Anda di halaman 1dari 26

PRAKTIKUM HIDROLOGI

PENGUKURAN DEBIT ALIRAN SUNGAI

Dosen Pengampu:
Anif Farida, S.Si., M.Sc

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Moses Liberty Dimalouw (202022201042)


Rizky Irfanda Putra (202022201019)
Anisul Islami M Fakaubun (202122201111)
Chandra Margareta (202022201002)
Syauqiah Andien Zalzabiila (202022201004)
Zulfi Ramadhani (202022201006)
Natalia Louk (202022201014)
Sakina Marwa Salihin (202022201015)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG
TAHUN 2022
ACARA V
PENGUKURAN DEBIT SECARA LANGSUNG
A. TUJUAN
1. Mahasiswa mengenal macam-macam metode pengukuran debit secara langsung.
2. Mahasiswa mampu menghitung debit secara langsung di lapangan.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Pelampung (botol)
2. Meteran
3. Yallon
4. Stopwatch
5. Alat tulis

C. HASIL PRAKTIKUM
Langkah-langkah pengukuran
1. Tentukan lokasi yang akan dijadikan section A, setelah itu tentukan lokasi section B
yang jaraknya 10 meter dari section A.
2. Ukurlah lebar permukaan air pada section A, kemudian bagikan menjadi beberapa
segmen tergantung lebar sungai dengan pembagian masing-masing segmen sebesar 1
meter.
3. Kemudian ukurlah tinggi dari permukaan air hingga ke dasar sungai menggunakan
meter tangan di setiap 1 meter.
4. Mengukur lebar penampang kering, setelah itu ukur lagi tinggi dan permukaan air
hingga penampang kering.
5. Mengukur penampang batas maksimal.
6. Lalu menghitung kecepatan pelampung dari kiri, tengah dan kanan dimana di masing-
masing sisi dilakukan 3X. Lakukan lagi.
7. Jika telah selesai mendapatkan data, kita menghitung data dengan menggunakan 3
metode, yaitu float, manning dan qps.
8. Lakukan hal yang sama pada section B
METODE FLOAT
Untuk menentukan debit aliran dengan menggunakan Metode Float maka rumusnya sebagai
berikut
Q=A×k×V
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/s)

A = Luas penampang basah (m2)


k = Koefisien pelampung
V = Kecepatan pelampung (m/s)
kedalaman tangki(h)
k = √ 1−α −0 ,1 dimana α =
kedalaman air (d )

SECTION A
 Mencari A (Luas penampang basah (m2))
Sebelum menentukan debit aliran, terlebih dahulu mencari jumlah luas penampang basahnya.
Pada section A dibagi menjadi 14 segmen.

A1 = ½ × 50 × 54 A11 = ½ × (83 + 94) × 50


= 1350cm2 = 4425 cm2
= 0,135 m 2 = 0,4425m 2

A2 = ½ × (64 + 75) × 50 A12 = ½ × (94 + 89) × 50


= 3475 cm2 = 4575 cm2
= 0,3475 m 2 = 0,4575 m 2

A3 = ½ × (75+ 92) × 50 A13 = ½ × (89 + 33) × 50


= 4175 cm2 = 3050 cm2
= 0,4175 m 2 = 0,3050 m 2

A4 = ½ × (92 + 87) × 50 A14 = ½ × 50 × 33


= 4475 cm2 = 825cm2
= 0,4475 m 2 = 0,0825 m 2

A5
= ½ × (87 + 87) × 50
= 4350 cm2
= 0,4350 m 2

A6 = ½ × (87 + 87) × 50
= 4350 cm2
= 0,4350 m 2

A7 = ½ × (87 + 87) × 50
= 4350 cm2
= 0,4350 m 2

A8 = ½ × (87 + 84) × 50
= 4275cm2
= 0,4275 m 2

A9 = ½ × (84 + 82) × 50
= 4150 cm2
= 0,4150 m 2

A10 = ½ × (82 + 83) × 50


= 4125 cm2
= 0,4125 m 2

Luas penampang basah rata-rata (A)

