SP HIDROLOGI
DOSEN PENGAMPU :
Oleh :
Abdullah latif
20160611014121
JAYAPURA
-2020-
JAWABAN :
a. Metode Normal
XT = X + KTS
Keterangan:
b. Metode Gumbel
Rumus untuk perhitungan Distribusi Probabilitas Gumbel di bawah ini
XT = X + S x K
dimana :
XT = hujan rencana (mm)_
X = nilai rata-rata dari hujan
S = Standar deviasi dari data hujaN
K = Faktor frekuensi Gumbel : K = Y t – Yn
_______
Sn
Yt = reduced variate (lampiran tabel)
Sn = reduced standar (lampiran tabel)
Yn = reduced mean (lampiran tabel)
S = 54,55
Lalu kemudian hitung hujan rencana untuk periode ulang 2 tahun, 5, 20, 50 dan 100
tahun dengan Yt untuk masing-masing periode ulang dan hasil perhitungannya tertera
dalam tabel di bawah ini;
Contoh Perhitungan!
Untuk contoh perhitungan kita masih gunakan data curah hujan maksimum (Xi) yang
digunakan pada pembahasan sebelumnya dan kita akan coba hitung hujan rencana
periode ulang 2 tahun, 5, 20, 50 dan 100 tahun menggunakan metode Distribusi
Probabilitas Log Pearson Type III
= 21,9711
________
10
n= 2,1971
____
Cs = n x Σ(Log Xi – LogX) 3 10 x 0,00100
_________________ = _________________ S = 0,054
Keterangan rumus :
XT = hujan rencana dengan periode ulang T tahun
_
X = nilai rata-rata dari data hujan (X) mm.
S = Standar deviasi dari data hujan (X) mm.
KT = faktor frekuensi, nilainya tergantung dari T (lampiran tabel Variabel Reduksi
Gauss).
Agar lebih jelas langsung kita masuk dalam perhitungan. Untuk perhitungan kita pakai data curah
hujan maksimum pada pembahasan Distribusi Probabilitas Gumbel. Akan hitung hujan rencana
periode ulang 2 tahun, 5, 20, 50 dan 100 tahun menggunakan metode Probabilitas Normal.
Cara perhitungan nilai rata-rata dan standar deviasi sudah dibahas pada pembahasan
sebelumnya dan sudah terlampir dalam tabel tinggal masukan saja.
*) Kemudian yang dilakukan adalah menghitung nilai KT
Nilai KT berdasarkan nilai T yang diambil dari lampiran tabel Variabel Reduksi Gauss,
nilai T untuk beberapa periode ulang tahun sebagai berikut :
Untuk T = 2 maka nilai KT = 0
Untuk T = 5 maka nilai KT = 0,84
Untuk T = 20 maka nilai KT = 1,64
Untuk T = 50 maka nilai KT = 2,05
Untuk T = 100 maka nilai KT = 2,33
*) Hitung hujan rencana dengan memasukan nilai yang sudah diketahui kedalam rumus
maka ;
Hujan rencana untuk periode ulang 2 tahun (X2) :
__
XT = X + KTS = 164,9 + (0 x 54,55) = 164,9 mm
Hujan rencana untuk periode ulang 5 tahun (X5) :
__
XT = X + KTS = 164,9 + (0,84 x 54,55) = 210,73 mm
Keterangan rumus :
Log XT = nilai logaritma hujan rencana dengan periode ulang T
_____
Log XT = nilai rata-rata dari log X = Σ Log Xi
______
n
S Log X = Deviasi standar dari Log X
0,5
=
S Log X = Σ(Log Xi – LogX) 2
_____________
10 -1
KT = faktor frekuensi, nilainya tergantung dari T (lampiran tabel Variabel Reduksi
Gauss)
2. Uji Distribusi Probabilitas Metode Chi Kuadrat dan Metode Sminornov
Kolmogorof?
Uji chi kuadrat merupakan pengujian terhadap perbedaan antara data sampel dan distribusi
probabilitas.Uji chi kuadrat dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Persamaaan Rumus:
Dengan X2= Nilai chi-kuadrat terhitung, Ei= Frekuensi yang diharapkan sesuai pembagian
kelasnya, Oi= frekuensi yang terbaca pada kelas yang sama, N=Jumlah sub kelompok dalam satu
grup(jumlah kelas).Nilai Ei dapat dicari dengan persamaan beriku:
Menurut McCuen (2003), jika nilai rerata dan deviasi standardigunakan dalam perhitungan,
maka terdapat dua parameter. Sehingga nilai αuntuk uji chi-kuadrat adalah 2. Tetapi jika nilai
rerata dan deviasi standardidapatkan dari penelitian atau data sebelumnyamaka nilai α untuk uji
chi-kuadrat adalah 0.
Menurut Meyl dkk (2011), pada masing-masing kelas, jumlah data minimum adalah 5. Sehingga
untuk menentukan jumlah kelas (k) dapat dihitung dengan persamaan berikut ini :
K=
dengan n = jumlah data.Pengujian chi-kuadrat selanjutnya membandingkan antara chi-kuadrat
yang didapatkan dengan chi kritik. Nilai chi kritik tergantung dari derajad kebebasan (dk) dan
tingkat signifikansinya.
Uji Smirnov-Kolmogorov
Kelemahan dari uji chi-kuadrat adalah jumlah sampel yang kecil, karena paling tidak
pada masing-masing kelas harus mempunyai frekuensi 5 atau lebih. Uji smirnov-kolmogorov
dapat digunakan untuk menguji sampel yang kecil.
