Anda di halaman 1dari 34

Review Membuat Polygon

Thiessen
AB = 53 km2

AC = 45 km2 Garis ini membagi sisi


segitiga menjadi 2
B = 28 mm C = 30 mm bagian sama panjang
(di tengah-tengah)
dan tegak lurus
terhadapnya.

A = 22 mm

AA = 50 km2

Gambar tidak berskala, luas


bagian dan tinggi hujan hanya
merupakan perumpamaan
A1

A2

A3

A4
Analisis Curah Hujan Harian
Maksimum
Analisis Intensitas Hujan
Analisis Curah Hujan Harian Maksimum

Sistem hidrologi terkadang dipengaruhi oleh


peristiwa‐peristiwa yang luar biasa, seperti hujan lebat,
banjir, dan kekeringan. Besaran peristiwa ekstrim
berbanding terbalik dengan frekuensi kejadiannya, peristiwa
yang sangat ekstrim kejadiannya sangat langka (Suripin.
Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. 2004).
Analisis Curah Hujan Harian Maksimum

Tujuan analisis frekuensi data hidrologi berkaitan dengan besaran


peristiwa-peristiwa ekstrim yang berkaitan dengan frekuensi
kejadiannya melalui penerapan distribusi kemungkinan. Data
hidrologi yang dianalisis diasumsikan tidak bergantung
(independent), terdistribusi secara acak, dan bersifat stokastik.
Analisis Curah Hujan Harian Maksimum
Frekuensi hujan adalah besaran kemungkinan suatu besaran hujan
disamai atau dilampaui.

Sebaliknya, periode ulang adalah waktu hipotetik dimana hujan


dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau dilampaui.

Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian


yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di
masa yang akan datang dengan anggapan bahwa sifat statistik
kejadian hujan di masa akan datang akan masih sama dengan sifat
statistik kejadian hujan masa lalu.
Analisis Curah Hujan Harian
Maksimum
1. Metode Gumbel
2. Metode Log Pearson Type III
3. Metode Distribusi Normal
Metode Gumbel
Metode Gumbel
Metode Gumbel
Metode Log Pearson Type III

• Metode ini telah mengembangkan serangkaian fungsi


probabilitas yang dapat dipakai untuk hampir semua
distribusi probabilitas empiris.
• Tiga parameter penting dalam Metode Log Pearson
Tipe III, yaitu:
1. Harga rata-rata ( R )
2. Simpangan baku (S)
3. Koefisien kemencengan (G)

Hal yang menarik adalah jika G = 0 maka distribusi kembali


ke distribusi Log Normal.
Metode Log Pearson Type III

• Langkah-langkah penggunaan distribusi Log Pearson


Tipe III
Metode Distribusi Normal

Metode ini disebut juga distribusi Gauss.


Uji Kecocokan (Chi Kuadrat)
Uji Kecocokan (1)
Metode Gumbel, Log Pearson III, dan
Distribusi Normal

• Pengambilan keputusan uji ini menggunakan


parameter X^2 yang dapat dihitung degan cara
sebagai berikut :
• Urutkan data pengamatan dari paling tinggi hingga
paling rendah
• Kelompokkan (kelaskan) data menjadi G sub-grup
yang masing-masing beranggotakan minimal 4 data
pengamatan Caranya :

Jumlah Kelas = (1+1,33*ln(N))


dk = k – (P+1) Dx = (Rmax-Rmin) / (k-1)

jumlah kelas Ei dk Dx Batas bawah kelas

Jumlah Kelas (k)


k = (1+1,33*ln(N))
CHWawal = Rmin – (0,5 * Dx)

TABEL CHI KUADRAT


Ei = N/Jumlah Kelas X^2 DENGAN DERAJAT
KEPERCAYAAN 0,05
Masukkan nilai X^2nya di
tabel
Tabel Chi Kuadrat
• Jumlahkan data pengamatan sebesar Oi tiap-tiap
sub-grup
• Nilai Ei didapatkan dari = N/sub grup yang dibuat
• jumlah nilai (Oi-Ei)^2/Ei dari seluruh G subgrup
untuk menentukan nilai Chi Kuadrat hitung.
Uji Kecocokan (2)
k Xt Xt (dari log) Range
Nilai K didasarkan pada
-0,84 0,8
nilai variabel reduksi -0,25 0,6
gauss pada tabel yang 0,25 0,4
didasarkan pada range 0,84 0,2
peluang

