Thiessen
AB = 53 km2
A = 22 mm
AA = 50 km2
A2
A3
A4
Analisis Curah Hujan Harian
Maksimum
Analisis Intensitas Hujan
Analisis Curah Hujan Harian Maksimum
Xt = Ravg+k.S
Bahan UAS
• Dari Awal sd Bahan Terakhir (Bahan Kuis)
• Termasuk Bahan Presentasi Awal Prof Arwin)
Analisis Intensitas Hujan
Analisis tahap ini dimulai dari data curah hujan harian maksimum yang kemudian
diubah ke dalam bentuk intensitas hujan. Pengolahan data dilakukan dengan metoda
statistik yang umum digunakan dalam aplikasi hidrologi. Data yang digunakan
sebaiknya adalah data hujan jangka pendek, misalnya 5 menit, 10 menit, 30 menit,
60 menit, dan jam-jaman. Bila tidak diketahui data untuk durasi hujan maka
diperlukan pendekatan empiris dengan berpedoman pada durasi enam puluh menit
dan pada curah hujan harian maksimum yang terjadi setiap tahun. Cara lain yang
lazim digunakan adalah mengambil pola intensitas hujan dari kota lain yang
mempunyai kondisi yang hampir sama
Analisis Intensitas Hujan
• Metode Van Breen
• Metode Bell Tanimoto
• Metode Hasper dan Der Weduwen
Metode Van Breen
Berdasarkan penelitian Ir. Van Breen di Indonesia, khususnya
Pulau Jawa, hujan harian terkonsentrasi selama 4 jam dengan
jumlah hujan sebesar 90% dari jumlah hujan selama 24 jam
(Anonim. Penggunaan Data Curah Hujan untuk Analisa
Hidrologi. 1987).
Intensitas hujan dihitung dengan persamaan :
keterangan :
R = curah hujan (mm)
T = periode ulang (tahun)
t = durasi hujan (menit)
R1 = besarnya curah hujan pada distribusi jam ke 1
R2 = besarnya curah hujan pada distribusi jam ke 2
Metode Bell Tanimoto
Data curah hujan maksimum untuk PUH 10 tahun dalam penggunaannya untuk Metode
Bell di atas, digunakan harga rata-rata distribusi hujan dua jam pertama. Intensitas
hujan (mm/jam) menurut Bell dihitnug dengan persamaan :
Metode Hasper dan
Weduwen
Rumus ini berasal dari kecendurungan curah hujan harian yang dikelompokkan
atas dasar anggapan bahwa hujan memiliki distribusi yang simetris dengan
durasi hujan lebih kecil dari 1 jam dan durasi hujan dari 1-24 jam.