Pada uji smirnov-kolmogorov akan dihitung nilai D, yaitu perbedaan maksimum antara
fungsi kumulatif sampel dan fungsi probabilitas kumulatif. Nilai D tersebut selanjutnya
dibandingkan dengan nilai Dα. Distribusi probabilitas akan diterima jika nilai D lebih kecil dari
Dα.
3. Perhitungan Hujan Rencana dan Intensitasnya:
a. Metode Talbot
Rumus Talbot dikemukakan oleh professor Talbot pada tahun 1881. Rumus ini
banyak digunakan di Jepang karena mudah diterapkan. Tetapan-tetapan a dan b
ditentukan dengan harga-harga terukur.
Berikut adalah rumus dengan metode talbot :
b. Metode Ishiguro
Rumus Sherman dikemukakan oleh professor Sherman pada tahun 1905. Rumus
ini mungkin cocok untuk jangka waktu curah hujan yang lamanya lebih dari 2 jam.
Adapun rumus tersebut :
c. Metode Sherman
Rumus Ishiguro ini dikemukakan oleh Dr. Ishiguro tahun 1953. Adapun rumus
tersebut :
Tabel dibawah ini merupakan hasil perhitungan intensitas curah hujan dengan
menggunakan Metode Van Breen pada berbagai periode ulang (2-100 tahun)
dengan durasi 5 menit sampai dengan 240 menit atau 2 jam.
4. Pemilihan Metode Perhitungan Debit Rencana Metode Empiris:
a. Metode Rasional
Metode Rasional dapat digunakan untuk menghitung debit puncak sungai atau saluran,
Q = 0,278 x C x I x A ...............................
Keterangan :
Q = debit puncak limpasan permukaan (m3/det).
C = angka pengaliran (tanpa dimensi)
A = luas daerah pengaliran (Km2)
I = intensitas curah hujan (mm/jam).
jika persamaan diatas digunakan untuk menghitung debit rencana dengan periode ulang
tertentu, maka persamaan tersebut menjadi :
Cara lain menghitung debit rencana adalah mensubtitusikan persamaan II dan III
sehingga menjadi seperti ini :
Keterangan :
Ci = Koefisien limpasan sub daerah pengaliran ke i
Ai = luas sub daerah pengaliran ke i
N = jumlah sub daerah pengaliran
b. Metode Weduwen
Metode ini berasal dari kecenderungan curah hujan harian yang dikelompokkan atas
dasar anggapan bahwa curah hujan memiliki distribusi yang simetris dengan durasi curah
hujan lebih kecil dari 1 jam dan durasi curah hujan lebih kecil dari 1 sampai 24 jam (
Melinda, 2007 )
Perhitungan intensitas curah hujan dengan menggunakan Metode Haspers & der
Weduwen adalah sebagai berikut :
dimana :
I : Intensitas curah hujan (mm/jam)
R, Rt : Curah hujan menurut Haspers dan Der Weduwen
t : Durasi curah hujan (jam)
Xt : Curah hujan harian maksimum yang terpilih (mm/hari)
dengan nilai contoh yang sama, akan tetapi dengan ditambah dengan durasi 60 menit :
c. Metode Melchior
Metode Melchior
Metode Melchior ini digunakan untuk memperkirakan debit banjir rancangan untuk DAS
yang luasnya lebih dari 100 km2. Adapun prosedur perhitungannya menurut Subarkah
[10] adalah sebagai berikut:
-Lukis elips yang mengelilingi DAS dengan sumbu panjang (kira-kira) 1,5 kali sumbu
pendek dan hitung luasnya dengan rumus:
𝑛f =0,25 .𝜋𝜋 .𝐿𝐿1 .𝐿
Mengukur luas Daerah Aliran Sungai dengan planimeter (km 2)
Menghitung rata-rata kemiringan dasar sungai dengan rumus:
𝐼𝐼=𝐻𝐻0,9 . 𝐿
d. Metode Hidrograf Satuan
Hidrograf satuan adalah grafik suatu limpasan air yang diakibatkan oleh
satu satuan hujan efektif yang terjadi secara merata di seluruh Daerah Aliran
Sungai (DAS) dengan intensitas tetap selama satuan waktu tertentu. Keterbatasan
data observasi sering dijumpai pada DAS.HSS Nakayasu merupakan suatu cara untuk
mendapatkan hidrograf banjir rencana dalam suatu DAS, dengan mempertimbangkan
karakteristik atau parameter daerah aliran sungai tersebut. Berikut adalah grafik
hidrograf banjir dengan periodeperulangan :
5. Perhitungan Debit Rencana Metode Lengkung Debit/Duracition curve?
Lengkung aliran debit (Discharge Rating Curve), adalah kurva yang menunjukkan
hubungan antara tinggi muka air dan debit pada lokasi penampang sungai tertentu.
Debit sungai adalah volume air yang melalui penampang basah sungai dalam satuan
waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam satuan m3/detik atau l/detik.
6. Perhitungan Debit Rencana Metode Mock
Metode Mock merupakan model neraca air yang dapat menghitung debit bulanan dari
data curah hujan, evapotranspirasi, kelembaban tanah dan tampungan air tanah. Model
neraca air Mock memberikan metode perhitungan yang relative sederhana untuk berbagai
macam komponen berdasarkan riset DAS di seluruh Indonesia(KP-01,2010).
Pengalihragaman Hujan
Data dan asumsi yang diperlukan untuk perhitungan Metode Mock adalah sebagai berikut
(KP-01,2010):
Data curah hujan yang digunakan adalah curah hujan bulanan. Stasiun curah hujan
yang dipakai adalah stasiun yang dianggap mewakili kondisi hujan di daerah
tersebut.
(2.2)WS = As-IS
(2.3)dengan: