Anda di halaman 1dari 7

4.

4 Aerasi
Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air.
Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang
tergantung di dalam air, sehingga konsentrasi zat pencemar akan hilang atau bahkan dapat
dihilangkan sama sekali. Zat yang diambil dapat berupa gas, cairan, ion, koloid atau bahan
tercampur. Pada prakteknya terdapat dua cara untuk menambahkan oksigen kedalam air limbah
yaitu dengan memasukkan udara ke dalam air dan atau memaksa air ke atas untuk berkontak
dengan oksigen.

Proses ini memerlukan alat aerator, yang merupakan alat untuk mengontakkan oksigen dari
udara dengan air agar zat besi yang ada didalam air sumur dapat bereaksi dengan oksigen dan
membentuk senyawa ferri (Fe3+) yang tidak larut dalam air. Kecepatan oksidasi Fe dipengaruhi
oleh pH air, makin tinggi pH air maka kecepatan oksidasi juga semakin cepat. Selain untuk
menurunkan kadar besi dan mangan aerasi dapat menurunkan tingkat kekeruhan, dapat
memperbaiki derajat keasaman, dapat memperbaiki rasa dan warna pada air yang kurang atau tidak
memenuhi syarat secara fisik, memberikan rasa segar pada air dan mengurangi bau pada air.

Tujuan utama proses aerasi ialah agar O2 di udara dapat bereaksi dengan kation yang ada
di dalam air olahan. Reaksi kation dan oksigen menghasilkan oksidasi logam yang sukar larut
dalam air sehingga dapat mengendap. Manfaat yang didapat dari proses ini yaitu menghilangnya
rasa serta bau tidak enak, menghilangnya gas-gas yang tidak dibutuhkan (CO2, methane, hydrogen
sulfida), meningkatnya derajat keasaman air (karena kadar CO2 dihilangkan), serta menambah gas-
gas yang diperlukan ataupun untuk mendinginkan air. Selain itu dengan proses aerasi juga dapat
menurunkan kadar besi (Fe), mangan (Mn), dan seng (Zn). Kation Fe2+ atau Mn2+ bila
disemburkan ke udara akan membentuk oksida Fe(OH)3, Zn(OH)2 dan MnO2.Reaksi oksidasi Besi
dan Mangan oleh udara dapat ditulis sebagai berikut:

4 Fe2+ + O2 + 10 H2O ====> 4 Fe(OH)3+ + 8 H+


Tak Larut
2Mn + O2 + 2H2O ====> 2MnO2 + 4 H+
2+

Tak Larut
2Zn2+ + O2 + 2H2O ====> 2ZnO2 + 4 H+
Tak Larut
Dari persamaan tersebut diperoleh bahwa 1 mg/L besi membutuhkan 0.14 mg/L O2 untuk
dioksidasi, dan 1 mg/L mangan membutuhkan 0.29 mg/L O2 untuk dioksidasi dan 1 mg/L seng
membutuhkan 0.245 mg/L untuk dioksidasi

Proses aerasi harus diikuti oleh proses filtrasi atau pengendapan. Aerasi dapat dilakukan
secara alami, difusi, maupun mekanik.

1. Aerasi alami

Merupakan kontak antara air dan udara yang terjadi karena pergerakan air secara alami.
Beberapa metode yang cukup populer digunakan untuk meningkatkan aerasi alami antara
lain menggunakan cascade aerator, waterfalls, maupun cone tray aerator.

2. Difusi

Sejumlah udara dialirkan ke dalam air limbah melalui diffuser. Udara yang masuk ke
dalam air nantinya akan berbentuk gelembung-gelembung (bubbles). Gelembung yang
terbentuk dapat berupa gelembung halus (fine bubbles) atau kasar (coarse bubbles). Hal ini
tergantung dari jenis diffuser yang digunakan.

3. Mekanik

Aerasi secara mekanik atau dikenal juga dengan istilah mechanical agitation menggunakan
proses pengadukan dengan suatu alat sehingga memungkinkan terjadinya kontak antara air
dengan udara.

