Anda di halaman 1dari 6

1.

Rumus perhitungan curah hujan


Distribusi Gumbel digunakan untuk analisis data maksimum, misalnya
untuk analisis frekwensi banjir. Distribusi Gumbel mempunyai koefisien
kemencengan (Coefisien of skwennes) atau CS = 1,139 dan koefisien
kurtosis (Coeficient Curtosis) atau Ck< 4,002. Pada metode ini biasanya
menggunakan distribusi dan nilai ekstrim dengan distribusi dobel
eksponensial.( Soewarno,1995)
Langkah-langkah perhitungan curah hujan rencana dengan Metode
Gumbel adalah sebagai berikut :
a) Hitung standar deviasi.

(Loebis,1984)
Dimana : Sx
= Standar deviasi
Xi
= Curah hujan rata-rata
Xr
= Harga rata rata
n
= Jumlah data
b) Perhitungan reduced variate

Keterangan:
Yt
= Nilai reduksi variat
T
= Periode ulang
c) Penentuan koreksi rata-rata (reduced mean).
Keterangan:
Yn
= Koreksi rata-rata (reduced mean)
n
= Banyak data
m
= Urutan data (1,2,3,n)
d) Perhitungan koreksi simpangan (reduced standar deviation)
e) Nilai rata-rata reduced mean (YN) dapat ditentukan dengan rumus:
Yn
YN=
n
Keterangan:
YN
= Nilai rata-rata Yn
Yn
= Koreksi rata-rata (reduced mean)
N
= J umlah data
f) Nilai koreksi simpangan (reduced standard deviation) ditentukan
dengan rumus:

Keterangan:
Sn
= Standar deviasi dari reduksi variat
Yn
= Koreksi rata-rata (reduced mean)
YN
= Nilai rata-rata Yn
N
= J umlah data
g) Perhitungan curah hujan rencana
2. Contoh perhitungan curah hujan.
a. Standar deviasi
3.139,05
Sx=
101
Sx = 18,67
b. Reduced variat

Untuk periode ulang (T) 2 tahun

Yt =ln (ln

)
( 21
2 )

Yt =0,366
c. Penentuan koreksi rata-rata
n = 10 (data curah hujan tahun 2017-2026)
m = 1 (urutan sampel), sampai urutan ke 10

( (

Y 1=ln ln

( 10+11 )
10+1

))

( 10+12 )
10+1

))

(10+ 13 )
10+1

))

Y 1=2,351

( (

Y 2=ln ln
Y 2=1,606

( (

Y 3=ln ln

Y 3= 1,144

( (

Y 4=ln ln

( 10+14 )
10+ 1

))

(10+ 15 )
10+1

))

( 10+16 )
10+1

))

( 10+17 )
10+1

))

Y 4= 0.794

( (

Y 5=ln ln

Y 5= 0.501

( (

Y 6=ln ln

Y 6= 0.238

( (

Y 7=ln ln

Y 7= -0.012

( (

Y 8=ln ln

( 10+18 )
10+ 1

))

Y 8= -0.262

( (

Y 9=ln ln

( 10+19 )
10+1

))

Y 9= -0.533

(10+ 110 )
(
( 10+1 ))

Y 10=ln ln

Y 10= -0.875

d. Perhitungan koreksi simpangan


9,018
Sn=
9
Sn=1,001

e. Nilai rata-rata Yn
4,952
Sn=
10
Sn=0,495

3. Data curah hujan


tahun

curah hujan

2017

85.958

2018

94.906

2019

107.997

2020

116.376

2021

122.578

2022

127.511

2023

131.608

2024

135.114

2025

138.178

2026

140.899

4. Hasil perhitungan curah hujan


T

sd

sn

yn

yt

Xt

18.676

1.001

0.495

0.367

18.676

1.001

0.495

1.500

10

18.676

1.001

0.495

2.250

122.51
4
101.36
7
87.366

25

18.676

1.001

0.495

3.199

69.676

50

18.676

1.001

0.495

3.902

56.552

100

18.676

1.001

0.495

4.600

43.526

1000

18.676

1.001

0.495

6.907

0.482

5. Rumus perhitungan intensitas curah hujan


Perhitungan Intensitas Curah Hujan dengan menggunakan Rumus
Mononobe dapat dicari Intensitas Curah Hujan

6. Contoh perhitungan
Besar Hujan Rencana untuk kala ulang (T) 2 tahun:
122,514 24 32
I 2=(
)
24
7,62

( )

7. Hasil perhitungan
t

7.62

R24
2

10

25

50

100

1000

122.514

101.367

87.366

69.676

56.552

43.526

0.482

10.885

9.006

7.762

6.190

5.024

3.867

0.043

8. Rumus debit dan volume limpasa


Metode yang biasa digunakan untuk menghitung debit banjir rencana
sebagai dasar perencanaan konstruksi bendung umumnya sebagai
berikut :
Metode Rasional
Metode rasional hanya digunakan untuk menentukan banjir maksimum
bagi saluran-saluran dengan daerah aliran kecil, kira-kira 40-80 Ha.
Metode rasional ini dapat menyatakan secara aljabar dengan persamaan
sebagai berikut (Subarkah, 1980) :

Q=0,278 . C . I . A
Dimana :
Q
= debit banjir rencana (m/dtk)
C
= koefisien run off (koefisien limpasan)
I
= intensitas maksimum selama waktu konsentrasi (mm/jam)
A
= luas daerah aliran (km2)
Untuk mencari volume limpasan yaitu:
V =Q x t
Dimana :
Q
t

= debit banjir rencana (m/dtk)


= waktu konsentrasi

9. Contoh perhitungan debit air limpasan


Q=0 , 278 x 0,75 x 10,885 x 4 . 527 . 000
Q=10.274 .128,4 m3/ s

Nilai koefisien limpasan (C) untuk kajian teknis system penyaliran


adalah 0,75 dengan pertimbangan bahwa kondisi pada lokasi penelitian
adalah dasar pit dan jenjang (pit floor and bench).
V =4 . 527 .000 x 7,62
V =78.288 .858,4 m 3

Sumuran yang akan dibuat merupakan sumuran sementara,


perhitungan dimensi sumuran dihitung berdasarkan data debit air limpasan
yang mengalir menuju bukaan tambang.Debit air tambang yang masuk
bukaan tambang sebesar 10.274 .128,4 m3 /s . Total waktu pemompaan
direncanakan 7.5 jam/hari. Volume air tambang yang masuk sumuran
dengan asumsi durasi hujanselama satu jam dengan lebat diperoleh:
Volume air tambang yang dipompa = 241.2 m3/jam x 7,5 jam
= 5,427 m3

Anda mungkin juga menyukai