dasar
sebagai berikut :
kedalaman sump : 7m
l
t
Gambar 5.2
Rancangan Sump