P= A 1+ A 2+ A 3 + A 4 + A 5 + A 6 + A7 + A 8+ A 9 + A10 + A11 + A 12+ A 13+ A 14

P = 0,135 + 0,3475 + 0,4175 + 0,4475 + 0,4350 + 0,4350 + 0,4350 + 0,4275 + 0,4150 + 0,4125 +
0,4425 + 0,4575 + 0,3050 + 0,0825

P = 5,195 m2

 Mencari K (Koefisien pelampung)


Setelah mendapatkan hasil Luas penampang maka selanjutnya yang dicari adalah jumlah
Koefisien pelampung
Koefisien yang akan dihitung meiliki 3 kedalaman air yang berbeda.
kedalaman tangki(h)
α=
kedalaman air (d )
5 cm
α1 = 91 cm = 0,055 cm

5 cm
α2 = 87 cm = 0,057 cm

5 cm
α3 = 77 cm = 0,065 cm

Nilai K tergantung dari jenis pelampung yang digunakan, nilai tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan rumus (Y.B.Francis) sebagai berikut:
K=1−0,116¿
K1 = 1−0,116¿
= 0,893
K2 = 1−0,116¿
= 0,893
K3 = 1−0,116¿
= 0,894
K 1+ K 2+ K 3
Rata – rata = 3
0,893+0,893+0,894
= 3
= 0,893

 Mencari V (Kecepatan pelampung (m/s))


Setelah mendapatkan hasil Koefisien pelampung maka selanjutnya yang dicari adalah jumlah
Kecepatan pelampung.
Kecepatan yang akan dihitung meiliki 3 percobaan sehingga memiliki rerata waktu yang
berbeda.
 Waktu Pelampung
waktu (t)
t=
jumlah
64+111+85
Kanan =
3
= 86,6 s
51+ 69+73
Tengah =
3
= 64,3 s
133+101+115
Kiri =
3
= 116,3 s
 Kecepatan Pelampung
jarak ( S)
V =
Waktu (t)
10
V1 ¿ = 0,11 (m/s)
86 , 6
10
V2 ¿ = 0,15 (m/s)
64 , 3
10
V3 ¿ = 0,08 (m/s)
116 , 3
0 ,11+0 , 15+0 , 08
Rata-rata =
3
= 0,113 (m/s)
 Mencari Q (Debit aliran (m3/s))
Setelah mendapatkan hasil A, K, dan V maka selanjutnya ditahap terakhir adalah menghitung
jumlah Debit aliran.
Debit yang akan dihitung meiliki 3 perhitungan yang berbeda yang berasal dari K dan V.
Q=A×K×V
Keterangan :
Q = Debit aliran (m3/dt)
V = Kecepatan pelampung (m/dt)
A = Luas penampang basah (m2)
K = Koefisien pelampung

Q1 = A × k1 × V1
= 5,195 × 0,893 × 0,11
= 0,510 m3/s
Q2 = A × k2 × V2
= 5,195 × 0,893 × 0,15
= 0,695 m3/s
Q3 = A × k3 × V3
= 5,195 × 0,894 × 0,08
= 0,371 m3/s

0 ,510+ 0 , 695+0 , 371


Rata-rata =
3
= 0,525 m3/s
METODE FLOAT
Untuk menentukan debit aliran dengan menggunakan Metode Float maka rumusnya sebagai
berikut
Q=A×k×V
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/s)

A = Luas penampang basah (m2)


k = Koefisien pelampung
V = Kecepatan pelampung (m/s)
kedalaman tangki(h)
k = √ 1−α −0 ,1 dimana α =
kedalaman air (d )

SECTION B
 Mencari A (Luas penampang basah (m2))
Sebelum menentukan debit aliran, terlebih dahulu mencari jumlah luas penampang basahnya.
Pada section A dibagi menjadi 14 segmen.

