1
Tr( X )=
1−P( X )
[
Yt=−ln −ln
Tr ( X )−1
Tr ( X ) ]
Faktor frekuensi K untuk distribusi Gumbel ditulis dengan rumus berikut:
Yt −Yn
K=
Sn
Dengan
Yt = reduced variate
Yn = reduced mean yang tergantung dari besarnya sample n
Sn = reduced standar deviation yang tergantung pada besarnya sample n
√
n
∑|(log x−log x )|3
i=1
Sd = (n−1 )
n . ∑ (log x−log x )3
Cs=
(n−1).(n−2 ). Sd 3
Hitung logaritma debit dengan waktu balik yang dikehendaki dengan rumus:
Tinggi Hujan
No. Tahun X - Xrerata (X - Xrerata)2
(R)
Tr YT K Sd . K R rancangan
Yt −Yn
K = Sn
= -0,1393
Hujan Rancangan
X = X +K .Sd
= 254,5340+ (-0,1393 x 41,1092)
= 248.81
Tinggi Hujan
No. Tahun X - Xrerata (X - Xrerata)2
(R)
Hujan Rancangan dengan Kala Ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200, 1000
Contoh Perhitungan :
Hujan rancangan untuk kala ulang 2 tahun
Data yang diketahui :
n = 12
X = 249.6870
Sd = 40.0904
Dari tabel Gumbel diperoleh :
Yn = 0,5035
Sn = 0,9833
Tr = 2, dari tabel Gumbel diperoleh Yt = 0,3665
Yt −Yn
K = Sn
= -0,1393
Hujan Rancangan
X = X +K .Sd
= 249.6870+ (-0,1393 x 40.0904)
= 244.10
Tinggi Hujan
No. Tahun X - Xrerata (X - Xrerata)2
(R)
Hujan Rancangan dengan Kala Ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200, 1000
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Hujan Rancangan
Tr YT K Sd . K R rancangan
Contoh Perhitungan :
Hujan rancangan untuk kala ulang 2 tahun
Data yang diketahui :
n = 12
X = 243.7849
Sd = 38.1253
Dari tabel Gumbel diperoleh :
Yn = 0,5035
Sn = 0,9833
Tr = 2, dari tabel Gumbel diperoleh Yt = 0.3665
Yt −Yn
K = Sn
= -0,1393
Hujan Rancangan
X = X +K .Sd
= 243,2814 + (-0,1393 x 42,7350)
= 238.47
Tabel 4.7 Perbandingan Curah Hujan Rancangan Metode Gumbel
Komentar :
Dari tabel diatas terlihat bahwa adanya perbedaan hasil perhitungan distribusi
gumbel pada ketiga metode. Metode Gumbel memiliki hasil cenderung lebih besar
dibanding yang lain. Hal ini terjadi karena masing-masing distribusi mempunyai sifat-
sifat khas tersendiri dan perbedaan jumlah data. Dengan demikian setiap data hidrologi
harus diuji kesesuaiannya.
4.2.2 METODE LOG PEARSON III
4.2.2.1 Data Aritmatic Mean
Metode Log Pearson Kala Ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200, 1000
Tr Pr (%) K K . SD X rancangan
Contoh perhitungan :
Hujan rancangan untuk kala ulang 2 tahun
Data yang diketahui :
Log X = 2,4001
Sd log X = 0,0750
Cs = -0,9632
1
×100 %=50 %
Tr = 2, maka Pr = 2
Untuk nilai Cs = -0,9632 dan nilai Pr = 50 %, dari tabel distribusi Log Pearson
III di dapat nilai K = 0,1607
log X = 2,3918
Sd log X = 0,0749
Cs = -1,0317
Hujan Rancangan dengan Kala Ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200, 1000
Contoh perhitungan :
Hujan rancangan untuk kala ulang 2 tahun
Data yang diketahui :
log X = 2,3918
Sd log X = 0,0749
Cs = -1,0317
1
×100 %=50 %
Tr = 2, maka Pr = 2
Untuk nilai Cs = -0,5650 dan nilai Pr = 50 %, dari tabel distribusi Log Pearson
III di dapat nilai K = 0,1153
log X = 2,3818
Sd log X = 0,0719
Cs = -0,8432
Hujan Rancangan dengan Kala Ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200, 1000
Tr Pr (%) K K . Sd X rancangan
Contoh perhitungan :
Hujan rancangan untuk kala ulang 2 tahun
Data yang diketahui :
log X = 2,3818
Sd log X = 0,0719
Cs = -0,8432
1
×100 %=50 %
Tr = 2, maka Pr = 2
Untuk nilai Cs = -0,5061 dan nilai Pr = 50 %, dari tabel distribusi Log Pearson
III di dapat nilai K = 0,0292
Komentar:
Tabel diatas menunjukkan hasil perhitungan hujan rancangan dengan uji
distribusi Log Pearson III. Sama seperti pada uji distribusi gumbel, pada uji distribusi
Log Pearson III metode isohyet memiliki hasil cenderung lebih besar dibanding yang
lain. Hal ini terjadi karena masing-masing distribusi mempunyai sifat-sifat khas
tersendiri dan perbedaan jumlah data. Dengan demikian setiap data hidrologi harus diuji
kesesuaiannya.