5.x Aerasi

Kriteria desain:
Tabel 5.1 Kriteria desain unit aerasi
Perhitungan:
Akan digunakan aerator berupa cascade aerator. Karena tidak terdapatnuya data mengenai
kandungan oksigen terlarut (dissolved oxygen) dari air baku, diasumsikan bahwa kandungan DO
dari air baku adalah 2 mg/L

1). Jumlah kandungan Fe,Mn, dan Zn yang harus disisihkan

Diketahui bahwa baku mutu untuk Fe, Mn, dan Zn untuk air minum masing masing
adalah 0.3 mg/L, 0.1 mg/L, dan 0.05 mg/L, sehingga dapat dihitung banyaknya kandungan
logam tersebut yang harus disisihkan

= 1.09 0.3 = 0.79 /

0.79
% = 100 = 72.47%
1.09
= 0.4 0.1 = 0.3 /

0.3
% = 100 = 75%
0.4

= 0.096 0.05 = 0.046 /

0.046
% = 100 = 47.9167%
0.096

72.47 + 75 + 47.9167
= = 65.1289%
3

2). Menghitung banyaknya terjunan

= 1 (1 )

Demgan

K = efisiensi total

k = faktor penyisihan untuk gas

n = banyaknya terjunan

sehingga

(1 ) = 1

(1) 1 =

Diketahui nilai k untuk O2 pada suhu 20oC adalah 0.25 sehingga

(10.25) 1 0.65 = 3.6 4


3). Menghitung tinggi tiap terjunan (h)

Dari kriteria desain, diperoleh bahwa tinggi keseluruhan cascade aerator adalah 3 meter
sehingga tinggi setiap terjunan adalah sebagai berikut

3
= = = 0.75
4

4). Menghitung Weir Loading

Weir loading merupakan jumlah air (m3) per satuan panjang (m) per satuan waktu (jam)
yang mengalir melalui weir pada cascade aerator. Weir loading dapat dihitung dengan rumus:

Dengan,

qw = weir loading (m3/m.h)

Qw = debit air (m3) L nett = panjang weir total (m)

Apabila diasumsikan:

qw = 80 m3/m.h (agar memenuhi kriteria desain) = 0,022 m3/m.s

Qw = debit perencanaan awal = 0.2219 m3/s, diperoleh Lnett:

3
0.22193
0.022 /. =

= 10.0863 m

5). Menghitung Kedalaman Bak

Kedalaman bak pada cascade dipilih sedemikian rupa sehingga air yang jatuh tidak akan
menyentuh dasar bak. Gelembung udara akan masuk ke kedalaman maksimum dan menghasilkan
kontak (waktu retensi) maksimum dan waktu transfer gas yang maksimum pula.
Sebagai rule of thumb, kedalaman bak :
H > 2/3h
Dengan demikian, diambil H = h = 0.75m.

6). Menghitung lebar Bak

Lebar bak (B) harus mencukupi untuk menerima limpahan/terjunan air (lihat Gambar 0.). Waktu
jatuh air dapat dihitung dengan persamaan berikut.

2
=

2 0.75
= = 0.391
9.81

Gambar 5.1 Skema Terjunan Air pada Cascade Aerator

Jarak x dapat dihitung ketika kecepatan air v0 diketahui. Persamaan yang dapat digunakan
dengan asumsi terjadi percampuran sempurna (complete overflow):

2

3 =


0 =

Dengan d = ketebalan air yang jatuh (m). Kemudian dihitung:

0.22192
3 =
9.81 10.0863

=4.976 x 10-4 m

0.2219
0 =
4.976 104 10.0863

0 =44.2121 m/s

Setelah itu,

= 44.212 0.391 = 17.287

Berdasarkan rule of thumb, B 2x sehingga

B = 17.287 x 2 = 34.574 m

Anda mungkin juga menyukai