A1 = ½ × 100 × 0 A15 = ½ × (95 + 100) × 100


= 0 cm2 = 9750 cm2
= 0 m2 = 0,975m 2

A2 = ½ × (0 + 5) × 100 A16 = ½ × (100 + 104) × 100


= 250 cm2 = 10200 cm2
= 0,025 m 2 = 1,02 m 2

A3 = ½ × (5 + 9) × 100 A17 = ½ × (104 + 104) × 100


= 700 cm2 = 10400 cm2
= 0,07 m 2 = 1,04 m 2

A4 = ½ × (9 + 10) × 100 A18 = ½ × (104 + 90) × 100


= 950 cm2 = 9700 cm2
= 0,095 m 2 = 0,97 m 2

A5
= ½ × (10 + 13) × 100 A19 = ½ × (90 + 45) × 100
= 1150 cm2 = 6750 cm2
= 0,115 m 2 = 0,675 m 2

A6 = ½ × (13 + 28) × 100 A20 = ½ × (45 + 21) × 100


= 2050 cm2 = 3300 cm2
= 0,205 m 2 = 0,33 m 2

A7 = ½ × (28 + 40) × 100 A21 = ½ × (21 + 30) × 100


= 3400 cm2 = 2550 cm2
= 0,34 m 2 = 0,255 m 2

A8 = ½ × (40 + 58) × 100 A22 = ½ × (30 + 28) × 100


= 4900cm2 = 2900 cm2
= 0,49 m 2 = 0,29 m 2

A9 = ½ × (58 + 70) × 100 A23 = ½ × (28 + 22) × 100


= 6400 cm2 = 2500 cm2
= 0,64 m 2 = 0,25 m 2

A10 = ½ × (70 + 79) × 100 A24 = ½ × (22 + 21) × 100


= 7450 cm2 = 2150 cm2
= 0,745 m 2 = 0,215 m 2

A11 = ½ × (79 + 87) × 100 A25 = ½ × (21 + 19) × 100


= 8300 cm2 = 2000 cm2
= 0,83 m 2 = 0,2 m 2

A12 A26
= ½ × (87 + 92) × 100 = ½ × (19 + 14) × 100
= 8950 cm2 = 1650 cm2
= 0,895 m 2 = 0,165 m 2

A13
= ½ × (92 + 96) × 100 A27 = ½ × (14 + 9) × 100
= 9400 cm2 = 1150 cm2
= 0,94 m 2 = 0,115 m 2

A14
= ½ × (96 + 95) × 100
= 9550 cm2
= 0,955 m 2

Luas penampang basah rata-rata (A)


P =
A1 + A2 + A 3+ A 4 + A5 + A 6+ A 7 + A8 + A 9+ A 10+ A 11 + A12 + A 13 + A 14 + A15 + A16 + A17 + A18 + A19 + A20 + A21 + A22 +

P = 0 + 0,025 + 0,07 + 0,095 + 0,115 + 0,205 + 0,34 + 0,49 + 0,64 + 0,745 + 0,83 + 0,895 +
0,94 + 0,095 + 0,975 + 1,02 + 1,04 + 0,97 + 0,675 + 0,33 + 0,255 + 0,29 + 0,25 + 0,215
+ 0,2 + 0,165 + 0,115

P = 11,985 cm2 = 1,1985 m2

 Mencari k (Koefisien pelampung)


Setelah mendapatkan hasil Luas penampang maka selanjutnya yang dicari adalah jumlah
Koefisien pelampung
Koefisien yang akan dihitung meiliki 3 kedalaman air yang berbeda.
kedalaman tangki(h)
α=
kedalaman air (d )
11cm
α1 = 68 cm = 0,16 cm
11cm
α2 = 82 cm = 0,13 cm

11cm
α3 = 41 cm = 0,26cm

Nilai K tergantung dari jenis pelampung yang digunakan, nilai tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan rumus (Y.B.Francis) sebagai berikut:
K=1−0,116¿

K1 = 1−0,116¿
= 0,907
K2 = 1−0,116¿
= 0,898
K3 = 1−0,116¿
= 0,900
K 1+ K 2+ K 3
Rata – rata =
3
0,907+0,898+ 0,900
= 3
= 0,902

 Mencari V (Kecepatan pelampung (m/s))


