Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MATA KULIAH

HIDROLOGI
DOSEN : Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si.

Oleh :
Ahmad Rizal Tanjung
(200721639719)
Offering : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


UNIVERSITAS NEGRI MALANG
NOVEMBER 2020
I. Tujuan

Tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini ialah agar mahasiswa dapat


menentukan hujan wilayah dengan menggunakan tiga metode yaitu metode rata-
rata aritmatik, metode poligon thieesen, dan metode isohyet serta tujuan yang lain
ialah agar mahasiswa dapat memperkirakan besarnya evaporasi dengan
menggunakan empat metode yaitu metode thornwaite , metode blaney criddle,
metode blaney criddle modifikasi, dan metode turc lungbein.

II. Alat dan Bahan

Beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum hujan wilayah dan
evaporasi ini adalah :

*Alat
1) Spidol
2) Pulpen
3) Pensil
4) Penghapus
5) Penggaris

*Bahan

1) Kertas milimeter ukuran 1x1 cm


2) Data hujan
3) Peta sebaran stasiun pengamat hujan suatu DAS
4) Tabel data cuaca bulanan
5) Tabel data panas bulanan
6) Tabel data rata-rata penyinaran matahari selama 30hari
7) Tabel presentase jam siang bulanan dalam setahun,P,mm/hari
III. Dasar teori

a) Hujan Wilayah

1.Metode Rata-rata Arimatik

Metode aritmatik ini menggunakan perhitungan curah hujan wilayah dengan


merata-ratakan semua jumlah curah hujan yang ada pada wilayah tertentu. Metode
ini adalah cara paling mudah diantara semua metode. Cara ini dilakukan dengan
mengukur serempak untuk lama waktu tertentu dari semua alat penakar dan di
jumlahkan semuanya. Kemudian hasil penjumlahanya dibagi dengan jumlah
penakar hujan maka akan dihasilkan rata-rata curah hujan di daerah tersebut.
Persamaan perhirungan curah hujan wilayah dengan metode rata-rata aritmatik
adalah sebagai berikut

�1+�2+�3+..+��

Keterangan : Rata-rata =

- R1 – Rn = besarnya curah hujan pada tiap-tiap stasiun (mm)


-n = jumlah stasiun pengukuran hujan

2. Metode Poligon Thiessen

Metode poligon thiessen merupakan metode yang memperhitungkan bobot dan


masing-masing stasiun hujan yang mewakili luasan sekitarnya. Poligon thiessen
bersifat tetap untuk suatu stasiun tertentu. Apabilla terdapat perubahan jaringan
hujan akibat penambahan dan pengurungan stasiun hujan maka diperlakukan untuk
membuat sebuah poligon yang baru agar memberikan hasil data pengamatan yang
terbaru mengenai kisaran hujan wilayah untuk membuat poligon didapatkan dengan
cara sebagai berikut :
1). Semua stasiun yang terdapat di daerah aliran sungai dihubungkan dengan garis
sehingga membentuk jaringan segitiga-segitiga

2). Setiap segitiga di cari titik beratnya dengan menggunakan penggaris dan
mengukur panjang sisinya untuk mencari titik beratnya.

3). Tarik garis sumbu pada segita sehingga garis sumbu tersebut membentuk sebuah
poligon.

4). Satu poligon hanya memiliki satu stasiun yang dimana itu mewakili luas daerah
hujan wilayah.

5). Luas relatif daerah ini dengan luar daerah tangkapan air merupakan faktor
koreksinya.

Persamaan perhitungan curah hujan wilayah dengan metode poligon thiessen


adalah sebagai berikut

=....(2,2)

Keterangan :
-P = tinggi hujan rata-rata (mm)

-PA ... PA = tinggi hujan pada tiap pos pengamatan hujan (mm)

-Ag ... Ag = luas yang dibatasi garis polygon (km²)

3. Metode Isohyet

Metode Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan


kedalaman hujan yang sama. Pada metode Isohyet ini sangat berguna untuk
mempelejari pengaruh hujan terhadap perilaku aliran air sungai terutama untuk
daerah dengan tipe curah hujan orografik, daerah pegunungan persamaan rumus
perhitungan dengan metode Isohyet adalah sebagai berikut
𝑃1+𝑃2 𝑃2+𝑃3 𝑃3+𝑃4 𝑃4+𝑃𝑛
Pr = 𝑋 𝐴1 + X A2 + 𝑋 𝐴3 + ⋯ 𝑋 𝐴𝑛
2 2 2 2