Xt = Ravg+k.S

XtlogR = RavglogR+k . SlogR


Bahan Kuis Minggu Depan
• Uji Konsistensi
• Uji Homogenitas
• Curah Hujan Wilayah

Bahan UAS
• Dari Awal sd Bahan Terakhir (Bahan Kuis)
• Termasuk Bahan Presentasi Awal Prof Arwin)
Analisis Intensitas Hujan

Analisis intensitas hujan digunakan untuk menentukan tinggi


atau kedalaman air hujan per satu satuan waktu. Sifat umum
hujan adalah makin singkat hujan berlangsung, maka makin
besar pula intensitasnya dan semakin besar periode ulangnya,
maka makin tinggi pula intensitas hujan yang terjadi
Analisis Intensitas Hujan

Analisis tahap ini dimulai dari data curah hujan harian maksimum yang kemudian
diubah ke dalam bentuk intensitas hujan. Pengolahan data dilakukan dengan metoda
statistik yang umum digunakan dalam aplikasi hidrologi. Data yang digunakan
sebaiknya adalah data hujan jangka pendek, misalnya 5 menit, 10 menit, 30 menit,
60 menit, dan jam-jaman. Bila tidak diketahui data untuk durasi hujan maka
diperlukan pendekatan empiris dengan berpedoman pada durasi enam puluh menit
dan pada curah hujan harian maksimum yang terjadi setiap tahun. Cara lain yang
lazim digunakan adalah mengambil pola intensitas hujan dari kota lain yang
mempunyai kondisi yang hampir sama
Analisis Intensitas Hujan
• Metode Van Breen
• Metode Bell Tanimoto
• Metode Hasper dan Der Weduwen
Metode Van Breen
Berdasarkan penelitian Ir. Van Breen di Indonesia, khususnya
Pulau Jawa, hujan harian terkonsentrasi selama 4 jam dengan
jumlah hujan sebesar 90% dari jumlah hujan selama 24 jam
(Anonim. Penggunaan Data Curah Hujan untuk Analisa
Hidrologi. 1987).
Intensitas hujan dihitung dengan persamaan :

It : Intensitas curah hujan pada suatu periode ulang (T tahun)


Rt : Tinggi curah hujan pada periode ulang T tahun (mm/hari)
Metode Bell Tanimoto
Data hujan dalam selang waktu yang panjang (paling sedikit 20 tahun)
diperlukan dalam analisis data frekuensi hujan. Bila data ini tidak tersedia dan
besarnya curah hujan selama enam puluh menit dengan periode ulang 10 tahun diketahui
sebagai dasar, maka suatu rumus empiris yang disusun oleh Bell dapat digunakan untuk
menentukan curah hujan dengan durasi 5-120 menit dan periode ulang 2-100 tahun.

Rumus Bell dapat dinyatakan dengan persamaan:

keterangan :
R = curah hujan (mm)
T = periode ulang (tahun)
t = durasi hujan (menit)
R1 = besarnya curah hujan pada distribusi jam ke 1
R2 = besarnya curah hujan pada distribusi jam ke 2
Metode Bell Tanimoto

Data curah hujan maksimum untuk PUH 10 tahun dalam penggunaannya untuk Metode
Bell di atas, digunakan harga rata-rata distribusi hujan dua jam pertama. Intensitas
hujan (mm/jam) menurut Bell dihitnug dengan persamaan :
Metode Hasper dan
Weduwen
Rumus ini berasal dari kecendurungan curah hujan harian yang dikelompokkan
atas dasar anggapan bahwa hujan memiliki distribusi yang simetris dengan
durasi hujan lebih kecil dari 1 jam dan durasi hujan dari 1-24 jam.

Anda mungkin juga menyukai