Setelah mendapatkan hasil Koefisien pelampung maka selanjutnya yang dicari adalah jumlah
Kecepatan pelampung.
Kecepatan yang akan dihitung meiliki 3 percobaan sehingga memiliki rerata waktu yang
berbeda.
 Waktu Pelampung
waktu (t)
t=
jumlah
135+52+55
Kanan =
3
= 80,6 s
52+ 49+50
Tengah =
3
= 50,3 s
43+35+ 41
Kiri =
3
= 39,6 s
 Kecepatan Pelampung
jarak ( S)
V =
Waktu (t)
10
V1 ¿ = 0,12 (m/s)
80 , 6
10
V2 ¿ = 0,2 (m/s)
50 ,3
10
V3 ¿ = 0,25 (m/s)
39 ,6
0 ,12+ 0 ,2+0 , 25
Rata-rata =
3
= 0,19 (m/s)

 Mencari Q (Debit aliran (m3/s))


Setelah mendapatkan hasil A, K, dan V maka selanjutnya ditahap terakhir adalah menghitung
jumlah Debit aliran.
Debit yang akan dihitung meiliki 3 perhitungan yang berbeda yang berasal dari K dan U.
Q=A×K×V
Keterangan:
Q = Debit aliran (m3/dt)
V = Kecepatan pelampung (m/dt)
A = Luas penampang basah (m2)
K = Koefisien pelampung

Q1 = A × k1 × V1
= 1,1985 × 0,907 × 0,12
= 0,130 m3/s
Q2 = A × k2 × V2
= 1,1985 × 0,898 × 0,2
= 0,215 m3/s
Q3 = A × k3 × V3
= 1,1985 × 0,90 × 0,25
= 0,269 m3
0,130+0,215+0,269
Rata-rata Q =
3
= 0,205 m3/s

METODE MANNING
Untuk menentukan debit aliran dengan menggunakan Metode Manning maka rumusnya
sebagai berikut
Q=V×A
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/s)
V = Kecepatan rata-rata (m/s)
A = Luas penampang basah (m3)
1
V= × R2 /3 × S1 /2 ; n = kekerasan saluran (0,033)
n
A
R = Jari-jari hidrolis (R = )
P
∆L
S = Kemiringan hidrolis (S = )
L

SECTION A
 Mencari V Kecepatan Rata-rata (m/s)
Sebelum menentukan kecepatan rata-rata, terlebih dahulu mencari Jari-jari Hidrolis (R) dan
Kemiringan hidrolis (S) . Sebelum mencari nilai R maka diperlukan mencari nilai P terlebih
dahulu

P1 =√ 1002 +182 P13 =√ 1002 +1062


= √ 10000+324 = √ 10000+11236
= 101,6 cm = 145,7 cm

P2 =√ 1002 +212 P14 =√ 1002 +1042


= √ 10000+441 = √ 10000+10816
= 102,2 cm = 144,3 cm

P3 = √ 1002 +152 P15 =√ 1002 +1042


= √ 10000+225 = √ 10000+10816
= 101,1 cm = 144,3 cm

P4 =√ 1002 +342 P16 = √ 1002 +1042


= √ 10000+1156 = √ 10000+10816
= 105,6 cm = 144,3 cm

P5
=√ 1002 +47 2 P17 =√ 1002 +1032
= √ 10000+2209 = √ 10000+10609
= 110,5 cm = 143,6 cm

P6 =√ 1002 +582 P18 = √ 1002 +1002


= √ 10000+3364 = √ 10000+10000
= 115,6 cm = 141,2 cm

P7 =√ 1002 +652 P19 =√ 1002 +932


= √ 10000+4425 = √ 10000+8649
= 119,3 cm = 136,6 cm

P8 =√ 1002 +662 P20 =√ 1002 +802


= √ 10000+4356 = √ 10000+6400
= 119,8 cm = 128,1 cm
P9 =√ 1002 +662 P21 =√ 1002 +64 2
= √ 10000+4356 = √ 2500+17 , 64
= 119,8 cm = 118,7 cm