A TOTAL

b). Evaporasi dan Evaporatranspirasi

1. Metode Thornwaile
2. Metode Blaney Criddle
3. Metode Blaney Criddle Modifikasi
4. Metode Turc Lungbein

IV. Langkah Kerja

V. Hasil Praktikum

a) metode Rata-rata Aritmatik

Berikut adalah cara pengerjaan dengan menggunakan metode rerata arimatik

Rata-rata CH = (∑𝑅𝑖)
𝑛

Ri = 40,381

n = 13
(∑𝑅𝑖) 40.381
CH = = = 3.106 mm
𝑛 13
b) Metode Poligon Thiessen

Berikut adalah cara pengerjaan dengan menggunakan metode poligon Thiessen :

Stasiun Curah hujan (mm) Luas wilayah Faktor Rata-rata


(km²) pemberat hujan

A 2520 13 0,10 252


B 2830 9 0,07 198,1
C 3025 12,5 0,10 302,5
D 3180 7 0,05 159
E 3375 7 0,05 168,75
F 3542 8 0,06 212,52
G 3461 7 0,05 173,05
H 3129 9 0,07 219,03
I 2912 9,5 0,08 232,96
J 2734 12 0,10 273,4
K 3065 9 0,07 214,55
L 3219 11,5 0,09 289,71
M 3389 7 0,05 169,45
TOTAL 121,5 1,00 2865,02

Hujan rerata DAS adalah 2865,02 mm


c) Metode Isohyet
d) EVAPORASI DAN EVAPOTRANSPIRASI

A ) Metode Thornwaaile

PET = 1,6 (10−𝑇)α


𝐼

α =1,6 1026,78 ) 258,419 = 702,89 𝑚𝑚


(
152,37

α = 675 x 16 -9 x I 3 – 771 x 10 -7 . I2 + 1792 x 10 -5 x I + 0,49239

= (675 x 10 3 x 152,37 ) – ( 771 x 152,37 ) + ( 1792 x 152,37 )


=258,419

𝑆.𝑇2
PE = PET X
30𝑥12

30 𝑋 1,17
=702.89 X
30 𝑋 12

1,17
=702,89 X
12

= 68,53 m
B ). Metode Blaney Criddle

𝑇.𝑃
U=K
100

4839,5 x 5,76 %
=7x
100

= 7 x 278 = 1,951 mm

C ). Metode Blaney Criddle Modifikasi

𝑃 (45 𝑥 7𝑡+813 )
U= K
100

𝑃(45𝑥7𝑥𝑡+813
= Kt x K c x
100

= (0,311 x 26,7 ) + (0, 24 x 9,95 ) x 𝑃(45𝑥7𝑥26,7)


100

1,66 (45𝑥7𝑥26,7)
= 8,30 + 2,38 x
100

= 10,68 x 84,12 = 896, 401mm


D). Metode Ture Lungbein

E = �√0,9 + ( 𝑃²
)
𝐸𝑜²

3.392
11.505,664
= 0,9 + ( )

325+21𝑥26,78+0,9𝑥712,89)²

3.392 11.505,664)
=
√0,9 + ( )
7.5392

= 3.392
√0,9 + 0,2

= 3.392√1,1

3.392
= = 3.261 mm
1,04
VI. Pembahasan
Dalam melakukan penjumlahan dan perhitungan berbagai macam metode
yang dipakai terdapat suatu kesulitan yaitu susah untuk mencari data dari beberapa
penggunaan metode. Di dalam penjelasan metode Poligon Thiessen pada materi
tersebut menurut saya kurang atau sulit di pahami.Sehingga harus mencari sumber
informasi yang lain untuk dapat memahami penjelasan tersebut.

VII. Kesimpulan
Praktikum ini bertujuan untuk mengajarkan mahasiswa untuk menentukan
hujan wilayah dan juga mengajarkan untuk menentukan perkiraan besarnya
evaporasi dan evapotranspirasi menggunakan beberapa metode yang di jelaskan.
Data yang saya dapatkan mulai dari metode aritmatika mendapat 3.106 mm, metode
isohyet (terlampir), metode poligon tiessen 2865,02 mm. Dan untuk evaporasi dan
evapotranspirasi menggunakan metode torn waille yaitu 68,53 m, metode blaney
criddle modifikasi 896,401 mm, dan yang terakhir metode turc lungbein berjumlah
3.261 mm.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Trismodjo, B. 2006 Hidrologi Terapan Yogyakarta Beta Offset

Octaviana, 1. 2016 Siklus Hidrologi Analisis Aritmatik Mean dan Thiessen


Polygon (online)

Panganbuan, J, Sabri, L, M, Janu, F, A 2019. Analisisss Daerah Rawan


Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Magelang Menggunakan Sistem
Informasi Orografis Dengan Metode Standar Nasional Indonesia dan
Analithycal Hierarchy Processs. Jurnal Geodesi Undip. 19(1), 288, 290 Dari

( https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi )

Anda mungkin juga menyukai