P10 =√ 1002 +782 P22 =√ 1002 +502


= √ 10000+6084 = √ 10000+2500
= 126,8 cm = 111,2 cm

P11 =√ 1002 +932 P23 =√ 1002 +342


= √ 10000+8649 = √ 2500+1156
= 136,6 cm = 50,176 cm

P12 =√ 1002 +1032 P24 =√ 1002 +102


= √ 10000+10609 = √ 10000+100
= 143,6 cm = 100,5 cm

Luas penampang basah rata-rata (P)


P=P1 + P2 + P3 + P4 + P 5+ P 6+ P 7+ P 8+ P 9+ P10+ P11 + P12+ P13 + P14 ++ P15 + P16+ P 17+ P18 + P19 + P20+ P 21+ P22 + P

P = 101,6 + 102,2 + 101,1 + 105,6 + 110,5 + 115,6 + 119,3 + 119,8 + 119,8 + 126,8 +
136,6 + 143,6 + 145,7 + 144,3 + 144,3 + 144,3 + 143,6 + 141,2 + 136,6 + 128,1 + 118,7
+ 111,2 + 50,176 + 100,5

= 2911,176 cm2 = 0,291 m2

 Jari-jari hidrolis (R)


A
R= P

1,5368
R = 0,291 = 5,281

 Kemiringan Hidrolis (S)


∆L 1, 04−0 , 95 0 , 09
S= L = 10
= 10 = 0,009

Setelah mendapatkan hasil dari dari R dan S maka langsung masukkan nilainya ke rumus
Kecepatan rata-rata.
1
V = n × R2 /3 × S1 /2

1
V = × 5,2812 /3 × 0,0091 /2
0,033
= 8,71 m/s
Setelah mendapatkan hasil V (Kecepatan rata-rata) maka bisa langsung di masukkan nilainya
ke dalam rumus Debit aliran.
Q =A×V
Q = 1,5368 × 8,71
= 13,39 m3/s

METODE MANNING
Untuk menentukan debit aliran dengan menggunakan Metode Manning maka rumusnya
sebagai berikut
Q=V×A
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/s)
V = Kecepatan rata-rata (m/s)
A = Luas penampang basah (m3)
1
V= × R2 /3 × S1 /2 ; n = kekerasan saluran (0,033)
n
A
R = Jari-jari hidrolis (R = )
P
∆L
S = Kemiringan hidrolis (S = )
L

SECTION B
 Mencari V Kecepatan Rata-rata (m/s)
Sebelum menentukan kecepatan rata-rata, terlebih dahulu mencari Jari-jari Hidrolis (R) dan
Kemiringan hidrolis (S) . Sebelum mencari nilai R maka diperlukan mencari nilai P terlebih
dahulu

P1 = √ 1002 +02 P15 = √ 1002 +1002


= √ 10000+0 = √ 10000+10000
= 100 cm = 141,4 cm

P2 = √ 1002 +52 P16 =√ 1002 +1042


= √ 10000+25 = √ 2500+10816
= 100,1 cm = 144,27 cm

P3 = √ 1002 +92 P17 =√ 1002 +1042


= √ 10000+81 = √ 2500+10816
= 100,4 cm = 144,27 cm

P4 =√ 1002 +102 P18 = √ 1002 +902


= √ 10000+100 = √ 100+8100
= 100,5 cm = 134,5 cm

P5 = √ 1002 +132 P19 = √ 1002 +45 2


= √ 10000+169 = √ 10000+2025
= 100,8 cm = 109,6 cm

P6 = √ 1002 +282 P20 = √ 1002 +212


= √ 10000+784 = √ 10000+441
= 103,8 cm = 102,1 cm

P7 = √ 1002 +40 2 P21 = √ 1002 +302


= √ 10000+1600 = √ 10000+900
= 107,7 cm = 104,4 cm
P8 = √ 1002 +582 P22 = √ 1002 +282
= √ 10000+3364 = √ 10000+784
= 115,6 cm = 103,8 cm

P9 = √ 1002 +702 P23 = √ 1002 +222


= √ 10000+4900 = √ 10000+484
= 122,1 cm = 102,3cm

P10 = √ 1002 +792 P24 = √ 1002 +212


= √ 10000+6241 = √ 10000+441
= 127,4 cm = 102,2 cm

P11 = √ 1002 +872 P25 = √ 1002 +192


= √ 10000+7569 = √ 10000+361
= 132,5 cm = 101,8 cm

P12 = √ 1002 +922 P26 = √ 1002 +142


= √ 10000+8464 = √ 10000+196
= 135,9 cm = 100,1 cm

P13 = √ 1002 +962 P27 = √ 1002 +92


= √ 10000+9216 = √ 10000+81
= 138,6 cm = 100,4 cm

P14 = √ 1002 +952


= √ 10000+9025
= 137,9 cm
Luas penampang basah rata-rata (P)
P =
P1 + P2 + P3+ P4 + P5 + P6 + P7 + P8 + P9 + P10 + P11 + P12 + P13+ P 14+ P 15+ P16 + P17 + P18+ P19+ P20 + P21 + P22+

= 100 + 100,1 + 100,4 + 100,5 + 100,8 + 103,8 + 107,7 + 115,6 + 122,1 + 127,4 +
132,5 + 135,9 + 138,6 + 137,9 + 141,4 + 144,27 + 144,27 + 134,5 + 109,6 + 102,1
+ 104,4 + 103,8 + 102,3 + 102,2 + 101,8 + 100,1 + 100,4

= 3114,44 cm2 = 0,311 m2

 Jari-jari hidrolis
A
R= P

1,1985
R = 0,311 = 3,853

 Kemiringan Hidrolis (S)

∆L 1, 04−0 , 95 0 , 09
S= L = 10
= 10 = 0,009

Setelah mendapatkan hasil dari dari R dan S maka langsung masukkan nilainya ke rumus
Kecepatan rata-rata.
1
V = n × R2 /3 × S1 /2

1
V= × 3,8532 /3 × 0,0091 /2
0,033
= 69,987 m/s
Setelah mendapatkan hasil V (Kecepatan rata-rata) maka bisa langsung di masukkan nilainya
ke dalam rumus Debit aliran.
Q =A×V
Q = 1,1985 × 69,987
= 83,87 m3/s

METODE QPS
Untuk menentukan debit aliran dengan menggunakan Metode QPS maka rumusnya sebagai
berikut

Q=V×A
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/s)
V = Kecepatan rata-rata (m/s)
A = Luas penampang basah (m3)
1
V= × R2 /3 × S1 /2 ; n = kekerasan saluran (0,045)
n
A
R = Jari-jari hidrolis (R = )
P
∆h
S = Kemiringan hidrolis (S = )
L
SECTION A

 Mencari nilai P
Sebelum menentukan kecepatan rata-rata, terlebih dahulu mencari Jari-jari Hidrolis (R) dan
Kemiringan hidrolis (S) . Sebelum mencari nilai R maka diperlukan mencari nilai P terlebih
dahulu
Maka,

P1 = √ 4 ,3 2+1 , 32
= 4,5 m

P2 = √ 4 ,3 2+1 , 12
= 4,4 m
PTotal = 4,5 + 4,4
= 8,9 m

 Mencari nilai A

½ x (a+b) x t
A1 = ½ x (30,7 + 27,7) x 4,3
= 125,56 cm2

 Jari-jari hidrolis
A
R= P

125 ,56
R = 8,9 = 14,107

 Kemiringan Hidrolis (S)

∆L 1, 04−0 , 95 0 , 09
S= L = 10
= 10 = 0,009

Setelah mendapatkan hasil dari dari R dan S maka langsung masukkan nilainya ke rumus
Kecepatan rata-rata.
1
V = n × R2 /3 × S1 /2

1
V= × 14,1072 /3 × 0,0091 /2
0,033
= 16,78 m/s
Setelah mendapatkan hasil V (Kecepatan rata-rata) maka bisa langsung di masukkan nilainya
ke dalam rumus Debit aliran.
Q =A×V
Q = 125,56 × 16,78
= 2106,89 m3/s
SECTION B

 Mencari nilai P
Sebelum menentukan kecepatan rata-rata, terlebih dahulu mencari Jari-jari Hidrolis (R) dan
Kemiringan hidrolis (S) . Sebelum mencari nilai R maka diperlukan mencari nilai P terlebih
dahulu

Maka,

P1 = √ 4 ,3 2+1 , 32
= 4,5 m

P2 = √ 4 ,3 2+1 , 12
= 4,4 m
PTotal = 4,5 + 4,4
= 8,9 m

 Mencari nilai A

½ x (a+b) x t
A1 = ½ x (30,37 + 27,50) x 4,3
= 124,42 cm2

 Jari-jari hidrolis
A
R= P

124 , 42
R = 8,9 = 13,97

 Kemiringan Hidrolis (S)

∆L 1, 04−0 , 95 0 , 09
S= L = 10
= 10 = 0,009

Setelah mendapatkan hasil dari dari R dan S maka langsung masukkan nilainya ke rumus
Kecepatan rata-rata.
1
V = n × R2 /3 × S1 /2

1
V= × 13 , 972 /3 × 0,0091 /2
0,033
= 16,68 m/s

Setelah mendapatkan hasil V (Kecepatan rata-rata) maka bisa langsung di masukkan nilainya
ke dalam rumus Debit aliran.
Q =A×V
Q = 124,42 × 16,68
= 2075,33 m3/s
D. PEMBAHASAN
1. Metode Float
 Metode float dapat di lakukan dengan cara tetapkan satu titik pada tepi sungai lalu
berikan tanda dapat berupa patok kayu maupun batu, lalu bentangkan meteran dari
titik tersebut ke tepi sungai lainnya.
 tentukan panjang L yang kemudian akan diketahui garis akhir pengukuran.
 hanyutkan media pelampung yang dalam hal ini berupa botol aqua yang di beri
pemberat pasir lalu hitung lamanya waktu yang digunakan oleh bola pimpong
untuk sampai ke garis akhir dengan menggunakan stopwatch.

Untuk menentukan debit aliran dengan menggunakan metode float maka rumusnya
sebagai berikut :
Q=AxkxV
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/s)

A = Luas penampang basah (m2)


k = Koefisien pelampung
V = Kecepatan pelampung (m/s)
kedalaman tangki(h)
k = √ 1−α −0 ,1 dimana α =
kedalaman air (d )

2. Metode Manning
Metode Manning berfungsi untuk mengukur nilai kapasitas sungai dan menguji
estimasi debit puncak dengan menggunakan metode Cook yang berdasarkan
pengukuran melalui data penginderaan jauh dan sistem informasi geografi. Metode
manning dapat dihitung menggunakan rumus :

Q=VxA
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/s)
V = Kecepatan rata-rata (m/s)
A = Luas penampang basah (m3)
1
V= × R2 /3 × S1 /2 ; n = kekerasan saluran (0,033)
n

3. Metode QPS
Metode QPS yaitu menentukan maksimum penampang kering. Dengan rumus :
Q=VxA
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/s)
V = Kecepatan rata-rata (m/s)
A = Luas penampang basah (m3)
1
V= × R2 /3 × S1 /2 ; n = kekerasan saluran (0,033)
n

E. KESIMPULAN
Hasil perhitungan debit secara langsung pada section A yaitu, Metode Float sebesar
0,261 m3/s, Metode Manning sebesar 12,69 m3/s dan Metode QPS sebesar 2106,89 m3/s.
Kemudian, pada section B yaitu, Metode Float sebesar 0,205 m3/s, Metode Manning
sebesar 83,87 m3/s dan Metode QPS sebesar 2075,33 m3/s.

F. DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum Hidrologi


Badan Standarisasi Nasional. 2015. Tata Cara Pengukuran Debit Aliran Sungai dan
Saluran Terbuka Menggunakan Alat Ukur Arus dan Pelampung. SNI (8066:215) : 1-12.
G. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai